JAKARTA
2010
MANAJEMEN OPERASI KOMPUTER
1. Yang tadinya manual menjadi otomatis, dan hal ini mengurangi biaya
untuk tenaga kerjanya, biaya untuk kertas, alat tulis, dll.
1. Minimize risk
Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor
keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam
berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar
control perusahaan.. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia
untuk mengurangi risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis
seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan lain-lain.
Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu
perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi
sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang
dihadapi.
2. Reduce costs
Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai
usaha pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang
ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya
kegiatan operasional yaitu:
· Eleminasi proses
Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan
mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang
dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk menggantikan fungsi
layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.
· Simplifikasi proses
Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis)
biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan
berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat
dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian
pelayanan order.
· Integrasi proses
Teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian
beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan
praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan
juga).
· Otomatisasi proses
Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran
klasik dari teknologi informasi.
3. Add Value
b Pertanyaan
Apakah implementasi Teknologi informasi pada perusahaan/organisasi
tempat anda bekerja sudah sampai mengubah business model ? Berikanlah
Penjelasan!
Jawab:
Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial,
ekonomi, teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan
memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya
sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan
perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang sangat
mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi (TI).
Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang
terkait dengan modernisasi pendidikan: (1) bagaimana kita belajar (how
people learn); (2) apa yang kita pelajari (what people learn); dan (3)
kapan dan dimana kita belajar (where and when people learn). Dengan
mencermati jawaban atas ketiga pertanyaan ini, dan potensi TI yang bisa
dimanfaatkan seperti telah diuraikan sebelumnya, maka peran TI dalam
moderninasi pendidikan bangsa dapat dirumuskan.
Peranan yang bisa dilakukan TI dalam model pembelajaran ini sangat jelas.
Hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi
perubahan ini. Secara umum, e-learning dapat didefinisikan sebagai
pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk,
Internet, intranet, extranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan
CD ROM (Govindasamy, 2002). Menurut Kirkpatrick (2001), e-learning
telah mendorong demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran
dengan memberikan kendali yang lebih besar dalam pembelajaran kepada
siswa. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan
nasional seperti termaktub dalam Pasal 4 Undang-
c Pertanyaan
Jelaskan bagaimana Teknologi Informasi memberikan keunggulan
kompetitif kepada perusahaan/organisasi tempat anda bekerja !
Jawab :
Bagi beberapa perusahaan, sebuah strategi IT tidak selalu pada kasus yang
formal. Walaupun dinamakan perencanaan Sistem Informasi (IS)
“Strategic”, arsitektur aplikasi, data, teknologi dan proses manajemen IS,
yang terdiri dari standar pengembangan dan pelaporan, semuanya disajikan
dengan rencana, proses dan kebutuhan dari bisnis yang ada saat ini. Tidak
ada acuan atau philosofi untuk kegunaan teknologi di perusahaan dan tidak
terkesan adanya aturan yang signifikan dalam menentukan strategi mana
yang lebih efektif, menguntungkan dan dapat dikerjakan dengan mudah.
Di sisi lain, organisasi yang bersifat hirarkis dan berukuran besar, biasanya
mengalami kesulitan dalam “bermanuver” sesuai dengan tuntutan
perkembangan lingkungan bisnisnya. Kondisi hirarkis dan birokratis di
dalam organisasi itu menjadi hambatan untuk bergerak lincah. Biasanya ini
terjadi karena lalu-lintas informasi di dalam organisasi kurang bagus,
sehingga banyak pihak di dalam organisasi tidak tahu apa yang terjadi.
Supaya mereka bisa “bermanuver” dengan baik di era persaingan bisnis ini,
maka lalu lintas informasi ini harus dimanajemeni dengan baik. Setiap
informasi harus tersedia di setiap unit yang membutuhkan sesuai dengan
kewenangannya. Inilah yang disebut dengan konsep on-demand enterprise.
Teknologi informasi seperti ERP (enterprise resource planning system)
sangat berperan untuk membentuk on-demand organization ini.
perusahaan/organisasi.
Lantas manfaat apa saja yang bisa kita dapatkan dari penerapan sistem
ERP? Atau modul-modul standar apa saja yang biasa terdapat dalam sistem
ERP?
Perlu diingat bahwa ERP bukanlah aplikasi perangkat lunak komputer yang
berfungsi menangani data secara elektronik dan memprosesnya secara
terperinci saja.
Sehingga jika dilihat dari sisi fungsional sistem, ERP dibagi atas modul OLAP
dan OLTP (online transaction processing).
1. Keuangan
o Akuntansi Finansial
o Kontrol
2. Logistik
6. Dukungan E-Commerce
Penerapan suatu ERP sistem itu adalah suatu proses yang berkelanjutan.
Begitu dimulai sudah tidak mungkin lagi dihentikan dan tidak ada titik
kesempurnaannya. Yang ada hanyalah proses penyempurnaan yang tak
terhenti. Maka penilaian ERP juga mesti dilakukan dengan sungguh-
sungguh. Banyak faktor yang perlu dipikirkan pada seleksi ERP. Pada
umumnya, ERP yang masuk ke Indonesia sudah teruji kesuksesannya.
Namum kesuksesan di negara lain belum tentu bisa menjadi suatu jaminan
bagi kita. Masalah sumber daya manusia dan infrastruktur juga menjadi
faktor penentu
ERP akan berkembang terus sesuai dengan tuntutan konsumen. Yang jelas
perkembangan ERP pada masa depan ini akan dititik-beratkan pada
beberapa hal, yaitu, lebih mendukung customer service, lebih mendukung
vertical industri spesifik (vertical industry), dan juga lebih mendukung
proses pengambilan keputusan (decision support). ERP masa depan juga
akan lebih fleksibel dalam penerapan, pemakaian dan cara pembiayaan.
1. Feature
Pada sisi lain, teori di dalam ERP itu sendiri juga mengalami proses
evolusi seiring dengan tumbuhnya tuntutan konsumen dan
perkembangan teknologi. Misalnya: tuntutan Inventory Reduction
menjadi tuntutan Zero In-Process-Inventory, dari Batch
Manufacturing menjadi Just-In-Time Manufacturing, dari konsep
Routing menjadi konsep Synchronising.
harusnya bisa ditunjang oleh ERP yang dipilih. Kadang kita melihat
features yang bagus yang berdasarkan teori baru, kita perlu hati-
hati menilai apakah feature baru itu bisa diterapkan pada kondisi
sekarang ini. Selalu ingat bahwa kita di Indonesia mempunyai kultur
tersendiri. Salah pengertian atau salah memilih berdasarkan faktor
features akan menimbulkan kekacauan dan bahkan menghambat
operasi perusahaan. Memang banyak perusahaan yang menanam
waktu untuk penilaian ini. Cocok atau tidaknya biasanya juga bisa
kita selidiki dari daftar konsumen yang telah memakai ERP tersebut
dan apakah industri konsumen itu serupa dengan industri kita.
2. Teknologi
Seperti banyak hal lainnya, teknologi ada yang Sunrise dan ada yang
Sunset. Ingatkah kita dengan Fotran, PDP-11, Pascal, Cobol,
Wordstar yang hanya sepuluh tahun yang lalu muncul di setiap
kurikulum Computer Science di universitas kita, apakah ada aplikasi
baru yang dibangun dengan bahasa itu, hari ini?. Untuk mengetahui
mana yang Sunrise dan mana yang Sunset merupakan tantangan bagi
departemen MIS/EDP yang biasanya lebih ter-update dibanding
dengan departemen lainnya. Sayangnya, biasanya pemilihan ERP itu
didorong dari pihak user (pemakai) yang lebih terfokus kepada
feature, sehingga faktor teknologi biasanya diabaikan. Akitbatnya,
terjadilah masalah di kemudian hari seperti banyaknya perusahaan
di Indonesia yang ‘terjebak’ dengan namanya sistem ‘legacy’.
Secanggih apapun teknologi kita hari ini, ERP tetap saja belum
sempurna seperti yang diharapkan manusia. Oleh karena itu,
seberapa sukses pun ERP yang kita pilih dari luar negeri, di negeri
kita ini belum tentu bisa jalan jika tidak didukung oleh lokal support
yang kuat. Kita harus benar-benar teliti memilih vendor yang bisa
komit terhadap apa yang mereka tawarkan sebab menangani paket
ERP sangat lain dibandingkan dengan menangani penjualan PC atau
paket perangkat lunak desktop. Sayangnya, di Indonesia masih
4. Infrastruktur
b Pertanyaan :
Bagaimana mengelola perubahan yang terjadi sehubungan dengan
perubahaan tersebut dengan menggunakan framework Lewin –
Schein.
Jawab
2. Pemberian informasi
3. Diskusi partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua di atas yang dalam
memberikan informasi-informasi tentang peraturan baru organisasi
tidak bersifat searah saja tetapi dua arah.
3
Dalam kaitannya dengan keunggulan kompetitif, Michael Porter menjelaskan Five
force model. Jelaskan dan berikan analisa bagaimana teknologi informasi dapat
berperan di masing-masing faktor dalam Five force model.
2. Ancaman Produk atau Jasa pengganti. Cara mudah masuknya produk atau
jasa yang dapat menjadi alternatif dari produk atau jasa yang sudah ada,
khususnya yang dibuat dengan biaya lebih murah.
4. Daya tawar dari supplier. Bagaimana kuatnya posisi penjual. Apakah ada
banyak supplier atau hanya beberapa supplier saja, bisa jadi mereka
memonopoli supply barang.
Five Forces Model Porter merupakan salah satu yang paling sering digunakan
dalam strategi bisnis. Model ini telah banyak digunakan dalam berbagai macam
kesempatan. Model Porter ini sangat kuat baik dari dalam maupun luar industri.
Skala ekonomis
Modal utk investasi
Akses utk distribusi
Akses ke teknologi
Brand loyalty, apakah pelanggan setia dengan brand tertentu
Peraturan Pemerintah
Biaya utk beralih ke produk jasa pengganti. Apakah mudah utk mengubah
ke produk lain.
Model ini merupakan alat yang kuat utk analisis kompetitif di tingkat
industri
Memberikan input yang berguna untuk melakukan Analisis SWOT
Kedua, lingkungan saat ini bersifat tidak pasti dan sulit diprediksi. Menurut
Peter Drucker, saat ini kita hidup di era diskontinyu, atau tidak pasti, sulit
diprediksikan. Kejadian hari ini belum tentu berpengaruh pada kejadian esok
hari.
Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak
perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar
perusahaan, baik pada skala nasional, regional maupun global. Sebagian dari
dampak yang mereka timbulkan banyak terbukti telah mempengaruhi
datangnya berbagai kesempatan usaha (business opportunities), tetapi banyak
pula rekaman contoh kasus dari faktor eksternal ini yang menjadi kendala dalam
berusaha (business threats and constraints). Kita sering mendengar bagaimana
perusahaan yang memiliki sistem organisasi yang baik dengan dukungan visi,
misi dan rencana aksi business plan yang terencana tidak menjamin sukses
dalam meraih laba. Bahkan banyak perusahaan ini mengalami penurunan dalam
kinerja usahanya hanya karena kesalahan dalam menafsirkan skenario dan
asumsi pengaruh lingkungan luar tersebut. Memasuki era liberalisasi dan
globalisasi pada abad ke 21, para pimpinan perusahaan tidak dapat
mengabaikan begitu saja perubahan-perubahan yang terjadi di sekeliling
mereka, terutama jika mereka ingin meraih kemenangan
Faktor sosial menitik beratkan pada tata nilai ( Value ) dan sikap ( attitutde )
masyarakat yang membawa pengaruh terhadap gaya hidup ( life style ) dan
mempengaruhi permintaan akan suatu produk jasa