Anda di halaman 1dari 20

ISLAM SUMBER ILMU 

PENGETAHUAN

Salah satu pencerahan yang dibawa oleh Islam bagi


kemanusiaan adalah pemikiran secara ilmiah, masyarakat Arab dan Timur tengah pra Islam tidak
memperdulikan persoalan- persoalan mengenai alam semesta, bagaimana alam tercipta dan
bagaimana alam bekerja, maka dari sinilah mereka belajar merenungi pertanyaan-pertanyaan ini
dan untuk mencari jawabannya tentang itu semua mereka merujuk kepada Al Qur’an dan Hadits-
hadits nabi.

didalam Al Qur’an Allah memerintahkan memikirkan bagaimana langit dan bumi tercipta, cara
fikir ini menggerakkan bangkitnya ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam. Ini adalah
pengembangan ilmu pengetahuan yang istimewa dalam sejarah dunia, terutama tentang alam
semesta.

Baghdad menjadi ibukota ilmu pengetahuan dalam imperium Islam selain ibu kota pemerintahan,
ilmuan, filusuf dan para peneliti berkumpul dibaghdad dari keempat penjuru dunia Islam, dan
bertemu di baitul Hikmah (pusat pengkajian ilmu pengetahuan) dikala itu yang terkenal disana
untuk mengungkapkan rahasia alam semesta yang Allah ciptakan.

Kesadaran para ilmuan muslim yang bersumer dari Al Qur’an memicu pencapaian terbesar
dalam ilmu pengetahuan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, sifat lain yang diajarkan
oleh Al Qur’an kepada kaum muslim adalah keterbukaan fikiran, yang memungkinkan mereka
mendapatkan ilmu pengetahuan dari peradaban lain tanpa prasangka.

Karya-karya kaum muslimin berisi jumlah besar penelitian, pengamatan, percobaan dan
perhitungan. Sebagai cotoh, sistem desimal yang sekarang digunakan diseluruh dunia
dikembangkan oleh ahli matematika muslim, dan juga ilmuan muslim memandang sangat
penting pengamatan dibidang astronomi, sedangkan astronomi modern dikembangkan dari
sistem mereka, ilmuan muslim juga menghitung peredaran bulan mengitari bumi dan mencatat
rumus matematikanya, Aljabar dan trigonometri adalah temuan pakar matematika muslim.
Karya-karya arsitektur yang mengagumkan di empat penjuru Islam dimungkinkan oleh
perangkat ilmiah ini

Sejumlah presrasi kaum muslimin yang paling memukau adalah dibidang kedokteran, dimasa
ketika orang eropa menganggap penyakit disebabkan oleh roh jahat, perawatan bukanlah sebuah
kata yang dapat ditemukan dalam kosa kata pemikiran orang-orang Eropa, dilain pihak melalui
penelitian mendalam, ilmuan muslim menyimpulkan Bahwa penyakit disebabkan oleh makhluq
yang terlalu kecil untuk dilihat, dan bahwa pasien harus dirawat ditempat terpisah dari yang
lainnya yang masih sehat, dari sinilah rumah sakit modern pertama didunia didirikan, pasien
dirawat dan ditampung secara ilmiah dalam kamar-kamar tepisah tergantung jenis penyakit yang
mereka derita,

Pasien yang menderita penyakit jiwa mereka mendapatkan terapi musik ketika pada masa Eropa,
dan mereka menganggap orang-orang yang sakit jiwa sebagai hamba setan dan harus dibakar
hidup-hidup.

Pengamatan dokter-dokter muslim terhadap anatomi manusia sangatlah tepat sehingga hasilnya
dijadikan buku-buku rujukan di sekolah-sekolah kedokteran Eropa selama lebih dari enam abad
silam.

Dokter-dokter Islam juga mengukur denyut nadi pasien ketika sedang memeriksa mereka, dan ini
dilakukan berabad-abad sebelum orang eropa tahu tentang peredaran darah, wanita melahirkan
dalam keadaan yang paling hieginis yang dimungkinkan masa itu, dilihat dari benuk peralatan
yang ada menunjukan betapa majunya peradaban dalam bidang kedokteran.

Pada masa itu wanita juga dididik disekolah-sekolah ilmu pengetahuan didunia Islam dan turut
bersumbang untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Ilmuan muslim menemukan sejumlah penemuan-penemuan yang sangat penting dalam bidang
optik dan cahaya. Orang yang pertama yang meggambarkan anatomi mata dengan sangat
terperinci adalah ahli optik yaitu Ibnu Al Haitsam, penelitiannya yang diakui dalam bidang lensa
membuka jalan bagi penemuan kamera. Dokter-dokter muslim juga menemukan penyebab
kerusakan penglihatan dan melakukan operasi katarak yang berhasil beberapa abad sebelum
Eropa.

Warisan ilmu pengetahuan Islam menjadi sumber pencerahan Eropa dimulai pada abad ke-15,
ilmuan nasrani melakukan pengembangan ilmu pengetahuan Eropa dengan ilmu pengetahuan
yang mereka dapat dari rekan rekan muslim mereka, cahaya Islam menerangi mereka pula.

Maka dari sini kita dapat melihat dengan jelas bahwa Islam merupakan agama yang sangat maju
dalam bidang ilmu pengetahuan, jadi Islam bukanlah sebatas ibadah dan shalat saja tetapi Islam
dalah kaffah (menyeluruh).
I.

PEDAHULUAN Sumber Islam adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan dasar aturan
atau pedoman agam Islam. Sumber hokum Islam yang utama adalah Al-Qur‟an dan Al
Hadits sebagai mana hadits Rosulullah saw : “Aku timggikan dua perkara yag jika kamu
berpegang teguh kepada keduanya tidak akan tersesat selamanya yaitu Al-Qur‟an dan
Al Hadits atau As Sunnah” (H.R. Baihaqi). Dalam Al-Qur‟an banyak yang menyebutkan
tentang akal, maka para ulama menjadikan akal sebagai sumber hukum yang ketiga di
dalam ajaran Islam. Hasil dari akal inilah yaitu ra‟yu yang pelaksanaannya adalah
melalui ijtihad. Untuk memahami sumber-sumber hukum Islam di atas akan dijabarkan
secara terinci mulai dari Al-Qur‟an, Al Hadits atau As Sunnah dan Ijtihat serta bentuk-
bentuknya.

II.

TUJUAN PEMBELAJARAN Kompetisi Dasar : 1. Menyebutkan pengertian, kedudukan


dan fungsi Al-Qur‟an, Al Hadits dan Ijtihat sebagai sumber hukum Islam. 2.
Menjelaskan pengertian, kedudukan dan fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam. 3.
Menjelaskan pengertian dan hikmah ibadah. 4. Menerapkan hukum taklifi dalam
kehidupan sehari-hari.

III. RIGKASAN MATERI 1. Al-Qur’an (sumber hukum Al-Qur’an) 1) Pengertian Al-


Qur‟an. Secara bahasa Al-Qur‟an berarti bacaan (qira‟ah). Dalam hal ini Allah swt
berfirman :

     


   

Artinya : “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan


membacakannya. Apabila kami Telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu. (QS. Al-Qiyamah (75) : 17-18)
Adapun pengertian Al-Qur‟an menurut istilah, yaitu Firman Allah swt, yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw dengan lisan Arab. Merupakan mukjijat dan telah ditulis
dalam beberapa musaf, dimana samapai kepada kita dengan jalur mutawakir.
Membacanya merupakan sebuah ibadah diawalai dengan Surah Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat An-Nas. 2) Kandungan Al-Qur‟an. Isi pokok kandungan Al-Qur‟an
dikelompokkan menjadi 5 perkara, yaitu : a) Tauhid Tauhid merupakan hukum tentang
keyakinan. Dalam Al-Qur‟an mengandung tuntunan yang mengajarkan keimanan
kepada Allah swt, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Kiamat
serta beriman kepada Qada dan Qadar.
b) Ibadah Hukum ibadah yang terkandung dalam Al-Qur‟an antara lain ibadah shalat,
puasa, zakat dan haji. Ibadah merupakan hubungan manusia dengan Tuhan. Ibadah
adalah bukti bahwa manusia bersyukur atas anugerah yang diberikan Allah kepadanya.
Dengan ibadah akan memupuk rasa iman kepada Allah swt. c) Al Wadu‟ Wal Wa‟id
Artinya adalah jani dan ancaman. Melalui Al-Qur‟an Allah telah berjanji kepada manusia
yang beriman kepada-Nya dan mengikuti semua petunjuk Al-Qur‟an akan memberikan
pahala kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan sebaliknya Allah swt mengancam
manusia yang mengingkari dan melanggar ketentuan-ketentuan yang telah digariskan
oleh Al-Qur‟an dengan azab dan siksa yang pedih. d) Petunjuk untuk memperoleh
kebahagiaan Dalam Al-Qur‟an mengandung petunujuk-petunjuk yang dibutuhkan
manusia dalam interaksinya untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. e) Sejarah
Umat Terdahulu Al-Qur‟an banyak mengisahkan sejarah kehidupan Nabi dan Rasul
dalam berdakwah, menegakkan agama Islam di tengah umatnya yang masih jahiliyah.
Selain itu Al-Qur‟an juga mengisahkan sejarah orang-orang saleh seperti Ashabul
Kahfi, Lukman Hakim, sahabatsahabat Rasulullah dan sebagainya. 3) Kedudukan Al-
Qur‟an. Al-Qur‟an merupakan sumber hukum utama dalam Islam. Semua tuntutan dan
larangan dalam Al-Qur‟an harus ditatati oleh semua muslim dan diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Firman Allah swt :

      


  

Artinya : “Maka berpegang teguhlah kamu kepada (agama) yang telah diwahyukan
kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. ( QS. Az-Zukhruf
(43) : 43).

Kandungan Al-Qur‟an mencakup semua aspek kebutuhan manusia yang ada di bumi
ini, maka tidak satupun yang tertinggal. Al-Qur‟an telah memberikn dasar-dasar hukum.
Hal ini terdapat dalam firman Allah swt :

       

Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam kitab. ( QS. Al-An‟am
(6) : 38) 4) Ayat Al-Qur‟an Ayat menurut bahasa berarti tanda kekuasaan Allah. Ayat
menurut istilah merupakan bagian dari Al-Qur‟an yang terdiri dari beberapa kata dan
masing-masing ayat dipisahkan dengan ayat lain menggunakan tanda pisah. Ayat Al-
Qur‟an ada yang panjang dan ada yang pendek. Ayat yang panjang terdapat dalam Al-
Baqarah 282 dan ayat yang terpendek seperti :

dan sebagainya. Macam-macam ayat Al-Qur‟an ditinjau dari masa turunnya ada 2
macam, yaitu ayatul Makkiyah dan ayatul Madaniyah.
a) Ayatul Makkiyah yaitu ayat Al-Qur‟an yang diturunkan di kota Mekah, sebelum Nabi
hijrah ke Madinah. Ayatul Makiyah memiliki cirri-ciri sebagai berikut : ayat-ayat pendek
berisi tentang aqidah akhlak diawali dengan kalimat ( ) berisi janji dan ancaman
Contoh : surat dalam juz 30 (juz Amma) b) Ayatul Madaniyah yaitu ayat Al-Qur‟an yang
diturunkan di Madinah, setelah Nabi hijrah. Ayatul Madaniyah memiliki cirri-ciri sebagai
berikut : ayat-ayat panjang berisi tentang hukum kemasyarakatan+ diawali dengan
kalimat ( ) Contoh : surat Al-Baqarah 2. Hadits dan Sunnah Rasul Hadits menurut
bahasa artinya kabar atau baru. Adapun menurut istilah adalah kegiatan/ perbuatan,
ucapan atau ketetapan dari Nabi Muhammad saw. Sebagian ulama berpendapata
bahwa antara hadits dan sunnah mempunyai pengertian yang sama. Namun sebagian
mempunyai pendapat bahwa sunnah hanya perilaku Nabi sedangkan hadits yaitu
perkataan Nabi yang diriwayatkan oleh seorang sahabat atau lebih dan hanya
merekalah yang mengetahuinya serta tidak menjadi sandaran atau malan umum.
Semua perbuatan Nabi saw adalah atas bimbingan Allah swt. Firman Allah swt :

     


      
 

Artinya :”Seandainya ia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas


(nama) kami, Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian
benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.” (QS. Al-Haqqah (69) 44-46) 1)
Kedudukan dan Fungsi Hadits Beberapa kedudukan dan fungsi hadits antara lain : a.
Haditst berkedudukan sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur‟an.
Hukum-hukum yang terdapat dalam hadits juga wajib ditaati oleh orang muslim. Allah
swt berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 7)

     


   

Artinya: “apa yang diberikan Rasulullah kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr (59): 7) Dalam hadits
Rasulullah disebutkan bahwa untuk menyelesaikan perkara harus berpegang pada
Allah dan sunnah Rasul. Sabda Rasullulah itu adalah :
Artinya : Telah aku tinggalkan kepaadamu dua perkara yang kamu tidak akan tersesat
selama kamu berpegang kepada keduanya yaitu kitab Allah dan sunnah rasul-Nya.
(HR. Malik dan Hakim)
Pada masa Rasulullah saw masih hidup, hadits belum dibukukan. Setelah rasul wafat,
hadits mulai dibukukan. Pada masa rasul hadits tidak ditulis karena untuk menjaga agar
tidak bercampur dengan AlQur‟an. Penulisan hadits mulai dilakukan pada masa Bani
Ummayyah tepatnya pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, kemudian
disempurnakan pada masa Khalifah Al Mansur. b. Hadits sebagai penjelas hukum-
hukum yang ada di dalam Al-Qur‟an Dalam hal ini, hadits memiliki fungsi mencakup
hal-hal sebagai berikut : (1) Penjelasan terhadap hal-hal yang masih bersifat umum
(bayanu/ mujmal). Misalnya hadits Nabi saw yang menjelaskan pelaksanaan shalat,
puasa, dan zakat secara detail dan sebagainya yang di dalam Al-Qur‟an keterangan
hukumnya masih bersifat umum. (2) Pembatas hal-hal yang masih global dalam Al-
Qur‟an (Taqyidul mutlaq). Misalnya hadist Nabi yang menjelaskan batasan hukum
potong tangan bagi pencuri yaitu sampai batas pergelangan tangan. Hukum potong
tangan dalam Al-Qur‟an hanya menerangkan perintah potong tangan saja tanpa
menyebutkan batasan secara rinci. (3) Pengkhususan hal-hal yang masih bersifat
umum hukumnya di dalam Al-Qur‟an (takshisulaim). Misalnya hadits Nabi saw yang
menerapkan secara detail hukum tentang warisan (harta pusaka). Dalam Al-Qur‟an
tidak ditegaskan mengenai perbedan agam antara anak dan orang tua yang sama-
sama muslim. (4) Hadits menetapkan hukum-hukum yang tidak terdapat dalam
AlQur‟an. Misalnya diharamkannya memakai cincin, emas dan pakaian sutera bagi
kaum laki-laki. (5) Hadits sebagai penguat hukum-hukum yang termaktul dalam
AlQur‟an. Misalnya hadits Nabi saw berikut ini :

Artinya : “Shalat itu tiang agam, maka barang siapa yang mendirikan shalat berarti ia
telah menegakkan agama dan barang siapa yang meninggalkan berarti ia telah
menghancurkan agama”. (HR. Baihaqi) Hadits diatas menguatkan firman Allah swt,
yang menerangkan kewajiban shalat bagi umat Islam, yaitu :

Artinya : “Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji
dan munkar.” c. Bentuk-bentuk hadits Hadits terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu hadits
fikliyah, taqririyah, dan qauliyah. (1) Hadits fikliyah adalah hadits yang berdasarkan atas
perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. (2) Hadits qauliyah adalah hadits
yang didasarkan pada ucapan dan perkataan Nabi saw.
(3) Hadits taqririyah adalah hadits yang didasarkan pada ketetapanketetapan Nabi saw.
Sedangkan ketetapan yang dimaksud adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh para
sahabat dan Nabi saw juga melihatnya akan tetapi Nabi diam saja atau menyetujuinya.
Dilihat dari segi kualitasnya, maka hadits dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : (a) Hadits
Sahih (hadits yang sah) Yaitu hadits yang dapat dipakai sebagai landasan hukum.
Hadits yang sahih para perawinya bersambung sampai kepada Nabi saw, perawinya
orang yang taat beragama, kuat hafalannya dan isinya tidak bertentangan dengan Al-
Qur‟an. (b) Hadits Hasan (baik) Yaitu hadits yang memenuhi persyaratan seperti
perawinya semuanya bersambungan, perawinya taat beragama, agak kuat hafalannya,
tidak bertentangan dengan Al-Qur‟an dan tidak cacat di dalamnya. (c) Hadits Daif
(lemah) Yaitu hadits yang tidak memenuhi kriteria persyaratan hadits hasan apalagi
shahih. Hadits daif tidak boleh dijadikan sebagai landasan hukum. Tingkatan hadits
sahih, antara lain sebagai berikut : a. Mutafaq‟alaih ( ), hadits yang disepakati oleh

b. c. d. e. f.

Bukhori Muslim, menempati tingkatan yang paling tinggi. Hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim Hadits yang diriwayatkan oleh
ulama ahli hadits selain Bukhari Muslim atas dasar syarat Bukhari Muslim Hadits yang
diriwayatkan oleh ulama besar hadits dengan syaratsyarat Bukhari Muslim Hadits yang
disahihkan oleh ulama hadits selain Bukhari Muslim

3. Ijtihad Ijtihad adalah berasal dari kata ijtihad-ijtihadan yang berarti


bersungguhsungguh. Menurut syara‟ ijtihat adalah berusaha dengan
bersungguhsungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya,
baik dalam Al-Qur‟an maupun Al Hadits dengan menggunakan akal pikiran yang sehat
dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum yang telah
ditentukan. Beberapa dasar hukum melakukan ijtihad adalah : 1) Al-Qur‟an dengan
firman Allah swt

   

Artinya : “Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang
mempunyai pandangan.” (QS. Al-Hasyr (59) : 2)
2) Hadits Rasulullah saw

Artinya : “Apabila seorang hakim memutuskan hukum dengan berijtihad dan kemudian
mencapai kebenaran maka ia mendapat dua ganjaran. Dan apabila seorang hakim
memutuskan hukum dengan berijtihad dan kemudian tidak mencapai kebenaran maka
ia mendapatkan satu ganjaran”. (HR. Bukhari Muslim). 3) Asar sahabat Artinya perilaku
atau perkataan sahabat contoh sahabat yang ada yaitu pertanyaan Umar bi Abi Khatab
r.a, beliau mengatakan sesungguhnya umat telah bersungguh-sungguh mencari
kebenaran namun ia tidak mengetahui akan kebenaran itu sudah tercapai atau tidak. 4)
Beberapa fatwa Imam Mujtahidin - Imam Malik berkata “Aku hanyalah manusia biasa
yang mungkin salah dan benar maka periksalah pendapat-pendapatku. Jika terdapat
kesesuaian antara pendapatmu dengan Al-Qur‟an dan sunnah maka ambillah dan jika
sebaliknya maka tinggalkanlah” - Imam Syafi‟I berkata “Jika segala sesuatu telah
kukatakan ternyata tidak bertentangan dengan sabda Nabi saw, itulah yang harus kamu
ikuti. Dan bila ada hadits sahih telah menyalahi mazbku maka ikutilah hadits tersebut
karena sebenarnya hadits itu adalah mazabku. - Imam Hambali berkata “Janganlah
kamu bertauhid (menerima pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber dasarnya)
kepadaku atau kepada Imam Malik atau kepada Imam Syafi‟I dan As Sauri tapi
ambillah hukum-hukum dari tempat mereka mengambilnya. 5) Kedudukan dan Bentuk-
bentuk Ijtihad Hukum ijtihad yang dihasilkan oleh beberapa mujtahid dapat berlainan
disebabkan tingkat penalaran, penngkajian dan situasi serta kondisi yang dihadapi oleh
seseorang mujtahid tersebut. Hukum ijtihad mengikat seorang mujtahid yang
bersangkutan artinya harus mengamalkan secara konsisten terhadap hasil
pendapatnya selama ia belum mengubah pendapat itu. Ijtihad dapat dibedakan menjadi
beberapa bentuk, yaitu : (a) Ijma‟ yaitu kesepakatan para ulama dalam menetapkan
masalah hukum yang tidak diterangkan dalam Al-Qur‟an maupun hadits setelah setelah
Rasulullah wafat . ijma‟ dilakukan dengan cara musyawarah dengan besdasarkan Al-
Qur‟an dan Hadits. (b) Qiyas yaitu menyamakan permasalahan yang tejadi dengan
masalah lain yang sudah ada hukumnya, karena ada kesamaan sifat atau alasan.
Contoh hukum minuman keras dapat diqiyaskan dengan khamar karena keduanya ada
kesamaan sifat yaitu sama-sama memabukkan. (c) Ihtisan yaitu menetapkan suatu
hukum masalah yang tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur‟an dan Hadits yang
didasrkan atas kepentingan atau kemaslahatan umat. (d) Ijtihad yaitu meneruskan
keduanya berlakunya suatu hukum pada suatu masalah yang telah ditetapkan karena
adanya suatu dalil sampai adanya dalil lain yang mengubah kedudukan hukum
tersebut.
(e) Maslahah mursalah yaitu memutuskan hukum suatu permasalahan dengan
pertimbangan kemaslahatan bersama sesuai dengan maksud syarak yang hukumnya
tidak diperoleh dari dalil secara langsung dan jelas. Contoh seseorang wajib membayar
kerugian kepada pemilik barang karena kerusakan yang terjadi diluar kesepakatan.
Fungsi ijtihad dalam hukum Islam antara lain : a) Sebagai sumber hukum Islam yang
ketiga setelah Al-Qur‟an dan Hadits. b) Sebagai sarana untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat dengan berpedoman pada Al-Qur‟an
dan Hadits. c) Sebagai suatu cara yang disyariatkan untuk menyelesaikan
permasalahan sosial dengan ajaran-ajaran Islam. d) Sebagai wadah pencurahan
pikiran bagi kaum muslim.  Hukum Taklifi Hukum taklifi adalah kitab Allah swt atau
sabda Nabi saw, yang di dalamnya mengandung tuntunan berupa perintah dan
larangan. Hukum taklifi dibagi menjadi 5 bagian : 1) Fardu (wajib) yaitu kitab Allah swt
yang berhubungan dengan tuntunan perintah melakukan sesuatu secara pasti. Fardu
dibagi menjadi : a) Fardu „ain yaitu wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap orang. b)
Fardu kifayah, yaitu wajib yang harus dilakukan akan tetapi apabila salah seorang telah
mengerjakannya maka gugurlah dosa serta kewajiban atas semua. Namun apabila
tidak ada seorangpun yang mengerjakan maka semua orang menjadi berdosa. c)
Haram/ larangan, yaitu kitab Allah swt yang berhubungan dengan larangan melakukan
sesuatu secara pasti apabila dikerjakan mendapat siksa. d) Makruh, yaitu kitab Allah
swt yang berhubungan dengan larangan melakukan sesuatu apabila dikerjakan tidak
berdosa. e) Mubah (boleh) yaitu kitab Allah swt yang mengandung pilihan antara
melaksanakan sesuatu perbuatan atau meninggalkannya. 2) Hikmah Ibadah Beberapa
hikmah yang dapat diambil ketika menjalankan ibadah antara lain : a) Hidup tentram
dan tenang telah menjalankan kewajiban. b) Memupuk rasa keikhlasan dan tawakal
kepada sang pencipta. c) Memupuk rasa persaudaraan dan persatuan bila itu ibadah
habluminannas. d) Memupuk keimanan dalam hubungan habluminallah. e) Menyadari
akan adanya kekuasaan Allah swt.  Hukum Syari’ dalam Islam Dalam ilmu usul fiqih
hkum secara bahasa bermakna :

Artinya : “menetapkan sesuatu atas sesuatu”


Sedangkan makna hukum secara istilah :

Artinya : Firman (kitab) Allah swt yang berhubungan dengan segala amal perbuatan
mukalaf kitab tersebut mengandung tuntutan perintah. Tuntutan memilih atau wad’I
(menjadikan sesuatu sebab syarat atau penghalang mani’) bagi sesuatu hukum. 1)
Yang mengandung tuntutan, Allah swt berfirman :

    


  

Artinya : “Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku'”. (QS. Al-Baqarah (2) : 43) 2) Yang mengandung larangan, Allah swt
berfirman :

      


  

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra‟ (17) : 32) 3) Yang
mengandung kebolehan, Allah swt berfirman :

     


   

Artinya : “Dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan
sampai perang berakhir.” (QS. Muhammad (47) : 4) Ayat ini berbicara tentang tawanan
perang kita boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan. 4) Menjadikan
sesuatu menjadi sebab, Allah swt berfirman :

    

Artinya : “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir “ (QS. Al-Isra‟ (17) : 78)
Matahari tergelincir terjadi sebab masuknya waktu shalat (zhuhur) contoh lain yang
menjadi penghalang yaitu sabda Nabi saw :
Artinya : “Tidak ada hak bagi pembunuh sedikitpun”. (HR. Nasai) Perbuatan membunuh
menghalangi pelaku pembunuhan untuk tidak bias mewaris walaupun ia adalah anak
kandung orang yang meninggal.
II. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Sebutkan sumber-
sumber hukum Islami! 2. Apa yang dimaksud dengan hadits daif? 3. Sebutkan 3 macam
ijtihad! 4. Bagaimana pahala orang yang melakukanijtihadbila hasilnya benar? 5.
Sebutkan isi pokok Al-Qur‟an! 6. Jelaskan pengertian Al-Qur‟an menurut istilah! 7. Apa
yang dimaksud dengan surat Makkiyah? 8. Sebutkan cirri-ciri surat Madaniyah! 9. hasil
ijtihad jika pendapatnya benar akan mendapat …pahala. 10. Al-Qur‟an berisi perintah-
perintah Allah swt sebanyak … ayat.
Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan dan betapa
Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus belajar, maka Islampun
telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya agar mereka menjadi ummat yang terbaik
(dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat, dengan
memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya sebagai berikut.

1. Al-Qur’an dan Sunnah:

Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai
sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari sisi Allah
SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested
interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga
tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai
perintah untuk memikirkan ayat-ayat-Nya (QS 12/1-3) dan menjadikan Nabi SAW sebagai
pemimpin dalam segala hal (QS 33/21).

2. Alam semesta:

Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (QS 3/190-192) dan
mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat2 yang telah dibuktikan oleh
pengetahuan modern seperti[1] :

· Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).

· Ayat tentang urutan penciptaan (QS 79/28-30): Kegelapan (nebula dari kumpulan H dan He
yang bergerak pelan), adanya sumber cahaya akibat medan magnetik yang menghasilkan panas
radiasi termonuklir (bintang dan matahari) → pembakaran atom H menjadi He lalu menjadi C
lalu menjadi O baru terbentuknya benda padat dan logam seperti planet (bumi) panas turun
menimbulkan kondensasi baru membentuk air baru mengakibatkan adanya kehidupan
(tumbuhan).

· Ayat bahwa bintang2 merupakan sumber panas yang tinggi (QS 86/3),
matahari sebagai contoh tingkat panasnya mencapai 6000 derajat C.

· Ayat tentang teori ekspansi kosmos (QS 51/47).

· Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (sama ad-dunya) (QS 37/6).

· Ayat yang membedakan antara planet sebagai pemantul cahaya


(nur/kaukab) dengan matahari sebagai sumber cahaya (siraj) (QS 71/16).

· Ayat tentang gaya tarik antar planet (QS 55/7).

· Ayat tentang revolusi bumi mengedari matahari (QS 27/88).


· Ayat bahwa matahari dan bulan memiliki waktu orbit yang berbeda2 (QS
55/5) dan garis edar sendiri2 yang tetap (QS 36/40).

· Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi (QS
39/5).

· Ayat tentang tekanan udara rendah di angkasa (QS 6/125).

· Ayat tentang akan sampainya manusia (astronaut) ke ruang angkasa (in


bedakan dengan lau) dengan ilmu pengetahuan (sulthan) (QS 55/33).

· Ayat tentang jenis-jenis awan, proses penciptaan hujan es dan salju


(QS 24/43).

· Ayat tentang bahwa awal kehidupan dari air (QS 21/30).

· Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen)


tumbuhan (QS 15/22).

· Ayat bahwa pada tumbuhan terdapat pasangan bunga jantan (etamine) dan
bunga betina (ovules) yang menghasilkan perkawinan (QS 13/3).

· Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan
(farts) lalu diserap oleh darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS 16/66),
perlu dicatat bahwa peredaran darah baru ditemukan oleh Harvey 10 abad setelah wafatnya nabi
Muhammad SAW.

· Ayat tentang penciptaan manusia dari air mani yang merupakan campuran
(QS 76/2), mani merupakan campuran dari 4 kelenjar, testicules (membuat
spermatozoid), vesicules seminates (membuat cairan yang bersama mani), prostrate
(pemberi warna dan bau), Cooper & Mary (pemberi cairan yang melekat dan lendir).

· Ayat bahwa zyangote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS 22/5), dengan
tumbuhnya villis yang seperti akar yang menempel dpada rahim.

· Ayat tentang proses penciptaan manusia melalui mani (nuthfah) zygote yang melekat
(’alaqah) segumpal daging/embryo (mudhghah) dibungkus oleh tulang dalam misenhyme
(’izhama) tulang tersebut dibalut
oleh otot dan daging (lahma) (QS 23/14).

3. Diri manusia:

Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang proses penciptaannya, baik
secara fisiologis/fisik (QS 86/5) maupun psikologis/jiwa manusia tersebut (QS 91/7-10).

4. Sejarah:
Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya melalui lembar sejarah
(QS 12/111). Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya hari
pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih, Fir’aun,
dan sebagainya, yang kesemuanya keberadaannya dibenarkan dalam sejarah hingga
saat ini.
VI. KUNCI JAWABAN I. 1. b. Al Hadits 2. c. Gua Hira 3. b. Al Furqan 4. b. ijtihad 5. d. Al
Hadits 6. a. pembeda 7. d. makruh 8. a. fardu 9. d. ayatul makkiyah 10. a. Imam
Bukhari 11. b. Al Hadits 12. c. Al Furqan 13. b. bacaan 14. b. semua salah 15. a.
qauliyah

II. 1. a. Al-Qur‟an b. Al Hadits c. Ijtihad 1) ijma‟ 2) qiyas (analogi) 3) al maslahatul


mursalah (memelihara maksud syara‟) d. urf (adat istiadat) e. saddu zara‟i 2. Hadits
Daif (lemah) Yaitu hadits yang tidak memenuhi kriteria persyaratan hadits hasan
apalagi sahih. Hadits daif tidak boleh dijadikan sebagai landasan hukum. 3. a. ijma‟ b.
qiyas c. istihsan d. ijtihad e. marsalah mursalah 4. Apabila seorang hakim memutuskan
hukum dengan berijtihad dan kemudian mencapai kebenaran maka ia mendapat 2
ganjaran. 5. a. tauhid b. ibadah c. al wa‟du wal wa‟id d. petunjuk untuk memperoleh
kebahagiaan e. sejarah umat terlebih dahulu 6. pengertian Al-Qur‟an menurut istilah,
yaitu firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan lisan arab.
7. surat yang di turunkan di kota Mekkah, sebelum Nabi hijrah ke Madnah. 8. ciri-ciri
surat Madaniyah a. ayat-ayatnya panjang b. berisi tentang hukum kemasyarakatan c. di
awali dengan kalimat ( 9. dua 10. 6666 )
DAFTAR PUSTAKA

Kharisma, CV. HAKA MJ Mentari. Jakarta : CV. GRAHA PUSTAKA Surakarta : CITRA
PUSTAKA Simpati SMA PAI X Mastear PAI SMK X

Anda mungkin juga menyukai