Lurus
A. JARAK DAN PERPINDAHAN
B. KELAJUAN DAN KECEPATAN
C. PERCEPATAN
D. PERLAJUAN
E. GERAK LURUS BERATURAN
F. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
G. GERAK JATUH BEBAS
H. GERAK VERTIKAL KE ATAS
Ketika Anda berjalan atau berlari dari suatu tempat
ke tempat lain berarti Anda telah melakukan
perpindahan. Demikian juga gerak benda-benda seperti
ikan, burung, sepeda, kereta api dan pesawat terbang
merupakan beberapa contoh gerak dalam kehidupan
sehari-hari. Jadi, suatu benda dikatakan bergerak jika
benda itu mengalami perubahan kedudukan terhadap
acuan atau titik tertentu. Misalnya sebuah pesawat jet
tempur sedang terbang meninggalkan landasan.
Landasan maupun pesawat dapat dijadikan titik acuan.
Jika landasan dijadikan sebagai titik
acuan maka pesawat dikatakan telah
bergerak terhadap landasan, karena
kedudukan pesawat terhadap landasan
setiap waktu selalu berubah, yaitu
semakin jauh dari landasan. Akan
tetapi, jika pesawat dijadikan acuan
terhadap pilot yang mengemudikannya,
pilot dikatakan tidak bergerak, karena
kedudukan pilot terhadap pesawat yang
dikemudikan setiap waktu tidak
berubah. Titik-titik yang dilalui pesawat
disebut lintasan. Lintasan pesawat
sering terlihat dari asap yang
ditingalkannya.
Jadi, jika suatu benda berubah
kedudukannya dalam selang waktu
tertentu terhadap titik acuan, benda
tersebut dikatakan sedang bergerak.
Suatu benda disebut bergerak lurus
jika lintasannya berupa garis lurus.
Ilmu yang mempelajari gerak tanpa
memperhatikan penyebab dari gerak
itu disebut Kenematika, sedangkan
ilmu yang mempelajari gerak dengan
memperhatikan atau melibatkan gaya
sebagai penyebab benda berpindah
disebut Dinamika.
A. JARAK DAN PERPINDAHAN
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh
oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu.
Dalam ilmu fisika, jarak dan panjang lintasan
mempunyai pengertian yang sama. Panjang lintasan
dan jarak keduanya merupakan besaran skalar, yaitu
besaran yang hanya mempunyai besar saja,
contohnya Anda berangkat dari rumah menuju
sekolah. Selama perjalanan menuju ke sekolah,
Anda menempuh jarak yang sama dengan jarak
yang Anda lalui dari rumah ke sekolah. Karena jarak
tidak memiliki arah maka jarak selalu bernilai positif.
Posisi awal di titik A (pada titik x1= -4m) dan posisi akhir di titik C pada
titik x2 = +4m). Perpindahan dari titik A ke C melewati titik B adalah :
s = x 2 – x1
= +4m – (- 4m)
=8m
misalnya, dalam perjalanan tersebut Anda menempuh jarak 120 km dalam waktu 2
jam maka kelajuan rata-ratanya adalah :
jarak tempuh
Kelajuan rata-rata =
waktu tempuh
120
= ------- = 60 km/jam
2
Kelajuan rata-rata adalah jarak totak yang ditempuh
dalam selang waktu tertentu. Jika kelajuan rata-rata
dilambangkan v, jarak yang ditempuh dilambangkan s,
dan waktu tempuh t, secara matematis persamaannya
dapat ditulis :
S
V = –––––– (2-1)
t
kelajuan rata-rata termasuk besaran skalar, karena
tidak bergantung pada arah perpindahan dari sebuah
benda, dan hanya bergantung pada jarak yang
ditempuhnya.
2. Kelajuan
Sesaat
Kecepatan rata-rata suatu benda bergantung pada besar dan arah perpindahan
serta selang waktu yang dibutuhkan. Sebuah kendaraan yang bergerak ke barat atau
ke timur,d engan kelajuan yang sama, tidak berarti memiliki kecepatan yang sama pula.
Karena kecepatan sangat bertangung pada arah perpindahan. Jadi, kecepatan
kendaraan pada contoh di atas berbeda, karena harus memperhatikan tanda positif (+)
atau negatif (-) dari arah perindahannya.
karena perpindaha merupakan besaran vektor, kecepatan rata-rata juga
termasuk besaran vektor. Persamannya adalah sebagai berikut :
perindahan s
Kecepatan rata-rata = –––––––––––– / v = ––––––
selang waktu t
Keterangan :
s = perindahan (meter)
t = perubahan (sekon)
v = kecepatan rata-rata (m/s)
4. Kecepatan Sesaat
y
v = ––––––
t
slide1
C. PERCEPATAN
Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada umunya benda tidak bergerak
dengan kecepatan tetap. Pada selang waktu tertentu, benda mengalami
perubahan kecepatan yang disebut percepatan.
Percepatan termasuk besaran vektor. Percepatan dan kecepatan sesaat suatu
benda yang bergerak antara lain dapat diketahui melalui pengamatan hasil
rekaman pewaktu ketik (ticker timer). Alat ini menghasilkan ketikan-ketikan
lurus pada sebuah pita sehingga jenis gerakan dapat diketahui melalui
sederetan titik-titik yang terekam pada pita itu.
Contoh hasil rekaman pewaktu ketik dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5. (a). Gambar tersebut menunjukkan gerakan dari pewaktu ketik
yang tetap atau bergerak dengan kecepatan tetap. Gambar 2.5. (b)
menunjukkan gerak yang mengalami perubahan kecepatan atau percepatan.
Percepatan dapat berharga positif atau negatif. Percepatan yang berharga
positif disebut perlambatan, misalnya pada gerak vertikal ke atas dan pada
pengereman pada mobil yang sedang bergerak hingga berhenti. Percepatan
(acceleration = a) secara matematis dapat ditulis dengan persamaan
Keterangan :
Perubahan kecepatan v a = percepatan (m/s2)
Percepatan = –––––––––––––––––––––––– a = –– v = kecepatan (m/s)
Perubahan waktu t t = waktu (s)
1. Percepatan Rata-rata
v 2 – v1 v3 – v2
a= =
Keterangan : t2 – t1 t3 – t 2
a = percepatan rata-rata (m/s2)
v1 = kecepatan pada waktu t1 (m/s)
v2 = kecepatan pada t2 (m/s)
Untuk gerak beraturan, perubahan kecepatan (∆v) pada setiap tahapan yaitu dari A
ke B dan dari B ke C di dalam grafik pada gambar 2.7. dibagi selang waktu (∆t) akan
menghasilkan nilai yang konstan. Nilai ini disebut dengan percepatan rata-rata.
2. Percepatan Sesaat
Percepatan sesaat berhubungan dengan besar dan arah dari kecepatan
sesaat. Percepatan adalah hasil bagi perubahan kecepatan dengan perubahan
waktu. Karena kecepatan merupakan besaran vektor, percepatan sesaat juga
termasuk besaran vektor.
untuk menghitung percepatan sesaat (a) dari gerak suatu benda dibutuhkan
waktu yang sangat singkat, yaitu nilai ∆t mendekati nol. Secara matematis
persamaan percepatan sesaat (a) mempunyai penalaran yang sama dengan
kecepatan sesaat yang dapat ditulis sebagai berikut :
∆v
a = lim ––––––––
∆t 0 ∆t
Keterangan :
a = percepatan sesaat (m/s2)
∆v = perubahan kecepatan (m/s)
∆t = selang waktu (s)
slide1
D. PERLAJUAN
Pengertian perlajuan tidak sama dengan percepatan. Percepatan dari
sebuah benda yang bergerak memiliki besar dan arah. Oleh karena itu,
percepatan termasuk besaran vektor, sedangkan perlajuan hanya
bergantungpada perubahan laju benda yang bergerak dibagi dengan
perubahan waktu dan tidak bergantung pada arah. Oleh karena itu, nilai
perlajuan sebuah benda yang bergerak selalu berharga positif (+).
Persamaan perlajuan memiliki bentuk yang sama dengan nilai
percepatan. Pada sebuah benda yang bergerak, nilai perlajuan dan nilai
percepatannya sama besar.
Jadi, pada dasarnya perlajuan adlah nilai dari suatu percepatan. Perlajuan
sebuah benda yang bergerak dapat dirumuskan sebagai berikut :
perubahan kelajuan
Perlajuan = –––––––––––––––––
selang waktu
slide1
Untuk membedakan antara perlajuan danpercepatan sebuah
benda yang bergerak perhatikan gambar 2.9. Mobil A bergerak
dengan kecepatan 60 km/jam (bergerak ke kanan), sedangkan mobil
B bergerak dengan kecepatan -60 km/jam (bergerak ke kiri).
Kecepatan kedua mobil tersebut berbeda karena arah geraknya
berbeda, tetapi kelajuan kedua mobil itu sama, yaitu 60 km/jam.
E. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Dalam kehidupan sehari-hari, jarang dijumpai benda
yang bergerak beraturan, karena pada umumnya
gerak dari sebuah benda diawali dengan
percepatan dan diakhiri dengan perlambatan. Hal
ini terjadi karena ada hambatan-hambatan. Sebagai
contoh, hambatan yang terjadi di jalan raya,
disebabkan kendaraan yang tidak seimbang dengan
luas jalan. Fenomena tersebut menyebabkan bahwa
gerak kendaraan akan selalu berubah. Jadi, gerak
lurus beraturan meruakan keadaan ideal yang
jarang untuk dijumpai. Akan tetapi, beberapa
contoh pendekatan gerak lurus beraturan dapat
diungkapkan, misalnya gerak mobil di jalan tol
dengan kecepatan tetap dan gerak pesawat terbang
pada ketinggian tertentu. Jika dalam selang waktu
yang sama pesawat terbang menempuh jarak yang
sama, gerak pesawat itu disebut gerak lurus
beraturan.
∆v
a = ––––– (2.11)
t
Telah kita ketahui bahwa ∆v = vt – v0 dan ∆t = t – t0 = t sehingga perssamaan 2.11 menjadi :
vt – v0
a = –––––––– atau a.t = vt –v0
t
Keterangan :
vt = kecepatan pada t sekon (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Dari gambar 2.11, dapat disimpulkan bahwa besarnya perpindahan yang dicapai oleh
benda sama dengan luas bidang kurva yang diarsir (bentuk trapesium) yang dibatasi oleh
kurva dan sumbu t, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jarak yang ditempuh (s) = luas bidang arsiran (trapesium)
s = luas trapesium
s = (v0 + v1) . ½ t Keterangan :
= {(v0 + (v0 + a.t)} . ½ t vt = kecepatan pada t sekon (m/s)
= (2v0 + a.t) ½ t v0 = kecepatan awal (m/s)
s = v0t + ½ a.t2 a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Persamaan jarak tempuh (s) sebuah benda yang bergerak lurus
beraturan merupakan fungsi kuadrat dari waktu (t). Jika dibuat grafik
hubungan (s) terhadap (t), akan diperoleh grafik berupa parabola
seperti gambar 2.12 berikut :
Dalam menyelesaikan soal, kadang-kadang Anda memjumpai
soal dengan varibel t yang tidak dikethaui. Untuk hal ini
digunakanruus persamaan GLBB dengan mengeliminasi variabel t
tersebut. Persamaan (2-12) dan 2-13) dapat digabung untuk
membentuk suatu persamaan tanpa variabel t.
vt = vo + a.t
vt – vo
t = –––––––––––
a
Nilai t dmasukkan ke dalam persamaan (2-13), sehingga diperoleh :
s = vo.t + ½a.t2
vt – vo vt – vo
= –––––– + ½ a –––––––
a a
vt2 – vo2
s = –––––––––––––– atau 2.a.s = vt2 – vo2 (2-15)
2a
Jika percepatan pada gerak lurus berubah beraturan berharga
negatif maka gerak itu disebut juga gerak lurus diperlambat beraturan
yaitu gerak dengan lintasan beraturan terhadap waktu. Dalam
kehidupan sehari-hari jarang dijumpai gerak semacam itu, tetapi
dalam pendekatannya dapat anda ambil contoh gerak vertikal ke atas.
vt = vo – a.t (2-16)
s = vo.t – ½ a.t2 (2-17)
vt2 = vo2 – 2.a.s (2.18)
slide1
G. GERAK JATUH BEBAS
Gerak jatuh bebas adalah gerak sebuah benda yang jatuh dari ketinggian tertentu
tanpa kecepatan awal. Contoh, buah durian jatuh dari pohonnya. Akan lebih sempurna
jika gerak jatuh bebas tanpa dipengaruhi gaya Archimedes dengan gesekan udara.
Artinya, tidak ada gaya luar yang mendorong atau menghambat gerak jatuh sebuah
benda. Contoh, gerak jatuh yang dipengaruhi gaya Archimedes dan gesekan udara
diperlihatkan pada parasut untuk menghindari gerak jatuh bebas ideal. Jadi, gerak
jatuh bebas dapat didefinisikan sebagai gerak jatuh tanpa kecepatan awal dari
ketinggian tertentu dan hanya dipengaruhi gaya gravitasi bumi.
Gerak jatuh secara ideal dapat dipahami dengan mengamati benda yang
dijatuhkan dalam ruang hampa udara, sehingga tidak ada pengaruh gaya Archimedes
dan gesekan udara. Gerak jatuh dalam ruang hampa udara membuktikan bahwa benda
jatuh tidak ditentukan oleh bentuk dan massanya. Percobaan ini telah dilakukan oleh
Galileo Galilei.
Perhatikan gambar 2.15 (a)! Di dalam tabung berisi udara sehelai bulu ayam dan
sebuah batu dari posisi yang sama dijatuhkan secara bermasamaan. Terlihat bahwa
batu lebih dahulu menyentuh dasar tabung daripada bulu ayam. Keterlambatan bulu
ayam disebabkan gaya gesekan udara dan gaya Archimeds yang bekerja pada
permukaan bidang bulu ayam lebih besar daripada batu sehingga batu jatuh ke dasar
tabung dengan kecepatan lebih tinggi.
Batu dan bulu ayam
jatuh bersama
Pada gambar 2.15 (b) sehelai bulu ayam dan sebuah batu yang sama-sama
dijatuhkan dalam tabung hampa udara. Ternyata bulu ayam dan batu menyentuh
dasar tabung pada saat yang bersamaan. Jadi, dari dua percobaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa besarnya gerak jatuh bebas setiap selang waktu dipengaruhi
oleh percepatan gravitasi (g).
Jika sebuah benda jatuh bebas dengan kecepatan awal vo = 0 maka persamaan
kecepatan benda tersebut adalah sebagai beriktu :
vt = vo – a.t
vt = 0 + g.t
vt = g.t (2.19)
Gambar 2.16
Keterangan :
v = kecepatan pada t sekon (m/s)
h = ketinggian benda yang diukur dari kedudukan awal (m)
t = waktu tempuh (sekon)
Pada gambar 2.16, sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian h meter di atas
tanah. Untuk sampai di permukaan tanayh, benda tersebut membutuhkan waktu
tempuh t sekon. Maka, akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
Dari persamaan 2-20 diturunkan persamaan sebagai berikut :
h = ½ g.t2
2h
t = ––––––– (2.21)
g
Keterangan :
t = waktu tempuh (s)
h = ketinggian benda (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
adalah :
vB = vo + a.t
2h
t= 0+g ––––– = vB = 2 gh
g
2vo
Tbolak-bali = ––––––– (2-26)
g
Tinggi maksimum benda diperoleh dari persamaan berikut :
h = vo . t – ½ g t2
vo vo 2
= vo –––– – ½ g ––––
g g
vo2
hmax = –––––– (2.27)
2g
Keterangan :
t = waktu tempuh sampai mencapai
tinggi maksimum (s)
vo = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
hmax = tinggi maksimum (m)
slide1