Anda di halaman 1dari 59

 Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H

ayat 1 dan UU No 23 Tahun 1992) dan sekaligus sebagai


investasi
 Kesehatan, pendidikan dan ekonomi merupakan tiga
serangkai yang berpengaruh terhadap kualitas hidup
sumberdaya manusia.
 Upaya preventif dan promotif, pemberdayaan keluarga &
masyarakat, salah satu prioritas dalam RPJM 2004 – 2009
Bidang Kesehatan
 Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
 Dengan berkembangnya PKMD dan dalam
implementasinya menggunakan pendekatan
edukatif, muncullah berbagai kegiatan sawadaya
masyarakat untuk pelayanan kesehatan antara
lain: Pos Penimbangan Balita, Pos Imunisasi, Pos
KB Desa, Pos Kesehatan, Dana Sehat. Selain itu
juga muncul berbagai kegiatan lain, yang berada
di luar kesehatan, meskipun tetap ada kaitannya
dengan bidang kesehatan
 Posyandu merupakan wadah partsipasi
masyarakat, karena Posyandu paling banyak
menggunakan tenaga kader. Kader ini
merupakan tenaga relawan murni, tanpa
dibayar, namun merupakan tenaga inti di
Posyandu. Sebagian besar kader adalah wanita,
anggota PKK (Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga). Maka dapat dikatakan bahwa PKK
merupakan sumber penggerak Posyandu. Tokoh-
tokoh di awal terbentuknya Posyandu ini
adalah: Dr. M. Adhyatma, Dr. Suyono Yahya, Ibu
Soeparjo Rustam
Adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan
pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk
mengembangkan sumber daya manusia sejak dini
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam
upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.
Adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk
dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari
petugas kesehatan dalam rangka pencapaian Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS
 Meja 1:Melayani pendaftaran bagi para pengunjung Posyandu, yang dikelompokkan
menjadi 3 yakni: bayi dan anak balita, Ibu hamil dan menyusui, dan PUS (pasangan
usia subur). Pelayanan meja 1 dilakukan oleh kader kesehatan.

 Meja 2: Melayani penimbangan bayi, balita, dan ibu hamil, dalam rangka memantau
perkembangan bayi, balita, dan janin dari ibu yang sedang hamil, yang dilayani oleh
kader kesehatan.

 Meja 3: Melayani pencatatan hasil dari penimbangan dari Meja 2 didalam KMS (kartu
menuju sehat), baik KMS bayi/balita maupun KMS ibu hamil, juga dilayanani oleh
kader.

 Meja 4: Melakukan penyuluhan kepada ibu bayi/balita dan ib hamil, sebagai tindak
lanjut dari hasil pemantauan status gizi, balita dan ibu hamil, dan KB. Meja ini
dilayani oleh petugas atau kader.

 Meja 5: Dilakukan pelayanan oleh petugas medis/para medis dari Puskesmas untuk
imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi, atau pengobatan bagi yang memerlukan, dan
periksa hamil. Bila terdapat kasus yang tidak dapat ditangani oleh Posyandu, mereka
akan dirujuk ke Puskesmas.
 Peralatan yang tidak memadai.
 Tidak memiliki tempat pelayanan yang layak
dan pembinaan terhadap Posyandu masih
belum merata.
 Belum memiliki jumlah kader yang cukup bila
dibandingkan dengan jumlah sasaran dan hanya
30% kader yang telah terlatih.
 Kader belum mampu mandiri
 Penghargaan terhadap kader masih rendah.
 Penyebab Masalah
1. Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap
posyandu
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang manfaat posyandu
3. Kurangnya dukungan TOMA terhadap
posyandu
4. Kurangnya program inovatif di posyandu
5. Kurangnya tenaga kesehatan yang
professional di posyandu
6. Kurangnya pembinaan kader posyandu oleh
tenaga kesehatan
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN
POSYANDU DALAM RANGKA
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN
1. Kebutuhan untuk mengembangkan kelembagaan
2. Kebutuhan untuk pengadaan sarana pelayanan
3. Kebutuhan untuk melestarikan tenaga / kader
yang memberi pelayanan
4. Kebutuhan dana untuk operasional.
1. Sarana pelayanan kesehatan
2. Sarana pelayanan penyuluhan
3. Sarana administrasi
4. Mebelair
5. Tempat pelayanan
6. Sarana pendukung ( lingkungan )
1. Timbangan

- Keranjang timbang
- Timbangan bayi
2. KMS
- Buku KIA
- Register penimbangan
3. Paket pertolongan gizi
- Vit. A - Fe - Capsul
beryodium
4. Vaksin
1. Buku Pegangan Kader
2. Lembar balik
3. Buku saku kader posyandu
4. Leaflet
5. Poster
6. Tas kader
7. Papan flipt chart, kertas, spidol,
jepitan
8. APE
9. Spanduk, umbul-umbul
10. Tape, kaset, panggung boneka
11. Peralatan makan untuk PMT
penyuluhan.
1. Buku cacatan hasil kegiatan
2. Visualisasi data hasil kegiatan
3. Arsip laporan
4. Buku kegiatan kader posyandu
1. Meja, kursi, tikar , dll
2. Ruangan, papan nama
3. MCK, halaman, Toga, pemanfaatan pekarangan
lingkungan PHBS
1. Pelatihan dan refresing
2. Kontak antar kader
3. Pembinan pasca pelayanan oleh : Tim Pokjanal, Bidan di
desa
4. Penghargaan yang bisa diberikan utk kader
- Bantuan transport
- Piagam penghargan
- Seragam
- Kartu sehat
- Bingkisan hari raya
- UP2K
- Koperasi simpan pinjam
 Terselenggaranya kegiatan Posyandu secara rutin dan
berkesinambungan
 Meningkatnya kualitas kemampuan dan keterampilan
kader Posyandu
 Terpenuhinya kelengkapan sarana, alat dan obat
Posyandu
 Meningkatnya frekwensi dan kualitas pembinaan
 Terselenggaranya pemantapan kelembagaan Posyandu
 USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DAN DOKTE
R KECIL
 bagian dari program kesehatan anak usia
sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang
berusia 6 – 21 tahun, yang sesuai dengan proses
tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 sub
kelompok, yakni pra remaja (6-9 tahun) dan
remaja (10-19 tahun).1
 Pelayanan kesehatan pada UKS adalah pemeriksaan
kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD
dan setingkat melalui penjaringan kesehatan
terhadap murid kelas 1 Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
bersama dengan guru UKS terlatih dan dokter kecil
secara berjenjang (penjaringan awal oleh guru dan
dokter kecil, penjaringan lanjutan oleh tenaga
kesehatan).2
 Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) merupakan bagian dari
program kesehatan anak usia sekolah . Anak usia sekolah
adalah anak yang berusia 6-21 tahun , yang sesuai dengan
proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 subkelompok
yakni pra remaja ( 6-9 tahun ) dan remaja ( 10-19 tahun ).
 Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan
lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan
sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan
Madrasah Ibtidaiyah.
 Meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih
dan sehat, dan derajat kesehatan siswa serta
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optim
 Tujuan khusus
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta
berpratisipasi aktif di dalam usaha peningkatan
kesehatan di sekolah perguruan agama, di rumah
tangga maupun di lingkungan masyarakat.

2. Sehat fisik, mental maupun sosial.

3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap


pengaruh buruk penyalahgunaan NAPZA.
a. Pengertian
 Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria
dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan
sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga
dan lingkungannya.
 Tujuan umum
 Meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS
 Tujuan Khusus
 1. Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup
sehat di sekolah,di rumah dan lingkungannya.
 2. Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri,
sesama siswa dan orang lain untuk hidup sehat.
 1. Siswa kelas 4 atau 5 SD atau MI dan belum
pernah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
 2. Berprestasi sekolah
 3. Berbadan sehat.
 4. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
 5. Berpenampilan bersih dan berperilaku.
 6. Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
 7. Izin orang tua
 1. Selalu bersikap dan berperilaku sehat.
 2. Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk
bersama-sama menjalankan usaha kesehatan terhadap
dirinya masing-masing.
 3. Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang
baik di sekolah maupun di rumah.
 4. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu
pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah.
 5. Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan
,antara lain : Pekan kebersihan, Pekan Gizi, Pekan
Penimbangan BB dan TB di sekolah, Pekan Kesehatan
Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan lain-lain.
1. Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan.
a. Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi.
b. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.
c. Penyuluhan Kesehatan.
2. Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanaan
kesehatan di sekolah , antara lain :
a. Distribusi obat cacing, vitamin dan lain-lain.
b. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c. Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
3. Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.
4. Pengamatan kebersihan Ruang UKS , warung sekolah
dan lingkungan sekolah.
5. Pengamatan kebersihan di sekolah separti halaman
sekolah, ruang kelas , perlengkapan, persediaan air
bersih, tempat cuci, WC,kamar mandi, tempat
sampah dan saluran pembuangan termasuk PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk).
6. Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian
Dokter Kecil.
7. Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada
guru UKS / Kepala Sekolah / Guru yang ditunjuk.
A.Pengertian
Kelompok khusus “adalah sekelompok masyarakat
atau individu yang karena keadaan fisik , mental,
maupun sosial budaya dan ekonominya perlu
mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan
kesehatan dan asuhan keperawatan, karena
ketidakmampuan, ketidak tahuan mereka dalam
memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap
dirinya sendiri.
Perawatan kelompok khusus
• Upaya di bidang kesehatan masyarakat
• Ditujukan pada kelompok individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur,permasalahan kesehatan
serta rawan terhadap masalah tersebut.
• Dilaksanakan secara terorganisasi
• Tujuan : meningkatkan keampuan dan derajad
kesehatannya.
• Upaya : promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
• Sasaran : tinggal dipanti dan kelompok masyarakat
• Proses keperawatan
Tujuan
Tujuan umum :
Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan
kelompok untuk dapat menolong diri mereka sendiri
dan tidak terantung kepada pihak lain.
Tujuan khusus :
Meningkatkan kemampuan dalam hal:
1. Mengidentfikasi masalah kesehatan dengan macam,
jenis dan type kelompok.
2. Menyusun perencanaan berdasarkan permasalahan.
3. Penanggulangan masalah kesehatan berdasarkan
rencana yang telah disusun.
4. Meningkatkan kemampuan kelompok dalam
memelihara kesehatan diri.
5. Mengurangi ketergantungan
6. Meningkatkan produktifitas
7. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan
A. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang
memerlukan pengawasan akibat pertumbuhan dan
perkembangan :
• Kelompok ibu hamil
• Kelompok ibu bersalin
• Kelompok ibu nifas
• Kelompok bayi dan anak balita
• Kelompok anak usia sekolah
• Kelompok usia lanjut.
1. Pelayanan kelompok khusus di institusi
• Panti werda
• Panti asuhan
• Pusat rehabilitasi anak cacat
• Penitipan bayi
SasaranPembinaan:
• Penghuni panti
• Petugas panti
• Lingkungan panti
2. Pelayanan kelompok khusus di masy ( dasa wisma )
B. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang
memerlukan pengawasan dan bimbingan :
1). Penderita penyakit menular
• Kelompok penderita penyakit kusta.
• Kelompok penderita penyakit TBC
• Kelompok penderita penyakit AIDS
• Kelompok penderita penyakit kelamin
2). Penderita penyakit tidak menular
• Kelompok penderita penyakit DM
• Kelompok penyakit jantung
• Kelompok penderita penyakit stroke
3). Kelompok cacat memerlukan rehabilitasi
• Kelompok cacat fisik
• Kelompok cacat mental
• Kelompok cacat sosial

4). Kelompok khusus yang mempunyai resiko


terserang penyakit
• Kelompok PSK
• Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
• Kelompok pekerja tertentu
• Pelayanan kesehatan dan perawatan
• Penyuluhan kesehatan
• Bimbingan dan pemecahan masalah
• Penemuan kasus secara dini
• Rujukan medik dan kesehatan
• Koordinasi dan kerjasama dengan
masyarakat,petugas, kader.dll
• Meningkatkan kemandirian
• Menekankan upaya promotif dan preventif dengan
tidak melupakan kuratif dan rehabilitatif
• Pendekatan menyeluruh : proses keperawatan
• Melibatkan peran serta petugas, kader dan kelompok.
• Dilakukan di institusi pelayanan
• Penekanan pembinaan prilaku
1. Pengkajian
Pengumpulan data
• Identitas kelompok
• Masalah kesehatan
• Pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam pemeriksaan
kesehatan.
• Keikutsertaan dalam upaya kesehatan
• Status kesehatan kelompok
• Kondisi sanitasi lingkungan tempat tinggal anggota
kelompok
Analisa data :
Perumusan masalah dan prioritas
2. Diagnosa keperawatan kelompok
Penetapan diagnosa keperawatan didasarkan
pada :
• Masalah kesehatan yang dijumpai dengan
mempertimbangkan faktor resiko, potensial
terjadinya masalah.
• Kemampuan kelompok dalam pemecahan masalah.
Contoh : Resiko terjadinya peradangan payudara
pada ibu-ibu nifas berhubungan dengan ketidak
mampuan kelompok ibu dalam memerlukan
perawatan payudara.
 Rencana keperawatan kelompok khusus mencakup :
• Tujuan keperawatan yang dicapai
• Kriteria hasil
• Rencana tindakan keperawatan

Hal-hal yang diperhatikan dalam menyusun rencana


keperawatan:
• Keterlibatan pengurus dan anggota kelompok
• Keterpaduan dengan pelayanan kesehatan lainnya
• Kerjasama lintas sektoral
Merupakan realisasi rencana tindakan keperawatan
yang ditetapkan bersama kelompok :
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan :
a. Tindakan dapat dilaksanakan leh perawat, petugas
panti / pengurus atau kader sesuai kewenangan
b. Dilakukan dalam rangka alih teknologi
c. Di institusi lebih ditekankan :penghuni panti,
pengelola dan lingkungan panti.
d. Dimasyarakat lebih ditekankan : tokoh masyarakat
,kader dan petugas yang telah ditunjuk.
e. Rujukan bila tidak tertanggulllangi
f. Keterpaduan dengan sektor lain
g. Dokumentasi asuhan keperawatan

Penilaian / evaluasi
• Membandingkan hasil tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan dengan tujuan yang ditetapkan.
• Menilai efektifitas proses keperawatan.
 
PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
mulai muncul di permukaan pada sekitar tahun 1975.
Pada waktu itu oleh Depkes dibentuk Panitya Kerja
untuk menyiapkan konsep program Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Ketuanya adalah
Dr. R. Soebekti, Dirjen Pembinaan Kesehatan
Masyarakat.  
Landasan dasar dikembangkannya PKMD ini adalah
sejarah budaya bangsa Indonesia yang telah turun
temurun, yakni “gotong royong’ dan “musyawarah”.
Mengacu pada dua prinsip ini maka konsep PKMD
dikembangkan dengan semangat kekeluargaan dan
saling membantu, yang kuat membantu yang lemah,
yang kaya membantu yang miskin, dan yang sehat
membantu yang sakit.
PKMD juga dikaitkan dengan kebijakan
Departemen Dalam Negeri untuk melaksanakan
program pembangunan desa jangka panjang, yaitu
untuk menuju desa swasembada dengan
pendekatan UDKP (Unit Daerah Kerja
Pembangunan). Tiga tipe daerah pembangunan
desa pada waktu dikelompokkan berdasarkan
perkembangannya, yakni : Desa Swadaya (desa
tradisional), Desa Swakarya (desa transsisi), dan
Desa Swasembada (modern).
Untuk mengoperasikan PKMD pada bulan Maret
tahun 1976 diadakan Lokakarya, yang diahadiri
oleh para penjabat Departemen Kesehatan dan
Depertemen Dalam Negeri. Hasil Lokakarya
tersebut menetapkan Kabupaten Karanganyar
sebagai daerah uji coba PKMD. Disamping itu
Lokakarya juga menetapkan Prokesa (promoter
kesehatan desa) merupakan tenaga lapangan
PKMD, dan Dana Sehat merupakan salah satu
elemen pokok PKMD.
Sedangkan tujuan khusus PKMD adalah:

 Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki untuk


menolong diri sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
 Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan
serta aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka
sendiri.
 Menghasilkan tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, trampil
serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan.
 Meningkatnya kesehatan masyarakat.
PKMD kemudian memperoleh dukungan dunia
internasional yang menggalakkan Primary Health Care,
yang dicetuskan dalam “Deklarasi Alma Ata”.
Deklarasi itu dicetuskan pada tahun 1978 dalam suatu
konferensi kesehatan yang dihadiri oleh 140 negara di
dunia, termasuk Indonesia, di Alma Ata. Salah satu
keputusan penting konfrensi tersebut adalah
dideklarasikan “Sehat Untuk Semua Pada Tahun 2000”
atau yang lebih dikenal dengan “Health For All By The
Year 2000”. Semua negara yang menanda tangani
deklarasi Alma Ata tersebut, termasuk Indonesia sepakat
ingin mencapai kesehatan untuk semua tahun 2000 dan
“Primary Health Care” sebagai bentuk operasionalnya
 Pada sekitar tahun 1982 ditetapkan Sistem
Kesehatan Nasional oleh Menteri Kesehatan RI
(waktu itu Dr. Suwardjono Suryaningrat) yang
menetapkan pembangunan kesehatan sebagai suatu
sistem dari supra sistem pembangunan nasional.
Selanjutnya berdasarkan Ketetapan MPR No. II/1983
tentang GBHN, disebutkan bahwa “Dalam rangka
mempertinggi taraf kesehatan dan kecerdasan
rakyat, pembangunan kesehatan termasuk
perbaikan gizi perlu makin ditingkatkan dengan
mengembangkan Sistem Kesehatan nasional (SKN).”
 Peningkatan kesehatan dilakukan dengan melibatkan
peran serta (partisipasi) masyarakat berpengahasilan
rendah baik di desa maupun di kota. Panca Karsa
Husada sebagai tujuan pembangunan panjang bidang
kesehatan mencakup:
(1) Peningkatan kemampuan masyarakat untuk
menolong dirinya dalam bidang kesehatan;
(2) Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat
menjamin kesehatan;
(3) Peningkatan status gizi masyarakat;
(4) Pengurangan kesakitan dan kematian
(5) Pengembangan keluarga sehat sejahtera dengan
makin diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat desa
(PKMD) yang dilakukan masyarakat minimal
mencakup salah satu dari 8 unsur Primary Haelath Care sebagai berikut:
 Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta
perlindungannya.
 Peningkatan persediaan makanan dan peningkatan gizi.
 Pengadaan air bersih dan sanitasi dasar yang memadai.
 Kesehatan Ibu dan Anak termasuk keluarga berencana
 Imunisasi untuk penyakit yang utama
 Pencegahan dan pengendalian penyakit endemi setempat
 Pengobatan penyakit umum dan luka-luka
 Penyediaan obat esensial


Pengembangan dan Pembinaan PKMD dilakukan sebagai berikut:

 Berpedoman pada GBHN.


 Dilakukan dengan kerja sama lintas program dan lintas sektor melalui
pendekatan edukatif.
 Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada Gubernur, Bupati,
atau Camat.
 Merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara keseluruhan.
 Kegiatan dilaksanakan dengan membentuk mekanisme kerja yang
efektif antara instansi yang berkepentingan dalam pembinaan
masyarakat desa.
 Puskesmas sebagai pusat pembangunan dan pengembangan kesehatan
berfungsi sebagai dinamisator.
 Dengan berkembangnya PKMD dan dalam
implementasinya menggunakan pendekatan
edukatif, muncullah berbagai kegiatan sawadaya
masyarakat untuk pelayanan kesehatan antara lain:
Pos Penimbangan Balita, Pos Imunisasi, Pos KB
Desa, Pos Kesehatan, Dana Sehat. Selain itu juga
muncul berbagai kegiatan lain, yang berada di luar
kesehatan, meskipun tetap ada kaitannya dengan
bidang kesehatan. Kegiatan-kegiatan tersebut
murni muncul dari masyarakat sendiri, dan untuk
pelayanan mereka sendiri, dibidang kesehatan.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai