1
Tinjauan Teoritis
Lembaga keuangan (financial institution) dapat didefinisikan sebagai suatu badan
usaha yang aset utamanya berbentuk aset keuangan (financial assets) maupun tagihan-tagihan
(claims) yang dapat berupa saham (stocks), obligasi (bonds) dan pinjaman (loans), daripada
berupa aktiva riil misalnya bangunan, perlengkapan (equipment) dan bahan baku (Rose &
Frasser, 1988 : 4).
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan,
yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui kegiatan-kegiatan di
bidang keuangan, menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut kembali ke
masyarakat. Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada nasabah atau nienginvestasikan
dananya dalam surat berharga di pasar keuangan (financial market). Lembaga keuangan juga
menawarkan bermacam – macam jasa keuangan mulai dan perlindungan asuransi, menjual
program pensiun sampai dengan penyimpanan barang-barang berharga dan penyediaan suatu
mekanisme untuk pembayaran dana dan transfer dana.
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang
menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini
diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga
keuangan ini adalah termasuk perbankan, building society (sejenis koperasi di
Inggris), Credit union, pialang saham, aset manajemen, modal
ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun, pegadaian dan bisnis serupa.
Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu
lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank (asuransi, pegadaian,
perusahaan sekuritas, lembaga pembiayaan, dll). Fungsi Lembaga keuangan ini
menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar uang yang
bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investorkepada perusahaan yang
membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang
memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari
individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan, sehingga resiko dari para
investor ini beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana
tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan . Ini adalah
2
merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk menghasilkan
pendapatan.
Jasa keuangan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk jasa
yang disediakan oleh industri keuangan. Jasa keuangan juga digunakan untuk
merujuk pada organisasiyang menangani pengelolaan dana. Bank, bank investasi,
perusahaan asuransi, perusahaan kartu kredit, perusahaan pembiayaan konsumen,
dan sekuritas adalah contoh-contoh perusahaan dalam industri ini yang
menyediakan berbagai jasa yang terkait denganuang dan investasi
Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di
bidang keuangan mempunyai peranan sehagai berikut:
1. Pengalihan Aset (Asset Transfer)
Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk “janji—janji untuk
membayar” atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan
jangka waktu yang diatur sesuai dengan kehutuhan perninjam. Dana
pembiayaan asset tersehut diperoleh dari tabungan masyarakat. Dengan
demikian lembaga keuangan sebcnarnya hanyalah mengalihkan atau
mernindahkan kewaiban penlinjam menjadi suatu aset dengan suatu jangka
waktu jattih letnpo sesuai keinginan penabung. Proses pengalihan kewajiban
menjadi suatu aset disebut transmutasi kekayaan atau asset transimutation.
2. Likuiditas (liquidity)
Likitiditas berkaitan dengan kemainpuan untuk rnemperoleh uang
tunai pada saat dihutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli sektor usaha
dan rumah tangga terutama dirnaksudkan untuk tujuan likuiditas. Sekuritas
sekunder seperti tabungan, deposito, sertifikat deposito yang diterbitkan bank
umum memberikan tingkat keamanan dan likuiditas yang tinggi, di samping
tambahan pendapatan.
3. Realokasi Pendapatan (income reallocation)
Dalam kenyataannya di masyarakat banyak individu merniliki
penghasilan yang memadai dan menyadari bahwa di masa datang mereka akan
pensiun sehingga pendapatannya jelas akan berkurang. Untuk rnenghadapi
masa yang akan datang tersebut mereka menyisihkan atau merealokasikan
3
pendapatannya untuk persiapan di masa yang akan datang. Untuk melakukan
hal tersebut pada prinsipnya mereka dapat saja membeli atau menyimpan
barang rnisalnya : tanah, rumah dan sebagainya, namun pemilikan sekuritas
sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan, misalnya program tabungan,
deposito, program pensiun, polis asuransi atau saharn-saham adalah jauh lebih
baik jika dibandingkan dengan alternatif pertama.
4. Transaksi (transaction)
Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi
keuangan misalnya rekening giro, tabungan, deposito dan sebagainya,
merupakan bagian dan sistem pembayaran. Produk-produk tabungan tersebut
dibeli oleh rumah tangga dan unit usaha untuk rnernperrnudah mereka
melakukan penukaran barang dan jasa. Dalam hal tertentu, unit ekonomi
membeli sekuritas sekunder (misalnya giro) untuk mempermudah
penyelesaian transaksi keuangannya sehari-hari.
4
penabung kecil akibat denominasinya yang demikian besar. Namun
demikian dengan menghimpun dana dan banyak penabung, lembaga
keuangan dapat memberikan kesempatan bagi penabung kecil untuk
memperoleh instrumen keuangan yang menarik tersebut.
4) Skala ekonomi dan ruang lingkup dalam produksi dan distribusi jasa-jasa
keuangan dengan mengkombinasikan sumber-sumber dalam memproduksi
berbagai jenis jasa-jasa keuangan dalam jumlah besar, maka biaya jasa per
unit dapat ditekan serendah mungkin, yang memberikan lembaga
keuangan suatu keunggulan kompetitif (competitif advantage) terhadap
pihak-pihak lain yang menawarkan jasa keuangan.
5) Lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas yang unik, mengurangi
biaya likuiditas bagi nasabahnya. Ketidakpastian arus kas unit usaha
perusahaan dan individu-individu, akan membahayakan kondisi mereka
bila tidak dalam keadaan likuid saat kas sangat dibutuhkan, sehingga dapat
dikenakan denda (penalty cost). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas, misalnya deposito.
6) Keuntungan jangka panjang lembaga keuangan dapat memperoleh sumber
dana atau meminjam uang dan penabung dengan tingkat bunga yang relatif
lebih rendah kernudian meminjamkannya dengan tingkat bunga yang lebih
tinggi untuk jangka waktu yang lebih panjang kepada nasabah debitur,
Keuntungan atau spread antara biaya dana di satu pihak dan tingkat bunga
kredit cenderung bergerak bersamaan, naik atau turun.
7) Risiko yang lebih kecil: Pengawasan dan pengaturan pemerintah dan
adanya program asuransi menyebabkan risiko atas simpanan pada lembaga
keuangan menjadi lebih kecil dari investasi lain.
Lembaga keuangan, seperti diketahui dibagi menjadi 2 jenis, yaitu depository dan non-
depository. Lembaga keuangan non-depository yg kegiatan usahanya tidak melakukan
penarikan dana secara langssung diklasifikasikan menjadi 4 lembaga :
5
a. Contractual Institution , adalah lembaga keuangan yang menarik dana dari masyarakat
dengan menawarkan kontrak untuk proteksi terhadap resiko ketidakpastian. Contoh:
perusahaan asuransi pensiun.
b. Investment Institution, adalah lembaga keuangan yang usahanya terkait dengan
kegiatan di pasar modal. Contoh: securities company, underwriting, brokerage.
c. Finance Companies, adalah lembaga keuangan yang mempunyai bidang usaha &
menyediakan beberapa jenis pembiayaan dalam bidang sewa guna usaha (leasing);
anjak piutang (factoring); pembiayaan konsumen; kartu kredit.
d. Lembaga Keuangan Non-Depository lainnya, adalah lembaga keuangan yg bergerak
diluar poin a-c. Contoh: pegadaian.
Pembahasan
Sewa Guna Usaha (Leasing) menurut Perpres no. 9 tahun 2009 tentang
lembaga pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh
penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara angsuran.
6
5. Terakhir keberadaan Leasing diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan
No. 84/PMK. 012/2006 tentang perusahaan pembiayaan.
7
c. Lessee broker atau packager, adalah jenis pembiayaan leasing dimana
broker yang biasanya tidak memiliki barang/peralatan hanya berfungsi
mempertemukan calon lease dengan lessor.
8
itu segera menyewa dari perusahaan pembeli. Dua set arus kas yang
terjadi:
1. Penyewa menerima kas sekarang dari penjualan aset.
2. Penyewa setuju untuk melakukan pembayaran sewa secara
periodik, dengan demikian penyewa tetap bisa mempertahankan
penggunaan aset.
4. Cross Border Lease, adalah transaksi leasing yang dilakukan di luar batas
negara, yaitu negara lessor berbeda dengan negara lessee.
5. Syndicated Lease, adalah transaksi leasing yang dilakukan lebih dari satu
lessor atas suatu objek leasing.
6. Vendor Program, adalah suatu metode penjualan yang dilakukan oleh
produsen atau dealer dimana perusahaan leasing memberikan atau
menyediakan fasilitas leasing kepada pembeli barang.
9
Financial Lease vs Operating Lease
10
Perbedaan Menyewa Bank
1 Jenis Bergerak dan Bergerak Bergerak Semua jenis
barang tidak bergerak dengan investasi
pemeliharaan
2 Penyewa Perusahaan, Perusahaan, Perusahaan, Perusahaan,
perorangan perorangan perorangan perorangan
3 Bentuk Badan hukum Supplier Supplier Bank
perusahaan
4 Jangka Menengah Pendek Pendek- Bebas
waktu tengah
5 Biaya 100% 80% Lebih rendah 80%
6 Biaya Bunga + margin Tinggi Bunga = Spread+inter
bunga margin bank rate
7 Akhir Hak opsi untuk Barang Barang Kredit lunas
kontrak membeli, menjadi kembali ke jaminan
memperpanjang, milik pemilik kembali
mengembalikan penyewa
Ta
ALIRAN KAS DARI PEMBELIAN ASET
hu Depresias PV
n i Penghm 10% Pengh
PV
3=2 x
Pajak Pajak 11
1,000,00 300,00
1 1,000,00300,00
2 0.90
pajak 0.82
4 5=(3) x (4)
10 0
1,000,00300,00 909
0.75 272,727
1,000,00 300,00
30 0 0.68
132 225,395
1,000,00
40 300,00
0 0.62
301 204,903
50 0 092 1,137,2
186,276
35
PV = X + X (PVIFA, i%, n)
Besar angsuran
3.862.764*) = X + X (PVIFA,10%,5)
3.862.764 = X + X (3,1699)
X= 926.352,2----- besar angsuran/tahun setelah pajak.
Besar angsuran sblm pajak Rp 1.323.360,--**).
*) diperoleh dari Rp 5.000.000- Rp 1.137.236,--
**) sbl pajak = 926.352,2 / 0,70= Rp 1.323.360,--
12
• Perbedaan Pajak. Jika tingkat pajak antar perusahaan berbeda
(asimetri pajak), maka leasing bisa menjadi pilihan sumber pendanaan. Jika
penghematan pajak karena kedua faktor tersebut sama untuk semua
perusahaan, maka keputusan leasing atau hutang akan sama saja bagi
perusahaan.
• Biaya Kebangkrutan. Jika terjadi kebangkrutan, posisi perusahaan
leasing (lessor) lebih baik dibandingkan dengan pihak pemberi kredit. Lessor
mempunyai aset, dan bisa menarik kembali aset tersebut jika terjadi
kebangkrutan. Sebaliknya, pemberi kredit tidak mudah melikuidasi aset jika
terjadi kebangkrutan, bahkan jika pinjaman tersebut dijamin oleh aset.
• Mengurangi Risiko Ketidakpastian. Pihak lessor (perusahaan
leasing) bisa menjadi pihak yang bisa menanggung risiko dengan lebih baik,
karena biasanya perusahaan leasing lebih besar dan lebih berpengalaman
dalam hal penilaian aset. Situasi semacam itu akan semakin penting bagi
perusahaan kecil, atau perusahaan yang baru berdiri, dimana aset atau
kekayaan pemegang saham relatif belum terdiversifikasi. Dalam situasi
tersebut, transfer risiko menjadi penting karena bisa mengurangi risiko.
13
Dalam pasar yang efisien, trik-trik akuntansi semacam itu tidak akan bisa
dipakai untuk membodohi investor, sehingga alasan semacam itu tidak relevan.
Keteran 0 1 2 3 4 5
gan
(1) Biaya 1.33 1.33 1.3331.333.1.333. -
Sewa 3.36 3.36 .360 360 360
(2)Pengh 0 397. 0 397.0 397.0 397.0 397.
ematan 008 08 08 08 008
(3)
Pajak Biaya 1.32 926. 926.3 926.3 926.3 397.
Sewa
(0,3 x (1) 3.36 352 52 52 52 008
PV
Bersih Sewa 1.32 0 842. 765.5 695.9 632.7 -
(DF=10 3.36 138 80 82 11 246.
%) 0
Total PV Leasing = Rp 4.013.261,-- 511
Amortisasi Pelunasan Piutang Bank
1 2 3 4 5
Depr 1.000.0 1.000.0 1.000.0 1.000.0 1.000.0
(2) 714.50 00 607.04 00 484.24 00 343.88
00 183.47
00
(3)
Bunga 1.714.5 01.607.0 9 1.484.2
3 1.343.8
8 1.183.4
7
(4)
Total 514.35 00 482.11 49 445.27
43 403.16
88 355.04
77
Pengh 01.466.4 5 1.466.4
3 1.466.4
6 1.467.4
3
(5) 1.466.4
pajak
Cicilan
(6) 952.08 32 984.31 32 1.021.132 1.063.2
321.112.3
29
=3x 0.3
Pinjam
Pemby
PV 865.52 2 813.48 7 767.21
59 726.22
66 690.70
86
an
Efektif
Pemb 9 5 2 5 4
Total PV Hutang Bank Rp 3.863.155,--
(5-4)
Efektif
Incremental Leasing vs Hutang Bank
Ktrg 0 1 2 3 4 5
Leasi 1.323. 926.3 926.3 926.3 926.3 926.3
Beli
ng 1.323.360 952.0 52 984.3
52 1.021.
52 1.063.
52 1.112.
52
Selisi
Utang 82- - - -
17 159 266 386 -
h 360 25.73 57.96 94.80 136.9 1.509.
0
Analisa IRR Leasing vs Hutang Bank
5 7 13 394
Keter 0 1 2 3 4 5
Selisi
anga 1.323. - - - - -
PV
hn 1.323.
Total - 57.96
360 25.73
150.1 - 94.80
- 136.9
- 1.509.
-
IRR 360
10%
Kesimpulan 7% 23.39
0 47.90
5 71.23
7 93.51
13 937.2
394
NPV 06
1 5 0 4 15
15
Jadi jika dibandingkan dengan kredit bank, keunggulan leasing adalah
sebagai berikut:
Ada tiga cara untuk menilai sebuah lease layak untuk diambil atau tidak,
yaitu:
16