Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
parabola yang berwarna merah).dalam kurva ini tampak bahwa baik dari sisi N2O4 atau pun
NO2 semua ya menunjukan penurunan G.ini berarti kedua reaki yakni NO2 menjadi N2O4
dan sebaliknya dapat berlangsung.Pada titik 3 terjadi kesetimbangn kimia yakni sat delta
G=0.
Reaksi timbal balik adalah reaksi yang, tergantung keadaan, dapat mengalir ke dua arah.
Apabila ditiiupkan uap panas ke sebuah besi yang panas, uap panas ini akan bereaksi dengan
besi dan membentuk sebuah besi oksida magnetik berwarna hitam yang disebut ferri ferro
oksida atau magnetit, Fe3O4.
Hidrogen yang terbentuk oleh reaksi ini tersapu oleh aliran uap.
Dalam keadaan lain, hasil-hasil reaksi ini akan saling bereaksi. Hidrogen yang melewati ferri
ferro oksida panas akan mengubahnya menjadi besi, dan uap panas juga akan terbentuk.
Uap panas yang kali ini terbentuk tersapu oleh aliran hidrogen.
Reaksi ini dapat berbalik, tapi dalam keadaan biasa, reaksi ini menjadi reaksi satu arah.
Produk dari reaksi satu arah ini berada dalam keadaan terpisah dan tidak dapat bereaksi satu
sama lain sehingga reaksi sebaliknya tidak dapat terjadi.Sistem tertutup adalah situasi di
mana tidak ada zat yang ditambahkan atau diambil dari sistem tersebut. Tetapi energi dapat
2
ditransfer ke luar maupun ke dalam.Pada contoh yang baru kita bahas tadi, Anda harus
membayangkan sebuah besi yang dipanaskan oleh uap dalam sebuah kotak tertutup. Panas
ditambahkan ke dalam sistem ini, namun tidak satu zat pun yang terlibat dalam reaksi ini
dapat keluar dari kotak. Keadaan demikian disebut sistem tertutup. Pada saat ferri ferro
oksida dan hidrogen mulai terbentuk, kedua zat ini akan saling bereaksi kembali untuk
membentuk besi dan uap panas yang ada pada mulanya
(A) (B)
(C) (D)
Saat reaksi dimulai dengan h2 serta i2 sebagai reaktan mula mula hanya terdapat konsentrasi
reaktan saja (garis hijau pada grafik 1).Pada keadaan ini kecepatan reaksi reaktan berada pada
level maksimumnya sebab jumlah partikelnya masih banyak (grafik B).Reaksi mulai
berjalan.Produk mulai terbentuk dengan konsentrasi yang rendah (Grafik A garis
3
merah).Pada keadaan ini kecepatan reaksi dari produk menjadi reaktan mulai ada namun
sangat lambat (grafik C).Reaksi terus berlangsung konsentrasi reaktan makin menurun
artinya kecepatanya juga menurun sebaliknya konsentrasi produk akan makin besar dan
kecepatan makin besar.Sehingga suatu saat dicapailah sebuah keadaan , karena peruabahn
konsentrasi tadi, kecepatan kedua reaksi sama (grafik D).Pada saat ini jika ada 3 molekul
reaktan diubah menjadi produk dalam 1 detik maka saat yang bersamaan terdapat pula 3
molekul produk yang diubah menjadi reaktan (karena kecepatan kedua reaksi ini adalah
sama).Jika ini terjadi maka komposisi kedua zat akan tetap sama sepanjang waktu dan tak ada
lagi perubahan konsentrasi antara keduanya.Reaksi dalam keadan seeprti dikatan telah
mencapai titik kesetimbanganya.
Mari kita tinjau kembali pada titik kesetimbangan (grafik D).Grafk D menunjukan
kecepatan reaksi dari kedua reaksi masih ada.Artinya sebenarnya reaksi tidak berhenti hanya
saja kecepatanya sama sehingga jika diamati secara biasa (makroskopis) sepertinya sudah
tidak ada perubahan lagi.Namun jika kita melihat lebih dalam (mikroskopis) sebenranya
reaksi masih tetap berlangsung.Keadaan inilah yang dsebut sebagai kesetimbangan kimi itu
bersifat dinamis.
4
Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan.
marilah kita bahas penerapan asas Le Chatelier terhadap pergeseran kesetimbangan.
a. Pengaruh Konsentrasi
Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar,
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya,
jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat
tersebut.
Hal ini dapat digambarkan oleh keseimbangan karbon monoksida dan gas hidrogen,
bereaksi membentuk metanol.
CO + 2 H2 ⇌ CH3OH
5
meningkatkan juga, memungkinkan untuk peningkatan reaksi ke depan, dan membentuk
produk.
Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah
koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak menggeser letak
kesetimbangan.
Contoh :
Koefisien reaksi di kanan = 2
N2(g) + 3 H2(g) ↔ 2 NH3(g)
Koefisien reaksi di kiri = 4
6
c. Pengaruh Suhu
Pengaruh perubahan suhu ekuilibrium dapat dibuat jelas dengan memasukkan panas baik
sebagai reaktan atau produk. Ketika reaksi eksotermik (ΔH adalah negatif, melepaskan
energi), kami menyertakan panas sebagai produk, dan ketika reaksi endoterm (ΔH positif,
menyerap energi), kami memasukkannya sebagai suatu reaktan. Oleh karena itu, kita dapat
mengatakan apakah meningkatkan atau menurunkan suhu akan memilih maju atau mundur
reaksi dengan menerapkan prinsip yang sama seperti dengan perubahan konsentrasi.
Sebagai contoh, reaksi gas nitrogen dengan gas hidrogen. Ini merupakan reaksi
reversibel, di mana dua gas amonia bereaksi membentuk:
N2 + 3 H2 ⇌ 2 NH3 ΔH = -92kJ
Ini merupakan reaksi eksotermik (maka tanda minus) ketika memproduksi amonia. Jika
kita adalah untuk menurunkan suhu, kesetimbangan akan bergeser untuk menghasilkan panas
lebih banyak. Karena pembuatan amonia adalah eksotermik, ini akan menambah produksi
amoniak lebih. Dalam prakteknya, dalam proses Haber suhu ditetapkan pada nilai kompromi,
sehingga amonia dibuat dengan cepat, meskipun kurang akan hadir pada kesetimbangan.
Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan
bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm).
Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan
bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).
d. Pengaruh Katalisator
7
Penggunaan Katalisator akan mempercepat tercapainya keadaan setimbang.Fungsi
katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya kesetimbangan dan
tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan Kc tetap), hal ini
disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.
8
Proses kontak dipergunakan oleh industri untuk memproduksi asam sulfat. Proses
berlangsung dalam dua tahap reaksi.
Tahap pertama, pembentukan gas belerang trioksida:
2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g) ΔH = -94.97 kkal
dilanjutkan dengan melarutkan gas belerang trioksida ke dalam air, sesuai dengan reaksi:
SO3(g) + H2O(g) ⇄ H2SO4 (l)
Belerang trioksida merupakan produk yang vital sebagai bahan pembentuk asam
sulfat. Dari persamaan reaksi di atas diketahui reaksi bersifat eksoterm. Reaksi lebih baik
berlangsung pada suhu rendah, namun reaksi ini berjalan sangat lambat. Untuk mempercepat
reaksi pembentukan belerang trioksida dipergunakan katalisator Vanadium oksida (V2O5)
dan berlangsung pada suhu 400ºC.
Dalam industri makanan, reaksi kesetimbangan juga berlangsung, seperti pada
pembuatan tape, dan minuman beralkohol, perhatikan bagan 9.12.
9
bahan makanan atau bumbu masak yang lain yang merupakan produk hasil dari reaksi
kesetimbangan dan juga zat-zat yang berfungsi sebagai katalisator.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W.1989. Kimia Fisika Jilid I edisi keempat. Jakarta : Erlangga
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti edisi ketiga jilid 1. Jakarta :
Erlangga
http://chem-is-try.org/kesetibangan kimia
http://wikia.org/azas le chatelier
Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
Sutresna, Nana. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI Sester 2. Bandung :Grafindo Media Pratama
10