PENDAHULUAN
B. LIFE SKILL
Di dalam proses pembelajaran ini diharapkan tumbunya karakter peserta diklat, terutama
kemampuan bekerja sama dan rasa percaya diri.
C. DESKRIPSI
Modul berjudul DECIBEL ini menjelaskan hubungan antara besaran yang dinyatakan
dengan satuan kali dan satuan decibel (dB) yang lebih popular dalam dunia audio (akustik).
Selain itu, pada modul ini ditunjukkan pula level decibel dari berbagai sumber suara yang
sering didengar oleh manusia sehingga pembaca akan familier dan dapat memahami
tingkatan kebisingan yang dinyatakan dalam satuan dB.
Modul ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar, yang mencakup: perhitungan penguatan
(gain) dari sebuah amplifier, perhitungan level output dari suatu amplifier menggunakan
besaran acuan (referensi) dan pengukuran level kuat suara (kebisingan) dalam satuan
decibel (dB)
D. WAKTU
Untuk dapat menguasai kompetensi dasar ini peserta diklat membutuhkan 4 jam pelajaran
(@ 45 menit) yang dilaksanakan dalam 1 kali tatap muka.
E. PRASYARAT
Untuk dapat mengikuti kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat harus sudah
menguasai dasar-dasar logaritma, Teknik Elektronika Dasar dan Teknik Alat Ukur
Elektronika.
1
F. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Untuk dapat memahami modul ini, diharapkan peserta diklat melakukan langkah-langkah
belajar sebagai berikut:
1.Pelajari secara baik dan cermat uraian teori yang disampaikan dalam kegiatan
belajar, jika dirasa kurang lengkap peserta didik dapat mencari referensi lain atau
bertanya kepada guru pembimbing.
2.Kerjakan soal tes formatif yang ada, kemudian konsultasikan dengan guru
pembimbing. Jika soal sudah dikerjakan dengan benar, lakukan pengukuran
menggunakan dB-meter.
3.Temukan data pengukuran level kuat suara (kebisingan) menggunakan dB-meter
sesuai petunjuk yang tersedia.
4.Diskusikan tugas yang diberikan oleh guru pembimbing dan kolaborasikan dengan
data / hasil pengukuran menggunakan dB-meter.
5.Setelah peserta diklat mampu menguasai proses pemelajaran dan memenuhi
kriteria kelulusan maka peserta diklat berhak mengikuti tes sertifikasi pada bidang
keahlian ini.
G. TUJUAN AKHIR
1. Peserta diklat mampu menghitung penguatan tegangan yang dinyatakan dalam
satuan decibel.
2. Peserta diklat mampu menghitung penguatan daya yang dinyatakan dalam
satuan decibel.
3. Peserta diklat mampu menghitung penguatan total dari penguat bertingkat yang
dinyatakan dalam satuan decibel.
4. Peserta diklat mampu mengukur tingkat kebisingan suatu tempat menggunakan
Audio Level (dB) meter.
5. Peserta diklat memiliki kemampuan bekerjasama dalam mencari data dan
diskusi serta memiliki sikap percaya diri dalam menyampaikan gagasan.
2
H. CEK KEMAMPUAN AWAL
Isilah cek list ( √ ) pada tabel di bawah ini dengan benar, jujur dan dapat dipertanggung-
jawabkan untuk mengetahui kemampuan awal yang telah anda miliki.
Saya dapat
Bila jawaban
melakukan
Kompetensi ”Ya” kerjakan
Pernyataan pekerjaan ini
Dasar test formatip
dengan kompeten
nomor:
Ya Tidak
3
II. PEMBELAJARAN
A. TUJUAN
Setelah pembelajaran selesai, peserta diklat dapat :
• Memahami persamaan penguatan daya dalam satuan dB
• Memahami persamaan penguatan tegangan dalam satuan dB
B. URAIAN MATERI
SATUAN DECIBEL
Decibel (dB) pada mulanya diterapkan pada pengukuran intensitas cahaya, level tekanan
suara (akustik) atau tingkat kebisingan suatau wilayah, namun selanjutnya dalam bidang
elektronik besaran ini dikenal secara luas terutama untuk menyatakan penguatan dan
attenuasi sinyal pada sebuah amplifier.
Pada sebuah amplifier, perubahan kuat suara yang dihasilkan oleh perubahan daya
keluaran 1W ke 2W akan lebih terasa dibandingkan perubahan dari 10W ke 11W. Hal ini
dapat dipahami karena perubahan dari 1W ke 2W adalah 100% sedangkan perubahan
dari 10W ke 11W hanya 10% saja. Dengan kata lain, ratio daya 2W terhadap1W adalah
2 banding 1, sedangkan 11W terhadap 10W adalah 1,1 banding 1.
Perbandingan itulah yang mendasari penggunaan satuan decibel pada pengukuran daya
keluaran (output) terhadap daya acuan (daya referensi). Pada awalnya, satuan yang
digunakan adalah Bel yang nilainya didasarkan pada logaritma berbasis 10 dari ratio
daya terukur terhadap daya acuan, namun untuk selanjutnya decibel (sepersepuluh Bel)
menjadi lebih populer untuk menyatakan nilai ratio itu. Satuan decibel selanjutnya
disingkat dengan dB.
Meski dalam bidang elektronika pada mulanya dB digunakan pada teknik audio, namun
pada akhirnya satuan ini juga umum digunakan pada RF.
4
1. Satuan dB untuk Perbandingan Daya
P2
Gain (dB) = 10 log
P1
Keterangan:
Gain (dB) = penguatan daya dalam satuan decibel (dB)
log = logaritma berbasis 10
P2 = daya terukur (daya output, daya keluaran) dalam satuan Watt
P1 = daya acuan (daya input, daya masukan) dalam satuan Watt
Contoh-1:
Besarnya gain (penguatan daya) dalam satuan dB dari sebuah audio amplifier yang jika
diumpani sinyal 100mW menghasilkan daya keluaran 10W adalah:
10 x 103 mW
Gain (dB) = 10 log
100 mW
Gain (dB) = 10 x 2
Contoh-2:
Besarnya gain (penguatan daya) dalam satuan dB dari sebuah sirkit attenuator yang jika
diumpani sinyal 1W menghasilkan daya keluaran 2mW adalah:
2 mW
Gain (dB) = 10 log
1 x 103 mW
1
Gain (dB) = 10 log
500
5
Dengan cara yang sama akan dapat dibuktikan bahwa gain = 0 dB jika daya output dan
input pada sebuah audio amplifier bernilai sama besar.
Dengan mengingat bahwa daya dapat dinyatakan sebagai P = I 2.R atau P = V2/R, dan
untuk sirkit signal ac P = I2.Z atau P = V2/Z maka formula seperti pada nomor A dapat
diturunkan untuk membandingkan 2 dua besaran tegangan dalam satuan dB yang
dinyatakan sebagai berikut.
V22/Z2
Gain (dB) = 10 log atau
V12/Z1
V2 Z1
Gain (dB) = 20 log x (untuk Z1 dan Z2 berbeda)
V1 Z2
V2
Gain (dB) = 20 log (untuk Z1 dan Z2 sama)
V1
Keterangan:
Gain (dB) = penguatan tegangan dalam satuan decibel (dB)
log = logaritma berbasis 10
V2 = tegangan terukur (tegangan keluaran) dalam satuan Volt
V1 = tegangan acuan (tegangan masukan) dalam satuan Volt
Z2 = impedansi beban terminal keluaran dalam satuan Ohm
Z1 = impedansi terminal masukan dalam satuan Ohm
Contoh-1:
Jika pada sebuah audio amplifier diketahui impedansi pada terminal masukan Z1 =
1,2kΩ, impedansi beban pada terminal keluaran Z2 = 300Ω, tegangan masukan = 100mV
6
dan tegangan keluaran = 40V, maka gain (penguatan tegangan) dalam satuan dB dapat
dihitung sebagai berikut.
40V 1200
Gain (dB) = 20 log x
0,1V 300
Gain = 58 dB
Contoh-2:
Jika diketahui impedansi pada terminal masukan dan keluaran dari sebuah audio
amplifier bernilai sama, tegangan masukan = 100mV dan tegangan keluaran = 40V,
maka gain (penguatan tegangan) dalam satuan dB dapat dihitung sebagai berikut.
40 x 103 V
Gain (dB) = 20 log
100 mV
Gain = 52 dB
Contoh-3:
Jika diketahui impedansi pada terminal masukan dan keluaran dari sebuah sirkit
attenuator bernilai sama, tegangan masukan = 4V dan tegangan keluaran = 200mV,
maka gain (penguatan tegangan) dalam satuan dB dapat dihitung sebagai berikut.
200mV
Gain (dB) = 20 log
4 x 103mV
1
Gain (dB) = 20 log
20
7
Gain = -26 dB
3. Level Referensi dB
Jika hanya ada satu nilai dari daya (P) atau tegangan (V) saja yang akan dikonversi
dalam satuan dB maka diperlukan besaran acuan (referensi) sebagai pembanding. Oleh
karena itu, adakalanya satuan dB diikuti akhiran m, u atau mV untuk membedakan
besaran referensi yang digunakan.
Akhiran m mengacu pada besaran satu milliwatt (1 mW) untuk pengukuran penguatan
daya, u mengacu pada besaran 0,775 Volt efektif (V-rms) untuk pengukuran penguatan
tegangan dan mV mengacu pada besaran 1mV untuk pengukuran kuat sinyal RF.
Secara detail, referensi tersebut adalah sebagai berikut.
Contoh-1:
Sebuah amplifier menghasilkan output 24W, maka jika dinyatakan dalam dB, besarnya
daya output adalah:
24W
Daya Output (dB) = 10 log
0,006W
Daya Output = 36 dB
Contoh-2:
Sebuah amplifier menghasilkan output 24W, maka jika dinyatakan dalam dBm, besarnya
daya output adalah:
8
24W
Daya Output (dBm) = 10 log
0,001W
Contoh-3:
Besarnya tegangan sinyal RF pada kabel coaxial 75Ω terukur 20mV, maka jika
dinyatakan dalam dBmV, besarnya level RF tersebut adalah:
20mV
Level RF (dBmV) = 20 log
1mV
Level RF = 26 dBmV
Penguatan dan attenuasi sinyal pada amplifier jika dinyatakan dalam satuan x (kali) akan
tampil nominal angka yang terlalu besar apalagi pada penguat bertingkat (kaskada;
cascade). Perhitungan menggunakan perkalian atau pembagian pada kenyataannya
lebih rumit dibandingkan dengan penjumlahan atau pengurangan. Dengan satuan dB,
besarnya penguatan total sebuah sistem audio akan lebih mudah dihitung.
Dari Gambar-1, jika penguatan tegangan total dihitung berdasarkan satuan x (kali) akan
diperoleh:
9
Av = 200 x 0,5 x 100
Av = 10.000x
Vo = 50µV x 10.000
Vo = 500mV
Gain (dB) = 46 – 6 + 40
Gain = 80 dB
Gambar-2. VU-Meter
Gambar-2 adalah contoh VU-Meter digital dengan tampilan LED (kiri) dan VU-Meter
analog menggunakan moving coil (kanan).
10
Gelombang suara terjadi karena adanya variasi tekanan udara. Kuat suara sangat
dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara dan berhubungan dengan intensitas daya yang
sampai pada telinga yang inyatakan dengan satuan watt per centimeter persegi (W/cm2).
Intensitas minimum yang secara normal masih terdengar oleh telinga adalah 10-16 W/cm2.
Nilai itu didefinisikan sebagai 0 dB yang mengacu pada ambang pendengaran manusia.
Musik lembut, suara percakapan dan background musik jika dinyatakan dalam dB akan
menempati level sekitar 30dB hingga 60dB. Berikut ini adalah tabel Kuat Suara Relatif
yang dinyatakan dalam dB.
11
Audio Level Meter atau dB-meter dapat digunakan untuk seluruh daerah frekuensi audio
(20Hz hingga 20kHz) meskipun kenyataannya manusia hanya peka pada frekuensi
middle-range antara 500Hz hingga 5000Hz.
C. RANGKUMAN
1. Satuan decibel (dB) adalah 10 kali nilai logaritma dari ratio daya keluaran
(output) dan daya masukan (input).
2. Jika sebuah sebuah besaran daya dinyatakan hanya berupa nilai tunggal,
maka diperlukan besaran acuan 1mW pada impedansi 600Ω sebagai
pembanding.
3. Pada pengukuran penguatan pada amplifier, nilai decibel positip
menunjukkan adanya penguatan sedangkan negatip menunjukkan perlemahan
(atenuasi) dan 0 dB menunjukkan bahwa daya keluaran (output) sama dengan
daya masukan (input).
4. Pada pengukuran penguatan tegangan, jika impedansi masukan (Zin) sama
dengan impedansi keluaran (Zout), kedua impedansi tersebut dapat diabaikan,
sebaliknya jika saling berbeda, kedua impedansi tersebut harus diperhitungkan.
5. Pengukuran tingkat kebisingan atau kuat suara didasarkan pada besaran
acuan dimana telinga manusia.
D. TUGAS
Pelajari terlebih dahulu buku manual Audio Level Meter atau dB-meter yang anda
gunakan supaya tidak banyak waktu terbuang dan data yang diperoleh akurat.
Gunakan Audio Level Meter atau dB-meter untuk mengukur kebisingan disekitar
kelas/ bengkel, usahakan setidaknya terukur 5 (lima) level kuat suara yang mewakili
ambang pendengaran hingga suara yang memekakkan telinga.
E. TEST FORMATIF
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas.
12
4. Tentukan besarnya level daya dalam dBm jika daya keluaran sebuah
Public Address Amplifier 60W (rms).
5. Tuliskan hasil pengukuran menggunakan dB-meter kuat suara yang
masih nyaman didengarkan.
13
III. LEMBAR EVALUASI
A. TES KOGNITIF
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas.
1. Diketahui pada sebuah amplifier, P1 = 10mW dan P2 = 2W, tentukan besarnya
penguatan daya dalam satuan dB.
2. Pada sebuah attenuator diketahui Z1 = Z2 = 1kΩ, V1 = 1V dan V2 = 100mV,
tentukan besarnya penguatan tegangan dalam satuan dB.
3. Tentukan besarnya penguatan tegangan dalam satuan dB jika diketahui pada
sebuah pre-amplifier Z1 = 200Ω, Z2 = 8Ω, V1 = 200mV dan V2 = 10V.
4. Tentukan besarnya level daya dalam dBm jika daya keluaran sebuah Public
Address Amplifier 60W (rms).
5. Tuliskan hasil pengukuran menggunakan dB-meter kuat suara yang masih
nyaman didengarkan.
B. TES PSIKOMOTORIK
14
NILAI NILAI YANG
NO ASPEK PENILAIAN
MAKSIMUM DIPEROLEH
1 Berani menyatakan pendapat 6
2 Menguasai audience 4
2000mW
1. Penguatan (dB) = 10 log
10mW
= 10 log 200
= +23,01 dB
100mV
2. Penguatan (dB) = 20 log
1000mV
= 20 log (-1)
= -20 dB
10V 200
3. Penguatan (dB) = 20 log x
0,2V 8
= 20 log (50 x 5)
= 20 log 250
= +47,96 dB
60000mW
4. Penguatan (dB) = 10 log
1mW
= 10 log 60000
= 10 log 4,778
= +47,78 dB
15
E. KUNCI TES PSIKOMOTORIK
Yogyakarta, …………2010
Guru Praktikan
…………………………. ………………………….
16
F. NILAI AKHIR
Nilai akhir proses belajar dari setiap peserta didik terdiri dari tiga aspek yang meliputi
pengukuran kuat suara (tingkat kebisingan), diskusi dan presentasi serta nilai test
formatif. Bobot penilaian masing-masing aspek dan hubungannya dengan nilai akhir
adalah sebagai berikut.
Diskusi dan
Pengukuran (dB)
Presentasi
Nilai Tes Nilai Akhir
NO Nama Peserta diklat Kerja Percaya
Hasil Hasil (mak.60) (mak.100)
sama diri
(mak.10) (mak.10)
(mak.10) (mak.10)
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Sinclair, Ian R. (1986), Rekaman dan Reproduksi Hi-Fi, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo
18