Anda di halaman 1dari 3

“Roda itu berputar, Cass!

“Roda itu berputar, Cass! Nggak selamanya kamu ada di atas!”

Tiba-tiba Cassey ingat kata-kata Kara setengah tahun lalu. Setengah tahun, batinnya.

Terlalu banyak yang berubah, lanjutnya. Mama dan Papa, nilai di sekolah, Bayu, Topper:

Arina, Indah, Kara, Hanan. Cassey lemas. Tubuhnya lunglai. Apa yang terjadi berikutnya

Cassey tidak ingat. Yang Ia tahu kepalanya membentur sesuatu yang dingin.

***

Cassey mendengar bunyi mesin mobil dimatikan. Mama pulang malam, lagi. Terlihat

lelah dan payah. Lalu terdengar bunyi mesin mobil lain dimatikan. Papa muncul di pintu.

Papa pulang malam juga, dan lagi. Papa terlihat payah dan kesusahan. Namun amarah

menyala-nyala di matanya, amarah dengan kelelahan, berkilat-kilat di penerangan ruang

tamu yang temaram. Mama menoleh, lalu kilat-kilat amarah di mata papa pindah ke mama.

Mata papa berubah kuyu, penuh penyesalan. Mama kabur dari perang dingin di ruang tamu.

Berjalan setengah berlari sambil menghentakkan sepatu haknya ke tangga. Papa

melonggarkan dasi,

“Aku sudah hubungi Pak Moreno, aku harap kamu segera tanda tangan surat cerai

kita, terima kasih.”

Papa seperti tercekat. Tangannya berhenti melonggarkan dasi, beralih menyangga

tubuh tegapnya di dinding ruang tamu. Dan Cassey mematung.

***

CASSANDRA MULYA TJOKRO. Ada namanya, ada nama Cassey, di sebuah amplop

yang tergeletak di mejanya. Di meja sebelahnya, tidak ada amplop putih dengan tulisan
ARINA ARIA HADDAD. Di meja di depan mejanya, tidak ada amplop dengan tulisan BRAYUTA

MUDA PRASETYA. Di meja di belakang mejanya juga tidak ada amplop bertuliskan KINANTI

KARA REMBULAN. Kalau Arina, Bayu, dan Kara tidak, mengapa Ia iya?

Lalu Cassey terduduk di kursinya. Amplop itu isinya Surat Peringatan. Cassey

diperingatkan. Ketahuan. Cassey ketahuan sering tidak jujur dalam ulangan dan tugas

praktek. Ketahuan. Cassey ketahuan. Amplop itu isinya Surat Peringatan, memperingatkan

Cassey untuk tidak mengulangi. Ketahuan. Surat itu isinya ancaman, mengancam Cassey

tidak naik kelas. Cassey terduduk, tertunduk. Malu, malu, dan malu. Ketahuan. Semua

nilainya yang selangit tidak dapat diperhitungkan lagi. Ketahuan. Malu, malu, dan malu.

Hancur sudah prestasinya. Prestasi yang Ia raih, tidak dengan keringatnya. Ketahuan.

***

Di hadapan Cassey, Bayu mengaduk-aduk jus alpukatnya gelisah. Tubuhnya bergerak

ke kanan dan kiri tak beraturan. Cassey asyik memilin-milin rambutnya. Bayu menggerak-

gerakkan bibirnya, berbicara pelan dan terarah. Cassey memilin rambutnya sambil sesekali

membesarkan mata. Cassey memilin rambutnya sambil sesekali memalingkan wajah ke

bawah. Bayu menggenggam tangan Cassey yang terkulai di atas meja, Cassey berhenti

memilin rambut. Cassey memalingkan wajah ke kanan, ke kiri, lalu ke bawah. Sampai

akhirnya Ia menitikkan air mata dan Bayu berhenti berbicara.

Barusan itu, Bayu minta hubungan pacaran setengah tahun mereka ditutup untuk

sementara. Barusan itu, Bayu bukan minta hubungan itu diakhiri. Tidak, tidak minta putus.

Barusan itu, Bayu meminta Cassey berubah, merubah, merubah beberapa hal dalam dirinya

yang tidak bisa Bayu anggap biasa. Bayu meminta Cassey merubah sikap manja, egois, keras
kepala, dan meremehkan. Barusan itu, Bayu membuat Cassey menangis. Dan Bayu

meninggalkannya di meja kafe sendirian hanya dengan kecupan lembut di kening Cassey.

***

Kara melempar kacamata Ted Baker Cassey yang sejak tadi Ia pamerkan ke teman-

temannya. Cassey tidak minus sama sekali, Cassey tidak butuh kacamata. Arina, Hanan,

Indah terlonjak kaget. Kara memelototi Cassey. Cassey membalas, di dekat kakinya,

kacamata Ted Baker-nya yang mahal dan mewah patah, kacanya pecah.

“Aku juga bisa beli Ted Baker, yang langka sekalipun. Tapi aku nggak gaya-gayaan

kayak kamu Cass! Kamu nggak minus dan nggak perlu kacamanta! Topper gerah sama

Cassey yang manja, tukang pamer, suka meremehkan, sombong, keras kepala, egois. Arina,

Indah, Hanan, aku, gerah sama kamu, Cass!” Kara berhenti. Arina, Indah, Hanan, saling

pandang. Cassey dan Kara beradu pandang lama sekali. Kara menginjak kacamata Ted Baker

Cassey, lalu melangkah sekali,

“Oh ya, kalau mau minta aku ganti, kasitau aja mau tipe yang mana,” Kara berjalan

sambil menyandang tas sekolahnya, memandang Cassey sinis, dan pergi. Arina dan Indah

mengikuti. Hanan memeluk Cassey sesaat, lalu menyandang tas sekolahnya, megikuti Kara,

Indah, dan Arina.

“Topper gerah sama kamu Cass. Begitu juga Bayu. Kita mau kamu berubah. Masih

inget kata-kata Kara? Emang nggak selamanya roda itu di atas kan ya, Cassandra Mulya

Tjokro?” Hanan terlebih dulu membisik di telinga Cassey.

Cassey terduduk, dan menunduk. Kata-kata Kara. Kata-kata Kara. Kata-kata Kara.

“Roda memang berputar Kar, nggak selamanya aku di atas… Aku…”

Anda mungkin juga menyukai