Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam dunia bisnis keberadaan sebuah informasi dan komunikasi
sangatlah penting terlebih informasi dan komunikasi tersebut menyangkut
keuangan yang merupakan komponen vital segala operasional perusahaan.
Informasi tersebut disediakan oleh perusahaan untuk kebutuhan internal
perusahaan ataupun untuk kebutuhan ekternal perusahaan. Informasi yang
dibutuhkan oleh pihak internal perusahaan bertujuan untuk menilai kinerja
manajemen dalam mencapai sasarannya, dan umumnya informasi ini diperoleh
dari setiap lini atau bagian-bagian dalam perusahaan tersebut. Artinya informasi
tersebut mencerminkan kinerja tiap-tiap bagian yang ada dalam perusahaan.
Sebaliknya, informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal adalah untuk menilai
kelayakan berinvestasi pada sebuah perusahaan sehingga pihak-pihak eksternal
ingin berinvestasi untuk perusahaan. Untuk itu sangat penting sekali informasi
yang dipublikasikan harus benar-benar objektif, relevan, tepat waktu, dan handal
sehingga apapun informasi yang dibutuhkan pada saat itu, tepat ada pada saat itu
juga. Begitupun juga komunikasi sangat berperan penting dalam dunia bisnis,
karena komunikasi sebagai sarana penyampaian suatu informasi dari suatu
organisasi kepada para pengguna yang membutuhkan informasi tersebut, seperti
investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Komunikasi adalah proses dimana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka. Komunikasi akan efektif apabila terjadi
pemahaman yang sama dan pihak lain terangsang untuk berfikir atau melakukan
sesuatu. Jadi, kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif akan menambah
keberhasilan individu maupun organisasi.
Dalam sistem manajemen perusahaan ada satu komponen penting yang
merupakan bagian pokok dalam rangka mengawasi dan menilai keberhasilan
sebuah usaha. Komponen ini tidak lain adalah akuntansi. Akuntansi merupakan
sebuah proses dan tindakan pencatatan atas segala aktivitas bisnis yang dilakukan
oleh perusahan. Dalam fungsinya, akuntansi digunakan oleh manajemen operasi

1
untuk melakukan pertanggung jawaban atas pengawasan yang dilakukan setiap
hari, selain itu digunakan untuk pertanggungjawaban juga digunakan untuk
melakukan perencanaan dan koordinasi antara aktivitas-aktivitas yang satu dengan
yang lainnya dalam sebuah organisasi bisnis.
Akuntansi adalah bahasa bisnis, setiap organisasi menggunakannya
sebagai bahasa komunikasi saat berbisnis, seperti saat terjadi pertukaran barang
dengan sejumlah uang dalam akuntansi dapat diistilahkan sebagai menjual atau
membeli. Istilah akuntansi lainnya misalnya aktiva, cashflow, laba atau rugi dan
lain-lain. Karena akuntansi berfungsi sebagai bahasa bisnis maka masyarakat
mengganggap penerapan akuntansi dalam suatu organisasi perusahaan merupakan
suatu keharusan.
Pentingnya pengambilan keputusan yang akurat dan tepat agar tidak
menimbulkan kerugian terhadap operasional perusahaan. Keberadaan informasi
dan komunikasi dalam akuntansi sebagai titik fokus penerang manejemen dalam
membuat keputusan dalam situasi dan kondisi apapun, sehingga manajemen tidak
dibutakan dengan ketidakakuratan dan ketidakrelevanan informasi yang tersedia.
Namun, pengambilan keputusan tersebut tidak serta merta begitu saja dikeluarkan
atau diputuskan. Tetapi, keputusan itu dibuat dengan berbagai pertimbangan yang
matang atas berbagai kemungkinan konsekuensi yang akan terjadi dari
pengambilan keputusan tersebut. Salah satu bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan di perusahaan atau organisasi adalah dengan melihat dan
menganalisa berbagai laporan dan catatan akuntansi yang umumnya dapat
dijadikan sebagai general decision making pada sebuah perusahaan.
Mengingat pentingnya informasi dan komunikasi dalam akuntansi
tersebut, maka mendorong kami untuk menyusun makalah dengan judul:
”TEORI KOMUNIKASI DALAM AKUNTANSI”.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, kami mengidentifikasikan
masalah tersebut, diantaranya:
1. Bagaimana tataran semiotika teori komunikasi dalam akuntansi?
2. Bagaimana taksonomi dalam akuntansi?

2
3. Mengapa akuntansi dapat dikatakan sebagai bahasa bisnis?
4. Seberapa pentingkah peran laporan keuangan dalam dunia bisnis?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tataran semiotika dalam teori komunikasi
2. Untuk mengetahui taksonomi dalam akuntansi
3. Untuk mengetahui alasan bahwa akuntansi dikatakan sebagai bahasa bisnis
4. Untuk mengetahui peran penting laporan keuangan dalam dunia bisnis

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Umum Teori Komunikasi


2.1.1 Definisi Teori Komunikasi
Dalam dunia bisnis yang berskala kecil, menengah, maupun besar, orang-
orang yang berkecimpung didalamnya (para pelaku bisnis) tidak dapat terlepas
dari kegiatan komunikasi. Oleh Karena itu, bagi mereka komunikasi merupakan
faktor yang sangat penting demi pencapaian tujuan suatu organisasi. Mereka dapat
menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, baik yang konvensional
maupun media elektronik sebagai sarana penyampaian pesan-pesan bisnis.
Pengertian komunikasi menurut Himstreet dan Baty (1990;3) adalah suatu
proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa
(lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
Sementara itu menurut Bovee (1998;3) komunikasi adalah suatu proses
pengiriman dan penerimaan pesan.

2.1.2 Bentuk Dasar Komunikasi


2.1.2.1 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim
digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada
pihak lain baik secara tertulis maupun lisan. Bentuk komunikasi verbal ini
memiliki struktur yang terorganisasi dengan baik, sehingga tujuan penyampaian
pesan-pesan bisnis dapat tercapai dengan baik.
Dalam dunia bisnis dapat dijumpai berbagai macam contoh komunikasi
verbal, misalnya:
1. Membuat dan mengirim surat ucapan terima kasih kepada mitra kerja t ucapan
bisnis suatu perusahaan.
2. Membuat dan mengirim surat edaran ke media massa.
3. Memberi informasi kepada pelanggan yang meminta informasi tentang produk-
produk baru.
4. Melakukan negosiasi dengan pelaku bisnis lain.

4
5. Berdiskusi dalam suatu kerja tim.
6. Melakukan presentasi proposal tentang pengembangan perusahaan.
7. Mengadakan pengarahan (breefing) untuk staf karyawan dalam suatu
perusahaan.
8. Mengadakan pelatihan manajemen kepada para manajer operasional atau lini
bawah.

2.1.2.2 Komunikasi Nonverbal


Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah
komunikasi nonverbal. Menurut teori antropologi, sebelum manusia
menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh,
bahasa tubuh (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang
lain.
Berikut ini beberapa contoh perilaku yang menunjukan komunikasi verbal:
1. Mengerutkan dahi untuk menunjukan sedang berfikir keras.
2. Berpangku tangan untuk menunjukan seseorang sedang melamun.
3. Menggelengkan kepala untuk menunjukan sikap menolak atau keheranan.
4. Menganggukan kepala untuk menunjukan tanda setuju.
5. Tersenyum dan berjabat tangan untuk menunjukan rasa simpati, senang dan
penghormatan.
6. Membuang muka untuk menunjukan sikap tidak senang atau antipati terhadap
orang lain.
7. Simbol dilarang merokok yang terpasang di ruang tamu untuk menunjukan
bahwa tamu dilarang merokok.
8. Seseorang mengirimkan seuntai bunga kepada teman yang meraih sukses
bisnis untuk menunjukan rasa simpati dan ucapan selamat atas kesuksesan
yang diraih.

2.1.2.3 Proses Komunikasi


Menurut Bovee dan Thill dalam buku Business Communication Today
(1998;11) proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu:

5
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.
Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus
menyiapkan idea tau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain
atau audien.
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan.
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau
dimengerti dengan sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide
dalam fikiran, lalu diubah kedalam bentuk pesan-pesan seperti dalam bentuk
kata-kata, ekspresi wajah, dan sejenisnya, untuk kemudian disampaikan pada
orang lain.
3. Pengirim menyampaikan pesan
Setelah mengubah ide-ide kedalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada
kepada si penerima pesan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim
mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Jika
seseorang mengirimkan sepucuk surat, komunikasi baru bias terjalin bila
penerima surat sudah membaca dan memahami isinya.
5. Penerima menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat
menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah
dimengerti dan tersimpan di dalam benak fikiran si penerima
pesan.Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila
penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirim pesan.
6. Penerima memberi tanggapan dan umpan balik ke pengirim
Umpan balik atau feedback penghubung akhir dalam suatu mata rantai
komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang
memungkunkan pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan.

6
2.1.2.4 KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Komunikasi akan efektif bila terjadi pemahaman yang sama dan
merangsang pihak lain untuk berfikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif akan menambah keberhasilan individu maupun
organisasi. Komunikasi yang efektif akan membantu mengantisipasi masalah-
masalah, membuat keputusan yang tepat, mengkoordinasikan aliran kerja,
mengawasi orang lain, dan mengembangkan berbagai hubungan.
Sehubungan dengan komunikasi yang efektif, komunikasi dibedakan
menjadi dua, yakni komunikasi individu dan komunikasi massa. Dalam
komunikasi individu, suatu komunikasi dikatakan efektif apabila komunikan
mampu memahami pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim atau
komunikator. Sementara dalam komunikasi massa, komunikasi dikatakan efektif
apabila mampu menjangkau komunikasi secaran lebih luas.

2.2 Konsep Umum Akuntansi


2.2.1 Pengertian Akuntansi
Berikut ini definisi akuntansi menurut AICPA (American Institute of
Certified Public Accountans) yang dikemukakan oleh H.Z.A. Moehtar (1993;3):
“Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in a significant
manner and in terms of money, transactions and even which are, in apart at least,
of financial character, and interpreting the result there of”. (Akuntansi adalah
seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dengan suatu cara yang berarti
dan dalam nilai uang kejadian dan transaksi yang paling sedikit atau sebagian,
bersifat keuangan, dan atas penafsiran hasilnya).

2.2.2 Prinsip Akuntansi


Peraturan yang mengatur akuntansi bernama GAAP (Generally Accepted
Accounting Principples) yang merupakan kepanjangan dari prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. Prinsip akuntansi yang diterima umum adalah
seperangkat konsep, standar, prosedur, metoda,dan praktik yang sehat yang dipilih
atau didukung berlakunya serta dijadikan pedoman umum di wilayah (Negara)
tertentu.

7
Prinsip akuntansi disebut juga konsep dasar (basic concept). Ada beberapa
prinsip akuntansi, yaitu sebagai berikut:
1. Kelangsungan usaha (continuity atau going concern)
Akuntansi beranggapan bahwa suatu organisasi didirikan tidak untuk
sementara, melainkan berkesinambungan (terus-menerus).
2. Kesatuan usaha (business entity)
Ada pemisahan antara hak individu dan hak milik organisasi. Akuntansi
beranggapan bahwa yang dicatat hanya yang berkaitan dengan organisasi.
3. Periode waktu (period of time)
Laporan keuangan yang dibuat untuk periode waktu tertentu, misalnya harian,
mingguan, bulanan, triwulan, semesteran, tahunan. Periode akuntansi berbeda
dengan tahun buku. Tahun buku adalah periode akuntansi setahun, sedangkan
periode akuntansi dapat seminggu, sebulan, setahu, dan sebagainya.
4. Satuan keuangan (monetary expressions atau term of money)
Satuan uang merupakan alat pengukur dan sebagai alat petunjuk. Sebagai alat
pengukur, hanya satuan uang yang dijadikan alat pengukur. Sebagai alat
petunjuk, hanya transaksi yang menyangkut perubahan nilai dalam satuan uang
yang dapat dijadikan sasaran akuntansi.
5. Keterkaitan (relevance)
Artinya, pencatatan, penilaian, dan penjelasan mempunyai keterkaitan satu
dengan yang lainnya. Misalnya, nilai persediaan yang trcantum dalam laporan
berkaitan erat dengan metode penilaiannya.
6. Nilai Historis
Dalam istilah lain nilai historis disebut juga realization atau object evidence.
Artinya, akuntansi mencatat nilai yang telah disebut dalam satuan uang
sewaktu peristiwanya terjadi (nilai historis) sesuai dengan bukti yang telah
disyahkan (realization).
7. Harga pokok (cost)
Harga pokok adalah dasar yang benar (proper basis) bagi pelaksanaan
akuntansi terhadap semua harta dan berakhirnya harta dan catatan akuntansi
harus menggambarkan harga pokok pembeliannya maupun harga pokok
pemakaian harta tersebut.

8
8. Taat asas (consistency)
Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan, metode, prosedur, kode
rekening yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara terus
menerus dari periode ke periode (konsisten).
9. Penjelasan yang cukup (disclosure)
Artinya, laporan keuangan yang ringkas harus dapat menyajikan keadaan yang
lengkap dan dapat dimengerti dari semua fakta yang cukup penting dalam
mempengaruhi keputusanpemakai informasi laporan keuangan.
10.Segi dualisme (double entry)
Artinya, menggunakan persamaan dengan sistem catatan berpasangan. Catatan
yang satu mengimbangi catatan yang lain. Pihak di debit sama jumlahnya
dengan pihak yang di debit.
11.Cukup berarti (materiality)
Sebagai pedoman untuk membuatketentuan cukup berarti suatu fakta atau
elemen. Ada dua aspek yang dapat dilakukan sebagai pertimbangan. Pertama,
aspek kuantitatif yang berkenaan dengan jumlah atau angka, misalnya jumlah
rupiah atau jumlah barang. Kedua, aspek kualitatif yang berkenaan dengan
karakteristik, seperti besar kecilnya organisasi, kebijakan akuntansi. Contoh,
jumlah Rp 500.000 bagi setiap individu sebagao pendapatan sebulan mungkin
cukup berarti, tetapi bagi perusahaan yang besar mungkin tidak cukup berarti.
12.Hati-hati (conservatism)
Dalam penyusunan laporan keuangan hendaknya diusahakan tidak sampai
terjadi kelebihan penilaian terhadap pendapatan atau harta. Misalnya,
konsephati-hati menyatakan pendapatan yang belum pasti diterima, tidak boleh
diakui sebelum pendapatan tersebut direalisasi, sedangkan kerugian diakui
ketika bisa diperkirakan.

2.2.3 Syarat-syarat penyusunan laporan keuangan


Agar laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi berguna bagi pihak yang
berkepentingan, maka laporan keuangan harus memenuhi syarat. Syarat-syarat
penyusunan laporan keuangan yang baik antara lain adalah sebagai berikut:

9
1. Mudah dipahami
Yaitu laporan keuangan dibuat secara singkat tetapi jelas.
2. Relevan (keterkaitan)
Agar laporan keuangan relevan, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu
mempunyai nilai umpan balik (feedback), mempunyai nilai prediksi, dan tepat
waktu.
3. Keandalan (reability)
Agar laporan keuangan dapat diandalkan harus memenuhi beberapa syarat,
yaitu:
a. Dapat diperiksa
b. Dapat dipercaya
c. Laporan keuangan disajikan secara lengkap
d. Mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan taksiran dalam
keadaan ketidakpastian, sehingga harta dan pendapatan tidak ditaksir terlalu
tinggi, sebaliknya utang dan beban tidak ditaksir terlalu rendah.
4. Dapat diperbandingkan
Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan harus memenuhi beberapa
syarat, antara lain pencatatan transaksi dilakukan secara konsisten, dan ada
standarnya.

2.2.4 Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan


Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yang
dihasilkan akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Pemilik perusahaan yang berkepentingan untuk menilai manajer perusahaan
untuk mengambil keputusan apakah akan menambah atau mengurangi modal.
2. Manajer yang berkepentingan untuk membuat rencana dan mengambil
keputusan keuangan perusahaan bagi langkah di waktu yang akan dating.
Laporan keuangan bagi manajer merupakan alat pertanggungjawaban atas
jabatannya kepada pemilik perusahaan (pemilik modal).
3. Organisasi tenaga kerja perusahaan yang berkepentingan untuk mengetahui
pembagian laba yang akan mereka terima, serta masa depan mereka dalam hal
kenaikan gaji.

10
4. Kreditur dan investor yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan
tentang rospek kredit/investasi.
5. Pemerintah yang berkepentingan dalam hal penentuan pajak.

11
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 TATARAN SEMIOTIKA DALAM TEORI KOMUNIKASI


Dalam teori komunikasi, menurut Charles T. Horngren dan kawan
(2006;6) akuntansi dikatakan sebagai bahasa bisnis, karena akuntansi sebagai
sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses informasi menjadi
laporan keuangan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil
keputusan.
Di dalam fenomena atau dunia nyata perusahaan melakukan kegiatan
dengan menganalisis data keuangan, diantaranya likuiditas, solvabilitas, dan
profitabilitas. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban yang harus segera dipenuhi. Solvabilitas adalah kemampuan untuk
mengukur kinerja perusahaan, sedangkan profitabilitas yaitu kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba yang bersih. Ketiga elemen tersebut sangat
penting guna mengukur maju mundurnya atau keberhasilan suatu perusahaan.
Dari ketiga elemen tersebut dilakukan suatu perekayasan akuntansi.
Perekayasaan akuntansi adalah Proses pemikiran untuk menentukan, memilih, dan
mengaplikasi konsep-konsep, metoda, teknologi, dan pendekatan untuk mencapai
suatu tujuan sosial. Hasil perekayasaan berupa rerangka konseptual laporan
keuangan yang digunakan sebagai medium komunikasi. Laporan keuangan yang
dibuat oleh perusahaan membahas penyimbolan kegiatan atau realitas fisis
menjadi simbol-simbol (elemen-elemen) statement keuangan yang disebut
semantik. Dalam mengukur dan menyajikan laporan keuangan tidak luput dari
prinsip akuntansi berterima umum terutama standar akuntansi. Dalam pengukuran
penyajian laporan keuangan tersebut disebut sebagai sintaktik. Sintaktik adalah
kegiatan yang melakukan pengukuran, pengakuan, dan penyajian elemen-elemen
dalam statement keuangan serta struktur organisasi.
Informasi laporan keuangan merupakan sasaran yang dituju oleh investor
dan kreditor. Oleh karena itu pelaporan keuangan mempunyai peranan penting
dalam dunia bisnis, diantaranya sebagai alat untuk membuat rencana, kebijakan,

12
pengambilan keputusan, dan langkah di waktu yang akan datang. Sebagai bahasa
perusahaan (language of business), artinya dengan laporan keuangan orang
dengan mudah mengetahui hak dan kewajiban serta besar kecilnya perusahaan,
dengan mudah untuk mengukur kegiatan operasi serta kemajuan usaha,dengan
mudah juga mengetahui sebab bertambah dan berkurangnya modal, dan dengan
akuntansi maka akan dapat mengamankan harta perusahaan. Administrasi
keuangan akan dapat disusun secara teratur dengan mempergunakan akuntansi.
Bila administrasi keuangan jelek, maka akan berakibat kesullitan di bidang
keuangan, penggelapan, kebocoran, sehingga akan memberikan kontribusi negatif
dalam pencapaian tujuan dan laba perusahaan.
Laporan keuangan yang disajikan akan mendapat reaksi atau pengaruh
pada keputusan atau tindakan, pengaruh tersebut disebut sebagai pragmatik.
Pragmatik adalah suatu kegiatan yang membahas apakah informasi keuangan
efektif (manfaat) bagi yang dituju dalam perekayasaan akuntansi, dan apakah
informasi tersebut dapat mempengaruhi perilaku pemakai.
Berikut ini adalah gambaran akuntansi sebagai bahasa bisnis:

Fenomena atau dunia nyata/ Keputusan/


Kegiatan
Perusahaan Realitas (real world) Tindakan

Semantik: Pragmatik:
Bagaimana Bagaimana
Likuiditas menyimbolkan berpengaruh Reaksi terhadap
Solvabilitas Pesan akuntansi
Profitabilitas

yang dituju
Aset = oleh informasi
Kewajiban + Modal
investor &
Laporan Keuangan kreditor
Sebagai medium komunikasi
Perekayasaan
Akuntansi

Sintaksis/struktural:
Bagaimana diukur &
disajikan

13
3.2 SEMIOLOGI DALAM AKUNTANSI
Semiologi yaitu studi tentang simbol atau tanda. Semiologi dalam
akuntansi ada tiga bagian, diantaranya yaitu:
1. Akuntansi sebagai seni
Akuntansi dikatakan sebagai seni, karena adalah kemampuan, keyakinan,
firasat, kreativitas, keahlian/kepandaian yang diterapkan dalam pelaksanaa
pekerjaan. Keahlian/kepandaian dalam pelaksanaan pekerjaan timbul karena
pengalaman, observasi, studi. Akuntansi sebagai seni adalah
keterampilan/kemampuan/kecakapan menata transaksi keuangan yang beragam
menjadi gambaran yang mudah dimengerti bila dikomunikasikan hasilnya.
Hasil karya seni akuntansi adalah laporan keuangan.
2. Akuntansi sebagai ilmu (science)
Definisi akuntansi sebagai ilmu (science) menurut Helmi (1990;7):
“Akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari mekanisme, sistem,
dan prosedur dalam mencatat, mengelompokkan, mengikhtisarkan, dan
melakukan interpretasi atas transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu
organisasi dan dinyatakan dalam satuan nilai uang”.
Mulyadi (1990;5) yang mengemukakan bahwa akuntansi merupakan ilmu
terapan. Sebagai ilmu terapan, akuntansi mendasarkan diri pada prinsip dan
konsep yang dikembangkan dalam suatu ilmu dasar atau disiplin. Akuntansi
keuangan hanya bersumber pada satu disiplin, sedangkan akuntansi manajemen
memiliki dua disiplin sumber. Akuntansi keuangan mendasar pada ilmu
ekonomi yang mengatur prinsip yang membimbing dalam pengambilan
keputusan. Sedangkan akuntansi manajemen mendasar pada psikologi social
yang berhubungan dengan prinsip yang membimbing perilaku manusia dalam
organisasi.
3. Akuntansi sebagai tekhnologi
Menurut Drs. M. Nafarin (2002;7) akuntansi adalah proses kegiatan yang
bersistem mengenai transaksi keuangan suatu organisasi dalam melakukan
pencatatan, penafsiran, dan penganggaran, sehingga berguna bagi pihak yang
berkepentingan dalam mengambil keputusan untuk menentukan langkah pada
waktu yang akan datang. Karena akuntansi merupakan

14
keterampilan/kecakapan/kemampuan/kepandaian, maka akuntansi dianggap
juga sebagai tekhnologi dalam pengolahan data keuangan.

15
BAB 4
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka kami dapat mengambil kesimpulan


sebagai berikut:
1. Akuntansi dikatakan sebagai bahasa bisnis, karena akuntansi sebagai sistem
informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses informasi menjadi
laporan keuangan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil
keputusan.
2. Semiologi yang terdapat dalam akuntansi terdiri dari tiga bagian, diantaranya
yaitu: akuntansi sebagai seni, akuntansi sebagai ilmu, dan akuntansi sebagai
tekhnologi.
3. Dalam tataran semiotika teori komunikasi Laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan membahas penyimbolan kegiatan atau realitas fisis menjadi simbol-
simbol yang disebut dengan semantik. Laporan keuangan yang disajikan harus
sesuai dengan prinsip standaritas akuntansi. Dalam pengukuran penyajian
laporan keuangan tersebut disebut sebagai sintaktik. Laporan keuangan yang
disajikan akan mendapat reaksi atau pengaruh pada keputusan atau tindakan,
pengaruh tersebut disebut sebagai pragmatik.
4. Laporan keuangan mempunyai peranan penting dalam dunia bisnis,
diantaranya sebagai alat untuk membuat rencana, kebijakan, pengambilan
keputusan, dan langkah di waktu yang akan datang.

16

Anda mungkin juga menyukai