Anda di halaman 1dari 22

Perdagangan Derivatif di Indonesia

dan Malaysia:
Sebuah Komparasi1

Oleh:
M. Gilang R.2

1
Disampaikan sebagai tugas makalah Seminat Pasar Modal
2
Adalah mahasiswa Program Diploma IV STAN semester IX-D (No.15)
Abstraksi
Makalah ini mencoba membandingkan transaksi derivatif di Indonesia dan Malaysia.
Perbandingan dilakukan atas aspek-aspek umum perdagangan derivatif di kedua negara,
meliputi lembaga bursa (termasuk pengawas), regulasi secara umum, jenis instrumen, dll.
Analisis dilakukan terhadap kondisi aktual sesuai hasil pengamatan dari sumber-sumber
informasi yang ada. Berdasarkan hasil analisis, penulis mencoba memberikan simpulan
umum atas kondisi perdagangan derivatif di kedua negara. Makalah ini tidak membahas
secara rinci mengenai mekanisme perdagangan serta penghitungan rinci nilai perdagangan
atas berbagai jenis derivatif yang ada.

2
PENDAHULUAN
Pasar modal dibentuk untuk menghubungkan aliran modal secara efisien. Melalui
pasar modal, investor mendapatkan kesempatan untuk menginvestasikan dananya dengan
tingkat risiko dan return yang terukur, sementara perusahaan mendapatkan pembiayaan
(dana) dari sumber-sumber yang relatif likuid.
Kepentingan regulasi pasar modal adalah untuk menciptakan iklim investasi yang
bersaing dan aman bagi investor, serta memberikan sumber pembiayaan yang likuid bagi
perusahaan. Investasi yang aman dalam konteks regulasi pasar modal bukanlah merupakan
sarana investasi yang bebas risiko, melainkan sarana investasi dengan tingkat return dan
risiko yang terukur dan kredibel. Untuk itu, serangkaian regulasi dibentuk antara lain untuk
menciptakan pasar modal yang transparan, efisien, dan adil bagi semua pelakunya.
Sementara dari sudut pandang pasar modal sebagai sebuah industri, kemajuan pasar
modal antara lain dapat diukur dari seberapa jauh pasar modal menjadi cerminan tingkat
perekonomian. Hal ini antara lain dapat direpresentasikan dari tingkat likuiditas pasar,
tingkat kapitalisasi aset, dll. Untuk itu, agar pasar modal semakin berkembang, dibutuhkan
inovasi dari pelaku industri pasar modal, yaitu dengan menciptakan berbagai instrumen
investasi yang dapat menarik minat investor untuk berinvestasi serta menanamkan dananya
melalui pasar modal. Inovasi ini juga dibutuhkan agar perusahaan, selaku pihak yang
membutuhkan dana (pembiayaan), mempunyai berbagai alternatif sumber pendanaan
melalui pasar modal.
Salah satu bentuk “inovasi” dalam pasar modal (dan pasar uang) adalah instrumen
derivatif. Instrumen ini memberikan alternatif investasi bagi investor, sekaligus juga
memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menambah “daya tarik” bagi investor
untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Secara sederhana, derivatif merupakan aset
yang nilainya mengacu pada aset lain. Dan dalam konteks pasar modal, aset tersebut berupa
efek, yang nilainya mengacu pada aset lain, termasuk efek lain. Namun demikian, derivatif
sebagai sebuah instrumen, umumnya dapat diperdagangkan secara terpisah dari aset
acuannya.
Makalah ini mencoba memberikan gambaran mengenai perdagangan derivatif di
Indonesia dan Malaysia. Pemaparan difokuskan pada perdagangan derivatif di bursa efek
masing-masing negara, termasuk jenis yang diperdagangkan, aturan secara umum, data

3
perdagangan, serta informasi umum lainnya. Berdasarkan hasil pemaparan, dilakukan
analisis berupa perbandingan atas perdagangan derivatif di kedua negara secara umum.

GAMBARAN UMUM DERIVATIF


Derivatif
Definisi
Mengutip dari Wikipedia, derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian
penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi
"acuan pokok" atau juga disebut "produk turunan" (underlying product). Sementara Saputro
(2009), mendefinisikan pasar derivatif sebagai tempat diperdagangankannya surat-surat
berharga yang nilainya didasarkan aset yang mendasarinya (underlying asset atau
elementary asset). Beberapa jenis derivatif antara lain Kontrak Opsi Saham (KOS), Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue, waran, serta kontrak berjangka
(futures). Instrumen derivatif tersebut digunakan pemodal untuk melakukan lindung nilai
(hedging) atas investasinya. Selain itu, instrumen derivatif juga digunakan sebagai sarana
spekulasi (Suwarno).

Jenis
Terdapat berbagai instrumen derivatif yang diperdagangkan. Secara umum,
instrumen derivatif dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Derivatif ekuitas, misalnya opsi saham
2. Derivatif obligasi, misalnya opsi berjangka obligasi
3. Derivatif komoditas, misalnya kontrak berjangka komoditas tertentu seperti minyak,
karet, kopi, dll
4. Derivatif keuangan, misalnya kontrak berjangka valuta asing
Karakteristik perdagangan instrumen derivatif di berbagai negara berbeda-beda,
disesuaikan dengan peraturan dan kondisi perekonomian setempat. Selanjutnya akan
diuraikan beberapa instrumen derivatif yang umum diperdagangkan.

4
Waran
Definisi Waran
Waran merupakan instrumen pasar modal berupa efek yang dapat dikonversi
menjadi saham. Dengan kata lain, waran merupakan “turunan” dari saham, Fakhruddin
(2008,129). Sedangkan berdasarkan definisi menurut BAPEPAM-LK, waran adalah efek yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek untuk
memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk jangka waktu 6
(enam) bulan atau lebih sejak diterbitkannya waran tersebut.
Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa waran adalah
sekuritas yang melekat pada penerbitan saham ataupun obligasi, yang memberikan hak
kepada pemiliknya untuk membeli saham perusahaan dengan harga dan pada jangka waktu
tertentu.

Karakteristik Waran
Sebagai sebuah efek, waran memiliki karakteristik khusus. Karakteristik khusus
waran antara lain, Fakhruddin (2008, 129):
1. Masa berlaku, yaitu jangka waktu di mana setelah masa tersebut habis maka secara
otomatis waran tersebut tidak berlaku lagi dan tidak memiliki nilai eknomis. Umumnya
masa berlaku waran adalah 3 (tiga) tahun.
2. Harga pelaksanaan, yaitu harga yang harus dibayar oleh investor ketika hendak
mengonversi waran tersebut menjadi saham. Harga pelaksanaan umumnya sama atau
lebih tinggi dari harga saham (pada saat penerbitannya).
3. Rasio pelaksanaan, yaitu perbandingan jumlah saham yang dapat diperoleh dari exercise
atas sejumlah waran. Misalnya, rasio 1:1 berarti satu waran dapat dikonversi menjadi
satu saham senilai harga pelaksanaan.
4. Dapat diperdagangkan terpisah (detachability), yang berarti waran dapat
diperdagangkan tersendiri sebagai sebuah instrumen investasi dan terpisah dari produk
acuannya (misal: saham). Meskipun demikian, waran tidak dapat berdiri sendiri
melainkan harus mempunyai produk acuan.

5
Opsi
Opsi adalah suatu hak yang didasarkan pada suatu perjanjian untuk membeli atau
menjual suatu komoditi, surat berharga keuangan, atau suatu mata uang asing pada suatu
tingkat harga yang telah disetujui (ditetapkan di muka) pada setiap waktu selama masa
kontrak. Sebagaimana definisi di atas, opsi saham termasuk salah satu jenis opsi yang ada.
Opsi yang diperdagangkan di bursa, disebut juga listed option, termasuk perdagangan
derivatif.

Right Issue
Definisi
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights Issue) atau disingkat HMETD dalam pasar
modal Indonesia adalah hak yang diperoleh para pemegang saham yang namanya telah
terdaftar dalam daftar pemegang saham suatu perseroan terbatas untuk menerima
penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan sedang menjalani proses emisi atau
pengeluaran saham-saham dari saham portopel atau saham simpanan. Hak tersebut
diberikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan dan
jumlah yang berhak diambil seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki secara
proporsional.
Dalam definisi yang lain, Fakhruddin (2008, 219), menjelaskan bahwa right issue
merupakan penawaran umum terbatas yang digunakan emiten sebagai sarana menambah
modal. Sebagai sebuah efek, right issue dapat diperjualbelikan. Dalam hal ini, yang
diperjualbelikan adalah hak untuk memesan saham terlebih dahulu, ketika emiten akan
melakukan penawaran umum atau penambahan modal. Penambahan modal di sini
mencakup juga penerbitan saham melalui waran atau efek konversi lainnya.

Kontrak Berjangka (futures)


Definisi Futures
Kontrak berjangka (disebut juga futures) adalah kontrak standard untuk membeli
ataupun menjual aset acuan dari instrumen keuangan pada suatu tanggal dimasa akan
datang, dengan harga tertentu. Futures mensyaratkan kewajiban kepada kedua belah pihak
untuk melaksanakan pertukaran, berupa penyerahan aset acuan dan pembayaran, sesuai
dengan kontrak.

6
Karakteristik Futures
Futures memiliki karakteristik tertentu yaitu antara lain:
1. Tanggal penyerahan (settlement date), yaitu tanggal di masa depan di mana aset acuan
dipertukarkan pada harga tertentu yang disepakati.
2. Harga penyelesaian (settlement price), yaitu harga yang harus dibayarkan di masa depan
untuk pertukaran aset acuan.
3. Aset yang menjadi acuan dalam kontrak berjangka (futures) umumnya berupa komoditi
seperti gandum, gabah, dll; serta instrumen keuangan seperti indeks saham, kurs suku
bunga, dan mata uang.
4. Perdagangan futures dilakukan pada bursa berjangka seperti Chichago Mercantile
Exchange (CME), Euronext.liffe, Tokyo Commodity Exchange (TOCOM), dll.

PERDAGANGAN DERIVATIF DI INDONESIA


Gambaran Umum
Di Indonesia, perdagangan derivatif dilaksanakan di bursa efek serta bursa
berjangka. Pembahasan selanjutnya mengenai perdagangan derivatif di Indonesia
difokuskan pada perdagangan derivatif di bursa efek, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI).
Meskipun demikian, akan dipaparkan juga sedikit gambaran umum mengenai perdagangan
derivatif di bursa berjangka.
Dalam UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal disebutkan bahwa efek yang
diperdagangkan di bursa efek meliputi setiap derivatif atas efek (pasal 1 angka 5). Lebih
lanjut, dalam UU tersebut disebutkan salah satu efek berupa instrumen derivatif yaitu hak
memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan, hak
tersebut yang dituangkan dalam sebuah sertifikat memungkinkan untuk diperjualbelikan
sebagai sebuah efek derivatif. Peraturan lainnya terkait pelaksanaan pelaksanaan
perdagangan derivatif di bursa efek antara lain:
1. Peraturan Pemerintah no.45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang
Pasar Modal.
2. SK Bapepam No. Kep.07/PM/2003 Tgl. 20 Februari 2003 tentang Penetapan Kontrak
Berjangka atas Indeks Efek sebagai Efek
3. Peraturan Bapepam No. III. E. 1 tgl. 31 Okt 2003 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi
atas Efek atau Indeks Efek

7
Perdagangan derivatif di pasar modal Indonesia saat ini dilaksanakan oleh PT. Bursa Efek
Indonesia (BEI) selaku perusahaan bursa efek yang ada dan beroperasi hingga saat ini.
Sementara pengawasan dan pengaturan atas jalannya pasar modal dalam bursa efek
dilaksanakan oleh Kementrian Keuangan c.q. BAPEPAM-LK.
Perdagangan derivatif di bursa komoditi diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 1997
Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Perdagangan berjangka komoditi atau opsi
secara substansial merupakan instrumen derivatif, mengingat opsi tersebut dapat
diperjualbelikan, dengan nilai mengacu pada aset acuan yaitu komoditi dimaksud. Pelaksana
perdagangan derivatif di bursa komoditi dilakukan oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ).
Sementara pengawasan dan pengaturan atas jalannya bursa komoditi dilaksanakan oleh
Kementrian Perdagangan c.q. BAPPEBTI.

Perdagangan Derivatif di BEI


Perdagangan derivatif di BEI meliputi perdagangan atas berbagai derivatif atas efek,
sebagaimana dimaksud dalam UU Pasar Modal. Oleh karena itu, perdagangan derivatif di
BEI tidak termasuk perdagangan derivatif komoditi. Mengacu pada definisi sebelumnya,
derivatif ekuitas dan derivatif keuangan mendasarkan nilainya pada instrumen-instrumen
ekuitas dan keuangan seperti misalnya: saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata
uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.
Beberapa jenis derivatif yang diperdagangkan di BEI meliputi: Kontrak Opsi Saham
(KOS), LQ45 futures, Mini LQ futures, serta Japan futures (JP). Secara ringkas, penjelasan atas
tiap-tiap jenis derivatif yang diperdagangkan di BEI adalah sebagai berikut:
1. KOS (Kontrak Opsi Saham) adalah Efek yang memuat hak beli (call option) atau hak jual
(put option) atas Underlying Stock (saham perusahaan tercatat, yang menjadi dasar
perdagangan seri KOS) dalam jumlah dan Strike Price (harga yang ditetapkan oleh Bursa
untuk setiap seri KOS sebagai acuan dalam Exercise) tertentu, serta berlaku dalam
periode tertentu. 
2. LQ45 Futures menggunakan underlying indeks LQ45, yang dikenal sebagai benchmark
saham-saham di pasar modal Indonesia.
3. Mini LQ futures menggunakan underlying yang sama dengan LQ45 futures,
perbedaannya adalah pada kebutuhan modal awal, fee transaksi, serta nilai transaksi
yang lebih kecil.

8
4. JP menggunakan indeks Dow Jones Japan Titans 100 sebagai underlying transaksinya.

Data Perdagangan Derivatif di BEI


Perdagangan derivatif di BEI, sebagaimana dipublikasikan dalam IDX Statistics
Quarterly 2008-2009, meliputi perdagangan waran, right issue, serta opsi (call dan put). Dari
ketiganya, waran merupakan instrumen derivatif yang paling likuid diperdagangkan, baik
dari segi volume maupun nilainya.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh BEI, perdagangan derivatif selama 2008-
2009 mengalami penurunan yang cukup tajam, baik dari sisi volume maupun nilai transaksi
total. Namun, hal ini sejalan dengan menurunnya kinerja perdagangan di BEI sepanjang
periode tersebut, yang antara lain disebabkan resesi ekonomi global yang terjadi.
nilai perdagangan
Selama periode pengamatan, fluktuasi perdagangan derivatif, baik dari segi volume
maupun nilai mengalami fluktuasi cukup tajam. Sebagai pembanding, pergerakan
perdagangan saham pada periode yang sama juga mengalami fluktuasi serupa. Rincian
pergerakan perdagangan derivatif dan saham dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar I
Nilai Perdagangan Derivatif per Triwulan
(dalam Rp/miliar)
3.000,00
2.418,66
2.500,00
Derivatif
2.000,00

1.500,00
1.530,81 1081,46
1.000,00 660,41
607,77
500,00
145,09
92,72 549,73
-
Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09

sumber: IDX Statistics 2008-2009, diolah


Dari gambar di atas, terlihat bahwa perdagangan derivatif di BEI mengalami penurunan
tajam pada triwulan ketiga 2008 hingga triwulan pertama 2009. Perdagangan terendah
terjadi pada triwulan pertama tahun 2009, di mana nilai perdagangan derivatif hanya

9
“hanya” Rp92,72 milyar.Setelah periode tersebut, perdagangan derivatif mengalami
peningkatan seiring pemulihan ekonomi yang terjadi.
Sebagai perbandingan, pergerakan perdagangan saham selama periode yang sama
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar II
Nilai Perdagangan Saham per Triwulan
400.000,00 (angka dalam Rp/miliar)
360.157,35 337.197,00
350.000,00

300.000,00 303.285,84
317.446,10
250.000,00 240.864,74
200.000,00 241.809,71
Saham
150.000,00 146.059,32

100.000,00
92.842,20
50.000,00

-
Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09

Sumber: IDX Statistics, diolah


Dari gambar II, terlihat bahwa perdagangan saham juga mengalami penurunan yang
cukup tajam selama periode triwulan ketiga 2008 s.d. triwulan pertama 2009. Namun,
kenaikan perdagangan saham pasca periode tersebut lebih tajam dibandingkan kenaikan
perdagangan derivatif. Hal ini bisa jadi disebabkan meningkatnya harga saham-saham
perusahaan sebagai respon dari pemulihan kondisi perkeonomian.
volume perdagangan
Apabila ditinjau dari volume perdagangan yang terjadi, pergerakan perdagangan
derivatif dan saham juga mengalami fluktuasi serupa. Rincian pergerakan perdagangan
derivatif dan saham dapat dilihat pada gambar di halaman berikut:

10
Gambar III
Data Volume Perdagangan Derivatif per Triwulan
(angka dalam juta)
40.000,00
35.000,00
33.891,04
30.000,00
25.000,00 19.827,96
17.827,17
20.000,00
15.000,00 9.941,42 Derivatif

10.000,00 13.521,47
5.000,00 8.172,60
7.892,95 3.584,87
-
Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09

Sumber: IDX Statistics, diolah

Gambar IV
Data Volume Perdagangan Saham per Triwulan
(angka dalam juta)
700.000,00
656.726,87
600.000,00
500.000,00
400.000,00 289.813,21
300.000,00 403.650,70 Saham
223.452,87 197.857,20
200.000,00
196.021,07
100.000,00 170.514,70
117.468,40
-
Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09

Sumber: IDX Statistics, diolah


Dari kedua gambar di atas, terlihat bahwa fluktuasi perdagangan saham dan derivatif relatif
simultan, namun pergerakan perdagangan saham sedikit lebih smooth pada 2008. Hal ini
bisa jadi disebabkan lesunya perdagangan saham pada periode tersebut akibat imbas dari
krisis global yang terjadi.
korelasi perdagangan derivatif dan saham
Berdasarkan analisis atas pergerakan nilai maupun volume perdagangan derivatif
dan saham, terlihat adanya antara korelasi dari pergerakan transaksi saham dan derivatif di
BEI. Hal ini bisa jadi disebabkan efek derivatif yang diperdagangkan di BEI didominasi oleh

11
derivatif ekuitas, yang menggunakan saham sebagai aset acuan, sehingga terdapat
hubungan (korelasi) diantara keduanya.
Namun demikian, untuk mempertegas hubungan diantara transaksi perdagangan
(nilai dan volume) derivatif dan saham di BEI, diperlukan analisis kuantitatif lebih lanjut.
Analisis dapat dilakukan dengan melihat koefisien korelasi dan beta (β) antara perdagangan
derivatif dan saham. Koefisien korelasi menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara
dua variabel relatif terhadap masing-masing deviasinya, Peacer (2009). Koefisien korelasi
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai:
Rd,s = COV (Pd,Ps) / σd, σs
di mana:
Rd,s = koefisien korelasi pergerakan perdagangan derivatif dan saham
COV (Pd,Ps) = kovarians pergerakan perdagangan derivatif dan saham
σd = standar deviasi perdagangan derivatif
σs = standar deviasi perdagangan saham
Adapun β di sini dimaksudkan untuk mengukur tingkat volatilitas pergerakan kedua variabel.
β dapat dirumuskan sebagai berikut:
β = COV (Pd,Ps) / Var (Ps )
di mana:
β = indeks volatilitas pergerakan variabel
COV (Pd,Ps) = kovarians pergerakan perdagangan derivatif dan saham
Var (Ps ) = varians pergerakan perdagangan saham
Dari hasil perhitungan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Indeks Volume Nilai
Koefisien Korelasi (Rd,s) 0,77 0,71
β 0,04 0,01

Hasil perhitungan koefisien korelasi menunjukkan bahwa korelasi pergerakan antara


perdagangan derivatif dan saham di BEI cukup tinggi, hal ini ditunjukkan dengan koefisien
korelasi volume perdagangan 0,77 dan koefisien korelasi untuk nilai perdagangan 0,71. Hal
ini konsisten dengan analisis sebelumnya, di mana terdapat korelasi yang cukup kuat antara
fluktuasi perdagangan saham dan perdagangan derivatif di BEI. Bisa jadi, korelasi yang
cukup kuat ini merupakan implikasi dari dominannya instrumen derivatif waran, yang

12
merupakan turunan langsung dari efek saham. Sehingga perdagangan keduanya bergerak
secara relatif simultan.
Adapun β justru menunjukkan nilai yang kecil. Hal ini dapat diartikan bahwa
perubahan pergerakan (volatilitas) perdagangan derivatif sangatlah kecil dibandingkan
dengan volatilitas perdagangan saham. Hal ini ditunjukkan dengan β untuk volume
perdagangan 0,04 dan β untuk nilai perdagangan 0,01. Hal ini sesuai dengan fakta, di mana
persentase perdagangan derivatif di BEI dibandingkan dengan perdagangan saham yang
sangat kecil, baik dari segi volume maupun nilai perdagangannya (berkisar 0,1% - 0,6%
untuk nilai perdagangan dan 3% - 8% untuk volume perdagangan). Sehingga, meskipun
secara grafis terlihat bahwa fluktuasi keduanya (saham dan derivatif) relatif sama, namun,
dari sisi nilai aktual perubahan volume dan nilai perdagangan derivatif di BEI sangatlah kecil
bila dibandingkan dengan perubahan perdagangan saham. Hal ini sekaligus menunjukkan
bahwa pasar derivatif di BEI masih relatif kecil, dan memiliki cukup ruang untuk berkembang
dan meningkatkan kontribusinya bagi industri pasar modal itu sendiri.
Perbandingan pergerakan perdagangan derivatif terhadap saham dilakukan sebatas
untuk memberikan gambaran likuiditas transaksi derivatif di BEI, dengan mengambil
transaksi saham sebagai pembanding.

Perdagangan Derivatif di BBJ


BBJ melaksanakan fungsi bursa di mana BBJ menyediakan sarana transaksi antara
pihak-pihak yang berkepentingan, baik pembeli maupun penjual kontrak berjangka
komoditi. Sementara itu, BAPPEBTI bertindak selaku institusi pengawas jalannya bursa
berjangka yang memiliki wewenang pengawasan, penetapan tata tertib, termasuk
melaksanakan pemeriksaan atas pelaku perdagangan di bursa berjangka.
Perdagangan derivatif yang dilaksanakan adalah perdagangan derivatif komoditi.
Sesuai jenisnya, perdagangan derivatif dimaksud menggunakan aset-aset berupa komoditi
sebagai acuannya. Adapun instrumen derivatif yang dieperdagangkan adalah kontrak
berjangka atau opsi atas komoditi tertentu. Komoditi yang menjadi aset acuan dalam
perdagangan derivatif di BBJ antara lain: emas, olein, kopi, dll.

13
PERDAGANGAN DERIVATIF DI MALAYSIA
Organisasi
Perdagangan derivatif di Malaysia dilaksanakan oleh Kuala Lumpur Stock Exchange
(KLSE). KLSE melayani berbagai jasa di bidang pasar modal dari mulai trading, clearing,
settlement, termasuk depository service. Di bidang trading, KLSE juga meliputi trading
obligasi, instrumen keuangan, serta derivatif.
Hal ini dimungkinkan karena KLSE merupakan sebuah holding company, dengan 10
(sepuluh) anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang jasa perdagangan berbagai
instrumen investasi. Anak perusahaan KLSE juga meliputi penyedia jasa dan infrastruktur
pendukung pasar. Hal ini mendukung bagi perkembangan KLSE sebagai sebuah bursa yang
komprehensif, sehingga merupakan bursa yang cukup kompetitif dan menarik bagi investor.
Secara rinci, holding company KLSE dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1
Holding Company KLSE
Perusahaan Operasi Utama
1. Bursa Malaysia Securities Bhd. Menyediakan, mengoperasikan, dan memelihara
perdagangan sekuritas
2. Bursa Malaysia Derivatives Bhd. Menyediakan, mengoperasikan, dan memelihara
perdagangan bursa berjangka dan
3. Labuan Interntional Financial Menyediakan, mengoperasikan, dan memelihara
Exchange Inc. kliring perdagangan sekuritas
4. Bursa Malaysia Bonds Sdn Bhd. Menyediakan, mengoperasikan, dan memelihara
perdagangan obligasi di pasar sekunder
5. Bursa Malaysia Securities Menyediakan, mengoperasikan, dan memelihara
Clearing Sdn Bhd. kliring perdagangan sekuritas
6. Bursa Malaysia Derivatives Menyediakan, mengoperasikan, dan memelihara
Clearing Bhd. kliring perdagangan bursa berjangka dan opsi
7. Bursa Malaysia Depository Sdn Pusat penyimpanan
Bhd.
8. Bursa Malaysia Depository Bertindak selaku nominee bagi pusat
Nominees Sdn Bhd. penyimpanan dan menerima sekuritas atas
deposit sebagai lembaga kustodian
9. Bursa Malaysia Information Sdn Menyediakan dan membagikan berbagai data
Bhd. terkait perdagangan
10. Bursa Malaysia Islamic Services Mengoperasikan semua aktivitas pasar modal
Sdn Bhd. syariah di bawah otoritas bursa Malaysia

Berdasarkan rincian pada tabel di atas, terlihat bahwa KLSE memiliki organisasi dan
infrastruktur yang cukup memadai bagi pelaksanaan perdagangan yang mencakup ruang
lingkup yang cukup luas.

14
Regulasi
Pengaturan perdagangan derivatif di KLSE diatur melalui The Capital Market and
Service Act 2007 (UU Pasar Modal setempat). Pengaturan teknis oleh bursa, dalam hal ini
KLSE, diatur melalui Bursa Malaysia Berhad Rules nomor 700-1700 (yang secara khusus
terkait perdagangan derivatif), dengan rincian sbb:
1. Rule 700 –trading rules
2. Rule 800 –stock option contract
3. Rule 900 –stock index futures contract
4. Rule 1000 –stock indes option contract
5. Rule 1100 –single stock futures contract
6. Rule 1200 -3 month KLIBOR futures contract
7. Rule 1300 –CPO futures contract
8. Rule 1400 -5 year MGS futures contract
9. Rule 1500 -3 year MGS futures contract
10. Rule 1600 -10 year MGS futures contract
11. Rule 1700 –crude palm kernel oil futures contract
Berbagai aturan (rule) oleh KLSE di atas secara eksplisit menyebutkan berbagai jenid
instrumen derivatif yang diperdagangkan di KLSE. Instrumen derivatif dimaksud meliputi:
derivatif ekuitas, derivatif komoditas, dan derivatif keuangan. Lebih rinci lagi, instrumen
derivatif ekuitas yang diperdagangkan di KLSE yaitu:
1. FTSE Bursa Malaysia KLCI Futures (FKLI)
FKLI merupakan kontrak derivatif yang memungkinkan penjual kontrak menawarkan
sekumpulan saham KLCI kepada pembeli dan pembeli mengambil tawaran tersebut pada
tanggal tertentu di masa depan.
2. FTSE Bursa Malaysia KLCI Option (OKLI)
OKLI merupakan kontrak yang memberikan pemiliknya hak dan bukan kewajiban untuk
membeli (call) atau menjual (sell) KLCI pada harga dan tanggal yang sudah ditetapkan.
3. Single Stock Futures (SSF)
SSF merupakan kontrak berjangka atas semua saham yang memenuhi kriteria SSF.
Selain derivatif ekuitas sebagaimana disebutkan di atas, KLSE juga menawarkan produk
investasi derivatif berupa derivatif komoditas dan derivatif keuangan. Produk derivatif
komoditas dan keuangan yang diperdagangkan di KLSE yaitu:

15
1. CPO Futures (FCPO)
2. USD CPO Futures (FUPO)
3. Crude Palme Kernel Oil Futures (FPKO)
4. 3-Month Kuala Lumpur Interbank Offered Rate Futures (FKB3)
5. 3-Years Malaysian Government Securities Futures (FMG3)
6. 5-Years Malaysian Government Securities Futures (FMG5)
7. 10-Years Malaysian Government Securities Futures (FMGA)

Data perdagangan derivatif di KLSE


Sejauh ini, penulis tidak mendapatkan keseluruhan data mengenai perdagangan
derivatif di KLSE. Di samping itu, penulis juga tidak mendapatkan data perdagangan total
maupun perdagangan saham sebagai pembanding tingkat likuiditas perdagangan derivatif di
KLSE.
Berdasarkan hasil penelusuran, data perdagangan derivatif di KLSE yang relevan yang
dapat disajikan adalah data pergerakan volume perdagangan derivatif di KLSE. Rincian
pergerakan volume perdagangan selama periode 2008-2009 dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar V
Data Volume Perdagangan Derivatif di KLSE
(angka dalam ribuan)

1.400,00
1.200,00 1.171,87
1.033,60 980,54
1.000,00
894,14 850,94 822,88 FKLI
800,00 739,37
826,60 658,29 FKB3
600,00 701,86
586,63 666,45 669,92
521,68 FMG5
400,00 453,48
FCPO
371,53
200,00 41,03
74,57 44,34 39,45 38,32 25,36
35,26 23,55
- - 0,10 - - - 1,10 0,40 0,60
Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09

sumber: KLSE, diolah


Data perdagangan derivatif di KLSE menunjukkan bahwa meskipun KLSE menawarkan
alternatif investasi yang beragam, namun terdapat kecenderungan polarisasi kegiatan

16
perdagangan. Dalam konteks perdagangan derivatif di KLSE, polarisasi terjadi di mana
volume perdagangan derivatif didominasi oleh instrumen ekuitas (FKLI) dan komoditi
(FCPO).
Selain itu, sepanjang 2009, terlihat adanya tren penurunan perdagangan derivatif
ekuitas, di mana tren perdagangan derivatif komoditi justru cenderung meningkat. Hal ini
bisa jadi disebabkan pelemahan perekonomian Malaysia yang terutama terjadi di sektor
keuangan. Sehingga berimbas pada lesunya berbagai aktivitas sektor keuangan tersebut,
termasuk perdagangan derivatif ekuitas. Hal ini juga bisa jadi mendorong peningkatan
perdagangan komoditi, termasuk derivatifnya, seiring membaiknya kondisi perekonomian
global, sehingga meningkatkan transaksi komoditi, di mana CPO merupakan salah satu
komoditi unggulan Malaysia.

ANALISIS
Struktur perdagangan
Terdapat perbedaan antara bursa di kedua negara, yaitu BEI dan KLSE. BEI secara
khusus melaksanakan fungsi intermediasi modal. Hal ini berimplikasi pada ruang lingkup
perdagangan di BEI terbatas pada instrumen ekuitas dan keuangan, serta derivatifnya. Guna
melaksanakan fungsinya, BEI juga merupakan pemilik atas lembaga kliring (KPEI) dan
kustodian (KSEI) untuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal di BEI, termasuk efek
derivatif.
Dalam konteks perdagangan derivatif yang dibahas pada makalah ini, perdagangan
derivatif komoditi di Indonesia dilaksanakan oleh BBJ. Berbeda dengan BEI, BBJ merupakan
bursa berjangka yang memfasilitasi perdagangan komoditi. Pelaksanaan perdagangan
derivatif komoditi oleh BBJ juga didukung lembaga kliring, yaitu PT. Kliring dan Jaminan
Bursa Komoditi (KJBK).
Sementara KLSE, dengan sepuluh anak perusahaannya, melaksanakan perdagangan
berbagai instrumen investasi sekaligus. Sehingga, berbeda dengan BEI dan BBJ yang
melaksanakan perdagangan atas instrumen investasi yang khusus, KLSE bisa diibaratkan
sebagai one stop investment market bagi investor, di mana di dalamnya meliputi sarana
investasi di pasar modal, pasar keuangan, hingga pasar komoditi (bursa berjangka komoditi).

17
Terkait perdagangan derivatif, penggabungan dan pemisahan perdagangan antara
derivatif ekuitas dan derivatif keuangan dengan derivatif komoditi dapat ditelaah dari
beberapa aspek, yaitu:
1. Bagi investor, pemisahan memberikan alternatif investasi yang paling sesuai dengan
“keahlian” tiap-tiap investor, apakah di bidang ekuitas atau komoditi. Namun di sisi lain,
pemisahan juga menimbulkan “biaya”, dalam arti luas termasuk waktu dan administrasi
yang harus diselesaikan, untuk bisa berkecimpung di semua produk derivatif yang
diperdagangkan.
2. Dengan pemisahan, pemerintah selaku regulator dan pengawas dapat menekankan
fokus atas regulasi dan pengawasan bagi tiap-tiap pelaku perdagangan. Regulasi dan
pengawasan ini juga mencakup regulasi dan pengawasan atas produk-produk yang
dikeluarkan, sehingga dapat menciptakan iklim perdagangan yang lebih kondusif.
Namun demikian, mengingat analisis dilakukan secara sederhana, tesis ini perlu diuji
secara lebih mendalam.
3. Dari sisi makro ekonomi, perdagangan derivatif merupakan instrumen investasi yang
menarik bagi investor, terutama karena alternatif ini memberikan “iming-iming” return
yang lebih tinggi, dengan tingkat risiko yang sepadan. Sehingga, peningkatan
perdagangan derivatif mendorong meningkatnya likuiditas perekonomian, terutama di
sektor keuangan. Implikasinya adalah, model perdagangan (bursa), dalam hal ini
perdagangan derivatif yang ideal berkontribusi terhadap industri bursa secara umum.
Penggabungan bursa, efek dan berjangka, di Indonesia mungkin relevan untuk
dipertimbangkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bursa dan perannya bagi
perekonomian nasional di satu sisi, dan meningkatkan aksesibilitas pelaku pasar, terutama
investor terhadap berbagai alternatif investasi, di sisi lain. Untuk itu, diperlukan penelitian
yang mendalam terkait berbagai aspek yang dibutuhkan dalam rangka penggabungan bursa,
misalnya:
1. Kerangka hukum positif yang berlaku, terkait adanya UU yang terpisah antara UU Pasar
Modal dan UU Bursa Berjangka Komoditi. Selain itu, mekanisme yang ditempuh juga
harus disesuaikan dengan peraturan lain yang berlaku, seperti UU Perseroan Terbatas.
2. Ketersediaan dan integrasi berbagai infrastruktur, seperti teknologi informasi,
mekanisme dan aturan teknis perdagangan, pelaku perdagangan (anggota bursa).

18
3. Minat pelaku terhadap aksesibilitas investasi di berbagai bidang, terutama derivatif
finansial dan komoditi.
4. Meskipun demikian, untuk tetap mepertahankan fokus regulasi dan pengawasan, maka
institusi regulator dan pengawas cukup relevan untuk dipertahankan. Mengingat
terpisahnya otoritas jasa keuangan (dan pasar modal) dengan otoritas perdagangan di
Indonesia.
Yang jelas, pertimbangan penggabungan atau pemisahan bursa didasarkan atas kebutuhan
dan manfaatnya bagi perekonomian nasional.

Volume perdagangan
Analisis juga dapat dilakukan atas transaksi perdagangan derivatif di kedua bursa.
Berdasarkan data volume perdagangan, meskipun KLSE menawarkan instrumen derivatif
yang begitu beragam (dari ekuitas hingga komoditi), namun perdagangan terkonsentrasi
pada instrumen derivatif ekuitas dan keuangan, yaitu: FKLI, FKB3, dan FMG5, serta derivatif
komoditi yaitu CPO futures. Hal ini mengindikasikan adanya “spesialisasi” dalam
perdagangan derivatif, di mana pelaku pasar modal pada KLSE cenderung melakukan
transaksi atas instrumen derivatif ekuitas maupun keuangan, yang secara langsung terkait
dengan pasar modal.
Berdasarkan data perdagangan derivatif yang ada, perdagangan derivatif di BEI
didominasi oleh waran yang diterbitkan oleh emiten. Hal ini mungkin disebabkan tingkat
korelasi yang mudah dianalisis antara pergerakan harga waran dengan pergerakan saham
emiten dimaksud. Adapun untuk transaksi derivatif yang lain, mendapat porsi yang relatif
kecil.
Berdasarkan data yang ada, perbandingan antara perdagangan derivatif di BEI dan
KLSE yang relevan untuk diperbandingkan adalah perdagangan derivatif finansial (ekuitas,
obligasi, dan keuangan). Ringkasan pergerakan volume perdagangan derivatif finansial di BEI
dan KLSE dapat dilihat pada tabel di halaman berikut:

19
Tabel 2
Perbandingan Volume Perdagangan Derivatif BEI dan KLSE
(angka dalam ribuan)

Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09


BEI 8.172.60 19.827.96 7.892.95 9.941.42 3.584.87 33.891.04 13.521.47 17.827.17
0 0 0 0 0 0 0 0
KLS 929 733 743 711 561 709 479 396
E
Diolah dari berbagai sumber
Dari data yang ada, terlihat bahwa perdagangan derivatif finansial di BEI jauh lebih likuid
dibandingkan dengan KLSE. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh volume perdagangan
derivatif (finansial) di BEI yang jauh lebih tinggi dari KLSE.
Hal ini menunjukkan bahwa dari sisi transaksi perdagangan, derivatif finansial di BEI
lebih maju daripada derivatif di KLSE. Meskipun jika ditinjau dari variabilitas pilihan, KLSE
menawarkan alternatif yang lebih beragam.

Simpulan
Perdagangan derivatif di Indonesia dilaksanakan secara terpisah. Di mana
perdagangan derivatif ekuitas, obligasi dan keuangan dilaksanakan oleh BEI di bawah
pengawasan BAPEPAM-LK dan perdagangan derivatif komoditi dilaksanakan oleh BBJ di
bawah pengawasan BAPPEBTI.
Di Malaysia, KLSE selaku penyelenggara bursa, melaksanakan perdagangan dalam
ruang lingkup yang lebih luas. Dalam hal ini, KLSE menyelenggarakan berbagai perdagangan
derivatif yang ada.
Pemisahan dan penggabungan penyelenggaraan perdagangan derivatif memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tentunya, dalam konteks meningkatkan
perekonomian secara umum, diperlukan analisis yang lebih mendalam untuk menetapkan
mekanisme dan penyelenggaraan perdagangan derivatif yang ideal.
Sebagai penutup, mengingat analisis dan perbandingan ini dilakukan secara
sederhana, diperlukan penelitian yang lebih mendalam mengenai perdagangan derivatif
yang ideal. Dan terkait dengan hubungan penyelenggaraan perdagangan derivatif terhadap
perekonomian secara makro, fokus regulasi, dan minat investor, diperlukan analisis

20
mendalam serta pengujian atas variabel-variabel yang ada untuk menghasilkan simpulan
yang lebih akurat.

21
Referensi
bapepam.go.id/old/old/news/Juni2003/BAB IIa.pdf. Diakses pada 4 Mei 2010
Fakhruddin, Hendy M. 2008. Go Public: Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan. Jakarta: Elex Media Komputindo
id.wikipedia.org/wiki/Derivatif. Diakses pada 30 April 2010
id.wikipedia.org/wiki/Kontrak_Berjangka. Diakses pada 30 April 2010
id.wikipedia.org/wiki/Opsi_%28keuangan%29. Diakses pada 30 April 2010
id.wikipedia.org/wiki/Right_Issue. Diakses pada 6 Mei 2010
IDX Statistics Quarterly 2008-2009
Peacer, Ideoloog World. 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Saham Jakarta Islamic Indeks
dan Saham di Luar Jakarta Islamic Indeks Periode 2004-2008. Tangerang: STAN
rizkisaputro.wordpress.com/2009/07/23/mengenal-pasar-derivatif. Diakses pada 30 April
2010
Suwarno, Edi Broto. Derivatif: Tinjauan Hukum dan Praktik di Pasar Modal Indonesia. Tanpa
nama dan tahun penerbitan
www.bappebti.go.id/?pg=peraturan_uu. Diakses pada 11 Mei 2010
www.bbj-jfx.com/history. Diakses pada 11 Mei 2010
www.bbj-jfx.com/profile. diakses pada 11 Mei 2010
www.idx.co.id/MainMenu/Education/WhatIsKontrakOpsiSahamKOS. diakses pada 4 Mei
2010
www.klse.com.my/website/bm/products_and_services/derivatives.html. diakses pada 6
Mei 2010
www.klse.com.my/website/bm/products_and_services/derivative_resources/derivatives-
klci-futures.html. diakses pada 4Mei 2010
www.klse.com.my/website/bm/regulation/rules/bursa_rules/downloads/BMD_RULES100-
1700.pdf. diakses pada 6 Mei 2010

22

Anda mungkin juga menyukai