PENDAHULUAN
Jaringan ialah sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang
sama. Organisasi multiseluler disusun oleh banyak sel yang merupakan suatu
kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama sehingga disebut dengan jaringan.
Beberapa macam jaringan membentuk suatu sistem organ dan beberapa sistem
diri, tetapi pada pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel
menjadi terbatas di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat
meristem. Pada dasarnya pembelahan sel dapat berlangsung pada jaringan lain
selain meristem, seperti pada korteks batang, akan tetapi jumlah pembelahan yang
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur jaringan pada
tumbuhan monokotil dan dikotil melalui penampang melintang batang dan akar
tumbuhan. Manfaat dari praktikum ini yaitu mengetahui dengan jelas bentuk-
bentuk dan perbedaan struktur jaringan pada tumbuhan monokotil dan dikotil
TINJAUAN PUSTAKA
struktur yang sama. Baik tumbuhan monokotil maupun dikotil tersusun atas
jaringan yang membentuk suatu sistem organ ( Prawito, 1996 ). Jaringan dari
sistem organ akan berkumpul dan membentuk organ. Organ – organ tersebut
membentuk suatu sistem organ, dan sistem organ akan membentuk sistem
epidermis, sedangkan pada monokotil batas tersebut tidak jelas. Pada tumbuhan
dikotil terdapat juga jaringan dasar lain selain korteks yaitu empulur yang mengisi
bagian tengah batang. Penumpukan pati pada umumnya terdapat pada empulur
tunggang, bunga berkelipatan genap, xilem dan floem berada di bagian luar. Pada
tumbuhan dikotil memiliki kambium terletak diantara xilem dan floem. Pada
batang dikotil terdapat silinder pusat, letak berkas pengangkutnya melingkar dan
tipe berkas pengangkutnya kolateral terbuka, serta memiliki kambium. ( Prawito,
teratur dalam lingkaran batang bercabang. Pembuluh angkut tersebar dari jari- jari
serabut, perisikel terdiri dari beberapa sel berdinding tebal, daun sejajar, berbunga
dengan kelipatan tiga ( ganjil ). Letak xilem dan floem tersebar dan tidak
cambium. Hal ini sesuai dengan pendapat Saleabury (1995) yang menyatakan
pertumbuhan sekunder.
Perbesaran 10 x Perbesaran 10 x
monokotil. Hal ini sesuai dengan pendapat Wiryawan (2009) yang menyatakan
Perbesaran 10 x Perbesaran 10 x
cambium. Hal ini sesuai dengan pendapat Kimball (1994) yang menyatakan
pertumbuhan sekunder.
Perbesaran 10 x Perbesaran 10 x
memiliki akar tunggang. Hal ini sesuai dengan pendapat Prawito (1996) bahwa
BAB III
METODELOGI
hari rabu 12 Oktober 2010, pada pukul 11.00-13.00 WIB di laboratorium biologi
3.1. Materi
awetan akar dan batang tanaman jagung (zea mays ) sebagai tanaman monokotil
serta awetan akar dan batang tanaman kacang tanah ( arachis hypogea ) sebagai
tanaman dikotil. Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu mikroskop yang
3.2. Metode
tanaman jagung (zea mays ) sebagai tanaman monokotil serta awetan akar dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
kambiumnya terletak antara xilem dan floem dengan tidak memiliki rongga
batang. Xilem di dalam dan floem diluar ( kolateral terbuka ). Pada tumbuhan
monokotil berkas pengangkut xilem dan floem tersebar ( kolateral tertutup ), dan
5.2. Saran
praktikum jaringan, agar dapat mencapai hasil yang optimal dalam praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Prawito. 1996 . Biologi jilid II . Jakarta : Balai Pustaka
Penerbit ITB