Anda di halaman 1dari 24

INOVASI DAN IMPROVISASI

DALAM
PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR

DISUSUN OLEH:
RENTI OKTARIA
NIM: 2063209020

Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Genap


Mata kuliah ‘Teori Belajar dan Pembelajaran’
Dosen Pembimbing: Nasrudin, S.Ag

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BANI


SALEH
BEKASI
2007

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II GAYA BELAJAR


A. PENGERTIAN 2
B. CIRI-CIRI PERILAKU BELAJAR 3

BAB III KARAKTER PESERTA DIDIK


A. MENGENAL KARAKTER PESERTA DIDIK 4
B. TINDAKAN MEMAHAMI KARAKTER PESERTA DIDIK
1. Terhadap Murid Sanguinis 6
2. Terhadap Murid Koleris 6
3. Terhadap Murid Phlegmatis 6
4. Terhadap Murid Melankolis 7

BAB IV KECAKAPAN AKADEMIS


A. PENGERTIAN 8
B. OPTIMALISASI FUNGSI PANCA INDERA 8
C. OPTIMALISASI OTAK KIRI 8
D. TUJUAN MENGOPTIMALISASIKAN FUNGSI
OTAK KIRI 9
E. HUBUNGAN SINERGIS FUNGSI PANCA INDERA
DENGAN OTAK KIRI 9
F. MANFAAT DARI KECAKAPAN AKADEMIS
10

BAB V KECAKAPAN INTUITIF


A. FUNGSI OTAK KANAN
11
B. OPTIMALISASI FUNGSI OTAK KANAN 11
C. HUBUNGAN SINERGIS FUNGSI PANCA INDERA
DENGAN OTAK KANAN 12

ii

BAB VI KECAKAPAN RASA


A. PENGERTIAN 13
B. MEMFUNGSIKAN HATI 13
C. OPTIMALISASI FUNGSI HATI 14
D. HUBUNGAN SINERGIS FUNGSI PANCA INDERA
DENGAN HATI 14

BAB VII KECAKAPAN MENGAJAR


A. PENGERTIAN 16
B. PRAKTIK MENGAJAR
1. Membuka Pembelajaran 16
2. Menyampaikan Materi 17
3. Membina Hubungan Dengan Peserta Didik 17
4. Menjawab Pertanyaan 17
5. Menghadapi Peserta Sulit 18
6. Menutup Pembelajaran 18

BAB VIII PENUTUP 19


DAFTAR PUSTAKA 20
iii
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan terjemahnya.

DePorter, Bobbi. 2004. Quantum Learning – Membiasakan belajar nyaman dan

menyenangkan. Alih Bahasa: Abdurrahman, A. Bandung: Kaifa.

DePorter, Bobbi. 2000. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

Nurani, Yuliani, dkk. 2004. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Jakarta: UNJ.

Rasyad, Aminuddin. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA

PRESS.

Samir, Mahmud. 2004. Guru Teladan di Bawah Bimbingan Allah. Jakarta: Gema

Insani.

Taufik, Ridwan. 2006. Profesi Kependidikan. Bekasi: STAI Bani Saleh.

Tengku, Amir. 2003. Rahasia Sukses Menjadi Guru Kaya – PUMPING TEACHER –

Berdasarkan Konsep Pendidikan Long Life Education. Jakarta: Grhadhika

Binangkit.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil’aalamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT, Rabb semesta alam. Karena berkat anugerah dan bimbingan–Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “SEKOLAH MODEL PROYEK” dalam waktu yang
telah ditentukan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami akan membahas mengenai Sekolah
Model Proyek. Mulai dari sejarah berdirinya, filosofi (pandangan dasar), prinsip,
bentuk pengajaran, metode pengajaran serta langkah-langkah pengajarannya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing, Drs. Hapidin, M. Pd. Serta tidak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih kepada orang tua dan rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada rekan-rekan
mahasiswa, khususnya mahasiswa PGSD. Ibarat tiada gading yang tak retak, kami
sebagai manusia juga tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini.

Bekasi, 17 Juni 2007


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan


untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada
beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada
umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan mutu pendidikan hanya
dalam beberapa komponen saja. Meskipun demikian, sebagai suatu sistem,
penanganan satu atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi pula komponen
lainnya. Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut memusatkan diri pada
perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem
persekolahan, seperti cara guru mengajar dan cara murid belajar.
Guru memang suatu profesi yang unik. Pendekatannya harus dipandang
secara individual dan kelelmbagaan. Secara individual, seorang guru harus
mempunyai jiwa pengabdian yang tinggi. Lalu jiwa pengabdian yang tinggi ini
ditunjang oleh keinginan yang kuat untuk selalu memberikan dan melayani sebaik
mungkin kepada anak didik. Maka dari itu, guru juga harus selalu belajar, baik untuk
ilmu pengetahuan dan keterampilan pengajaran, maupun belajar memahami aspek
psikologis kemanusiaan. Seorang guru juga harus mampu memahami bagaimana
cara murid belajar. Jika guru telah mampu menguasai teknik yang dapat
meningkatkan semangat dan keaktifan anak didiknya dalam belajar, maka dunia
pendidikan akan semakin dewasa dan profesional.

BAB II
GAYA BELAJAR

Ketika kita bertanggung jawab atas hidup kita, maka kita akan mulai
mengupayakan agar segalanya terlaksanakan. Dari sekian banyak upaya yang
dilakukan, satu diantaranya adalah dengan belajar. Namun, terkadang kita salah
mengartikan belajar. Belajar bukan berarti datang ke sekolah, duduk yang manis
sambil mendengarkan penjelasan dari guru tetapi belajar memiliki arti yang luas.
Untuk memahami makna belajar yang sebenarnya, maka kita harus mengetahui
bahwa belajar dibedakan menjadi dua hal, yaitu belajar aktif dan belajar pasif.
Berikut ini adalah kolom tentang belajar aktif dan belajar pasif.
BELAJAR AKTIF BELAJAR PASIF
 Belajar apa saja dari setiap situasi.  Tidak melihat adanya potensi belajar.
 Menggunakan apa yang telah dipelajari  Mengabaikan kesempatan untuk
agar memiliki keuntungan di masa berkembang dan suatu pengalaman belajar.
mendatang.  Membiarkan segalanya terjadi dengan apa
 Mengupayakan agar segalanya dapat adanya.
terlaksana.  Menarik diri dari kehidupan.
 Bersabar pada kehidupan

A. PENGERTIAN
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika kita
menyadari bagaimana diri ini dan orang lain menyerap dan mengolah informasi,
kita dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya
sendiri.
Ada dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar yaitu:
1. Modalisme adalah bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah
2. Dominasi otak adalah cara dan bagaimana kita mengatur dan mengolah
informasi.

B. CIRI-CIRI PERLIKAKU BELAJAR


Ciri-ciri perilaku berikut merupakan petunjuk kecenderungan belajar seseorang:
1. Orang-orang Visual
 Rapi dan teratur
 Bebrbicara dengan cepat
 Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam
pikiran mereka
 Biasanya tidak terganggu dengan keributan
 Lebih suka membaca daripada dibacakan
 Sering menjawab dengan singkat
 Lebih suka seni daripada musik
2. Orang-orang Auditorial
 Mudah terganggu oleh keributan
 Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara.
 Mereka sulit untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
 Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
 Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
3. Orang-orang Kinestetik
 Berbicara dengan perlahan
 Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian
 Selalu berorientasi pada fisik dan banyak gerak
 Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
 Menggunakan jari sebagai petunjuk kita membaca
 Banyak menggunakan isyarat tubuh.

BAB III
KAKARTER PESERTA DIDIK

Pada saat kita akan mengajar seorang atau sekelompok anak, maka kita harus
mengidentifikasi karakter masing-masing dari mereka. Langkah awal yang dapat kita
lakukan adalah memperhatikan apakah anak didik kita termotivasi oleh kondisi di
luar diri mereka atau oleh diri sendiri.
Jika ia termotivasi oleh kondisi di luar dirinya maka ia tergolong ELC
(eksternal lokus of control), dan jika termotivasi oleh diri sendiri, ia tergolong ILC
(internal lokus of control). Dalam perilaku sehari-hari perbedaan mendasar dapat
ditemukan dalam beberapa kebiasaan ini:

ILC ELC
 Menyendiri  Suka berkelompok
 Sungguh-sungguh / intens  Rileks / santai
 Menjauhkan diri dari orang  Antusias
lain  Berbicara dalam kelompok
 Menyerap informasi dari  Suka keramaian
kelompok  Banyak teman
 Tidak menyukai keramaian  Menyatakan apa yang
 Sedikit teman dipikirkan
 Menyimpan apa yang  Mencari kegiatan / aktifitas
dipikirkan  Senang berbicara
 Mencari waktu yang tenang  Berbagi pengalaman pribadi
 Senang mendengarkan  Menyukai pengalaman baru
 Sulit didekati  Suka bersama orang lain
 Menyukai kestabilan batin  Terpengaruh pendapat orang
 Pendekatan objektif lain
 Terarah ke dalam diri sendiri  Memperlihatkan emosi
 Berlatih mengekang diri  Memberi tanggapan dengan
 Memberi tanggapan dengan cepat
penuh hati-hati

A. MENGENAL KARAKTER PESERTA DIDIK


Cara menentukan kategori karakter peserta didik dapat dilakukan dengan
memperhatikan bagan berikut:

Kekuatan: Keseimbangan, disposisi yang


merata, rasa humor yang kering kepribadian
yang
PHLEGMATIS menyenangkan.
DAMAI (Pd) Kelemahan: Kurang memiliki
kepastian, kurang antusiasme,
kurang energi kemauan yang
tersembunyi.

ILC

Kekuatan: Kemampuan meng-


organisasikan, menetapkan tujuan
jangka panjang, memiliki standar
dan idealisme tinggi, menganalisis
MELANKOLIS Secara mendalam.
SEMPURNA (Ms) Kelemahan: Mudah tertekan, perlu
waktu terlalu banyak untuk mem-
persiapkan, terlalu memusatkan
perhatian pada perincian, mengingat hal-hal
yang negatif, mencurigai orang lain.

Kekuatan: Bisa bicara tentang apa saja,


kapan saja, dan dimana saja
dengan atau tanpa informasi.
Memiliki kepribadian yang
bergairah, optimis, rasa humor,
kemampuan bercerita, menyukai
orang lain.
SANGUINIS Kelemahan: Tidak terorganisasi,
POPULAR (Sp) tidak bisa mengingat perincian
atau nama, membesar-besarkan,
tidak serius tentang apa pun,
mempercayakan kepada orang
lain untuk melakukan pekerjaan,
mudah ditipu dan kekanak-
kanakan.

ELC

Kekuatan: Kemampuan menguasai apa


saja dengan seketika,
membuat penilaian yang cepat
KOLERIS KUAT dan tepat.
(Kk) Kelemahan: Terlalu suka memerintah,
mendominasi,
otokratis, tidak perasa, tidak sabar, tidak
mau mendelegasikan atau menghargai
orang lain.
B. TINDAKAN MEMAHAMI KARAKTER PESERTA DIDIK
Memahami karakter setiap individu tidaklah mudah. Namun ada sebuah
pendekatan atau tindakan khusus untuk dapat memahami setiap karakter peserta
didik dengan mudah. Tindakan-tindakan tersebut harus disesuaikan dengan
karakter mereka. Berikut ini adalah tindakan yang harus dilakukan.
1. Terhadap Murid Sanguinis
 Kenali kesulitan mereka dalam menyelesaikan tugas
 Sadarilah mereka bicara tanpa berpikir lebih dulu
 Sadarilah mereka menyukai variasi dan fleksibelitas
 Bantulah mereka agar tidak menerima lebih dari yang bisa mereka lakukan
 Jangan harapkan mereka mengingat janji pertemuan atau tepat pada
waktunya
 Pujilah mereka untuk segala sesuatu yang dapat mereka raih
 Ingat bahwa mereka orang yang terpengaruh oleh keadaan
 Bawakan mereka hadiah: Mereka menyukai mainan baru
 Terimalah kenyataan bahwa mereka mendapatkan kesenangan dari apa
yang akan memalukan orang lain
 Sadarilah bahwa mereka bermaksud baik

2. Terhadap Murid Koleris


 Akuilah bahwa mereka berbakat pemimpin
 Bersikeraslah melakukan komunikasi dua arah
 Ketahuilah bahwa mereka tidak bermaksud menyakiti
 Jangan memaksa kemujuran mereka
 Berusahalah membagi-bagi bidang tanggung jawab
 Sadarilah mereka tidak penuh belas kasihan
 Ketahuilah mereka selalu ingin benar

3. Terhadap Murid Phlegmatis


 Sadarilah mereka memerlukan motivasi langsung
 Bantula mereka menetapkan tujuan dan mempereroleh imbalan
 Janagn mengharapkan antusiasme
 Sadarilah bahwa menunda-nunda merupakan bentuk kontrol mereka
secara diam-diam
 Paksalah mereka membuat keputusan
 Jangan menumpuk semua kesalahan pada mereka
 Doronglah mereka untuk menerima tanggung jawab
 Hargailah disposisi mereka yang merata

4. Terhadap Murid Melankolis


 Ketahuilah bahwa mereka sangat perasa dan mudah sakit hati
 Sadarilah bahwa mereka dilahirkan dengan sikap pesimis
 Belajarlah berurusan dengan tekanan jiwa
 Pujilah mereka dengan tulus dan kasih sayang
 Terimalah kenyataan bahwa kadang-kadang mereka menyukai kesunyian
 Berusahalah menepati jadwal yang masuk akal
 Sadarilah bahwa kerapian itu perlu
BAB IV
KECAKAPAN AKADEMIS

A. PENGERTIAN
Kecakapan akademis adalah kecakapan yang sangat terkait dengan
kemampuan panca indera dan otak kiri kita. Kita dikatakan memiliki kecakapan
akademis yang baik bila fungsi panca indera dan otak kiri kita dapat berfungsi
dengan baik dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.

B. OPTIMALISASI FUNGSI PANCA INDERA


Seperti telah dijelaskan sebelumnya panca indera adalah sebuah anugerah
manusiawi yang menyatu dalam fungsi manusia yang utuh. Panca indera pada
dasarnya bekerja sebagai pengumpul informasi, data dan fakta guna mengetahui
apa yang sedang terjadi.
Untuk mengoptimalkan fungsi panca indera, sensitifitas dan ketajaman
indera kita perlu terus ditingkatkan. Dengan dukungan pengetahuan, hasrat dan
latihan kita akan sangat mudah mengoptimalkan fungsi panca indera agar sesuai
dengan kebutuhan kita. Pergunakanlah fungsi panca indera ini sesuai dengan
kebutuhan dan manfaat kita, dengan tidak melanggar prinsip-prinsip dan nilai-
nilai (QS. Al-Araf: 179).

C. OPTIMALISASI FUNGSI OTAK KIRI


Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional.
Cara bekerja otak kiri sesuai untuk tugas tertentu seperti ekspresi verbal, menulis,
membaca, aosiasi auditorial, menjelaskan detil dan sesuai fakta serta simbolik.
Dikatakan otak kiri anda berfungsi optimal bila daya ingat dan memori
kita tentang peristiwa yang telah terjadi atau kita ketahui dengan mudah dapat
kita ceritakan kembali. Perilaku orang menggunakan otak kiri secara optimal
adalah:
 Dalam mengambil keputusan cenderung melihat konsekuensi logis
dari suatu tindakan.
 Melihat hubungan sebab akibat dari suatu situasi dengan cara
menganalisa secara objektif.
 Membuat standar yang objektif dan penerapan dari prinsip-prinsip
yang ada pada diri sendiri kemudian menemukan sesuatu yang salah
sehingga dapat menerapkan kemampuannya dalam memecahkan
masalah.
Optimalisasi fungsi otak kiri adalah cara-cara yang dapat digunakan baik
mengembangkan maupun melatih sebagai keterampilan kita dalam proses kerja
otak kiri guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kita inginkan.

D. TUJUAN MENGOPTIMALISASIKAN FUNGSI OTAK KIRI


Optimalisasi fungsi otak kiri dapat dilakukan untuk dua tujuan utama:
1. Meningkatkan kemampuan fungsi sekuensial abstrak
Dunia otak kiri sekuensial abstrak adalah dunia teori dan
pemikiran abstrak. Cara kerja otak kiri ini berpikir dalam konsep dan
menganalisis informasi, menyukai orang/kejadian yang teratur rapi.
Sangat mudah melihat hal penting, seperti kata ‘kunci’ dari sebuah
kalimat, dan detil-detil dari peristiwa penting yang dilihat/dialami.

2. Meningkatkan kemampuan fungsi sekuensial konkrit


Proses kerja otak kiri sekuensial konkrit berpegang pada
kenyataan dan proses informasi dengan cara yang teratur, linear dan
sekuensial, baik abstrak maupun konkrit.
Aktifitas yang paling nyaman dan disukai oleh proses kerja
otak kiri sekuensial konkrit adalah membaca, meneliti secara
mendalam, mencari tahu sebab-sebab dibalik akibat dan menggunakan
teori-teori dan konsep yang sudah dipahami. Lebih menyukai bekerja
sendirian daripada berkelompok. Kemampuan otak inilah yang
mengarahkan kita menjadi filosof atau ilmuwan besar.

E. HUBUNGAN SINERGIS FUNGSI PANCA INDERA DENGAN OTAK KIRI


Satu diantara kekuatan panca indera adalah mata. Mata akan sangat
mudah digunakan untuk fungsi kerja otak kiri. Pada saat otak kiri bekerja, maka
mata terlihat memicing/melirik ke kiri anda, ke atas, mendatar, atau ke bawah.
Bila kita ingin mengoptimalkan fungsi kerja otak kiri, maka mata dapat
kita gunakan sebagai alat bantu yang efektif, yakni:
 Bila kita mengingat sesuatu yang telah terjadi, atau memasukkan memori ke
pikiran kita – bersamaan dengan bekerjanya otak kiri gunakan lirikan mata
kita ke arah kiri.
 Bila ingatan kita terkait dengan visualisasi terhadap peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi – liriklah mata kita ke arah kiri atas.
 Bila kita menginginkan optimalisasi ingatan sebagai hasil pendengaran kita –
liriklah mata kita ke arah kiri mendatar.
 Bila kita ingin menguatkan ingatan terhadap peristiwa-peristiwa yang
berhubungan dengan perasaan dan kasih sayang – liriklah mata kita ke kiri
bawah.

F. MANFAAT DARI KECAKAPAN AKADEMIS


Beberapa manfaat yang segera kita peroleh bila kecakapan akademis kita
berfungsi baik adalah:
 Kemampuan mengingat dan menyimpan memori kita akan bertambah sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan kita.
 Kemampuan memecahkan masalah menjadi lebih baik, terutama dengan data
dan fakta yang kita ketahui.
 Kemmapuan mengajar dan presentasi meningkat, terutama terhadap hal-hal
yang telah kita ketahui dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Dua hal penting sehubungan dengan kecakapan akademis kita, adalah:


1. Kecakapan mengingat dan menyimpan memori
2. Kecakapan mengajar sebagai presentator

BAB V
KECAKAPAN INTUITIF

Dikatakan memiliki kecakapan intuitif jika guru sangat mudah dalam


melakukan inovasi dan improvisasi dalam proses belajar dan mengajar. Kecakapan
intuitif didapatkan dari optimalisasi peran panca indera dan fungsi otak kanan.

A. FUNGSI OTAK KANAN


Cara berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistik.
Cara kerja otak kanan bertugas pada hal-hal yang bersifat non verbal, terkait
dengan intuisi, hubungan yang berpola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas
dan visualisasi.
Perilaku yang mneunjukkan penggunaan otak kanan secara optimal
adalah:
 Perhatian pada gambaran umum yang leih utuh
 Mengolah informasi dan mendapatkan data dengan indera ke-6
 Lebih berminat pada pemahaman imajinatif
 Abstrak dan teoritis
 Melihat pola dan makna di balik aktifitas atau peristiwa
 Orientasi hidup masa depan
 Memulai dari mana saja
 Menyukai kemungkinan untuk berdaya cipta
 Mengandalkan inspirasi

B. OPTIMALISASI FUNGSI OTAK KANAN


Optimalisasi fungsi otak kanan adalah cara-cara yang dapat digunakan
baik mengembangkan maupun melatih sebagai keterampilan kita dalam proses
kerja otak kanan guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kita inginkan.
1. Optimalisasi fungsi otak kanan: Meningkatkan kemampuan fungsi pemikiran
acak konkrit
2. Meningkatkan kemampuan fungsi pemikiran acak abstrak

C. HUBUNGAN SINERGIS FUNGSI PANCA INDERA DENGAN OTAK


KANAN
Seperti telah dikatakan pada kecakapan akademis, bahwa salah satu
kekuatan panca indera adalah mata. Seperti halnya mata mempengaruhi fungsi
kerja otak kiri, begitu juga terhadap fungsi otak kanan. Pada saat otak kanan
bekerja, maka mata terlihat memicing / melirik ke kanan kita, baik ke atas,
mendatar, atau ke bawah.
Bila kita ingin mengoptimalkan fungsi kerja otak kanan, maka mata dapat
kita gunakan sebagai alat bantu yang efektif, yakni:
 Bila kita memikirkan sesuatu yang akan terjadi, atau merencanakan
sebuah alasan dibalik peristiwa yang akan terjadi – bersamaan dengan
bekerjanya otak kanan, kita gunakan lirikan mata ke arah kanan
 Bila kita berimajinasi dengan teknik visualisasi terhadap peristiwa-
peristiwa yang akan terjadi atau kita inginkan – liriklah mata ke arah
kanan atas
 Bila kita menginginkan optimalisasi kemampuan daya khayal melalui
ketajaman pendengaran – liriklah mata kita ke arah kanan mendatar
 Bila kita ingin menguatkan imajinasi dan menumbuhkan sifat yang
berhubungan dengan perasaan dan kasih sayang – merenunglah dan
gunakan lirikan mata ke kanan bawah.
BAB VI
KECAKAPAN RASA

A. PENGERTIAN
Kecakapan rasa sangat berhubungan dengan kesadaran dan kemampuan
merasa, dan naluri. Untuk menghidupkan kecakapan ini, langkah pertama yang
harus kita lakukan adalah membuang rasa takut dan jangan mengacuhkan
terhadap perasaan, kepedulian dan insting kita yang tiba-tiba bermunculan.
Kecakapan rasa tercapai pada saat bertemunya kemampuan fungsi panca
indera dengan fungsi hati. Seseorang dikatakan memiliki kecapakan rasa yang
kuat bila memiliki kemampuan indera, emosi dan fungsi hati secara baik.

B. MEMFUNGSIKAN HATI
Hati memiliki pasukan-pasukan yang berfungsi sesuai kebutuhannya.
Diantara pasukan-pasukan hati maka terdapatlah tiga pasukan lain yaitu Ilmu,
Hikmah dan Tafakkur. Memfungsikan hati artinya adalah memfungsikan
pasukan-pasukan yang ada untuk fokus pada tujuan hakiki.
Potensi ilmu terletak pada kemampuan kita membedakan mana yang
benar dan mana yang dusta dalam ucapan; antara hak dan bathil dalam aqidah;
antara baik dan buruk dalam amal perbuatan. Bila potensi ini terwujud maka hati
akan mendapat buah hikmah, sebagai modal berbagai keutamaan. Barang siapa
diberi hikmah, maka ia benar-benar diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada
yang bisa mengambil pelajaran, kecuali orang-orang yang memiliki lubuk hati
(QS. Al-Baqarah: 269).
Sedangkan hikmah dan syariat digunakan secara tegas bagi pengendalian
potensi amarah dan syahwat. Mengendalikan potensi amarah harus
dikompensasikan dengan rasa keberanian. Allah sangat mencintai keberanian,
karena dari keberanian yang tidak membabi buta dan tidak lemah akan lahir sifat-
sifat terpuji, yaitu: berbudi mulia, semangat, kecendekiaan, kesopanan,
kemandirian, ketegasan, kewibawaan dan kasih sayang. Sedangkan menundukkan
potensi syahwat harus dikompensasikan dengan harga diri. Dari sikap harga diri
akan lahir sifat terpuji, yaitu: sifat dermawan, rasa malu, sabar, toleran, qanaah,
wara’, tolong menolong, kerja keras, dan kecilnya rasa tamak.
Secara teknis untuk mendukung penataan hati, lakukanlah hal-hal berikut
ini:
 Tersenyumlah sampai ke hati
 Jadikan hal-hal kecil tetap kecil
 I’m not ok is ok!
 Lebih sabar dan latihlah dengan sabar
 Turunkan daya stress
 Tertawakan diri sendiri
 Luangkan sedikit waktu setiap hari dan bersantailah

C. OPTIMALISASI FUNGSI HATI


Yang dimaksudkan optimalisasi fungsi hati adalah memberdayakan
kemmapuan merasa kita yang ada dalam salah satu fungsi hati. Dikatakan
optimalisasi fungsi kerja hati sudah baik, bila ditandai dengan oerilaku sebagai
berikut:
 Dalam mengambil keputusan cenderung mempertimbangkan kepentingan diri
sendiri maupun orang lain
 Menempatkan diri dalam situasi dan melihat orang-orang yang terlibat
 Mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, keharmonisan dan pengakuan
sebagai individu
 Kekuatannya terletak pada pengertian, penghargaan, dan dukungan pada
orang-orang lain

D. HUBUNGAN SINERGIS FUNGSI PANCA INDERA DENGAN HATI


Seperti telah dikatakan pada kecakapan akademis dan intuitif, salah satu
kekuatan panca indera adalah mata. Seperti halnya mata mempengaruhi fungsi
kerja otak kiri, otak kanan begitu juga terhadap fungsi hati. Hubungan sinergis
hati dengan mata adalah seperti raja dan pengawal, seperti atasan dengan
bawahan. Artinya panca indera (mata) bekerja sesuai perintah hati. Pada saat hati
(perasaan) bekerja, maka panca indera akan berfungsi sebagai pasukan yang
melaksanakan perintah.
Bila kita ingin mengoptimalkan fungsi kerja hati (perasaan), maka mata
dapat kita gunakan sebagai alat bantu yang efektif, yakni:
 Dalam realitas panca indera khususnya mata berfungsi sebagai jendela. Apa
yang ada dalam hati kita, akan ditampakkan oleh mata atau panca indera kita
yang lainnya.
 Bila kita merasakan perasaan yang sangat menyenangkan, maka jelas panca
indera kita akan menampakkannya, terutama mata yang berbinar-binar.
 Bila kita merasakan perasaan yang sangat tidak menyenangkan, maka jelas
panca indera kita akan menunjukkannya, terutama mata yang nampak tidak
berbinar.
 Panca indera adalah pasukan hati yang tampak. Apa yang dialkukan panca
indera sesungguhnya diperintahkan oleh hati.
BAB VII
KECAKAPAN MENGAJAR

A. PENGERTIAN
Kecakapan dalam mengajar atau presentasi adalah keterampilan yang
dimiliki dengan mensinergiskan fungsi panca indera dan otak kiri sebagai bagian
dari kecakapan akademis.
Seseorang dikatakan memiliki kecakapan mengajar atau presentasi bila ia
mampu tampil menarik, menyampaikan pengetahuan secara efektif dan
meninggalkan kesan mendalam bagi peserta didik.
Setiap kali kita mengajar atau melakukan presentasi sesungguhnya kita
sedang melakukan kegiatan komunikasi. Setiap kali kita berkomunikasi
sesungguhnya kita sedang melakukan transaksi, baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap sesuatu/orang lain yang menjadi sasaran dari komunikasi
tersebut.

B. PRAKTIK MENGAJAR
Beberapa hal yang berhubungan dengan praktik mengajar atau presentasi adalah:
1. Membuka pembelajaran
Cara terbaik membuka pembelajaran atau presentasi pada umumnya
bertujuan mendapatkan 120 detik pertama:
 Dapatkan perhatian dan minat pendengar
 Sampaikan ‘apa manfaat sesi ini bagi peserta?’

Tujuh langkah terbaik untuk membuka pembelajaran:


1) Sapa pendengar dengan antusias
2) Bila belum, perkenalkan diri secara profesional dan sanguinis
3) Hargai pendengar dengan tulus
4) Cairkan suasana dengan ice breaker
5) Sebutkan tujuan pembelajaran yang akan dibahas
6) Jelaskan manfaat dari pembelajaran yang diajarkan
7) Ajak peserta memasuki kegiatan selanjutnya

2. Menyampaikan materi
Agar penyampaian materi menjadi berisi dan memiliki kedalaman makna
bagi peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut:
 Eksplorasikan keterampilan Sanguinis, Koleris, Melankolis dan
Phlegmatis kita
 Kembangkan kemampuan kita dengan meningkatkan 4 anugerah
manusiawi (panca indera, otak kiri, otak kanan dan hati)
 Beri muatan yang berpusat pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai hakiki,
melalui pembaharuan spiritualitas

3. Membina hubungan dengan peserta didik


 Perkuat sisi Melankolis dan Phlegmatis kita
 Anggap kesempatan untuk berbicara / mengajar adalah suatu
kehormatan bagi kita
 Beri apresiasi fokus pada peserta didik kita
 Peserta didik yang sudah kenal, setiap kali kita memintanya melakukan
sesuatu sebutlah namanya
 Tempatkan diri kita di bawah bukan di atas
 Katakan ‘kita’ bukan ‘kamu’
 Jangan mengajar dengan wajah yang cemberut atau kesal
 Bicaralah sesuai dengan karakter peserta didik
 Nikmati pengajaran yang kita berikan
 Bermainlah selalu dalam hal-hal yang positif
 Terimalah kritik – jangan menolak
 Jadilah seorang pelaku dari yang kita ajarkan

4. Menjawab pertanyaan
 Perkuat sisi panca indera, otak kiri, otak kanan dan hati
 Dengarkan baik-baik pertanyaan yang diajukan
 Ulangi pertanyaan dengan kalimat kita sendiri
 Pastikan bahwa itulah yang ingin ditanyakan penanya
 Beri jawaban sesuai dengan kebutuhan penanya
 Pastikan bahwa penanya sudah merasa jelas

5. Menghadapi peserta sulit


Peserta sulit yang dimaksudkan adalah peserta yang suka membuat masalah;
tukang sanggah, tukang serba tahu, tukang omong, tukang potong, tukang
mondar-mandir, tukang gosip, tukang bisik-bisik, tukang diam, tukang sok
sibuk, tukang datang terlambat.

Cara menetralisir peserta sulit adalah sebagai berikut:


 Hindari debat kusir
 Jangan katakan ‘kamu salah’
 Bila salah – akui secara simpatik
 Mulai dengan hal-hal yang sudah disepakati
 Usahakan orang lain untuk mau bicara
 Buat ide datang dari orang lain
 Lihat masalah dari kaca mata orang lain
 Simpati dengan ide dan keinginan orang lain
 Pertahankan energi positif, ingat visi-misi mengajar kita
 Dramatisir ide
 Berilah tantangan
6. Menutup pembelajaran
Langkah-langkah praktis yang dapat kita lakukan adalah:
 Rangkum dengan singkat hal yang telah dibicarakan
 Motivasi pendengar untuk menerapkan atau mempelajari kembali apa
yang telah anda sampaikan
 Bila ada kegiatan lanjutan, pembelajaran selanjutnya tetaplah motivasi
peserta akan manfaat dari kegiatan yang akan diikuti
 Hargai pendengar dengan tulus atas perhatian dan kerjasamanya
 Tutup kegiatan dengan teknik memotivasi kembali peserta didik

Anda mungkin juga menyukai