Akhirat Dalam Logika Sains
Akhirat Dalam Logika Sains
Secara umum, dikatakan bahwa alam terbentuk dari materi dan energi. Materi
bisa berubah menjadi energi, dan energi bisa berubah menjadi materi,
sebagaimana telah dirumuskan oleh Einstein. Sehingga seakan-akan materi
adalah pasangan energi. Sesungguhnya tidak demikian. Materi bukanlah
pasangan energi, meskipun keduanya bisa saling berubah.
Energi memiliki pasangannya sendiri, yaitu energi positif dan energi negatif.
Yang satunya diserap oleh struktur alam, sedangkan yang lainnya dipancarkan.
Sedangkan materi, memiliki pasangan yang disebut antimateri. Energi positif
jika dipertemukan dengan energi negatif akan menjadi nol. Demikian pula,
materi jika dipertemukan dengan antimaterinya akan menjadi nol. Jadi yang
disebut pasangan adalah jika keduanya dipertemukan akan menjadi nol atau
’setimbang’. Seperti Atas Bawah, Siang Malam, Kiri Kanan, Dulu dan Masa
depan, dan lain sebagainya.
Maka Surga dan Neraka adalah sebuah pasangan. Satunya berada di langit
positif dan lainnya berada di langit negatif. Surga memancarkan energi,
sedangkan Neraka menyerap energi. Surga berada di alam ‘materi’ dan Neraka
berada di alam ‘anti materi’ Karena itu, Kebahagian Surga selalu digambarkan
sebagai kehidupan yang ‘penuh pemberian’. Berupa apa saja yang menyebabkan
rasa bahagia dalam kehidupan kita di alam Akhirat. Apa saja yang kita inginkan,
di sana tersedia. Sebaliknya, Neraka digambarkan sebagai kehidupan yang
penuh kesengsaraan dan ‘memakan’ energi. Demikian banyak siksaan yang
mengerikan. Dan semuanya ‘menghabiskan’ energi. Kenapa bisa demikian?
Ternyata ini ada kaitannya dengan aktivitas kita selama di dunia. Jika kita
berbuat baik, maka kita terus memancarkan energi positif selama di dunia.
Memang berat, karena kita harus menghasilkan energi positif terus-menerus.
Akan tetapi ini, ternyata menyebabkan terakumulasinya energi positif di langit
positif yang menjadi wilayah Surga. Dan pada saat hidup di alam Akhirat nanti,
energi positif itu memancar untuk kita. Kenapa? Sebab hukum alam telah
berjalan terbalik. Jika di dunia kita banyak memberi, maka di Akhirat nanti kita
akan banyak menerima. Sebaliknya, kalau di dunia kita banyak menyerap energi
positif alias menghasilkan energi negatif. Maka pada saat di Akhirat nanti kita
bakal banyak ‘menyerap’ energi negatif berupa ’siksaan-siksaan’, yang setimpal
dengan energi dosanya. Itulah yang terjadi pada saat kita di Neraka. Bayangkan,
selama di dunia kita banyak ‘mengambil’ hak (menyerap energi) orang lain :
berupa harta, kekuasaan, seksualitas, dan lain sebagainya. Maka, ketika alam
berjalan terbalik (di Neraka Akhirat) kita harus mengembalikan energi itu secara
berlipat ganda Itulah yang digambarkan oleh Allah di dalam Neraka orang yang
banyak dosanya harus dibakar habis-habisan. Kenapa? Supaya dia memperoleh
energi positif, untuk melunturkan energi negatif yang ‘ngendon’ di dalam
dirinya, baik secara fisik maupun secara kejiwaan. Semakin besar dosa-dosanya,
maka semakin besar pula energi negatifnya. Sehingga dia membutuhkan energi
dari api Neraka yang semakin besar, untuk menetralkannya.
Maka adalah benar adanya ketika Allah mengatakan bahwa dosa-dosa yang kita
perbuat selama di dunia ini sebenarnya adalah beban bagi kita ketika berada di
Akhirat.
QS. Thahaa (20) : 101 "mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah
dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat "
Nah, beban itu harus ‘dilepaskan’ satu per satu, selama di Neraka tersebut. Hal
itu berlangsung sampai dengan lunturnya dosa-dosa. yang telah diperbuatnya.
Maka suatu ketika dosa-dosa, itu akan menjadi Nol, seiring usia Akhirat. Akan
tetapi mereka tidak akan pernah bisa keluar dari Neraka itu.
QS. Al Hijr (15) : 48 “Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak
akan dikeluarkan daripadanya.”
Jadi, orang yang berada di Neraka akan selamanya di Neraka. Sedangkan yang
di Surga akan selamanya di Surga. Tidak ada satu ayat pun yang mengatakan
bahwa orang yang di Neraka, suatu ketika bisa pindah ke Surga jika dosa-
dosanya sudah habis. Pemahaman ini agaknya cuma berupa ‘harapan’ semata.
Allah mengatakan bahwa mereka akan kekal selama-lamanya, baik yang di
Surga maupun yang di Neraka. Sampai dosa dan pahala mereka menjadi nol.
Kapankah pahala dan dosa mereka itu menjadi nol? Ketika alam semesta sudah
tidak memiliki selisih energi lagi. Dalam konteks ini, artinya, Langit Positif
(Surga) dan Langit Negatif (Neraka) telah bertemu di satu titik. Ibarat deret
bilangan, angka-angka positif maupun negatifnya telah ditarik bersatu menuju
pusatnya : titik Nol.
Tapi toh demikian, Allah terus menggulung alam Semesta, bergerak menuju
pusatnya. ‘Ruang’ dan ‘Waktu’ terus mengecil, mengecil, dan mengecil.
Sehingga pada suatu saat nanti, sekitar 18 miliar tahun dari sekarang, alam
semesta ini akan lenyap kembali seperti awal mulanya. Yang Ada hanya Allah,
Sang Maha Perkasa Sumber Segala Kedamaian di Alam Semesta …