Inovasi KBM Quantum Learning Teaching
Inovasi KBM Quantum Learning Teaching
DALAM
PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR
DISUSUN OLEH:
RENTI OKTARIA
NIM: 2063209020
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
ii
PRESS.
Samir, Mahmud. 2004. Guru Teladan di Bawah Bimbingan Allah. Jakarta: Gema
Insani.
Tengku, Amir. 2003. Rahasia Sukses Menjadi Guru Kaya – PUMPING TEACHER –
Binangkit.
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GAYA BELAJAR
Ketika kita bertanggung jawab atas hidup kita, maka kita akan mulai
mengupayakan agar segalanya terlaksanakan. Dari sekian banyak upaya yang
dilakukan, satu diantaranya adalah dengan belajar. Namun, terkadang kita salah
mengartikan belajar. Belajar bukan berarti datang ke sekolah, duduk yang manis
sambil mendengarkan penjelasan dari guru tetapi belajar memiliki arti yang luas.
Untuk memahami makna belajar yang sebenarnya, maka kita harus mengetahui
bahwa belajar dibedakan menjadi dua hal, yaitu belajar aktif dan belajar pasif.
Berikut ini adalah kolom tentang belajar aktif dan belajar pasif.
BELAJAR AKTIF BELAJAR PASIF
Belajar apa saja dari setiap situasi. Tidak melihat adanya potensi belajar.
Menggunakan apa yang telah dipelajari Mengabaikan kesempatan untuk
agar memiliki keuntungan di masa berkembang dan suatu pengalaman belajar.
mendatang. Membiarkan segalanya terjadi dengan apa
Mengupayakan agar segalanya dapat adanya.
terlaksana. Menarik diri dari kehidupan.
Bersabar pada kehidupan
A. PENGERTIAN
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika kita
menyadari bagaimana diri ini dan orang lain menyerap dan mengolah informasi,
kita dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya
sendiri.
Ada dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar yaitu:
1. Modalisme adalah bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah
2. Dominasi otak adalah cara dan bagaimana kita mengatur dan mengolah
informasi.
BAB III
KAKARTER PESERTA DIDIK
Pada saat kita akan mengajar seorang atau sekelompok anak, maka kita harus
mengidentifikasi karakter masing-masing dari mereka. Langkah awal yang dapat kita
lakukan adalah memperhatikan apakah anak didik kita termotivasi oleh kondisi di
luar diri mereka atau oleh diri sendiri.
Jika ia termotivasi oleh kondisi di luar dirinya maka ia tergolong ELC
(eksternal lokus of control), dan jika termotivasi oleh diri sendiri, ia tergolong ILC
(internal lokus of control). Dalam perilaku sehari-hari perbedaan mendasar dapat
ditemukan dalam beberapa kebiasaan ini:
ILC ELC
Menyendiri Suka berkelompok
Sungguh-sungguh / intens Rileks / santai
Menjauhkan diri dari orang Antusias
lain Berbicara dalam kelompok
Menyerap informasi dari Suka keramaian
kelompok Banyak teman
Tidak menyukai keramaian Menyatakan apa yang
Sedikit teman dipikirkan
Menyimpan apa yang Mencari kegiatan / aktifitas
dipikirkan Senang berbicara
Mencari waktu yang tenang Berbagi pengalaman pribadi
Senang mendengarkan Menyukai pengalaman baru
Sulit didekati Suka bersama orang lain
Menyukai kestabilan batin Terpengaruh pendapat orang
Pendekatan objektif lain
Terarah ke dalam diri sendiri Memperlihatkan emosi
Berlatih mengekang diri Memberi tanggapan dengan
Memberi tanggapan dengan cepat
penuh hati-hati
ILC
ELC
A. PENGERTIAN
Kecakapan akademis adalah kecakapan yang sangat terkait dengan
kemampuan panca indera dan otak kiri kita. Kita dikatakan memiliki kecakapan
akademis yang baik bila fungsi panca indera dan otak kiri kita dapat berfungsi
dengan baik dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
BAB V
KECAKAPAN INTUITIF
A. PENGERTIAN
Kecakapan rasa sangat berhubungan dengan kesadaran dan kemampuan
merasa, dan naluri. Untuk menghidupkan kecakapan ini, langkah pertama yang
harus kita lakukan adalah membuang rasa takut dan jangan mengacuhkan
terhadap perasaan, kepedulian dan insting kita yang tiba-tiba bermunculan.
Kecakapan rasa tercapai pada saat bertemunya kemampuan fungsi panca
indera dengan fungsi hati. Seseorang dikatakan memiliki kecapakan rasa yang
kuat bila memiliki kemampuan indera, emosi dan fungsi hati secara baik.
B. MEMFUNGSIKAN HATI
Hati memiliki pasukan-pasukan yang berfungsi sesuai kebutuhannya.
Diantara pasukan-pasukan hati maka terdapatlah tiga pasukan lain yaitu Ilmu,
Hikmah dan Tafakkur. Memfungsikan hati artinya adalah memfungsikan
pasukan-pasukan yang ada untuk fokus pada tujuan hakiki.
Potensi ilmu terletak pada kemampuan kita membedakan mana yang
benar dan mana yang dusta dalam ucapan; antara hak dan bathil dalam aqidah;
antara baik dan buruk dalam amal perbuatan. Bila potensi ini terwujud maka hati
akan mendapat buah hikmah, sebagai modal berbagai keutamaan. Barang siapa
diberi hikmah, maka ia benar-benar diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada
yang bisa mengambil pelajaran, kecuali orang-orang yang memiliki lubuk hati
(QS. Al-Baqarah: 269).
Sedangkan hikmah dan syariat digunakan secara tegas bagi pengendalian
potensi amarah dan syahwat. Mengendalikan potensi amarah harus
dikompensasikan dengan rasa keberanian. Allah sangat mencintai keberanian,
karena dari keberanian yang tidak membabi buta dan tidak lemah akan lahir sifat-
sifat terpuji, yaitu: berbudi mulia, semangat, kecendekiaan, kesopanan,
kemandirian, ketegasan, kewibawaan dan kasih sayang. Sedangkan menundukkan
potensi syahwat harus dikompensasikan dengan harga diri. Dari sikap harga diri
akan lahir sifat terpuji, yaitu: sifat dermawan, rasa malu, sabar, toleran, qanaah,
wara’, tolong menolong, kerja keras, dan kecilnya rasa tamak.
Secara teknis untuk mendukung penataan hati, lakukanlah hal-hal berikut
ini:
Tersenyumlah sampai ke hati
Jadikan hal-hal kecil tetap kecil
I’m not ok is ok!
Lebih sabar dan latihlah dengan sabar
Turunkan daya stress
Tertawakan diri sendiri
Luangkan sedikit waktu setiap hari dan bersantailah
A. PENGERTIAN
Kecakapan dalam mengajar atau presentasi adalah keterampilan yang
dimiliki dengan mensinergiskan fungsi panca indera dan otak kiri sebagai bagian
dari kecakapan akademis.
Seseorang dikatakan memiliki kecakapan mengajar atau presentasi bila ia
mampu tampil menarik, menyampaikan pengetahuan secara efektif dan
meninggalkan kesan mendalam bagi peserta didik.
Setiap kali kita mengajar atau melakukan presentasi sesungguhnya kita
sedang melakukan kegiatan komunikasi. Setiap kali kita berkomunikasi
sesungguhnya kita sedang melakukan transaksi, baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap sesuatu/orang lain yang menjadi sasaran dari komunikasi
tersebut.
B. PRAKTIK MENGAJAR
Beberapa hal yang berhubungan dengan praktik mengajar atau presentasi adalah:
1. Membuka pembelajaran
Cara terbaik membuka pembelajaran atau presentasi pada umumnya
bertujuan mendapatkan 120 detik pertama:
Dapatkan perhatian dan minat pendengar
Sampaikan ‘apa manfaat sesi ini bagi peserta?’
2. Menyampaikan materi
Agar penyampaian materi menjadi berisi dan memiliki kedalaman makna
bagi peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut:
Eksplorasikan keterampilan Sanguinis, Koleris, Melankolis dan
Phlegmatis kita
Kembangkan kemampuan kita dengan meningkatkan 4 anugerah
manusiawi (panca indera, otak kiri, otak kanan dan hati)
Beri muatan yang berpusat pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai hakiki,
melalui pembaharuan spiritualitas
4. Menjawab pertanyaan
Perkuat sisi panca indera, otak kiri, otak kanan dan hati
Dengarkan baik-baik pertanyaan yang diajukan
Ulangi pertanyaan dengan kalimat kita sendiri
Pastikan bahwa itulah yang ingin ditanyakan penanya
Beri jawaban sesuai dengan kebutuhan penanya
Pastikan bahwa penanya sudah merasa jelas