FARMAKOLOGI I
ANESTESI LOKAL
Disusun oleh :
Kelompok IV
LAPORAN PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI I
ANESTESI LOKAL
KELOMPOK IV
Nuraisyah 0901039
ANESTESI LOKAL
1. Tujuan
o Mengenal tiga teknik untuk mencapai anestetika lokal pada berbagai
hewan percobaan
o Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan-perbedaan dalam sifat
dan potensi anestetika lokal
o Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anestetika lokal
o Dapat mengkaitkan daya kerja anestetika lokal dengan menifestasi gejala
keracunan serta pendekatan rasional untuk mengatasi keracunan ini
2. Tinjauan Pustaka
Anestetik lokal adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri
dengan cara memblok konduksi sepanjang serabut saraf secara reversibel.
Sebagian besar anestetik lokal adalah basa lemah. yang pada pH tubuh dapat
membntuk proton. Awalnya obat-obatan jenis ini melewati saraf tanpa terionoisasi
(karena bersifat lipofilik) namun setelah berada dalam akson, beberapa melokelu
mengalami ionisasi, sehingga dapat memblok kanal Natrium serta mencegah
potensial aksi.
Semua serabut saraf pada tubuh manusia, sensitif pada anestetik lokal. Namun
pada umumnya, serabut yang berdiameter kecil lebih sensitif dibanding yang
berdiameter besar. Oleh karena itu anestetik lokal hanya melakukan blok
diferensial (memblok sensasi rasa tertentu) untuk nyeri ringan dan otonom,
sedangkan untuk sensasi sentuhan kasar dan gerak tidak diblok (hal ini berbeda
dengan anestetik umum). Anestetik lokal mempunyai variasi yang luas dalam hal
potensi, durasi kerja, toksisitas, dan kemampuan penetrasi mukosa.
Anestetik lokal dapat menekan jaringan lain yang dapat dieksistasi (seperti
miokardium) bila konsentrasinya dalam darah cukup tinggi, namun efek
sistemiknya mencakup sistem saraf pusat.
Persyaratan anestetika lokal
Efek Samping
Efek samping penggunaan anestetika lokal terjadi akibat khasiat dari kardio
depresifnya (menekan fungsi jantung), mengakibatkan hipersensitasi berupa
dermatitis alergi.
Adanya ikatan ester sangat menentukan sifat anastesi lokal sebab pada degradasi
dan inanaktivasi di dalam tubuh, gugus tersebut akan dihidrolosis. Karena itu
golongan ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami metabolisme
dibandingkan golongan amida. Anestesi lokal yang tergolong dalam senyawa
ester adalah kokain, benzokain (amerikain), ametocain, prokain (Novocain),
tetrakain (pontocain), kloroprokain (nesacaine).
Semua obat tersebut di atas adalah sintesis, kecuali kokain yang alamiah.
(tabel oleh Bertram Katzung, 2002)
Potensi berkorelasi dengan kelarutan lipid, yaitu, kemampuan molekul anestesi
lokal untuk menembus membran, lingkungan hidrofobik. Secara umum, potensi
dan lemak meningkatkan kelarutan dengan peningkatan jumlah atom karbon
dalam molekul (ukuran molekul). Lebih khusus, potensi meningkat dengan
menambahkan halida ke cincin aromatik (2-chloroprocaine sebagai lawan
prokain), sebuah keterkaitan ester (prokain versus procainamide), dan kelompok-
kelompok alkil besar pada nitrogen amida tersier. Ada beberapa pengukuran
potensi anestetik lokal yang analog dengan konsentrasi alveolar minimum (MAC)
dari anestesi inhalasi, tapi tidak ada yang umum digunakan secara klinis. Cm
adalah konsentrasi minimum anestesi lokal yang akan memblokir konduksi
impuls saraf. Ini ukuran potensi relatif dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk
ukuran serat, jenis, dan mielinasi; pH (pH asam antagonizes blok); frekuensi
stimulasi syaraf, dan konsentrasi elektrolit (hipokalemia dan hypercalcemia
menentang blokade).
1) Esters
2) Amida
1. Anestesia Permukaan
Sebagai suntikan banyak di gunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi
untuk mencabut geraham atau dokter keluarga untuk pembedahan kecil seperti
menjahit luka di kulit. Sediaan ini aman dan pada kadar yang tepat tidak akan
mengganggu proses penyembuhan luka. Anestesi permukaan juga di gunakan
sebagai persiapan untuk prosedur diagnostic, seperti bronkoskopi, gastroskopi,
dan sitoskopi.
2. Anestesia infiltrasi
Disini beberapa injeksi di berikan pada atau sekitar jaringan yang akan di anestesi,
sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan di jaringan yang terletak
lebih dalam, misalnya: pada praktek THT atau pencabutan gigi
Aliran darah ke dalam dan ke luar dihentikan dengan mengikat dengan ban
pengukur tekanan darah dan selanjutnya anestetik lokal yang disuntikkan
berdifusi ke luar dari vena dan menuju ke jaringan di sekitarnya dan dalam waktu
10-15 menit menimbulkan anestesi. Pengosongan darah harus dipertahankan
minimum 20-30 menit untuk menghindari aliran ke luar, sejumlah besar anestetik
lokal yang berpenetrasi, yang belum ke jaringan. Pada akhir pengosongan darah,
efek anestetik lokal menurun dalam waktu beberapa menit
4. Anestesi infiltrasi
5. Anestesi konduksi
Disuntikkan di sekitar saraf tertentuyang dituju dan hantarn rangsang pada tempat
ini diputuskan. Contoh : anestesi spinal, anestesi peridural, anestesi paravertebral.
Bahan (obat) yang digunakan :larutan NaCl fisiologis dosis 0,5 ml. larutan
prokain HCl 2%
4. Cara Kerja
a) Gunting buli mata kelinci
b) Teteskan dalam kantong konjungtivanya larutan anestetika lokal (prokain
HCl 0,5 ml) pada mata kanan kelinci, sedangkan pada kantong
konjungtiva mata kiri diteteskan larutan NaCl fisiologis 0,5 ml sebagai
control
c) Tutup masing-masing kelopak mata selama satu menit
d) Catat ada atau tidaknya reflex mata setiap 5 menit dengan menggunakan
aplikator tiap kali pada permukaan kornea mata kelinci. Bandingkan
dengan mata kiri sebagai control.
5. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Waktu (menit)
Kelompok Bahan
5 10 15 20 25 30
NaCl fisiologis 0 9 7 6 3 4
1
Prokain HCl 0 6 6 5 5 6
NaCl fisiologis 10 10 10 10 10 10
2
Prokain HCl 9 7 7 6 5 3
NaCl fisiologis 6 5 8 10 6 8
3
Prokain HCl 7 6 8 8 10 8
NaCl fisiologis 10 10 10 10 10 10
4
Prokain HCl 10 7 6 6 6 5
NaCl fisiologis 10 10 10 9 8 8
5
Prokain HCl 9 7 7 4 2 1
NaCl fisiologis 10 10 10 9 8 8
6
Prokain HCl 9 7 7 4 2 1
Prokain (Novocain®), yang sebagai hidroklorida mudah larut dalam air karena
penambahan gugus dietilamino pada rantai samping etoform, masih selalu
termasuk dalam anestesi lokal yang sering digunakan karena sifat diterimanya
jaringan dengan baik. Obat ini di dalam organisme akan cepat disabunkan oleh
esterase menjadi dietilaminoetanol dan asam-p-amino benzoate yang bekerja
melebarkan pembuluh darah. (Ernst, 1991)
Obat bekerja pada reseptor spesifik pada saluran natrium, mencegah peningkatan
permeabilitas sel saraf terhadap ion natrium dan kalium, sehingga terjadi
depolarisasi pada selaput saraf dan hasilnya tak terjadi konduksi saraf. Potensi
dipengaruhi oleh kelarutan dalam lemak, makin larut makin poten. Ikatan dengan
protein mempengaruhi lama kerja dan konstanta dissosiasi (pKa) menentukan
awal kerja. Konsentrasi minimal anestetika lokal dipengaruhi oleh: ukuran, jenis
dan mielinisasi saraf; pH (asidosis menghambat blockade saraf), frekuensi
stimulasi saraf.
6. Kesimpulan
Lama kerja dipengaruhi oleh: ikatan dengan protein plasma, karena reseptor
anestetika lokal adalah protein; dipengaruhi oleh kecepatan absorpsi; dipengaruhi
oleh ramainya pembuluh darah perifer di daerah pemberian.
7. Daftar Pustaka
http://skydrugz.blogspot.com/2010/04/anestetik-lokal.html
http://www.chemblink.com/products/51-05-8.htm