Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Histologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jaringan.

Jaringan ialah sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang

sama. Organisasi multiseluler disusun oleh banyak sel yang merupakan suatu

kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama sehingga disebut dengan jaringan.

Beberapa macam jaringan membentuk suatu sistem organ dan beberapa sistem

organ membentuk makhluk hidup.

Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan

diri, tetapi pada pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel

menjadi terbatas di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat

embrionik dan selalu membelah diri, jaringan embrionik disebut jaringan

meristem. Pada dasarnya pembelahan sel dapat berlangsung pada jaringan lain

selain meristem, seperti pada korteks batang, akan tetapi jumlah pembelahan yang

dilakukan sangat terbatas.

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur jaringan pada

tumbuhan monokotil dan dikotil melalui penampang melintang batang dan akar

tumbuhan. Manfaat dari praktikum ini yaitu mengetahui dengan jelas bentuk-

bentuk dan perbedaan struktur jaringan pada tumbuhan monokotil dan dikotil

melalui penampang melintang akar dan batang, serta dapat menggunakan

pengetahuan yang diperoleh tentang jaringan pada situasi baru.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Jaringan

Jaringan merupakan sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi dan

struktur yang sama. Baik tumbuhan monokotil maupun dikotil tersusun atas

jaringan yang membentuk suatu sistem organ ( Prawito, 1996 ). Jaringan dari

sistem organ akan berkumpul dan membentuk organ. Organ – organ tersebut

membentuk suatu sistem organ, dan sistem organ akan membentuk sistem

organisme makhluk hidup ( kimball, 1994 ).

2.2. Jaringan Tumbuhan

2.2.1. Tumbuhan Dikotil

Korteks pada tumbuhan dikotil terdapat diantara berkas pembuluh dan

epidermis, sedangkan pada monokotil batas tersebut tidak jelas. Pada tumbuhan

dikotil terdapat juga jaringan dasar lain selain korteks yaitu empulur yang mengisi

bagian tengah batang. Penumpukan pati pada umumnya terdapat pada empulur

ini. Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri daun menyirip, menjari, berakar

tunggang, bunga berkelipatan genap, xilem dan floem berada di bagian luar. Pada

tumbuhan dikotil memiliki kambium terletak diantara xilem dan floem. Pada

batang dikotil terdapat silinder pusat, letak berkas pengangkutnya melingkar dan
tipe berkas pengangkutnya kolateral terbuka, serta memiliki kambium. ( Prawito,

1996 ). Jaringan epidermis adalah jaringan terluar sebagai penutup seluruh

permukaan tubuh tumbuhan. Fungsinya adalah untuk melindungi tubuh tumbuhan

dari serangan hewan atau manusia.Pada batang memiliki ciri-ciri terdapat

kambium pembuluh, terjadi pembuluh sekunder dan berkas pembuluh tersusun

teratur dalam lingkaran batang bercabang. Pembuluh angkut tersebar dari jari- jari

empulur, tidak mempunyai meristem sekunder ( kimball, 1994 ).

2.2.2. Tumbuhan Monokotil

Tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan dengan ciri-ciri berakar

serabut, perisikel terdiri dari beberapa sel berdinding tebal, daun sejajar, berbunga

dengan kelipatan tiga ( ganjil ). Letak xilem dan floem tersebar dan tidak

mempunyai kambium, tinggi tanaman bervariasi antara 125 cm – 250 cm . Pada

batang monokotil tidak memiliki empulur, berkas pengangkutnya kolateral

tertutup, dan letak berkas pengangkutnya tersebar. Pada tumbuhan monokotil

terdapat epidermis,endodermis, xylem dan floem ( Wiryawan, 2009 ). Tumbuhan

monokotil adalah tumbuhan dengan ciri-ciri berakar serabut, sedangkan pada

batang memiliki ciri-ciri umum tidak mempunyai kambium, tidak terjadi

pertumbuhan sekunder, berkas pembuluh tidak terdapat kambium pembuluh tidak

bercabang ( Salesbury, 1995 ).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui

bagian-bagian dari masing-masing jaringan yaitu :

4.1. Struktur Jaringan Tanaman Jagung

Perbesaran 10 x Perbesaran 10x

Ilustrasi : stuktur batang jagung


Sumber : Data primer praktikum biologi 2010
Pembahasan :
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa tanaman jagung

merupakan tumbuhan monokotil karena dalam jaringan tersebut tidak terdapat

cambium. Hal ini sesuai dengan pendapat Saleabury (1995) yang menyatakan

bahwa tumbuhan monokotil tidak memiliki cambium karena tidak mengalami

pertumbuhan sekunder.
Perbesaran 10 x Perbesaran 10 x

Ilustrasi : stuktur akar jagung


Sumber : Data primer praktikum biologi 2010
Pembahasan :
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa akar tumbuhan

jagung adalah akar serabut karena tumbuhan jagung merupakan tumbuhan

monokotil. Hal ini sesuai dengan pendapat Wiryawan (2009) yang menyatakan

bahwa tumbuhan monokotil memiliki akar serabut.

4.2. Struktur Jaringan Tanaman Kacang ( Arachis Hypogea )

Perbesaran 10 x Perbesaran 10 x

Ilustrasi : stuktur batang kacang


Sumber : Data primer praktikum biologi 2010
Pembahasan :
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa tumbuhan kacang

merupakan tumbuhan dikotil karena pada batang tumbuhan kacang terdapat

cambium. Hal ini sesuai dengan pendapat Kimball (1994) yang menyatakan

bahwa tumbuhan dikotil memiliki cambium karena mengalami mengalami

pertumbuhan sekunder.

Perbesaran 10 x Perbesaran 10 x

Ilustrasi : stuktur akar kacang


Sumber : Data primer praktikum biologi 2010
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai akar kacang tanah dapat

disimpulkan bahwa akar tanaman kacang merupakan tumbuhan dikotil karena

memiliki akar tunggang. Hal ini sesuai dengan pendapat Prawito (1996) bahwa

Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri daun menyirip, menjari, berakar tunggang,

bunga berkelipatan genap, xilem dan floem berada di bagian luar.

BAB III
METODELOGI

Praktikum biologi dengan meteri jaringan tumbuhan dilaksanakan pada

hari rabu 12 Oktober 2010, pada pukul 11.00-13.00 WIB di laboratorium biologi

dan biokimia ternak fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.

3.1. Materi

Bahan yang digunakan pada praktikum jaringan tumbuhan antara lain

awetan akar dan batang tanaman jagung (zea mays ) sebagai tanaman monokotil

serta awetan akar dan batang tanaman kacang tanah ( arachis hypogea ) sebagai

tanaman dikotil. Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu mikroskop yang

di gunakan untuk mengamati jaringan.

3.2. Metode

Mengambil bahan praktikum yaitu preparat awetan akar dan batang

tanaman jagung (zea mays ) sebagai tanaman monokotil serta awetan akar dan

batang tanaman kacang tanah ( arachis hypogea ) sebagai tanaman dikotil,

kemudian mengamatinya di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x dan

perbesaran 40 x. Menggambar dan mencatat hasil pengamatan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa pada tumbuhan dikotil

memiliki perbedaan dengan tumbuhan monokotil. Pada tumbuhan dikotil akarnya

tunggang. Dan batangnya tidak bercabang banyak, sedangkan pada tumbuhan

monokotil akarnya serabut dan batangnya tidak bercabang. Berkas pengangkut

(xilem dan floem) pada tumbuhan dikotil, xilem mengelilingi empulur,

kambiumnya terletak antara xilem dan floem dengan tidak memiliki rongga

batang. Xilem di dalam dan floem diluar ( kolateral terbuka ). Pada tumbuhan

monokotil berkas pengangkut xilem dan floem tersebar ( kolateral tertutup ), dan

tidak terdapat empulur.

5.2. Saran

Mengingat materi dan metode memegang peran penting terhadap

praktikum jaringan, agar dapat mencapai hasil yang optimal dalam praktikum

jaringan hendaknya ketika akan melakukan praktikum jaringan harus

mempersiapkan dengan sebaik-baiknya materi dan metode yang berhubungan

dengan praktikum jaringan.

DAFTAR PUSTAKA
Prawito. 1996 . Biologi jilid II . Jakarta : Balai Pustaka

Kimball, JW . 1994 . Biologi Edisi V jilid II . Jakarta : Erlangga

Wiryawan . 2009 . Biologi . Jakarta : Konphalindo

Salisbury, FB dan CW Roses. 1995 . Fisiologi Tumbuhan jilid II. Bandung :

Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai