Anda di halaman 1dari 10

BAB III

PERANCANGAN

3.1. Deskripsi Sistem

Suatu sistem pengendalian suhu berguna untuk sebuah obyek yang

memerlukan keadaan temperatur yang selalu optimal misalnya yaitu inkubator

bayi. Sistem ini menggunakan sensor temperatur jenis LM 35. Dimana sensor ini

mempunyai output yang linier. Sensor ini akan mendeteksi temperature pada

daerah inkubator yang kemudian dikirim ke mikrokontroler. Mikrokontroler akan

membandingkan suhu yang terbaca oleh sensor dengan setpoint suhu yang telah

ditetapkan melalui keypad. Apabila suhu yang terbaca tidak sesuai dengan

setpoint maka akan mikrokontroler akan menggerakkan actuator kipas agar dapat

mengkondisikan suhu yang dikehendaki. Nilai suhu dapat dilihat melalui LCD.

3.2. Alat dan Bahan

Pada penelitian ini digunakan beberapa alat dan bahan untuk pembuatan
dan realisasi sistem diantaranya adalah :

1. Catu Daya
Catu daya teregulasi, digunakan sebagai sumber tegangan pada rangkaian

2. Sensor LM 35

Berfungsi sebagai sensor temperature yang mengubah besaran fisis (suhu)


menjadi besaran listrik.

3. Pengkondisian Sinyal

Berfungsi untuk mengolah sinyal keluaran sensor agar sesuai dengan


resolusi ADC.
4. ADC (Analog to Digital Converter) 0804
Berfungsi mengubah data analog menjadi data digital
5. Keypad 3X4

Untuk memasukkan nilai setpoint suhu yang dikehendaki

6. Mikrokontroler AT8S51

Berfungsi untuk membandingkan nilai suhu yang terbaca sensor dengan


setpoint suhu yang telah ditetapkan

7. LCD

Berfungsi untuk display dari sistem.

3.3. Diagram Blok Sistem

Alat ini dirancang untuk melakukan pengukuran terhadap parameter


besaran suhu. Skema masing masing bagian ditunjukkan pada gambar 3.1. Sensor
akan mengubah besaran fisis berupa temperatur menjadi besaran listrik. Sinyal
listrik analog tersebut kemudian diolah oleh pengkondisi sinyal dan akan diubah
oleh ADC menjadi sinyal dalam format data digital 8 bit. Data digital tersebut
masuk ke mikrokontroler. Data dari ADC akan dibandingkan dengan data
masukan dari keypad, kemudian akan menggerakkan aktuator dan ditampilkan
pada LCD.

Sensor Pengkondisian ADC


LM 35 Sinyal 0804 Heater

Keypad Mikrokontroler LCD


3X4 MCS51

Kipas

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem


3.4. Rangkaian Catu Daya

Gambar rangkaian dari sebuah catu daya yang digunakan untuk sistem,
diperlihatkan pada gambar 3.2. Dari input sumber tegangan sebesar 220Volt yang
relatif tinggi, diturunkan dengan menggunakan transformator step down. Output
AC dari sisi sekunder transformator kemudian disearahkan dengan menggunakan
dioda untuk menghasilkan output DC yang masih kasar. Dari hasil penyearahan
masih terdapat tegangan bolak-baliknya (tegangan riak). Untuk mengurangi
tegangan riak hasil dari penyearahan digunakan rangkaian penapis yaitu kapasitor.
Semakin besar nilai kapasitor, semakin kecil tegangan riaknya.
Untuk mendapatkan output yang diinginkan, digunakan IC regulator
tegangan LM 7805 untuk tegangan 5 Volt, 7812 untuk tegangan12 Volt. Pada
keluaran dari IC 7805 dipasang transistor penguat arus 2N3055 yang digunakan
untuk memperkuat arus keluaran. Dioda pada kaki-kaki IC nomor 2 dihubungkan
dengan ground untuk memberikan kompensasi sebesar 0,7 Volt sebagai akibat
pemasangan transistor 2N3055 yang akan mengurangi tegangan keluaran sebesar
0,7 Volt. Skematik rangkaian catu daya bisa dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Rangkaian catu daya

3.5. Rangkaian Sensor LM 35

Sensor LM 35 merupakan sensor suhu yang mempunyai karakteristik

linear dan banyak digunakan dalam aplikasi pengukuran suhu. Sensor ini
memiliki kenaikan 10mV tiap 1°C. Output dari sensor LM 35 berupa perubahan

tegangan dari 1-5V untuk range suhu dari -55 - +300ºC. Rangkaian LM 35

dengan pengkondisian sinyalnya dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Rangkaian sensor LM 35

3.6. Rangkaian ADC

Rangkaian ADC digunakan untuk mengubah besaran analog ke data


digital sehingga dapat diproses oleh mikrokontroler. ADC yang digunakan adalah
ADC 0804 dengan keluaran 8 bit. Rangkaian ADC menerima masukan berupa
besaran analog dari rangkaian sensor dan pengkondisian sinyal.
Perancangan ADC di buat free running sehingga ADC selalu siap sebelum
masuk mikrokontroler. Pada rangkaian ADC pertama yang dilakukan yaitu

konversi ADC. Konversi ADC dilakukan melalui pena kontrol yaitu CS , WR dan

RD . Sebelum dilakukan konversi maka reset dinyalakan dengan mengaktifkan

pena CS dan WR dengan pulsa logika H-L-H. Pena CS diberi logika L

sedangkan kaki WR dan RD diberikan logika H. Konversi dimulai saat WR


diberikan logika dari H ke L. Setelah di delay beberapa saat (minimal 100µs)
kemudian kaki CS diaktifkan dengan logika L. Pada saat itu data hasil konversi
telah keluar dari output data. Untuk konversi berikutnya dimulai dengan

mengembalikan kaki WR dan RD ke logika H. Nilai digital atau bobot biner pada
terminal keluaran ini kemudian dibandingkan dengan tegangan input analog yang
diukur dengan voltmeter. Selanjutnya ke-delapan bit data ADC (kaki 11-18)
dihubungkan ke port 1 mikrokontroler (port 1.0-1.7). Gambar rangkaian ADC
dapat dilihat pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Rangkaian ADC.

3.7 Rangkaian LCD


Modul LCD merupakan modul keluaran yang digunakan sebagai tampilan
pada aplikasi pengukur suhu. Modul ini menggunakan LCD jenis M1632 yang
mempunyai ukuran 2x16, maksudnya bahwa tampilan LCD mampu menampilkan
16 karakter dalam dua baris tampilan, sehingga tampilan yang dihasilkan
sejumlah 32 karakter. Rangkaian Modul LCD diperlihatkan pada gambar 3.5.

JP5 LCD
M1632 1 VSS
2 VCC
16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 22 11 3 VEE
4 RS
VLC VCC
LCD 5 RW
6 E
VCC 7 DB0
IN4002 VCC 8 DB1
9 DB2
P0.7 39 DB7 10 DB3
P0.6 38 DB6 11 DB4
P0.5 37 DB5 12 DB5
P0.4 36 DB4 13 DB6
P0.3 35 DB3 14 DB7
P0.2 34 DB2 15 VCC
P0.1 33 DB1 16GND
P0.0 32 DB0

P2.2 E

P2.1 RS
GAMBAR 3.5 Rangkaian Modul LCD

Pada gambar 3.5 diatas diperlihatkan rangkaian modul LCD yang akan

dihubungkan dengan mikrokontroler, dimana didalamnya terdapat 16 terminal

yang mempunyai fungsi masing-masing, yaitu :

1. DB4-DB7, merupakan penyemat untuk empat jalur data atas yang dapat

digunakan untuk membaca data dari modul ke mikrokontroler atau

menulis data dari mikrokontroler ke modul. DB7 juga digunakan sebagai

penanda sibuk.

2. DB0-DB3, merupakan penyemat untuk empat jalur data bawah yang dapat

digunakan untuk membaca data dari modul ke mikrokontroler atau

menulis data dari mikrokontroler ke modul. Apabila yang dibutuhkan

hanya 4 bit maka, jalur data ini tidak digunakan, sehingga hanya

menggunakan jalur data atas.

3. E (Enable), merupakan penyemat untuk sinyal operasi awal yang mampu

mengaktifkan data tulis atau baca.

4. R/W (Read/Write), merupakan menyemat untuk sinyal pemilih baca atau

tulis, yang mana bila penyemat ini diberi logika 1, modul akan melakukan

operasi baca, sebaliknya bila diberi logika 0 akan melakukan operasi tulis.

Pada aplikasi ini karena LCD digunakan sebagai modul keluaran saja

berarti hanya melakukan operasi baca saja. Untuk mempermudah program

maka pin 5 (R/W) langsung dihubungkan dengan ground.


5. RS (Register Selection), merupakan penyemat untuk sinyal pemilih fungsi

regiater yang apabila diberikan logika 0, register berfungsi sebagai register

instruksi untuk operasi tulis atau sebagai penanda sibuk, dan sebagai

pencacah alamat untuk operasi baca. Apabila diberi logika 1, register

berfungsi sebagai register data, baik untuk operasi tulis ataupun baca.

6. VEE (VLC), merupakan penyemat untuk terminal catu daya untuk

pengendalian tampilan LCD, yaitu mengatur ketajaman tampilan karakter

pada layar.

7. VCC, merupakan penyemat untuk terminal catu daya 5 volt.

8. VSS, merupakan penyemat grounding.

3.8 Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler berfungsi untuk mengolah data suhu yang telah dikonversi

oleh ADC dan kemudian akan ditampilkan pada LCD. Mikrokontroler yang

digunakan dalam sistem ini adalah IC mikrokontroler AT89S51. Sistem minimum

mikrokontroler AT89S51 membutuhkan catu daya 5V (4.0 – 5,5V) dan terdiri atas

sebuah X-tall 11,0592 MHz serta dua buah kapasitor 33 pF untuk membentuk

sebuah rangkaian osilator internal yang berfungsi sebagai pendetak (clock), agar

mikrokontroler dapat bekerja dengan baik. Sistem minimum ini juga dilengkapi

dengan rangkaian power on reset supaya terjadi reset sistem pada saat

mikrokontroler dihidupkan. Rangkaian power on reset terdiri dari sebuah resistor

10 kΩ dan sebuah elektrolit kondensator 10 μF / 16 V. Gambar sistem minimum

mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 3.6


LCD

Keypad

Gambar 3.6 Sistem Minimum Mikrokontroler MCS51

3.9 Perancangan Perangkat lunak

Untuk melakukan pekerjaan di dalam pengolahan data maupun operasi

yang lain, mikrokontroler membutuhkan perangkat lunak yang diprogram

menggunakan komputer dan kemudian program tersebut di isikan ke dalam

mikrokontroler di dalam memori flash. Perangkat lunak yang digunakan dalam

mikrokontroler AT89S51 dibuat menggunakan bahasa Assembly. Untuk yang

pertama dalah mengenai scanning keypad 3X4, berikut programnya

KEYPAD:
MOV KEYDATA,#0
MOV KEYPORT,#ffh
NOP
;scan baris 1:
BARIS1: CLR BAR1
JB COL1,KEY1
MOV KEYDATA,#1
RET
KEY1: JB COL2,KEY2
MOV KEYDATA,#2
RET
KEY2: JB COL3,BARIS2
MOV KEYDATA,#3
RET

;scan baris 2:
BARIS2: SETB BAR1
CLR BAR2
JB COL1,KEY4
MOV KEYDATA,#4
RET
KEY4: JB COL2,KEY5
MOV KEYDATA,#5
RET
KEY5: JB COL3,BARIS3
MOV KEYDATA,#6
RET

;scan baris 3:
BARIS3: SETB BAR2
CLR BAR3
JB COL1,KEY7
MOV KEYDATA,#7
RET
KEY7: JB COL2,KEY8
MOV KEYDATA,#8
RET
KEY8: JB COL3,BARIS4
MOV KEYDATA,#9
RET

;scan baris 4:
BARIS4: SETB BAR3
CLR BAR4
JB COL1,KEY10
MOV KEYDATA,#15
RET
KEY10: JB COL2,KEY11
MOV KEYDATA,#0
RET
KEY11: JB COL3,GO
MOV KEYDATA,#10
RET
GO: SJMP KEYPAD

3.1 Program Scanning keypad 3X4

Anda mungkin juga menyukai