Anda di halaman 1dari 2

Seri Edukasi : HEMATOLOGI RUTIN & FERRITIN - 05/11/2009  

Pemeriksaan ferritin tidak dapat dipisahkan dengan pemeriksaan hematologi rutin agar dapat memberikan informasi
diagnostik lebih baik. Jika ditemukan keadaan anemia mikrositik dan hipokromik, maka pemeriksaan ferritin dapat
digunakan untuk membedakan anemia yang disebabkan thalassemia atau infeksi kronik dan anemia yang disebabkan
tumor dan lain-lain.

Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi.

Fungsi darah :
-         transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
-         termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
-         imunologi (pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri)
-         homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pengatur pH tubuh)
Sel darah :
1.      Sel darah merah (eritrosit)
      Mengangkut oksigen dan karbondioksida.
2.      Sel darah putih (leukosit)
      Pertahanan tubuh terhadap virus dan bakteri.
3.      Platelet (trombosit)
      Berperan aktif pada pembekuan darah (koagulasi) dan menghentikan perdarahan (hemostasis)
Pemeriksaan Hematologi Rutin
Mengetahui keadaan darah dan komponennya untuk membantu skrining dan diagnosis berbagai penyakit.
a.       Eritrosit : mengetahui kelainan sel darah merah yang berfungsi sebagai alat transport utama untuk membawa
oksigen
b.      Hemoglobin (Hb) : menentukan konsentrasi Hb (protein dalam eritrosit yang berfungsi membawa oksigen ke
dalam tubuh) pada komponen darah, seperti evaluasi keadaan anemia.
c.       Leukosit : mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggung jawab terhadap imunitas tubuh, evaluasi
infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik, dan lain-lain
d.      Trombosit : mengevaluasi, diagnosis dan pemantauan perdarahan, gangguan pembekuan darah, dan lain-lain
e.       Hematokrit : menentukan keadaan anemia, kehilangan darah, anemia hemolitik, polisitemia, dan lain-lain
f.        Nilai-nilai MC : mengetahui rata-rata ukuran dan banyaknya hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit
-   Mean corpuscular hemoglobin (MCH) : rata-rata banyaknya Hb yang terdapat dalam eritrosit, mendiagnosis
kelainan Hb seperti thalassemia.
-   Mean corpuscular volume (MCV) : volume rata-rata sebuah eritrosit, mendiagnosis kelainan hemoglobin
seperti thalassemia dan lain-lain. 
Bagaimana hubungan pemeriksaan hematologi rutin dan ferritin ?
Jika hasil pemeriksaan hematologi rutin terutama eritrosit, Hb, hematokrit, dan nilai-nilai MC menunjukkan hasil
yang abnormal, mungkin disebabkan oleh jumlah cadangan besi dalam tubuh. Oleh karena itu, harus dilanjutkan
dengan pemeriksaan ferritin.

Ferritin
Ferritin adalah cadangan besi dalam tubuh. Zat besi menjadi sangat penting dalam kualitas manusia karena setiap
pertumbuhan sel manusia membutuhkan keberadaan zat besi ini.

Tujuan pemeriksaan ferritin :


-         melengkapi pemeriksaan hematologi pada anemia
-         pemantauan cadangan besi dalam tubuh
-         mengetahui risiko diabetes pada kehamilan (ferritin >300mg/ml)
-         pemantauan pasien penerima transfusi darah terus-menerus/berlebihan
-         pemantauan pasien yang mendapatkan terapi besi
Faktor risiko :
-         seseorang yang mempunyai gejala anemia
-         wanita hamil, karena mayoritas secara fisiologis mereka mengalami defisiensi zat besi
-         anak-anak, prevalensi anemia defisiensi besi di Indonesia tinggi terutama pada anak-anak
-         pasien transfusi darah rutin, untuk mengetahui risiko kelebihan zat besi yang dapat menumpuk dalam tubuh
Peningkatan kadar ferritin :
-         gangguan hati
-         transfusi darah terus-menerus/berlebihan
-         hemokromatosis/penyakit kelebihan besi yang diturunkan
-         anemia hemolitik
-         keganasan (sintesis ferritin oleh sel tumor)
-         terganggunya klirens ferritin dari plasma
-         diabetes pada kehamilan
-         dan lain-lain
Penurunan kadar ferritin :
-         anemia defisiensi besi
-         kehilangan banyak darah
Pemeriksaan ferritin di Prodia dikerjakan menggunakan metode Immunochemiluminescent yang memiliki
keunggulan spesifik, akurat dan presisi. Metode tersebut mengikuti standar WHO 2nd IS (80/574).

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Laboratorium Klinik Prodia terdekat.

Anda mungkin juga menyukai