Anda di halaman 1dari 97

Sistem Pencernaan

fisiologi
Sistem pencernaan
Sistem Pencernaan
Fungsi primer saluran pencernaan:
menyediakan suplai air, elektrolit dan zat
gizi yang siap diabsorbsi ke seluruh
tubuh. Proses pencernaan itu dibantu
oleh berbagai enzim.
Enzim : zat kimia yang mengubah
susunan kimia terhadap zat lain, tanpa
enzim itu mengalami perubahan.
Sistem pencernaan
Terdiri dari :
1. Saluran pencernaan yang meliputi :
mulut, faring, esophagus, lambung,
usus halus (duodenum, yeyunum,
ileum), usus besar (kolon) sampai anus.
2. Organ kelenjar : ludah, hati, empedu,
pankreas
Pengertian proses pencernaan
 Ingesti ; masuknya makanan ke dalam mulut, disini terjadi
proses pemotongan, penggilingan makanan oleh gigi secara
mekanik.
 Peristaltik ; gelombang kontraksi otot polos involunter yang
menggerakan makanan tertelan lewat saluran cerna.
 Digesti ; hidrolisis kimia/ penguraian molekul besar menjadi
molekul kecil sehingga absorbsi dapat berlangsung.
 Engesti (defekasi) ; proses eleminasi zat sisa yang tdk
tercerna, bakteri dalam bentuk feses dari saluran cerna.
 Absorbsi ; pergerakan produksi akhir pencernaan dari lumen
saluran cerna ke dalam sirkulasi darah, limfatik shg dpt
digunakan oleh sel tubuh.
Sistem pencernaan
Mekanisme Pencernaan
1. Pergerakan makanan melalui saluran cerna
2. Sekresi getah pencernaan dan enzim
pencernaan
3. Absorbsi hasil cerna, air, elektrolit, zat gizi
4. Membawa zat yang diabsorbsi melalui
sirkulasi pembuluh saluran cerna
5. Pengaturan sistem saraf dan hormonal.
Mulut (Oris)
Dibagi atas 2 bagian :
1. Bagian luar yg sempit, ruang antara gusi, gigi, bibir, pipi
(vestibula)
2. Bagian dalam yang dibatasi oleh os maksilaris, palatum,
mandibularis dan faring

Bagian lain dari mulut :


 Palatum yang terdiri dari palatum durum (keras) dan
palatum molle (lunak)
 Rongga mulut : gigi dan lidah
Gigi dan Lidah
 Gigi, manusia mempunyai 2 susunan gigi yaitu primer dan
sekunder. Dimana gigi primer letaknya didepan yaitu 2 gigi
seri,1 taring,2 geraham totalnya 20 gigi. Gigi sekunder 2 gigi
seri, 1 taring, 2 premolar,3 geraham totalnya 32 gigi. Jenisnya
ada 2:
• Gigi sulung tumbuh pada anak usia 6-7 tahun
• Gigi tetap tumbuh pada usia 6-18 tahun.
Fungsi gigi pada proses pengunyahan, dimana makanan
masuk dalam mulut dipotong menjadi kecil dan bercampur
dgn saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat
ditelan.
Gigi dan Lidah
Lidah, yang berfungsi menggerakan makanan saat dikunyah atau
ditelan. Selain itu untuk pengecapan dan produksi wicara.
Lidah terdapat indera peraba dan perasa :
1. Asin, dilateral lidah
2. Manis, diujung dan anterior lidah
3. Asam, dilateral lidah
4. Pahit, dibelakang lidah.
Pengunyahan ialah menggigit dan menggiling makanan
Diantara gigi atas dan bawah. Gerakan lidah dan pipi
pembantu dengan memindahkan makanan lunak ke palatum
keras dan ke gigi. Otot yang bekerja maseter, temporalis dan
pterigoid medial dan lateral.
Kelenjar – kelenjar saliva (ludah)

 Ada 3 pasang kelenjar saliva :


sub lingual, submandibular dan kelejar parotis.
 Komposisi dan fungsi saliva
volume 750/hari.
Dimana 70% dihasilkan oleh kelenjar submandibular; 25%
oleh parotis; 5% dari sublingual
 pH 6.2-7.4 tergantung jumlah aliran dengan osmolaritas
hipotonik.
 Unsur anorganiknya : Kalsium, fosfor, Na*,Cl, Kalium
 Unsur organiknya ; Amilase, kalikrein, musin, lisozim, asam
amino, urea, sitrat,glikoprotein, antigen gol ABO, skuama,
leukosit yang rusak, jasad Renik
Kelenjar – kelenjar saliva (ludah)
Fungsi Kelenjar saliva (ludah)
 Membersihkan dan melindungi gigi dan epitel mulut.
 Melarutkan makanan sehingga mudah dikunyah gigi menjadi
bolus yaitu gumpalan makanan yang siap ditelan.
 Mempertahankan epitel bukal tetap basah sehingga
memudahkan lidah bergerak saat bicara, proses makan dan
menelan
 Mengandung amilase yang mengubah tepung jadi maltosa yg jg
berperan dlm lambung sebelum pH turun.
 Sebagai dapar :
• Mengandung gugus HCO3
• Mencegah penurunan pH
• Melindungi email dari asam
Kelenjar – kelenjar saliva (ludah)

Persyarafan : Simpatis dan parasimpatis


Stimulus dibawah melalui serabut aferen dlm syaraf cranial
V,VII,IX dan X
menuju nuklei salivatori inferior dan superior dlm medulla.
Pengaturan sekresi saliva ;
 Rangsangan parasimpatis ;

• Sekresi saliva yang banyak


• Vasodilatasi
 Rangsangan simpatis :

• Sekresi sedikit
• Vasokontriksi
Refleks salivasi

 Rangsang Bersyarat :
1. Bentuk dan bau makanan
2. Bunyi berkaitan dgn penyiapan dan penyajian makanan.
3. Korteks serebri → pusat salivasi → kelenjar saliva
 Rangsang tak bersyarat :
1. Rasa kecap
2. Impuls dari ujung syaraf saraf sensorik pada :Gigi, otot
pengunyah, eosopagus
3. Rangsang dari lambung epitel mulut dirangsang oleh gerakan
pengunyah.
4. Peregangan ―refleks gastro saliva.
Faktor lain yang mempengaruhi sekresi saliva: psikis, mekanik
(keberadaan makanan), kimiawi. Dehidrasi, kerja dan emosi →sekresi
berkurang.
Mekanisme sekresi seluler
Sekresi protein
Kelenjar saliva mensintesis dan mensekresi : Amilase,
kalikrein, Glikoprotein
Sintesis
Asam amino memasuki sel menembus membran basal.
Sintesis protein didalam RE granular
Diangkut ke badan golgi
Disimpan sebagai butiran sekretorik yang terkait pada
membran.
Protein disekresi secara eksositosis
Mekanisme sekresi seluler
 Sekresi cairan dan elektrolit
K dan HCO3 disekresi oleh duktus striatus
Ion Na dan K menggiatkan ATPase di membran
basolateral.
 Penggiat sekresi
Neurotransmiter : Noradrenalin dan asetilkolin
langsung merangsang : sekresi cairan dan eksositosis pra
enzim
 Penggiat reseptor ß
Dimana potensial membran berubah sedikit.
Menggiatkan adenilat siklase→ AMP siklik
AMP-siklik →eksositosis
Faring
 Organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (esopagus).
 Didalam lengkung faring terdapat tonsil yang banyak
mengandung limfosit.
 Disini terletak persimpangan antara rongga napas dan makan.
 Makanan melewati epiglotis lateral tanpa membahayakan jalan
nafas.
 Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan
napas, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara.
 Permulaan menelan otot mulut dan lidah berkontraksi secara
bersamaan.
Sistem Pencernaan

Esophagus
Esopagus

Panjangnya 25 cm, diameter 2 cm.Terbetang dari faring sampai


ujung kardiak lambung. Dilapisi epitel skuamosa berlapis.
Kelenjar mukus di submukosa.
Ototnya :
 Luar ―longitudinal; dalam ―sirkular

 ⅓ atas, otot rangka

 ⅓ bawah, otot polos

 ⅓ tengah, otot campuran

Persyarafan;
Intrinsik : berkembang baik
Ekstrinsik ; parasimfatis(vagus), simpatis
Esopagus
PROSES MENELAN
 Terdiri dari 3 fase :

1. Fase bukal
2. Fase faringeal
3. Fase esopageal
Fase Bukal
Mulut tertutup
Bolus terkumpul dipermukaan atas lidah
Kontraksi milohioid stiloglossus menggerakan lidan keatas
dan
kebelakang
Bolus dorong melalui ismus orofaringeal
Langit – langit lunak terangkat – menutup nasofaring
Refleks nafas terhenti – lalu menelan
Laring terangkat ketika bolus lewat
Epiglottis protects
Fase Faringeal
Lidah bergerak ke arah dinding faring
Bolus terdorong menekan epiglotis, dimana epiglotis
melindungi lubang farings.
Laring terangkat, lipatan laring menutup
Makanan melewati tepi lateral epiglotis dalam 2 aliran
Bolus memasuki faring di belakang laring.
Krikofaring (Sfingter esopagus atas-UOS) melemas selama 1’.
Krikofaring berkontraksi – bagian dari gelombang peristaltik,
dimulai dari faring
Bolus lewat UOS→ laring turun →pita suara terbuka →
epiglotis dan lidah ke posisi semula →palatum molle turun
Swallowing
Fase Esophageal

UOS (sfingter atas) dan LOS (sfingter bawah) tertutup


Tekanan intra-esopagus Menunjukkan tekanan intratorakal.
Berubah mengikuti nafas : turun pada inspirasi, naik pada expirasi
Selama menelan
Setelah menelan, gelombang peristaltik bergerak sepanjang
Esopagus.Cairan masuk lambung mendahului gerakan peristaltik.
Makanan padat didorong oleh gerak peristaltik
Peristaltik sekunder
Peregangan esopagus oleh sisa makanan yang belum terdorong
oleh gelombang pertama, merangsang timbulnya gelombang II.
Pengaturan syaraf terhadap
peristaltik
Peristaltik dimulai di faring dan otot rangka
esopagus
diatur oleh pusat menelan di Medula Oblongata.
Hubungan aferen ;
Pusatnya lebih tinggi – kortks serebri
Batang otak – inti motorik saraf otak V,VII,X
dan XI
orofaring
Peristaltic
Sistem Pencernaan

Lambung ( stomach )
Lambung
Regio – regio lambung terdiri dari :
 Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol keatas di
sebelah kiri osteum, biasanya berisi banyak gas.
 Korpus ventrikuli,setinggi osteum kardium
 Antrum pilorus, bagian lambung berbebtuk tabung
dengan otot tebal berbentuk sfingter.
 Kurvatora minor, disebelah kanan lambung terbentang
dari osteum kardiak sampai pilorus.
 Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurvatura minor
 Osteum kardiakum, tempat eosopagus bagian abdomen
masuk kelambung. Terdapat orifisum pilorik.
Lambung
Struktur lambung terdiri dari 4 lapisan :
1. Lapisan serosa
2. Lapisan otot yang terdiri dari 4 lapisan :
 Lapisan logitudinal luar
 Lapisan sirkular yang tebal di antrum pilorik dan pilorus
 Lapisan oblik pada fundus
 Muskularis mukosa
3. Lapisan submukosa, jaringan areolar yang berisi pembuluh
darah dan limfe
4. Lapisan mukosa, disebelah dalam yang banyak terdapat rugae
(kerutan) yang meregang bila diisi makanan.dilapisi epitel
silindris yang banyak terdapat saluran limfe. Sekresi mukus.
Lambung
Kelenjar di lambung pada sel epitel berbeda- beda
tergantung tempat.
 Kelenjar kardia, dekat lubang sebelah esopagus,
sekresi mukus alkali.
 Kelenjar fundus, ada beberapa sel; sel asam
(Oxintik) menghasilkan asam pada getah
lambung dan sel musin
 Kelenjar pilorik, berbentuk tabung, sekresi
mukus alkali.
Fungsi Lambung
1. Tempat penyimpanan makanan sementara
2. Mengatur masuknya makanan berbentuk kimus (bolus cair
berkadar asam tinggi) ke dalam duodenum
3. Melunakan makanan secara mekanik dan enzimatik
4. Sebagai pelindung :
• Mencegah masuknya benda tertelan, yang sifatnya merusak
jaringan dan masuk ke usus halus
• Berperan dalam proses muntah
5. Digesti protein melalui sekresi tripsin dan hidroklorida
6. Produksi faktor intrinsik, glikoprotein yg disekresi sel parietal
dan penyerapan vitamin B12.
7. Produksi gastrin ke dalam darah.
Persarafan Lambung
Anyaman saraf intrinsik:
 Fleksus mienterikus (auerbach) terletak pada lapisan sirkuler
dan longitudinal
 Fleksus mukosus (Meissner) di submukosa
Cabang vagus pra-ganglionik (parasimpatis) bersinap pada kedua
fleksus dengan neuron pasca-ganglionik yang mempersyarafi otot
polos dan kelenjar. Beberapa sarap simpatik juga bersinap pada
kedua
fleksus.
Kegiatan listrik pada otot lambung ada 2:
1. Irama listrik basal (BER) atau irama listrik kontrol (ECA)
2. Kegiatan listrik bangkitan (ERA)
Lambung

Irama listrik Basal (BER):


BER adalah gelombangpotensial listrik yang dihantarkan kearah distal
lambung.Potensial listrik pembangkit sel pacu ― berasal dari kurvatura
mayor bagian proksimal.
Tidak berhubungan dengan kontraksi
Kegiatan Listrik Bangkitan (ERA):
Cetusan potensial laksi yang membangkitkan kontraksi.
Terjadi bila asetilkolin dilepaskan oleh kegiatan vagus
Frekuensi ERA dipengaruhi BER.
Perangsangan vagus berpengaruh besar kontaksi, tapi tidak
berpengaruh pada frekuensi.
Pengisian Lambung
Makanan masuk ke lambung yg mengembang untuk menampung,
sehingga diatara kontraksi peristaltik tekanan lumen tetap rendah.
Tekanan rendah disebabkan oleh :
 Refleks sarafs

 Refleks relaksasi korpus dan fundus lambung.

• Refleks vago-vagal pada : korpus lambung, esopagus,


faring.
• Transmisi non-kolinergik, non-adrenergik
 Sifat fisis dinding lambung

 Relaksasi terbatas pada fundus dan korpus

 Tegangan dinding lambung meningkat pada pengisian


Gerakan Lambung

Segera setelah makanan masuk, gerakan mulai dan berlangsung


terus sp semua isi lambung masuk ke duodenum.
Ada 2 proses : mencampur dan mendorong
Oleh peristaltik, berlangsung di antrum. Dimulai dibagian distal
corpus lambung menjalar lewat antrum ke pilorus dan duodenum
Frekuensi peristaltik ditentukan oleh BER, kekuatannya oleh hormon
dan saraf
Peristaltik turun sesudah ;
 Vagotomi

 Perangsangan splanknik

 Noradrenalin dan adrenalin

 atropin
Gerakan Lambung
Peristaltik turun sesudah ;
 Vagotomi

 Perangsangan splanknik

 Noradrenalin dan adrenalin

 atropin

Kegiatan meningkat:
 Perangsangan vagus oleh makanan – peregangan

 Hipoglikemia insulin

 Obat kolinergik, asetilkolin, eserin


Pengosongan Lambung
1. Faktor lambung
• Volume makanan – terdapat hubungan linier antara akar
pangkat dua volume makanan dlm lambung dan waktu
pengosongan.
• Kekuatan peristaltik – pompa gastroduodenal
2. Faktor duodenum sebagai penahan lambung
3. Faktor diluar abdomen
• Rasa takut dan cemas memperlambat pengosongan
• Rasa gembira meningkatkan kecepatan pengosongan
Mukosa lambung
 Dipengaruhi loeh rangsang saraf dan hormon pd sekresi
lambung, hormon pertumbuhan
 Mukus dan bikarbonat, yg berfungsi membentuk lapisan
pelindung :
• Melekat pada sel epitel
• Mengurangi kerusakan oleh kimus
• Melindungi sel dari kerusakan asam lambung, dibantu oleh
sekresi bikarbonat
 Meningkat pada rangsang saraf vagus dan simpatis, asam
dalam lumen lambung, iritasi mekanis dan kimia pada mukosa.
Getah Lambung
Getah dihasilkan oleh bermacam sel dan komposisi tergantung
taraf sekresi. Sel parietal mensekresi asam hidroklorida dan faktor
intrinsik
Pengaturan sekresi :
1. Rangsang eksitasi
2. Rangsang inhibisi
Sekresi awal dimulai pada saat makan, melihat dan mencium
makanan akan merangsang sekresi.
Sekresi dapat dihalangi oleh sistem saraf simpatik, seperti
gangguan emosi (marah, takut)
Eksitasi
Sekresi lambung dipilah atas tempat kerja :
 Fase sefalik : refleks tak bersyarat – rasa kecap

refleks bersyarat – lihat dan cium


 Fase gastrik : refleks panjang – vago-vagal

refleks pendek – intra mural


korpus melepas asetilkolin
antrum melepas gastrin
 Fase intestinal : refleks vago-vagal

gastrin
Inhibisi
 Pusat – pusat yang lebih tinggi – menghambat
sekresi lambung dan mengurangi aliran darah
mukosa
 Emosi sedih dan takut, juga raa mual
 Bekerja melalui ;
• Penurunan tonus vagus
• Penggiatan sistem saraf simpatis
Getah cerna lambung
 Pepsin, memecah protein menjadi asam amino
(albumin, pepton)
 HCl, mengasamkan makanan, , sebagai anti septik
dan desinfektan.
 Renin, sebagai ragi membentuk kasein dari
kasinogen
 Lapisan lambung, yang memecah lemak menjadi
asam lemak yang merangsang asam lambung.
Proses pencernaan
Hormon pada lambung
 Hormon gastrin, berfungsi ;
1. Sekresi asam, pepsin, faktor intrinsik,
2. Mereangsang kelenjar brunner, sekresi air dan elektrolit di
pankreas
3. Merangsang sekresi elektrolit empedu
4. Meningkatkan tonus SOL, tonus lambung dan usus halus
5. Merangsang penglepasan insulin dan kasitonin
 Hormon histamin
1. Perangsang kuat sekresi lambung
Fungsi Perlindungan Lambung

 Asam dan pepsin membunuh pertumbuhan jasad


renik
 Mukus mepindungi dinding lambung, terhadap
kerusakan fisis dan kimiawi
 Sekresi bikarbonat berefek dapar
 Mekanisme muntah: kontraksi antrum – isi lambung
masuk korpus dan fundus – inspirasi dalam – glotis
menutup. Kontraksi kuat diafragma dan otot perut –
isi lambung ke esopagus dan keluar mulut.
Sistem Pencernaan

Pancreas
Pankreas
 Sekresi eksokrin (asinar)
• Susunannya terdiri dari air dan elektrolit
• Mengandung ion bikarbonat dlm konsentrasi tinggi
• Bersama empedu menetralisir getah lambung
• Membentuk pH optimal untuk enzim usus.
 Sekresi endokrin (pulau langerhans)
• Mensekresi hormon insulin dan glukagon yang langsung di
alirkan ke darah untuk metabolisme karbohidrat.
Enzim – enzim Pancreas
 Enzim protease (proteolitik):
• Tripsinogen, untk mengaktipkan tripsin memecah
polipeptida di usus
• Kimotripsin,
• Karboksipeptidase, aminopeptidse, dan dipeptidase
 Lipase pancreas
 Amilase pancreas, menghidrolisis zat tepung jadi
disakarida
 Ribonukliase,deoksiribonukliase yang
menghidrolisis RNA dan DNA
Perangsang sekresi eksokrin
pancreas
 Sekretin,
• Dihasilkan oleh sel kripti
• Merangsang pancreas mengsekresi air dan elektrolit
• Dilepaskan oleh asam dalam usus halus
 Pankreozimin
• Merangsang sekresi enzim
• Merangsang kontraksi kandung empedu
 Asetikolin
• Sel asinar yang dipersarafi vagus
• Merangsang sekresi enzim
Posisi pankreas dan duodenum
Sistem Pencernaan

Usus Halus
Usus Halus
 Saluran cerna antara lambung dan usus
besar
 Susunannya terdiri dari
• Duadenum, yang berfungsi mencerna KH
menjadi disakarida
• Yeyenum panjangnya 1-1,5 m
• Ilium, mencegah cairan dalam kolon masuk
kembali ke ileum
Usus Halus
Gerakan Usus Halus
 Gerakan mendorong
Peristaltik. Refleks lokal pada dinding usus (refleks
mienterik). Rangsangan terjadi karena regangan
kontraksi di atas, inhibisi di bawah
 Gerakan mengaduk (pendular)
Mengaduk kimus dengan gerakan maju mundur
sepanjang usus. Diatur oleh saraf kolinergik.
 Segmentasi
gerakan percampuran utama antara kimus dengan cairan
cerna yang memaparkan ke permukaan absortif. Berupa
kontraksi dan relaksasi cincin otot dinding usus
Usus Halus
Kegiatan listrik miogenik dipengaruhi saraf :
 Saraf kolinergik (vagal) – eksitasi
 Saraf adrenergik (simpatis) – inhibisi
 Saraf purinergik – inhibisi

Hormon yang berperan :


Gastrin – relaksasi
sekretin – kontraksi
Motilin
Getah Usus

 Enterokinase, mengaktifkan enzim tripsinogen


 Aminopeptidase, mengurai peptida menjadi asam
amino bebas
 Amilase usus
 Maltose, sukrose, laktose, yang memecah disakarida
menjadi monosakarida
 Lipase usus, memecah lemak jadi asam lemak dan
gliserol
 Erepsin, menyempurnakan pemecahan asam amino
Villi usus
 Tonjolan kecil membran mukosa, yang dilapisi sel
kolumnar – enterosit
 Mengandung : arteriola, venula, fleksus kapiler
penghubung, pembuluh limfe (lakteal), otot polos,
 Kelenjar tubular (kripti Lieberkhun)
 Villi berrkontraksi selama pencernaan:
• Kontraksi serat sentral dari lapisan otot mukosa
• Memompa getah bening ke dalam pembuluh lakteal
• Kontraksi cepat, relaksasi lambat
Villi Usus
 Daur enterosit (diprbaharui tiap hari) paling cepat
pada ileum (5-7 hari)
 Terdapat 3 sel kelenjar :
• Sel goblet, menghasilkan mukus dalam kripti
• Sel panet, mensekresi glikoprotein
• Sel kolumnar, terbentuk dalam kripti
Villi usus
Molekul organ tubuh secara
garis besar
 Karbohidrat : 1% berat tubuh, C,H,O,
mono, di, polisakarida
 Lipid : 15% BB, C,H; trigliserida, polilipid,
steroid
 Protein : 17% Bb, C,H,O,N ; asam amino
 Asam nukleat: 2% BB, C,H,O,N; RNA
dan DNA
Penyerapan makanan
 Karbohidrat
• Penyerapannya secara pasif dan aktif. Secara
pasif dengan beda kon setrasi antra lumen usus
dan darah. Penyerapan terbesar di yeyenum
• Penyerapan aktif, transport yang melawan beda
konsentrasi, tergantung energi metabolik. Tempat
penyerapannya ¾ diserap dalam separuh
proksimal usus
• Diabsorbsi melalui mekanisme ko-transport Na
Penyerapan makanan
 Protein
• Dibentuk oleh asam amino yang saling
berikatan dengan ikatan peptida.
• Pencernaan terjadi di : Lambung, duodenum,
jejenum oleh enzim pancreas
• Pencernaan peptida di vili usus halus pada
sel enterosit
Protein
 Mekanisme pengangkutan :
• Asam amino netral : menggunakan pengangkut
yang sama dan tidak dipengaruhi oleh asam amino
basa
• Asam amino basa : Lisin, ornitin, arginin, sistin
• Asam amino bikarbonat : glutamin, asam aspartat
Penyerapan makanan
 Lemak
• Hampir semua gugus lemak terdiri atas trigliserida,
merupakan gabungan asam lemak yang berkondensasi
dengan satu molekul glyserol.
• Pencernaan lemak diusus oleh asam empedu dan lesitin
• Pencernaan trigliserida oleh lipase pancreas
• Bentuknya berupa micelle pada permukaan enterosit
• Kelainanya : steatorea: def. lipase pancreas –
penyerapan tak sempurna( kerusakan mukosa) –
penyakit seliaka- peka pada gluten sereal
Penyerapan makanan
 Air dan elektrolit
• air masuk secara pasif ke dalam darah
• Mengikuti transport zat terlarut, berpindah karena
beda konsentrasi
• Elektrolit : K dan Na di yeyenum diserap secara
pasif, juga Cl.
• Bikarbonat diserap sebagai CO2 akibat sekresi
balik ion H
Saluran pencernaan

Usus besar
Usus Besar
 Terdiri dari : colon ascendens, c.transversum,
c.desndens, c.sigmoid, rectum, canalis ani, dan
spinkter ani.
 Fungsinya ;
• Menyerap air dan elektrolit 80% dari makanan
• Tempat beberapa bakteri koli
• Memproduksi vitamin K, riboflavin, tiamin, dan
beberapa gas
• Penyimpanan selulosa
Usus besar
Usus besar
 Gerakan usus besar
• Secum dan kolon terisi makanan dari usus halus
• Refleks gastro iliacal dengan gel peristaltik
• Kecepatan pemindahan makanan mengandung barium :
• Masuk sekum 4 jam sesudah makan
• Mencapai fleksura hepatika 6 jam, fleksura lienalis dalam
9 jam.
• Colon pelvicum dalam 12 jam
• 75% dikeluarkan dalam 72 jam
Defekasi
 Refleks diatur oleh medula spinalis segmen sakral
 Gerakannya volunter tertahan bila tidak memungkinkan,
membangkitkan refleks sakral
 Isi kolon tedorong ke rektum oleh peristaltik
 Tegangan intraabdominal meningkat : turunnya
diafragma, kontraksi otot abdomen
 Keinginan defekasi disadari
 Sfringter eksterna berkontraksi
 Otot levator ani membantu defekasi
 Diprkuat oleh rangsang taktil kulit dan anus
Komposisi Feses
 Air mencapai 75-80%
 1/3 materi padatnya adalah bakteri
 Sisanya 2-3% nitrogen, zat sisa pencernaan,
mukus dan lemak
 Selulosa yang tidak tercerna
 Warna coklat dari pigmen empedu
 Bau berasal dari kerja bakteri
Sistem Pencernaan

Hati dan kandung empedu


Hati ( hepar)
 Organ paling besar dari tubuh kita, warna coklat
beratnya 1500 gram.
 Letaknya di bagian atas kana abdomen dan dibaah
diafragma. Dilindungi oleh tulang rusuk
 Pembagian hati :
• Permukaan atas berbentuk cembung di bawah diafragma
• Permukaan bawah tidak rata dengan lekukan fisura
transversus dan longitudinal
• Lobusnya ada 4 : lobus kanan, lobus kiri, kaudata dan
kuadratus
Fungsi Hati ( hepar)
 Pembentukan dan sekresi empedu dalam RE
 Menghasilkan enzim glikogenik yang mengubah glukosa
menjadi glukogen
 Penyimpanan dari glukogen, Fe (feritin) dan Cu, vitamin.
 Mempertahankan homeostatis gula darah
 Memetabolisme : asam amino, lemak, KH, etanol, hormon,
obat.
 Inaktivasi hormon, detoksifikasi toksin dan obat,
memfagositosis eritrosit dan zat asing yang dibawa oleh darah
Peredaran darah Hati ( hepar)
 Arteri hepatika
• Memberi 80% darah ke hati
• Aliran darah 500ml/mnt
• Aliran darah meningkat sesudah makan
 Vena porta
• terbentuk dari lienialis dan vena mesenterika superior
membawa 20% darah ke hati. Membawa zat makanan yang
sudah diabsorbsi di usus dan limfe.
• Kerja fisik mengurangi aliran darah ke hati
Hati ( hepar)
 Inaktivasi Hormon:
• Insulin, glukagon, kortisol, aldosteron,
testosteron, hormon tiroid,
 Penyimpanan
• Glikogen, trigliserida, vitamin (A,D,E,K)
riboflavin, nikotinamida, piridoksin asam folat
• Fe (feritin di sel kupfer), Cu
Sistem Empedu
 Kantung berbentuk terang dan membran berotot.
Pada lobus disebelah permukaan bawah hati.
 Panjang 8-12cm,
 Isotonik terhadap plasma, pH 5,7 -8,6.
 Unsur organiknya :
• Asam empedu, fosfolipid, kolesterol, pigmen empedu, dan
protein
 Unsur anorganik: Na, K, Ca, Mg, Cl, HCO3
 90% asasm empedu diserap aktif di ileum terminal
Fungsi Sistem Empedu
 Sebagai prsediaan getah empedu
 Meningkatkan sekresi fosfolipid
 Melarutkan kolesterol jadi micelle
 Membantu emulsi lemak
 Membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak
 Merangsang sekresi pancreas melalui pelepasan CCK-PZ
 Menghambat lipase pancreas
 Menghambat penyerapan air dan elektrolit di kolon
 Meningkatkan motilitas kolon
 Sangat sedikit garam empedu yang sampai ke kolon
Fungsi garam Empedu di usus halus

 Emulsifikasi lemak
 Absorbsi lemak
 Pengeluaran kolesterol dari tubuh, garam empedu
berikatan dengan kolesterol dan lesitin membentuk
micelle yang dibuang lewat feses
 Pemasukan empedu ke dalam duodenum diatur oleh
kegiatan tibal balik antara kantung empedu dengan
sfingter koledoku duodenal
 Pigmen empedu, terdiri dari biliverdin
Saluran pencernaan

Gangguan saluran cerna


Gangguan menelan
 Paralisis mekanisme menelan
• Kerusakan saraf kranial V, IX,X, XI
• Poliomyelitis, ensepalitis merusak pusat menelan di BO
 Paralisis total/sebagian otot menelan dapat
terjadi:
• Hilangnya semua tindakan menelan
• Kegagaln glotis menutup
• Kegagalan palatum molle Dan uvula menutup, sehingga
makanan masuk ke hidung
Akalasia dan mega esopagus
 Keadaan dimana spingter esopagus
inferior gagal berelaksasi
 Penyebab : kerusakan saraf pleksus
mienterikus, kehilangan kemampuan
untuk dilatasi otot sfingter esopagus
Gangguan lambung
 Gastritis; peradangan mukosa lambung
 Atropi lambung :gastritis kronis, sehingga mukosa
atropi
 Ulkus peptikum ; ekskoriasi yang disebabkan cairan
cerna. Yang sering terkena : beberapa cm pertama
duodenum, kurvatura mayor ujung antral lambung,
penyebab khusus : infeksi helikobakter pilori,
menghancurkan sawar gastroduodenal.
Gangguan Usus Halus
 Malabsorbsi mukosa usus shg terjadi
penurunan absorbsi makanan oleh
mukosa
 Pada keadaan berat dapat terjadi
defisiensi nutrisi berat, osteomalasia
(demineralisasi tulang), koagulasi darah
yang yidak adekuat, anemia
Gangguan Usus Besar
 Konstipasi, kebiasaan defekasi Yang tidak
teratur, tumor, ulkus, dll
 Megakolon, defek berkumpul dikolon, kolon
membesar ( penyakit Hirschprung)
 Diare, pergerakan yang cepat materi defek
pada usus besar oleh; enteritis, psikogenik,
kolitis ulseratif

Anda mungkin juga menyukai