Pelaksanaan Strategi Produk Pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Samarinda
Pelaksanaan Strategi Produk Pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Samarinda
Tujuan dari penulisan ini adalah (1) untuk mengetahui pelaksanaan strategi
produk pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Samarinda (2) Faktor-
faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan strategi produk pada Rumah
Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Samarinda (3) Keunggulan bersaing/kompetisi
pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Samarinda
Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Samarinda dirintis tahun 1991
oleh Poespo Wardoyo. Manajemen perusahaan kini telah menerapkan bisnis waralaba
didalam pengembangan usahanya. Pelaksanaan PKL dilaksanakan kurang lebih selama 1
bulan dimulai dan ditempatkan dibagian customer service yang berhubungan langsung
dengan konsumen. Pelaksanaan Strategi Produk pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong
Solo Cabang Samarinda meliputi.
Pelaksanaan Strategi Produk pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo
Cabang Samarinda meliputi (1) Perluasan Product Mix (2) Difersifikasi Layanan. Selain
itu Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo juga mengutamakan atribut produk yang
merupakan tindak lanjut dari produk dan guna mempertahankan pertumbuhan produk,
atribut produk adalah unsur- unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Adapun atribut produk yang
diterapkan oleh Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo antara lain: (1) Merek (2)
Kemasan (3) Pemberian Label (4) Layanan Pelengkap (5) Jaminan.
Faktor yang mendukung pelaksanaan strategi produk pada Rumah Makan Ayam
Bakar Wong Solo adalah (1) Diferensiasi produk (2) Diversifikasi pelayanan (3) Merek
"Ayam Bakar Wong Solo" yang sudah mempunyai bargain di pasaran (4) Jaminan
"Halalan Thayyiban" dalam pelaksanaan bisnisnya (5) Label "Indonesia Cuisine" ciri
khas dari Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo (6) Standarisasi bahan baku dan
produk (7) Kemasan yang menarik (8) Citarasa khas Solo. Sedangkan faktor
penghambatnya adalah (1) Barang yang dijual tergolong bahan yang tidak tahan lama (2)
Kondisi ekonomi masyarakat (3) Lokasi