Anda di halaman 1dari 4

Peran BNI (persero) Tbk Dalam Mengembangkan

Wirausaha Muda Indonesia Melalui Program Yang tepat Guna


Oleh: Muhammad Hanafi

Setiap tahun lembaga pendidikan kita dapat menghasilkan ratusan ribu


lulusan dengan kecakapan enterpreneurship. Pihak yang diuntungkan bukan hanya
lulusan itu sendiri. Pihak bank dan lembaga keuangan dapat menyalurkan kredit
usaha kecil kepada mereka, masyarakat mendapatkan solusi produk atau jasa, ada
lapangan pekerjaan baru yang terbuka, ada kutipan pajak baru dan tentunya akan
terdapat suasana sosial yang lebih baik karena pengangguran menjadi barang
langka.
Namun apa yang terjadi saat ini justru kebalikannya. Oleh karena sedikit
sekali jumlah penduduk yang memiliki kecakapan enterpreneurship maka
lapangan pekerjaan menjadi barang langka. Pengangguran dan kesusahan tampak
dimana-mana. Berdasarkan laporan dari Global Enterpeneurship Monitor (GEM)
tahun 2007, di Indonesia diperkirakan hanya ada 400.000 orang yang tercatat
menjadi pelaku usaha mandiri, atau sekitar 0,18 persen dari populasi. Dengan
jumlah penduduk sebesar 220 juta, Indonesia membutuhkan 4,4 juta enterpreneur.
Melihat kenyataan diatas, sangat menyedihkan melihat generasi muda
lulusan perguruan tinggi yang menaruh harapan utama masa depannya pada
lembaran ijazah yang mereka miliki. Namun ternyata pekerjaan yang dicari tidak
kunjung ditemukan. Saat ini pasokan tenaga kerja yang terdidik lulusan perguruan
tinggi sudah tidak seimbang dengan peluang yang tersedia. Ini terjadi karena
kurangnya pendidikan enterpreneur dalam diri setiap lulusan, sehingga mind set
masyarakat terbentuk sebagai seorang pencari kerja bukan sebagai pencipta kerja.
Peran perbankan sebagai lokomotif perekonomian pada saat krisis amat
diperlukan. Salah satu peran yang diharapkan adalah mengurangi pengangguran
melalui pengembangan wirausaha. Hal itu, bisa dilakukan dengan menjadi
pelopor pengembangan bisnis berskala mikro dan kecil di suatu daerah baru atau
membina wirausaha muda dalam skala masif dan berkesinambungan.
Pendidikan kewirausahaan adalah cara tepat mengatasi pengangguran. Itu
bisa menghasilkan pencipta kerja dan bukan pencari kerja, hal itu bisa dilakukan
melalui pendidikan kewirausahaan yang bersinergi dan mempunyai inovasi yang
tepat. Ini semua bisa diwujudkan jika lembaga-lembaga terkait –pemerintah,
lembaga pendidikan bahkan perbankan– ikut serta berkomitmen untuk
memajukan hal ini.
Saat ini belum banyak bank yang serius menciptakan wirausaha baru.
Padahal, semakin banyak wirausaha baru, semakin banyak lapangan kerja baru
tercipta. Ini bisa mengurangi pengangguran yang mulai meningkat akibat krisis
global. Dalam menciptakan wirausaha baru perlu dua faktor penting, hal ini ialah
lingkungan dan latihan yang tepat agar wirausaha yang akan lahir siap
berkompetisi dengan wirausaha yang telah ada. Faktor lingkungan, mungkin
seseorang tidak lahir dalam keluarga enterpreneur namun ia berada dalam
lingkungan sosial atau pertemanan yang sangat kondusif terhadap
enterprenuership. Nilai-nilai enterprenuership dan kebiasaan para wirausahawan
tentunya akan masuk dan terserap melalui pergaulan sehari-hari. Faktor latihan
atau pendidikan. Ini adalah upaya sengaja yang terstruktur untuk membangun
mind set atau cara pandang enterpenuer dan kecakapan untuk melakukan
tindakan-tindakan yang enterpreneurial.
Disinilah fungsi lembaga perbankan sangat diharapkan, hal ini dilakukan
tidak hanya dalam rangka filantropi bank sebagai suatu korporasi. Namun lebih
dari itu semua sebagai suatu bank hal ini bisa sebagai program CSR yang baik jika
suatu bank bisa melahirkan wirausaha yang baik. BNI sebagai suatu korporasi di
bidang perbankan bisa berperan aktif untuk mewujudkan ini semua. Melalui
program yang tepat, BNI bisa menciptakan lingkungan dan proses latihan yang
berkesinambungan. Seperti yang telah ada saat ini, BNI melalui program
kemitraan “Pojok BNI” berusaha menciptakan lingkungan dan melakukan
pelatihan.
Melalui program “Pojok BNI”, BNI bisa melakukan pendidikan
kewirausahaan dan kegiatan seperti workshop, beasiswa, kuliah umum wirausaha,
penghargaan, kompetisi business plan, training wirausaha, dan program
pembinaan wirausaha muda.
1. Kuliah umum wirausaha
Sebagai tahap awal program, BNI bisa melakukan kuliah umum
wirausaha yang bersinergi. Hal ini dilakukan sebagai awareness dan
mengubah mind set mengenai pentingnya wirausaha dan menjadi
wirausaha yang bisa dilakukan melalui pendidikan yang berkelanjutan.
2. Training wirausaha
Sebagai kelanjutan dari kuliah umum wirausaha, diperlukan training
wirausaha yang lebih memfokuskan calon wirausaha untuk lebih berpikir
dan bisa berpikir layaknya wirausaha. Sehingga mind set yang tercipta
telah menjadi mind set seorang wirausaha.
3. Kompetisi business plan
Kompetisi ini bertujuan untuk melihat dampak dari dua program ynag
telah dilakukan sebelumnya. Dengan adanya lomba/ kompetisi ini, akan
terlihat mind set seorang calon wirausaha. Hal ini akan terlihat dari
business plan yang diajukan calon wirausaha.
4. Workshop
Melalui workshop, BNI bisa melakukan pelatihan kepada calon
wirausaha muda dan wirausaha muda mengenai berbagai hal, seperti:
menyusun rencana usaha, menyusun program kerja dan strategi-strategi
usaha lainnya yang diperlukan untuk mengembangkan dan mambantu
dalam perjalan usahanya kedepan.
5. Beasiswa
Tahap berikutnya ialah pemberian beasiswa bagi calon wirausaha yang
mampu menjalankan tahap demi tahap di atas. Beasiswa ini bisa
bertujuan sebagai kredit awal dalam menjalankan usaha yang nantinya
akan menumbuhkan semangat dan memicu kinerja jiwa wirausaha
peserta untuk berpikir dan bergerak lebih jauh.
6. Program pembinaan wirausaha
Pembinaan wirausaha merupakan rangkaian dari kelanjutan program-
program tersebut di atas. Program ini dilakukan untuk mengarahkan
pelaku wirausaha agar bisa menjalankan usahanya dengan lebih baik.
Kegiatan ini dilakukan dengan pendampingan langsung oleh tim ahli agar
dalam menjalankan usahanya seorang wirausaha muda dapat
meminimalkan resiko dan usaha yang dijalankan bergerak maju.
7. Penghargaan
Dengan lahirnya wirausaha muda baru maka akan terlahir pula lapangan
kerja dan usaha baru. Ini akan berdampak positif bagi perkembangan
ekonomi, karena akan memajukan pertumbuhan ekonomi dan
mengurangi pengangguran yang ada. Dengan adanya perubahan positif
seperti tersebut, sudah selayaknya diberikan penghargaan yang setimpal
atas usaha yang telah dilakukan. Hal ini bertujuan agar wirausaha muda
lebih terpacu untuk meningkatkan usahanya
Hal-hal tersebut diatas merupakan contoh serangkaian program yang
tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan program yang dibentuk bertujuan nantinya
bisa menciptakan wirausahawan yang tangguh dan berdaya guna. Untuk
mewujudkan hal tersebut diperlukan peran aktif BNI sebagai sebuah lembaga
perbankan nasional yang tentunya mempunyai banyak pengalaman dan
pengetahuan untuk mewujudkannya.

Penutup
Peran aktif BNI tersebut sebagian telah terwujudkan dengan dibentuknya
program “Pojok BNI” sebagai suatu sarana edukasi bagi mahasiswa untuk
menuntut dan menambah kemampuan jiwa wirausaha. Namun, hal ini perlu
ditingkatkan agar program-program yang telah dijalankan tidak hanya berjalan
sendiri-sendiri namun perlu adanya sinergi antara program yang satu dengan
program lainnya.
Dengan adanya peran aktif BNI diharapkan akan muncul wirausahawan-
wirausahawan yang akan mengisi kekosongan di Indonesia saat ini.

Anda mungkin juga menyukai