Anda di halaman 1dari 53

Bahasa Indonesia

( Bobot : 2 SKS )
 Harapan
Mahasiswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan yang
benar, yang sifatnya teoritis maupun aplikatif.

 Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini membahas masalah yang berkaitan dengan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan yang benar. Topik yang dipelajari meliputi
ragam bahasa, kalimat & penekanan unsur kalimat, diksi, retorika bahasa,
komunikasi lisan & tulis, paragraf & teknik pengembangannya, kerangka
karangan, serta karangan ilmiah & teknik penulisannya.

 Tujuan
Mahasiswa mampu dan trampil dalam berbahasa Indonesia yang baik dan
benar, baik secara lisan maupun tertulis, teoritis maupun aplikatif kaitannya
untuk kepentingan komunikasi & penulisan karangan ilmiah, sesuai dengan
bidang ilmu yang dipelajari.
 Buku Acuan
1. Depdikbud. Pedoman Umum EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.
2. Keraf, Gorys. 1988. Komposisi. Ende : Nusa Indah.
3. __________. 1990. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia.
4. Sugono, Dendy. 1997. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jkt : Puspa Swara
5. Pedoman Penulisan Skripsi/Tugas Akhir.
 Agenda Pertemuan & Topik Bahasan
1. Pendahuluan, Kedudukan B. Indonesia 8. Pilihan Kata / Diksi
2. Ragam Bahasa Indonesia 10. Penekanan Unsur Kalimat
3. Bahasa Indonesia Ragam Baku 11. Paragraf / Alinea
4. Kalimat dan Unsur-unsurnya 12. Kerangka Karangan
5. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk 13. Karangan Ilmiah
6. Kalimat Aktif-Pasif, Kalimat Efektif 14. Teknik Penulisan Karangan Ilmiah
7. Retorika Bahasa,Tata Istilah dan EYD 15. Komunikasi Lisan & Tulis
8. Ujian Tengah Semester 16. Ujian Akhir Semester

 Penentuan Penilaian
Nilai Akhir = 15% Kehadiran + 15% Tugas + 30% UTS + 40% UAS
Grade nilai : 85 < A 70 < B < 85 55 < C < 70 40 < D < 55 E < 40
Alur Perkembangan Bahasa Indonesia
1. Bahasa Melayu sebagai Dasar Pembentukan Bahasa Indonesia
2. Bahasa-bahasa yang Mempengaruhi Bahasa Melayu

Bhs. Sansekerta

Bhs. Arab
28 Oktober 1928
Bhs. Belanda Politis
Bahasa 18 Agustus 1945
Melayu Bhs. Inggris Yuridis
Bhs. Asing Bahasa Persatuan
Lainnya Bahasa Nasional
Bahasa Negara
Bhs-Bhs Bahasa Resmi
Daerah
Kedudukan & Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Nasional :
- Lambang kebanggaan nasional.
- Lambang identitas bangsa.
- Alat pemersatu bangsa.
- Penghubung antar budaya & daerah.
Bahasa Negara :
- Bahasa resmi kenegaraan.
- Pengantar resmi di semua lembaga pendidikan.
- Bahasa resmi pada tingkat nasional untuk kepen-
tingan pemerintah, perencanaan & pelaksanaan
pembangunan.
- Bahasa resmi pemanfaatan iptek.
Kriteria Bahasa Indonesia
1. yang Baik
Ketepatan memilih ragam bahasa sesuai dengan
kebutuhan komunikasi
• Topik yang dibicarakan
• Maksud & tujuan pembicaraan
• Sasaran / lawan bicara
• Tempat & situasi pembicaraan
2. yang Benar
Sesuai kaidah bahasa Indonesia
• Tata bahasa (kata & kalimat)
• Tata bunyi (fonologi)
• Kosa kata, ejaan, makna, dll.
Kemungkinan Pemakaian Bahasa Indonesia :
1. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia baku dalam situasi
formal).
2. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik tetapi tidak benar.
(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia yang tidak sesuai
dengan kaidah tata bahasa, tetapi sesuai dengan situasi pema-
kaiannya & komunikatif).
3. Pemakaian bahasa Indonesia yang benar tetapi tidak baik.
(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan
kaidah tata bahasa, tetapi tidak komunikatif ).
4. Pemakaian bahasa Indonesia yang tidak baik dan tidak benar.
(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia ragam santai yang
situasi pemakaiannya tidak cocok).
Dialek
Penutur Terpelajar
Resmi & tidak resmi

Keilmuan / Ilmiah
Ekonomi
Ragam Pokok Hukum
Bahasa Persoalan Agama
Jurnalistik
dll.

Lisan Baku
Media Tulis Tidak baku
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia (ragam tulis) yang digunakan untuk
kepentingan ilmiah (penulisan karangan yang sifatnya
ilmiah), dengan ketentuan :
• Menggunakan bahasa Indonesia ragam baku.
• Pemakaian kalimat efektif.
• Menghindari bentuk bahasa bermakna ganda.
• Menggunakan kata / istilah bermakna lugas.
• Menghindari penonjolan persona untuk menjaga
obyektifitas isi karangan.
• Adanya keselarasan dan keruntutan antarpreposisi
dan antaralinea.
Bahasa Indonesia Ragam Baku
a) Penggunaan awalan ‘ber’ dan ‘me’ secara konsisten.
b) Penggunaan kata tugas secara eksplisit dan konsisten.
c) Penggunaan kata tugas sesuai dengan fungsinya.
d) Penggunaan struktur logika yang tidak rancu.
e) Penggunaan fungsi gramatikal secara konsisten.
f) Menghindari pemendekan bentuk-bentuk kata maupun kalimat.
g) Menghindari penggunaan kata/kalimat yang berbau dialek.
h) Penggunaan kata-kata sapaan formal.
i) Penggunaan pola urutan (aspek + pelaku + kata kerja) pada bentuk
kata kerja pasif berpelaku.
j) Penggunaan bentuk terpadu (sintetik) bukan terberai (analitik).
k) Penggunaan bentuk yang efektif.
l) Penggunaan lafal baku pada pemakaian bahasa lisan.
m) Penggunaan sistem tulis resmi pada pemakaian bahasa tulis.
Ciri Khusus Bahasa Baku

1. Adanya kemantapan dinamis.


2. Unsur keseragaman
3. Bersifat formil / terpelajar / resmi
Kalimat Efektif
Kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pembaca / pendengar seperti
apa yang ada dalam pikiran penulis / pembicara.
Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi untuk tetap
menjamin kejelasan kalimat.
Ciri-ciri kalimat efektif :
1. Kesepadanan
2. Keparalelan
3. Ketegasan
4. Kehematan
5. Kecermatan
6. Kepaduan
7. Kelogisan
KALIMAT

• Syarat pokok pernyataan disebut sebagai kalimat atau bukan, jika


terdapat unsur Predikat.
• Susunan dua kata / lebih, yang memiliki unsur lengkap (S,P,O,Pel,
K), atau minimal terdapat unsur Subyek & Predikat, memiliki satu
makna, bila dituliskan diawali huruf kapital dan diakhiri tanda baca
yang sesuai kaidah EYD, disebut Kalimat.
• Pernyataan yang terdiri dari dua kata / lebih, di dalamnya tidak ada
unsur Predikat, satu kata sebagai inti dan kata lainnya berfungsi
sebagai penjelas atau pembatas, disebut Frasa.
• Susunan kelompok kata berpredikat, tidak terdapat unsur Subyek,
disebut Klausa.
Kalimat Frasa
S P O Inti Pembatas
Pak Dar itu mengajar bhs. Indonesia Pak Dar yang mengajar bhs. Indonesia itu
Gadis itu cantik Gadis yang cantik itu
Dul Brewok penjual rongsokan Dul Brw yang penjual rongsokan

Contoh Klausa : mengajar bahasa Indonesia, penjual rongsokan

Unsur Kelengkapan Kalimat


1. Subyek (S) :
a. Jawaban atas pertanyaan ‘siapa’ atau ‘apa’.
b. Disertai kata ‘itu’.
c. Didahului kata ‘bahwa’.
d. Mempunyai keterangan pembatas ‘yang’.
e. Tidak didahului preposisi.
f. Berupa nomina atau frasa nomina.
2. Predikat (P) :
a. Jawaban atas pertanyaan ‘mengapa’ atau ‘bagaimana’.
b. Diawali kata ‘adalah’ atau ‘ialah’.
c. Dapat diingkarkan dengan kata ‘tidak’.
d. Dapat disertai kata-kata aspek dan modalitas.
e. Unsur pengisi predikat.
f. Peran predikat (pernyataan, perintah, pertanyaan, dll.).
3. Obyek (O) :
a. Langsung mengikuti predikat.
b. Bisa menjadi subyek (S) dalam kalimat pasif.
c. Tidak didahului dengan preposisi.
4. Pelengkap (Pel) :
a. Terletak di belakang predikat (P) atau obyek (O).
b. Tidak didahului dengan preposisi.
5. Keterangan (K) :
a. Bukan merupakan unsur utama.
b. Tidak terikat pada letak posisi.
c. Jenis keterangan : waktu, tempat, cara, sebab, tujuan, tambahan, dll..
1. Pak Dar mengatakan bahwa bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa.
S P O
2. Pak Dar berkata, “bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa”.
S P O
3. Bahwa bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa dikatakan oleh pak Dar.
S (berbentuk frasa benda) P O
4. Bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa dikatakan oleh pak Dar.
S (berbentuk kalimat) P O
5. Bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa dikatakan oleh pak Dar.
S P O K

a. Pak Dar mengajar bahasa Indonesia (kalimat)


S P O
b. Pak Dar yang mengajar bahasa Indonesia (itu) (frasa)
c. Pak Dar Yang mengajar bahasa Indonesia (itu) lembut (kalimat)
S P

Kalimat berobyek : kalimat transitif


Kalimat tidak berobyek : kalimat intransitif
Kalimat Tunggal & Kalimat Majemuk
(dilihat dari struktur/unsur pembentuk kalimat)

Dr. Pratiwi sudah melangkah ke teknologi canggih. Dia mewakili bangsa Indonesia umumnya,
wanita Indonesia pada khususnya. Dia memang ilmuwan wanita yang hebat, dia termasuk
cendekiawan muda.
Kalimat 1 :
Dr. Pratiwi sudah melangkah ke teknologi canggih.
S P K
Kalimat 2 :
Dia mewakili bangsa Indonesia umumnya, dia mewakili wanita Indonesia khususnya.
S1 P1 O1 S2 P2 O2
Dia mewakili bangsa Indonesia umumnya, wanita Indonesia pada khususnya.
S P O1 O2
Kalimat 3 :
Dia (memang) ilmuwan wanita yang hebat, dia (termasuk) cendekiawan muda.
S1 P1 K S2 P2

 Kalimat 1 disebut sebagai kalimat tunggal karena strukturnya hanya memiliki satu
kalimat dasar, sedangkan kalimat 2 & 3 disebut sebagai kalimat majemuk karena
strukturnya memiliki lebih dari satu kalimat.
 Kalimat dasar merupakan kalimat yang berisi informasi pokok dalam
struktur inti dan belum mengalami perubahan struktur (penambahan
unsur, perubahan bentuk, pertukaran urutan, serta peniadaan unsur
tertentu).
Kalimat Tunggal
 Kalimat yang hanya memiliki satu unsur S P O Pel & K saja. Kelima
unsur tidak harus muncul semua secara bersamaan, karena unsur
minimal kalimat yaitu S dan P.
Kalimat Majemuk
 Kalimat yang strukturnya merupakan gabungan dari dua atau lebih
kalimat tunggal.
 Berdasarkan hubungan antarkalimat, kalimat majemuk dibedakan
menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat Majemuk Setara
 Hubungan antarkalimat satu dengan kalimat lainnya masing-masing sederajat
atau dapat berdiri sendiri sebagai bentuk kalimat tunggal (koordinatif).
 Konjungsi / penghubung yang digunakan : dan, serta, sedangkan, kemudian,
baik…maupun…, lalu, melainkan, tetapi, atau.
Kalimat Majemuk Bertingkat
 Hubungan antarkalimat satu dengan lainnya tidak dapat berdiri sendiri tetapi
merupakan perluasan dari kalimat sebelumnya.
 Satu kalimat dasar sebagai inti, kalimat perluasan berfungsi sebagai pengisi
unsur kalimat inti yang ada.
 Konjungsi / penghubung yang digunakan menyatakan suatu tingkatan : sejak,
sewaktu, sementara, setelah, sambil, sebelum, ketika, hingga, seandainya,
andaikan, asalkan, kalau, apabila, manakala, agar, supaya, untuk, walaupun,
meskipun, karena, maka, oleh karena itu.
 Inti kalimat berfungsi sebagai Induk Kalimat (IK), sedangkan kalimat perluasan
yang mengisi unsur kalimat inti disebut sebagai Anak Kalimat (AK).
* Pada kenyataan penggunaan bahasa (ragam tulis), kalimat yang kita gunakan
merupakan bentuk Kalimat Majemuk Campuran.
Kalimat Aktif & Kalimat Pasif
 Bentuk aktif dan pasif dalam susunan kalimat merupakan kerangka
pemikiran dari hubungan / relasi antara Subyek dan Predikat.
 Hubungan tersebut, dilihat dari segi peran yang dilakukan Subyek
terhadap perbuatan yang dinyatakan pada Predikat .
1. Kalimat Aktif
• Subyek suatu kalimat merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan pada
Predikat.
• Kalimat aktif terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa verba aktif.
2. Kalimat Pasif
• Subyek suatu kalimat merupakan sasaran perbuatan yang dinyatakan oleh
Predikat.
• Kalimat pasif merupakan perubahan dari kalimat aktif, yakni Obyek kalimat
aktif menjadi Subyek kalimat pasif.
• Fungsi verba pengisi predikat juga berubah menjadi verba pasif.
• Kalimat intransitif tidak bisa dijadikan kalimat pasif.
RETORIKA BAHASA
( Jenis kalimat menurut bentuk gaya penyampaiannya )

Tulisan/karangan akan lebih efektif, selain kalimat-kalimat yang


disusunnya benar, diperlukan juga gaya penyampaiannya atau
retorikanya juga menarik.
Meskipun kalimat yang disusun sudah gramatikal sesuai dengan
kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi
retorikanya tidak memikat (susunan konstruksi kalimat monoton).
Kalimat majemuk, menurut gaya penyampaian / retorikanya ada
3 macam :
a. Kalimat yang Melepas ( Induk – Anak )
b. Kalimat yang Berklimaks ( Anak – Induk )
c. Kalimat yang Berimbang ( Setara / Campuran )
Tata Istilah & EYD
1. Prosedur Pembentukan Istilah
Prosedur pembentukan istilah bahasa Indonesia mengikuti langkah-langkah
sesuai ketentuan pedoman pembentukan istilah yang diterbitkan oleh Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
2. Pengindonesiaan Istilah Asing
a. Penerjemahan
b. Penyerapan, disertai dengan :
- penyesuaian ejaan (lafal dipertahankan)
- penyesuaian lafal (ejaan dipertahankan)
- penyesuaian imbuhan
c. Penerjemahan & Penyerapan
3. Pembentukan Istilah secara Bersistem
Kata-kata bahasa Indonesia cukup potensial dipakai sebagai istilah lewat
pembentukan istilah secara bersistem

* Istilah dari bahasa Inggris lebih diutamakan, dibandingkan bahasa asing lainnya.
DIKSI / Pilihan Kata
Diksi akan sangat membantu penulis mengungkapkan dengan tepat
apa yang disampaikan.
Dalam menggunakan diksi harus sesuai dengan situasi, kondisi, dan
tempat pemakaiannya.
Pemakaian diksi meliputi :
1. Makna Denotatif & Konotatif
2. Makna Umum & Khusus
3. Makna Konkret & Abstrak
4. Sinonim
5. Pembentukan Kata ( Kesalahan & Pemilihan Kata)
6. Ungkapan Idiomatik
Penekanan Unsur Kalimat
Masalah Kalimat :
1. Kesalahan kalimat akibat kerancuan
2. Kesalahan kalimat akibat kesalahan diksi
3. Kesalahan kalimat akibat kesalahan ejaan
Ad. 1. Kerancuan pikiran :
a. Aktif dan Pasif
Masalah yang bapak baru saja sampaikan itu, saya telah bicarakan
dengan dosen pembimbing saya (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Masalah yang baru saja bapak sampaikan itu, telah saya bicarakan
dengan dosen pembimbing saya.
- Saya telah membicarakan dengan dosen pembimbing saya, masalah
yang baru saja bapak sampaikan.
- Masalah yang baru saja bapak sampaikan itu, saya telah membicara-
kannya dengan dosen pembimbing saya.
b. Subjek dan Keterangan
Pada bab kesimpulan ini tidak memuat rangkuman pembahasan, tetapi
mengemukakan hasil analisis saja (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Pada bab kesimpulan ini tidak dimuat rangkuman pembahasan, tetapi
dikemukakan hasil analisis saja.
- Bab kesimpulan ini tidak memuat rangkuman pembahasan, tetapi
mengemukakan hasil analisis saja.

c. Pengantar Kalimat dan Predikat


Seperti telah kita ketahui bahwa kenaikan harga BBM akan mempengaruhi

kenaikan harga sembako (kalimat tidak benar).


Kalimat perbaikan :
- Telah kita ketahui bahwa kenaikan harga BBM akan mempengaruhi ….
- Seperti telah kita ketahui, kenaikan harga BBM akan mempengaruhi ….
d. Kalimat Majemuk Bertingkat dan Setara
Meskipun keringat membasahi tubuhnya, tetapi petani itu tetap bekerja
di bawah terik matahari (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Meskipun keringat membasahi tubuhnya, petani itu tetap …..
- Keringat membasahi tubuhnya, tetapi petani itu tetap …..

e. Induk Kalimat dan Anak Kalimat


Berhubung objek penelitian terlalu luas, maka pengumpulan data hanya di
batasi pada daerah kalurahan saja (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Berhubung objek penelitian terlalu luas, pengumpulan data …..
- Objek penelitian terlalu luas, maka pengumpulan data ….
Ad. 2. Kesalahan Diksi :
a. Pemakaian kata ‘dari’ dan ‘daripada’ yang tidak tepat
b. Penggunaan kata berpasangan : baik ….. maupun ……, tidak …. tetapi …..,
bukan ….. melainkan ……, antara ….. dan ……
c. Penggunaan dua kata yang tidak efisien : adalah merupakan, agar supaya, demi
untuk, seperti misalnya.
d. Penghubung antarkalimat + kata ‘maka’ tidak efektif : dengan demikian maka,
oleh karena itu maka, sehubungan dengan itu maka, dll.
e. Peniadaan preposisi : unsur preposisi yang tidak dapat ditiadakan dan kata kerja
dalam struktur tertentu, preposisi dapat dihilangkan.
Ad. 3. Kesalahan Ejaan (tanda baca koma) :
a. Koma diantara Subjek dan Predikat
Mahasiswa yang ikut ujian, diharapkan membawa kartu ujian.
b. Koma diantara Keterangan dan Subjek
Dengan kemenangan yang gemilang itu, pemain andalan dapat membawa
piala Thomas ke Tanah air kembali.
c. Koma diantara Predikat dan Objek
Kami belum tahu, kapan penelitian ini akan selesai.
TOPIK - TEMA
KERANGKA KARANGAN

TOPIK

Langkah pertama ketika menulis karangan ilmiah harus memilih dan


menetapkan topik.
Topik merupakan pokok pembicaraan / permasalahan yang
dikembangkan menjadi karangan.
Merupakan jawaban atas pertanyaan ‘masalah apa yang akan
dibahas?’ atau ‘hendak menulis tentang apa?’
Ciri khas topik terletak pada permasalahan yang bersifat umum dan
belum terurai.
TEMA

Pokok pikiran / gagasan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan.


Perumusan tema akan memudahkan dalam menyusun kerangka
(outline) karangan yang akan ditulis karena sifatnya sudah terurai.

KERANGKA (outline) KARANGAN

Adalah rencana terstruktur & teratur dari pembagian-pembagian dan


penyusunan gagasan.
Fungsi utama dari kerangka (outline) karangan yaitu mengatur
hubungan antar gagasan-gagasan yang ada.
JUDUL

Pada dasarnya judul merupakan perincian / penjabaran topik.


Dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan biasanya sudah
menyiratkan permasalahan / variabel yang akan dibahas.

Catatan : Topik boleh saja dijadikan judul, tetapi judul tidaklah harus
sama dengan topik.
Jika topik sekaligus judul, biasanya karangan bersifat umum
& ruang lingkupnya sangat luas.
Dalam penyusunan TA / Skripsi, judul diajukan pada awal
proses penulisan (saat pengajuan outline). Namun proses
penetapan judul tetap berawal dari pemilihan topik.
LANGKAH PENULISAN
1. Pemilihan Topik TENTUKAN Pokok bahasan tertentu & tentukan
ruang lingkupnya.
2. Perumusan Tema TETAPKAN Sasaran & target serta rumuskan
pokok pikiran
3. Pembuatan Outline SESUAIKAN
Bentuk & jenis karangan dengan
metode penelitian
4. Pengumpulan Data LAKUKAN
Penelitian lapangan / kepustakaan

5. Penyusunan Draft KLASIFIKASIKAN Data, lalu susun menjadi wacana

6. Penyuntingan Wacana SUNTINGLAH Kaidah bahasa, diksi, alinea, dan


kalimat

7. PENULISAN AKHIR
Contoh : Bentuk kerangka (outline) karangan
1. Faktor Penyebab Keresahan Buruh I.
1.1. Keuangan A.
1.1.1. Gaji Pokok 1.
1.1.1.1. Buruh Terampil a.
1.1.1.2. Buruh Kasar b.
1.1.2. Perumahan 2.
1.1.2.1. Buruh yang Sudah Berkeluarga a.
1.1.2.2. Buruh yang Belum Berkeluarga b.
1.1.3. Kesehatan 3.
1.1.3.1. Buruh Lelaki a.
1.1.3.2. Buruh Perempuan b.
1.2. Politik B.
1.2.1. Pengaruh Serikat Buruh 1.
1.2.1.1. Pengaruh pada Buruh Terampil a.
1.2.1.2. Pengaruh pada Buruh Kasar b.
PARAGRAF
1. Pengertian dan Persyaratan :
Bagian-bagian karangan yang berpotensi, terdiri dari bebe-
rapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan terpadu yang
membentuk kesatuan pikiran.

Dilihat dari segi makna, paragraf merupakan satuan informasi


yang memiliki ide pokok sebagai dasarnya.
Karangan yang utuh, satuan-satuan informasi yang ada saling
terkait.
Paragraf merupakan bagian dari keseluruhan karangan, yang
terdiri dari susunan beberapa kalimat dan membentuk satu
kesatuan ide.
Contoh :
Sebagai anggota masyarakat, manusia membutuhkan tingkat kehidupan yang
lebih baik. Kehidupan tersebut menyangkut berbagai aspek, seperti ekonomi, kese-
hatan, dan keamanan. Ketiga hal tersebut merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi oleh setiap manusia agar dapat hidup sejahtera. Apabila salah satu syarat
tersebut tidak terpenuhi, kesejahteraan hidup manusia akan terganggu.

Paragraf di atas terdiri dari 4 kalimat. Kalimat 1 sebagai kalimat utama


yang berisi pikiran pokok, sedangkan kalimat 2, 3, & 4 sebagai kalimat
pengembang atau penjelas.

2. Unsur Paragraf :
a. Kalimat topik / kalimat utama
b. Kalimat pengembang / penjelas
c. Kalimat penegas
3. Struktur Paragraf :
- abc - ab - ba - bca

4. Syarat Paragraf :
- Kesatuan - Keselarasan - Kelengkapan

5. Fungsi Paragraf :
- Fungsi utama adalah sebagai awal ide / gagasan baru
- Sebagai pengembangan ide sebelumnya
- Sebagai penegasan tentang gagasan yang diungkapkan

6. Jenis Paragraf :
- Berdasarkan Fungsi
- Berdasarkan Keberadaan Pikiran Pokoknya
- Berdasarkan Bentuknya
Teknik Pengembangan Topik dalam Paragraf :
A. Berdasarkan Tekniknya :
1. Cara alamiah : a. urutan ruang b. urutan waktu
2. Cara klimaks atau anti klimaks
3. Cara umum – khusus atau khusus – umum
B. Berdasarkan Isinya :
1. Cara perbandingan atau pertentangan
2. Cara analogi
3. Cara contoh
4. Cara sebab akibat
5. Cara definisi luas
6. Cara klasifikasi
KARYA ILMIAH
1. Pengertian Karya Ilmiah
2. Ciri-ciri Karya Ilmiah
3. Jenis-jenis Karya Ilmiah
4. Komponen Karya Ilmiah
5. Karya Ilmiah dan Karya Ilmiah Populer
6. Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Tulisan / karangan yang membahas permasalahan tertentu, yang


diungkapkan dengan menggunakan metode ilmiah.
Segi keilmiahnya karena berisi pengetahuan yang dikemukakan
secara sistematis, dilandasi pola pikir logis dengan didukung data
sebagai pembuktian fakta dalam penjabaran analisa objektif.
Ciri-ciri Karya Ilmiah :
1. Membahas masalah dalam bidang tertentu.
2. Membahas masalah secara utuh.
3. Bersifat objektif dan rasional.
4. Pengungkapan pendapat didukung data / fakta.
5. Penjabaran secara sistematis dan logis.
Jenis karya ilmiah (berdasarkan tingkat akademis) meliputi :
laporan penelitian, makalah, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi.
Komponen karya ilmiah meliputi :
1. bagian awal
2. bagian isi
3. bagian penutup.
Komponen Karya Ilmiah
1. Bagian Awal
Sampul depan (hard cover)
Halaman Judul ……………………………………. i
Halaman Pengesahan ……………………………... ii
Halaman Motto …………………………………… iii
Halaman Persembahan ……………….................... iv
Kata Pengantar ……………………………………. v
Daftar Isi ………………………………………….. vi
Daftar Tabel (jika ada) ……………………………. vii
Daftar Gambar (jika ada) …………………………. viii
Intisari …………………………………………….. ix
Abstract …………………………………………… x
Komponen Karya Ilmiah
2. Bagian Isi / Pokok / Utama
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Pokok Permasalahan
3. Batasan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Pustaka
2. Hasil Penelitian Terdahulu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Objek Penelitian
2. Metode Pengumpulan Data
3. Metode Pengolahan & Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
3. Rekomendasi

Komponen Karya Ilmiah


3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran

Sistem tata tulis karya ilmiah :


Penulisan karangan ilmiah harus menggunakan bahasa
Indonesia ragam baku.
 Perbedaan Karya Ilmiah dan Karya Ilmiah Populer :

Karangan / tulisan / karya ilmiah populer merupakan salah satu ragam


karangan faktawi (menurut Gie).
Karya ilmiah populer identik dengan karya ilmiah
Perbedaan utama pada pola penyusunan & jangkauan pembacanya.

Karya Ilmiah Karya Ilmiah Populer

a. Terikat pola & ketentuan ilmuwan - Tidak terikat pola & ketentuan
b. Bentuk menyajikan urutan bab, bagian - Tanpa menyebutkan, penyajian
dengan penomoran secara eksplisit secara global dan sederhana
c. Menyajikan sumber referensi - Tidak perlu menuliskan referensi
d. Memuat lampiran data pembuktian - Data pembuktian tidak perlu
e. Bahasa ragam baku / ilmiah - Bahasa jelas, ringkas, lugas
f. Terbatas golongan ilmuwan - Masyarakat umum
Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Ketentuan teknis :
1. Penggunaan Kertas
2. Teknik Pengetikan
3. Sistem Penomoran
4. Penulisan Sumber Referensi
5. Penulisan Daftar Pustaka
Catatan :
Acuan yang detail gunakan Buku Panduan Penulisan & Penyusunan
Tugas Akhir / Karya Tulis Ilmiah / Skripsi program studi Anda !
1. Penggunaan Kertas
Jenis : HVS putih 80 gram
Ukuran : Kuarto A4 (21,5 X 29) cm
Penulisan : Satu sisi tidak bolak-balik
Gambar/grafik : bisa menggunakan jenis dan ukuran lain.
Sampul/Cover : Hard cover

2. Teknik Pengetikan
Pengetikan naskah diketik dengan menggunakan huruf pica atau
standart (Time New Roman / Arial 12), warna hitam.
JARAK PENGETIKAN
Naskah utama : Jarak antarbaris 2 spasi (spasi ganda).
Intisari : Jarak antarbaris 1 spasi, kurang dari 1 hal.
Kutipan : Kutipan langsung lebih dari 4 baris, diketik
1 spasi, gunakan tanda petik.
Daftar Pustaka : Jarak antarbaris setiap sumber 1 spasi, antar
sumber berjarak 2 spasi

Batas kertas : Tepi atas, bawah, kiri, kanan : 4, 3, 4, 3 cm.

PENULISAN NAMA
Catatan tubuh : Ditulis nama pokok atau belakangnya saja.
Daftar Pustaka : Ditulis nama belakangnya dahulu, baru nama
pertama dan keduanya.
2 pengarang : Keduanya ditulis, hanya nama pengarang ke-
dua penulisan sesuai nama tidak dibalik.
3 pengarang / : Yang ditulis nama pengarang pertama saja,
lebih dibalik, diikuti singkatan dkk. atau et.al.
Gelar : Tidak perlu dicantumkan.
PENULISAN ALINEA BARU
Kontinental : Dimulai 5 - 7 ketukan dari batas tepi kiri.
Amerika : Setiap pergantian alinea diberi jarak 2X jarak
spasi baris.
PENULISAN BAB & SUBBAB
Bab : Huruf kapital semua, tanpa tanda baca titik.
Nomor bab menggunakan angka romawi.
Penempatan pada posisi tengah.
Subbab : Penulisan nomor subbab dimulai dari batas
tepi kiri diikuti tanda titik.
Judul subbab, setiap awal kata memakai hu-
ruf kapital kecuali kata tugas dan sambung,
tanpa diakhiri tanda titik.
Anak Subbab : sama dengan penulisan subbab.
PENULISAN TABEL & GAMBAR
Tabel : Nomor dan judul tabel ditempatkan simetris
di atas tabel.
Tabel bisa dipisah, dengan catatan kepala
tabel pada halaman baru disebutkan lagi.
Gambar / grafik : Nomor dan judul gambar / grafik ditempatkan
simetris di bawah gambar / grafik.
Penyusunan gambar tidak boleh dipotong.
Penulisan : Judul tabel / gambar, setiap awal kata dengan
huruf kapital, kecuali kata depan, sambung
Nomor Urut : Penulisan nomor urut tabel menggunakan
angka arab, sedangkan nomor urut gambar
menggunakan angka romawi.
3. Sistematika Penomoran
Penomoran halaman baru awal bab, penulisan nomor ditaruh
di tengah bawah menggunakan angka arab (1,5 cm dari tepi
bawah kertas).
Penomoran naskah utama menggunakan angka arab ditaruh
di sudut kanan atas (2 cm dari tepi atas kertas dan 3 cm dari
tepi kanan kertas.
Penomoran bagian awal (halaman pelengkap) menggunakan
angka romawi kecil, diletakkan di bagian tengah bawah.
Daftar pustaka & lampiran, tanpa diberi nomor halaman.
4. Penulisan Sumber Referensi
Sumber bacaan yang diacu ditulis pada akhir kutipan diantara
tanda kurung, dengan menuliskan nama belakang pengarang,
tahun penerbitan, dan nomor halaman.
Antara nama pengarang dan tahun penerbitan dipisahkan tanda
koma, sedangkan antara tahun dan halaman dengan tanda titik
dua.
Contoh : Manajemen pemasaran ………….(Kotler, 2002:19).
Bila nama pengarang telah disebutkan terlebih dahulu, yang
dituliskan dalam tanda kurung hanya tahun dan halamannya saja.
Contoh : Menurut Tjiptono (2006:24) jasa merupakan ……….
Atau Menurut Tjiptono, jasa merupakan …………. (2006:24).
Penggunaan sumber referensi dengan menggunakan catatan
tubuh lebih praktis dan efisien.
Demi konsistensi penulisan, apabila menggunakan catatan tubuh
semua harus catatan tubuh dan apabila menggunakan catatan
kaki (foot note) semua harus foot note.
5. Penulisan Daftar Pustaka

Abadi, C.J.. 2002. “Kumis Kucing”, (online), (http://www.chang.jaya_abadi.


com.jamu-jawa04htm/, diakses 12 Desember 2003).

Connel, D.W. dan G.J. Miller. 1990. Kimia dan Entoksikologi Pencemaran.
Terjemahan oleh Y. Koestoer. 1995. Jakarta : UI Press.

Griffith, Antonio.I.. 1995. “Coordinating Family and School:Mothering for


Schooling”. Education Policy Analysis Archive, (online), vol.3,
No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari 1997).

Haryadi dan Purwiyatno. 2000. “Fortifikasi A dan B Karoten”. Jurnal


Teknologi dan Industri Pangan, XI (1) : 61-69.

Kompas. 18 Maret 2005. “Virgin Coconut Oil, Minyak Penakluk Berbagai


Penyakit”, hal. 15
Pitayaningrum, C.W.. 2004. “Efek Perebusan dengan Daun Kumis Kucing
terhadap Penurunan Kandungan Logam Berat dalam Hati dan
Usus Sapi”. Skripsi. Semarang : Fakultas Peternakan, Undip

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Pedoman Umum


Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. Bandung : Yrama Widya.

Robert, H.R.. 1981. Food Safety. Cet. I. Canada : A Wiley-Interscience


Publication.

Sumardjo, S.. 2005. “Metodologi Penelitian, Sebuah Pengantar” Makalah


disajikan dalam Lokakarya Metodologi Penelitian bagi Dosen
Universitas Diponegoro. Semarang, 12 Juni.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta : PT. Gramedia Grup.

Wilarjo, L.. 2003. “Pasir Sebagai Sumber Energi”. Kompas, 23 Mei, hal.10.
KOMUNIKASI
1. Komunikasi Tulis :
a. Fungsi surat
b. Bentuk surat
c. Bagian-bagian surat
d. Jenis surat
2. Komunikasi Lisan :
a. Dialog dan percakapan
b. Bahasa untuk negosiasi (bisnis)
Dialog
Suatu komunikasi lisan sebagai proses take and
give yang memerlukan interaksi dan tenggang
rasa diantara para peserta, dengan tujuan antara
lain menampung pendapat, pandangan, mencari
solusi / pemecahan masalah.
Dalam dialog perlu dikembangkan : an open mind, an
open heart, an open mouth.

Percakapan
Suatu bentuk dialog yang tidak terlalu formal
dan bersifat antarpersona (self-expression).
“ Berbicara sebagai Suatu Bahasa ”
( Henry Guntur Tarigan )

1. Bagaimana cara menarik perhatian


2. Bagaimana cara memulai pembicaraan
3. Bagaimana cara menyela, menginterupsi,

mengoreksi pembicaraan
4. Bagaimana cara mengakhiri pembicaraan

Anda mungkin juga menyukai