Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

M.K. HAMA DAN PENYAKIT BENIH DAN PASCA PANEN


(BAGIAN HAMA TANAMAN)
PENGARUH POPULASI Callosobruchus sp. TERHADAP SUHU

oleh :
Rotua Melisa Sidabutar (A24080005)
Belladina Farhana (A24080016)
Juanita Elina (A24080148)
Yuyuk Agung L (A24080049)
M. Hisyam Rizal (A24080106)
Imam Khoiri (A34080034)

Dosen praktikum:
Dr. Ir. Swastiko Priyambodo, M.Si
Dr. Ir. Idham S. Harahap, M.Si

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umumnya tanaman kacang-kacangan diambil dalam bentuk biji, sehingga
usaha pengendalian terhadap hama perusak biji dalam penyimpanan sangatlah
penting. Hama-hama yang terdapat pada tempat penyimpanan biji kacang-
kacangan adalah Bruchus pisorum, B. rifimanus, Bruchidius atrolineatus,
Acanthoscelides abtectus, Zabrotes subfasciatus dan beberapa spesies dari Callo-
sobruchus ( Southgate, 1978; Gorham, 1991). Penyebab utama perusak kacang
hijau yang disimpan adalah serangga C. chinensis (Hill, 1979: Kalshoven, 1981).

Salah satu serangga hama yang sangat potensial merusak biji kacang hijau
di gudang adalah Callosobruchus maculatus. Serangga hama ini disebut kumbang
biji. Kumbang Biji (Callosobruchus maculatus) mempunyai moncong yang
pendek dan femur tungkai belakang yang membesar. Bentuk tubuh kumbang
dewasa kebanyakan bulat atau lonjong. bentuk tubuhnya bulat telur dengan bagian
kepalanya yang agak runcing. Pada sayap depannya terdapat gambaran gelap yang
menyerupai huruf U dan pronotumnya halus. Sayap luar (elitra) tidak menutup
seluruh abdomen.Warna sayap depannya coklat kekuning-kuningan
(Kuswanto,2003).
Populasi suatu Callosobruchus sp. dapat mempengaruhi suhu lingkungan
tempat penyimpanan benih kacang hijau. Sehingga perubahan suhu dapat
berdampak pada keadaan benih yang menyebabkan kerusakan secara fisiologis.
Selain itu dengan bertambahnya suhu dapat menimbulkan cendawan-cendawan
muncul dan tumbuh baik di permukaan benih juga di tempat penyimpanan benih.
Hal ini dapat menurunkan mutu dan kualitas benih.

1.2 Tujuan
Agar praktikan mampu untuk mempelajari pengujian pengaruh populasi
Callosobruchus maculatus terhadap suhu dan untuk membuktikan bahawa
infestasi serangga dapat meningkatkan suhu biji-bijan yang disimpan.
BAB II
BAHAN DAN METODE

2.1 Alat dan Bahan


Biji kacang hijau, serangga uji Callosobruchus maculatus, stoples plastik,
termometer (alat ukur suhu), stiker label, kuas gambar.

2.2 Metode
Masukkan masing-masing 20 gram kacang hijau ke dalam 5 stoples plastik
yang disediakan, maukkan serangga uji denagn berbagai tingkat populasi yaitu
masing-masing 10 , 15, 20, 25 ekor imago Callosobruchus maculatus, serta
kontrol tanpa serangga uji, ukur suhu biji kacang hijau di dalam stoples dan
disimpan dalam ruangan laboratorium (dengan suhu kamar) dan hindarkan dari
gangguan semut; pengukuran suhu dilakukan dengan cara emmasukkan
termometer ke tengah-tenagh biji kacang hijau dan diukur sampai minggu ke tiga
pengamatan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel 1.Peningkatan suhu oleh Callosobruchus sp. pada kacang hijau
Ulangan Kontrol 10 ekor 15 ekor 20 ekor 25 ekor
ke M1 M2 M3 M1 M2 M3 M1 M2 M3 M1 M2 M3 M1 M2 M3
1 28,5 28,5 29,5 28,3 29,1 29,3 28, 28,4 29,3 28,5 29,5 29,5 28,7 29,4 29,5
4
2 30,5 28,2 28,9 28,5 28,3 29,5 28, 28,4 30,1 28,5 28,6 28,6 28,5 28,9 30,6
3
3 27,8 28,5 28,1 27,9 28,5 28 28 28,5 28,1 27,9 28,5 28 27,9 28,7 27,9
4 28,1 28,9 28,9 28,2 28,8 28,6 28, 29,7 28,5 28,3 29,4 28,4 28,4 29,5 28,6
2
5 28 28,4 28,3 28,1 28,1 28,2 28, 28,2 28,7 28,1 28,3 28,8 28,2 28,2 28,7
5
6 28,9 29,2 28,2 28,9 29 28,9 28, 29,3 29,2 28,9 29,3 29 28,9 29,2 29
9
Rata-rata 28,6 28,6 28,8 28,3 28,6 28,75 28, 28,65 29,1 28,4 28,9 28,7 28,4 29,1 29,05
7
Diagram rata-rata suhu
29.2
29
28.8
28.6 M
Suhu oC

1
28.4 M
2
28.2
28
27.8
Kontrol 10 ekor 15 ekor 20 ekor 25 ekor

Gambar 1. Diagram rata-rata suhu pengaruh populasi Callosobruchus sp.

3.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang pengaruh populasi
Callosobruchus sp. terhadap suhu diperoleh hasil bahwa terdapat lima perlakuan
yaitu perlakuan 10 ekor, 15 ekor, 20 ekor, 25 ekor dan kontrol memiliki tingkat
suhu yang berbeda-beda. Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan dengan 25
ekor imago Callosobruchus sp. memiliki nilai rata-rata suhu tertinggi jika
dibandingkan perlakuan yang lain, besar nilai suhu berturut-turut rata-rata adalah
pada minggu pertama 28,4 oC, minggu kedua dengan suhu 29,1 oC, dan minggu
ketiga dengan suhu 29,05 oC. Sedangkan perlakuan yang memiliki nilai suhu rata-
rata terendah perlakuan dengan 10 ekor Callosobruchus sp. degan nilainya
berturut-turut pada minggu pertama, kedua dan ketiga adalah 28,3 oC, 28,6 oC,
28,75 oC.
Berdasarkan data pengamatan suhu yang diperoleh, dapat dihat juga bahwa
pada minggu pertama nilai rata-rata suhu pada kontrol lebih tinggi dibandingkan
dengan pada stoples yang berisi 10, 20, dan 25 ekor imago Callosobruchus sp.
Saat pengukuran suhu di minggu pertama dipengaruhi banyak faktor
ketidaktelitian sehingga suhu kontrol seharusnya menurut literatur yang ada lebih
rendah dibandingkan suhu stoples yang berisikan imago Callosobruchus sp.
Karena dipengaruhi oleh aktivitas respirasi serangga sehingga meningkatkan suhu
pada stoples yang berisikan imago Callosobruchus sp. Dibandingkan dengan
kontrol (suhu normal).
Percobaan menggunakan perlakuan populasi Callosobruchus sp.
berdasarkan hasilnya dapat mempengaruhi suhu tempat penyimpanan.
Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin sedikit populasi imago
Callosobruchus sp. suhu yang dihasilkan lebih rendah, sedangkan semakin
banyak populasi imago Callosobruchus sp. suhu yang dihasilkan semakin tinggi ,
tetapi berdasarkan hasil percobaan bahwa perlakuan 15 ekor Callosobruchus sp.
pada minggu ketiga memiliki suhu yang lebih besar dibandingkan perlakuan
dengan menggunakan 20 ekor dan 25 ekor Callosobruchus sp. pada minggu yang
sama. Seharusnya suhu pada perlakuan tersebut lebih rendah. Hal ini terjadi
karena kesalahan praktikan dalam melakukan percobaan dan pengamatan,
kemungkinan volume yang diberikan kurang atau tidak tepat sesuai anjuran dosis
atau terjadi penambahan atau pengurangan serangga uji yang tidak seragam dalam
percobaan atau bisa juga serangga lain di luar perlakuan masuk ke dalam stoples
plastik penyimpanan kacang hijau dikarenakan tutup stoples tersebut tidak
tertutup rapat, sehingga terdapat celah/ rongga yang memungkinkan serangga
bebas keluar masuk dalam stoples pengamatan.
Faktor fisik lingkungan (suhu, kelembaban relatif ,dan kadar air)
mempengaruhi kehidupan serangga. Pertumbuhan, aktivitas dan
perkembangbiakan serangga dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Serangan
serangga dapat meningkatkan panas bahan yang ditempati. Saat populasi serangga
telah mencapai kepadatan tertentu, aktivitas metaboliknya mengeluarkan lebih
banyak panas dari yang dapat dihilangkan. Kerapatan populasi yang sangat tinggi
dapat meningkatkan suhu hingga mencapai 45oC. Suhu lingkungan dan kadar air
bahan simpan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
serangga di tempat penyimpanan.
Infestasi serangga hama gudang dapat mengakibatkan terjadinya
peningkatan suhu pada biji-bijan yang disimpan. Hal ini terjadi karena serangga
yang menempati bahan simpan melakukan respirasi sehingga menghasilkan panas
dan uap air. Terlihat dari data pengamatan, bahwa pada populasi 25 ekor imago
Callosobruchus sp suhunya mengalami kenaikan pada minggu tiga. Populasi
serangga yang semakin banyak akan semakin meningkatkan suhu, semakin
banyak aktivitas serangga akan meningkatkan pemanasan yang timbul pada ruang
penyimpanan benih.
Dilihat dari kontrol yang ada, suhu kacang hijau normal tidak dipengaruhi
oleh populasi serangga Callosocruchus sp sehingga suhu yang terdapat di dalam
kontrol cenderung seperti suhu kamar yaitu rata-rata berkisar antara ± 28 0C. Pada
stoples plastik yang telah diberi perlakuan penambahan populasi imago
Callosobruchus sp menunjukkan peningakatan suhu yang berbeda-beda sesuai
dengan banyaknya populasi imago yang diberikan. Serangga uji Callosobruchus
yang dimasukkan ke dalam stoples plastik dengan populasi yang berbeda-beda,
melakukan aktivitas respirasi di dalam masing-masing stoples. Semakin banyak
populasi serangga, maka aktivitas respirasinya juga semakin tinggi dan akan
meningkatkan suhu ruang pada tempat penyimpanan.
BAB IV
KESIMPULAN

Infestasi serangga di temapt penyimpan dapat mengakibatkan peningkatan


suhu pada biji-bijian yang disimpan sehingga dapat mempercepat proses
kerusakan biji-bijian di tempat penyimpanan. Dengan semakin banyaknya
populasi serangga hama gudang dalam tempat penyimpanan maka akan
meningkatkan aktivitas respirasinya.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Hill, D. S. 1979. Agricultural Insect Pests of the Tropical and their Control.
Cambridge University Perss. London-New York-Melbourne.

Kartasaputra. 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. PT RINKA: Jakarta.

Kuswanto, H. 2003. Teknologi Pemprosesan, Pengemasan, dan Penyimpanan


Benih. Kanisius: Yogyakarta.
Oka, Ida Nyoman. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di
Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Pracaya, Ir. 1995. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai