PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapang 2 (KKL 2) ini adalah untuk melatih mahasiswa
dalam menerapkan beberapa teori, konsep, dan pendekatan geografis yang pernah dibicarakan di
kelas sehingga dapat mempraktekannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
penekanan utama adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan analisis
regional.
Tujuan dilaksanakannya KKL 2 antara lain adalah :
Mampu mengolah Data Sekunder untuk Kepentingan Survey Lapang
a) Mampu menentukan data sekunder yang dibutuhkan (relevansi dengan permasalahan
yang akan ditelaah)
b) Mencari dan menentukan metode pengolahan yang digunakan
c) Penerapan metode pengeolahan data.
d) Mendeskripsikan hasil pengolahan data, (termasuk; grafik, gambar, tabel, foto, peta,
tekstual, referensi)
Mampu Melakukan survey Lapang (Geografi Fisik dan Geografi Manusia)
a) Menentukan Metode survey yang digunakan
b) Menentukan Sampel (lokasi/person)
c) Menetapkan instrumen survey
d) Mampu mengidentifikasi dan menemukan sampel di lapangan
Mampu Membuat Laporan Kuliah Lapang
a) Mengolah data hasil survey
b) Mampu menyajikan hasil survey secara keruangan
c) Mampu mempresentasikan
d) Mampu mempublikasikan dalam bentuk laporan dan poster.
BAB II
GAMBARAN UMUM BANYUMAS
(Berdasarkan Titik Sampel)
Wilayah studi Kuliah Kerja Lapang 2 (KKL 2) berlokasi di Banyumas, yaitu sebuah
Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Gunung Slamet sebagai gunung api aktif yang terletak di
kabupaten ini sangan mempengaruhi kondisi fisik dari kabupaten ini, baik geologi dan
geomorfologinya. Jenis tanah yang terdapat di kabupaten Banyumas juga dipengaruhi oleh
gunung ini. Karakteristik tanah yang terdapat di Banyumas secara umum dipengaruhi oleh
kondisi tanah dari masing-masin lokasi, contohnya di pinggiran sungai (singkapan sungai) akan
cenderung berliat karena terkena air sungai. Kabupaten Banyumas merupakan kabupaten yang
mayoritas penggunaan lahannya adalah sebagai partanian tanaman kering seperti singkong.
Secara umum Banyumas merupakan kabupaten yang memfasilitasi warganya dengan
cukup baik di berbagai bidang kehidupan. Aksesibilitas yang terdapat di Banyumas cukup
melayani kebutuhan mobilitas penduduknya. Aksesibilitas dalam hal ini kaitannya dengan
transportasi yang terdapat di Kabupaten ini baik sarana dan prasarana. Sarana transportasi yang
terdapat di Banyumas seluruhnya merupakan sarana transportasi darat. Moda transportasi yang
digunakan pun beragam misalnya angkutan-angkutan umum, mini bus, bus antar kota, andong,
ojek, kereta api, dan sebagainya. Banyumas sebagai kabupaten yang bertumpu pada sarana
transportasi darat mempu menunjangnya dengan prasarana yang baik. Prasarana yang ada seperti
kondisi jalan yan telah beraspal hingga ke desa-desa, terminal bayangan sebagai simpul
transportasi telah menjangkau tempat-tempat diluar prasarana seperti terminal dan stasiun yang
kondisinya sudah cukup baik.
Banyumas sebagai kota yang banyak memiliki bentangan alam yang sangat indah dan
nilai sejarah yang tinggi memiliki potensi wisata yang cukup besar. Pengelolaan yang baik akan
menjadikan Banyumas sebagai tujuan wisatawan yang datang ke Jawa Tengah. Objek-objek
wisata alam yang terdapat diwilayah ini sangat beragam, mulai dari Baturraden yang menjadi
objek wisata “andalan”, Baturagung, hingga Curug Ceheng yang kepemilikannya masih dimiliki
oleh pribadi. Nilai sejarah dan budaya yang tinggi juga menghadirkann objek-objek wisata
seperti makam-makam “sesepuh” Banyumas hingga Museum Jendral Sudirman.
Keadaan Penduduk di Banyumas beragam sesuai dengan kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh tiap warganya. Kegiatan ekonomi dalam hal pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan
dari warga seperti Petani, Pedagang, Pelaku Industri rumah tangga hingga distributor barang
mempengaruhi keadaan penduduk. Pengaruh ini datang dari kemampuan warga untuk
mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya (kemampuan finansial).
Keadaan ini sangat mempengaruhi kondisi sosial-ekonomi di Kabupaten Banyumas