Kelaparan dan malnutrisi adalah sebuah bentuk ekstrem dari kemiskinan, ketika
individu atau keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan paling dasar akan pangan, serta
asupan gizi yang tidak memadai. Penyebab utama kasus kematian karena kelaparan adalah
malnutrisi yang kronis, yang dapat berupa gizi buruk, hal ini dapat bermanifestasi bukan
hanya ditingkat individual, rumah tangga, masyarakat kulit berwarna, petani, balita, dan orang
– orang yang terpinggirkan di kawasan kumuh, daerah pedesaan, sampai ke kota – kota besar
(Nasional). Sehingga upaya untuk mengatasinya perlu dilaksanakan secara berkesinambungan
di berbagai tingkatan dengan melibatkan berbagai sektor. Dengan demikian, penting untuk
mengenali dampak dari kelaparan serta kurang gizi dan gizi buruk di tingkat individu,
masyarakat, maupun Negara agar selanjutnya dapat dilakukan tindakan sesuai untuk
mengatasinya.
Sebagai kaum muda yang tentunya memiliki kreatifitas dan juga kaum intelektual
pembangun bangsa ini, sudah seharusnya kita menyadari dan berempati atas momok yang
menakutkan dari dampak sebuah kata “kemiskinan”, hal inilah yang akan berpengaruh besar
terhadap kualitas seseorang nantinya, juga akan menjadi penentu masa depan nasib generasi
mendatang. Generasi seperti ini jelas akan menghambat sekaligus menjadi beban
pembangunan, jika dibiarkan tidak menutup kemungkinan dalam 17 tahun kedepan akan
muncul satu rantai generasi yang hilang.
Menjadi generasi yang lahir di Indonesia, yang kaya raya berpadu dalam kebhinekaan,
hal ini cukup menjadi modal dalam merealisasikakan diri kita pada sebuah tempat yang mana
membutuhkan dari segi keilmuan(food combine), tenaga(pemberian pendidikan),
materi(bahan pangan yang sehat dan bergizi) secara fokus dalam mengentaskan kelaparan dan
malnutrisi.
Sebelum bangsa ini kehilangan satu generasi, problem seperti ini haruslah segera
diatasi. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia. Konsep “satu bangsa” saya kira tepat
dalam mengatasi penderitaan yang sedang kita bicarakan, sebagai implikasinya, pola pikir
yang mewujud adalah bagaimana cara berempati terhadap saudara – saudara sebangsa yang
kurang beruntung, yang terkena bencana kelaparan sampai malnutrisi. Segenap pihak, baik
kaum muda seperti kita perlu bahu membahu melenyapkan musuh bersama ini. Partisipasi !
menjadi pahlawan – pahlawan bagi saudara sebangsa kita yang kurang beruntung tersebut.
Mengasah kemampuan anak – anak Indonesia dengan program – program semisal pemberian
makanan tambahan, penyuluhan terhadap masyarakat, hal ini kiranya perlu dilakukan secara
fokus dan rutin. Harus disadari bahwa kebanyakan program penanganan gizi buruk di bidang
kesehatan lebih banyak bersifat darurat dan mendesak seperti bantuan pengobatan atau
perawatan, pemberian makanan tambahan, pemulihan dan suplementasi zat gizi. Pada saat
bantuan dihentikan, masalah kekurangan gizi akan terjadi lagi karena ketidakmampuan
masyarakat terkait dengan daya beli dan keadaan ekonomi masyarakat tersebut.
Secara sosial (kesehatan, pendidikan dan ekonomi) akan memperbaiki keadaan gizi
masyarakat yang merupakan faktor penentu untuk meningkatnya kualitas sumber daya
manusia. Jika kualitas sumber daya manusia meningkat, maka produktivitas kerja akan
meningkat yang selanjutnya keadaan ekonomi akan meningkat. Dengan terjadinya perbaikan
ekonomi maka kemiskinan akan berkurang, dan selanjutnya akan meningkatkan keadaan gizi
masyarakat.
Umur : 21 Tahun
Email : Gunk_pao@yahoo.com