Anda di halaman 1dari 1

Bencana Alam, Teguran buat Elite dan Tokoh Politik

Oleh redaksi
Kamis, 04-Nopember-2010, 05:19:39 123 klik Send this story to a friend Printable
Version
Beruntunnya tragedi bencana di Tanah Air, seperti meletusnya Gunung Merapi di Jateng; bencana air bah
di Wasior, Papua; serta bencana gelombang tsunami di Mentawai, Sumbar; harus dipandang sebagai
cara alam tengah menegur elite politik dan elite pejabat pemerintah agar tidak rakus mengeksploitasi
kekayaan alam dan memanfaatkan keluguan masyarakat demi keuntungan pribadi dan kelompok.
Beruntunnya tragedi bencana di Tanah Air, seperti meletusnya Gunung Merapi di Jateng; bencana air bah
di Wasior, Papua; serta bencana gelombang tsunami di Mentawai, Sumbar; harus dipandang sebagai
cara alam tengah menegur elite politik dan elite pejabat pemerintah agar tidak rakus mengeksploitasi
kekayaan alam dan memanfaatkan keluguan masyarakat demi keuntungan pribadi dan kelompok.

Bencana yang terjadi beruntun di berbagai tempat di Tanah Air adalah peringatanTuhan. Karena itu,
rakyat Indonesia terutama kalangan elite politik dan sipi harus berintrospeksi. Ini teguran dari Tuhan. Saat
ini banyak sekali ketidakadilan dan kemerosotan moral. Hukum pun diabaikan. Pejabat pemerintah dan
elite politik tak lagi memedulikan rakyat. Semua teologi berpendapat sama. Jadi, ini seperti bentuk
peringatan karena bangsa kita sudah terlalu banyak melakukan pembangkangan. Kita harus rendah hati
dan melakukan koreksi serta perbaikan diri

Di Indonesia saat ini banyak orang pinter namun keblinger atau salah arah. Mereka lebih mementingkan
mengabdi kepada pimpinan dan jabatan daripada kepada rakyat. Apa pun yang mereka lakukan semata-
mata demi langgengnya jabatan atau kedudukan sosial-politik. Bencana besar masih akan terjadi di
Indonesia ini jika seluruh elite politik dan elite pemerintahan tidak cepat kembali kepada ajaran agama
serta lebih mementingkan rakyat.

Rakyat Indonesia dan seluruh elite politik maupun elite pemerintahan harus bersama-sama instrospeksi
dan mengutamakan kepentingan bersama. Ini agar Tuhan tidak marah dengan memberikan terguran
melalui fenomena bencana alam. Untuk itu, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia meminta (berdoa)
kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menghentikan dan tidak terjadi lagi bencana serupa.

Ronald Surbakti
Jl. Tebet Barat I/19
Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai