Pendahuluan
manusia, tergantung pada lingkungan di atas habitatnya. Mereka tumbuh dan berkembang
di dalam lingkungan yang cocok. Secara garis besar, faktor-faktor lingkungan dapat
dibagi menjadi dua yaitu ; biotik dan abiotik. Factor biotik seperti Tumbuhan hijau,
Perombak, Parasit, Binatang, Manusia dll. Sedangkan factor abiotik antara lain yaitu
kehidupan, tanpa adanya cahaya matahari kehidupan tidak akan ada. Cahaya matahari
adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi
manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu , bagi
Cahaya yang digunakan sebagai sumber energy oleh tumbuhan untuk melakukan
fotosintesis adalah cahaya tampak (visible light). Reaksi cahaya dalam fotosintesis
merupakan akibat langsung penyerapan foton (aliran partikel cahaya) oleh molekul-
molekul pigmen seperti klorofil. Tidak seluruh foton mempunyai tingkat energy yang
cocok untuk menggiatkan pigmen daun. Di atas 760 nm foton tidak memiliki cukup
energy, dan di bawah 390 nm foton bila diserap oleh pigmen daun memiliki terlalu
banyak energy, akan menyebabkan ionisasi dan kerusakan pigmen. Panjang gelombang
yang paling efisien digunakan dalam fotosintesis antara 400 sampai 700 nm.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang diterima pada suatu
hari, yaitu :
2. Panjang hari
5. Factor-factor lain, seperti fluktuasi pancaran matahari, jarak antara bumi dengan
Dari radiasi matahari yang diserap selama siang hari oleh permukaan tanaman
budidaya, 75 sampai 85% darinya digunakan untuk menguapkan air, 5 sampai 10%
darinya menjadi cadangan bahang dalam tanah, 5 sampai 10% lainnya menjadi bahan
pertukaran bahang dengan atmosfer bumi melalui proses konveksi, dan 1 sampai 5%
Cahaya merupakan salah satu kunci penentu dalam proses metabolisme dan
fotosintesis tanaman. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses perkecambahan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh
lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak
perkecambahan biji sampai tanaman dewasa. Respon tanaman terhadap cahaya berbeda-
beda antara jenis satu dengan jenis lainnya. Ada tanaman yang tahan ( mampu tumbuh )
dalam kondisi cahaya yang terbatas atau sering disebut tanaman toleran dan ada tanaman
yang tidak mampu tumbuh dalam kondisi cahaya terbatas atau tanaman intoleran.
tanaman, baik secara anatomis maupun secara morfologis. Tanaman yang tahan dalam
kondisi cahaya terbatas secara umum mempunyai ciri morfologis yaitu daun lebar dan
tipis, sedangkan pada tanaman yang intoleran akan mempunyai ciri morfologis daun kecil
dan tebal.
Cahaya sebagai sumber energi dan terutama untuk vegetasi mempunyai tiga faktor
penting, yaitu :
1. intensitasnya
dibandingkan di daerah sedang karena itu foto respirasinya cepat. Hal ini mengakibatkan
2. kualitasnya
Tiap proses fisiologi di dalam respon terhadap kualitas cahaya juga berbeda-beda
Kita ketahui bahwa panjang gelombang distribusinya dari pagi-sore berbeda. Pada
pagi hari kebanyakan panjang gelombang pendek dan semakin sore panjang gelombang
pendek berkurang dan panjang gelombang panjang bertambah. Oleh karena itu
3. fotoperiodesitasnya
dari daerah tropik semakin ke kutub panjang penyinaran matahari semakin panjang.
Dalam hal ini kita mengenal tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek. Tanaman
hari panjang : Tanaman yang baik hidupnya pada suatu daerah maupun untuk ke fase
generatif memerlukan panjang hari penyinaran kurang dari 12 jam. Tanaman hari
pendek : Tanaman yang baik hidupnya pada suatu daerah maupun untuk ke fase generatif
penyinaran tetapi hal ini menentukan apakah tanaman-tanaman tersebut hanya dapat
tanaman-tanaman tersebut akan membentuk internodia yang panjang atau yang lebih
pendek daripada internodia yang normal. Di dalam tanaman hari pendek panjnagnya
vegetatif yang bersifat gigas (besar) sedang pembungaannya dikekang. Tanaman hari
panjang jika tanaman pada daerah yang panjang penyinarannya lebih pendek akan
menunjukkan pertumbuhan internodia yang lebih pendek dan cenderung membentuk
1. Fotosintesis.
3. Sejumlah peristiwa yang terjadi dalam tubuh tanaman. Misalnya, sintesis khlorofil,
4. Transpirasi.
5. Dan lain-lain.
hidupnya menjadi :
1. Heliophytes adalah tanaman-tanaman yang dapat hidup baik pada keadaan yang penuh
2. Sciophytes Adalah tanaman-tanaman yang dapat hidup baik pada intensitas cahaya
3. Fakultatif Sciophytes Adalah tanaman yang dapat hidup baik, baik pada keadaan penuh
4. Obligativ sciophytes Adalah tanaman-tanaman yang dapat hidup baik tanpa sinar
sebagainya, faktor cahaya tidak merupakan faktor yang membatasi dalam proses
hidupnya. Tetapi pada tanaman-tanaman darat adanya faktor-faktor lain selain cahaya,
misalnya temperatur dan lembab relatif dapat mengadakan suatu pengaruh bersamaan
terhadap proses hidupnya. Dengan demikian pengaruh tunggal cahaya tak dapat diketahui
biasanya disebabkan karena faktor keteduhan dan lebih sedikit disebabkan oleh faktor
cahaya.
untuk fotosintesis tidak begitu jelas (tidak mutlak). Tetapi kekurangan cahaya
mempunyai pengaruh yang langsung terhadap proses-proses fisiologi yang lain. Bila
proses respirasinya tak dapat terlaksana dengan baik, bila cahaya dalam keadaan kurang
kemungkinan beberapa spesies tanaman dapat tumbuh baik di dalam situasi cahaya yang
penuh jika spesies tanaman tersebut memang membutuhkan cahaya yang tinggi dalam
lingkungan hidupnya maka gejala pertama yang tampak adalah defisiensi N. Selain itu
daripada yang lain ini mungkin disebabkan di dalam usaha tanaman tersebut untuk
Sebagai perbandingan adalah jika pada situasi yang sama heliophytes tahan pada
Juga ganggang-ganggang yang tumbuh pada air yang dalam dan lumut-lumut yang dapat
tumbuh pada keadaan yang hanya membutuhkan sinar dengan intensitas lemah. Bahkan
intensitas cahaya yang mendekati dengan intensitas cahaya dari bulan sudah cukup untuk
Cahaya memegang peranan yang sangat penting dalam perkecambahan biji dari
biji dari beberapa tanaman ini telah diketahui sejak pertengahan abad ke-19.
tersebut dalam keadaan basah. Pencahayaan biji-biji kering tidak efektif dalam
kesinar matahari langsung dalam waktu 0,01 detik saja telah mampu memberikan
pengaruh stimulasi perkecambahan biji. Jadi di samping peranan cahaya, peranan airpun
sangat penting dalam perkecambahan biji. Ini disebabkan karena air mempunyai peranan
yang sangat penting dalam reaksi-reaksi biokhemis dalam biji selama proses
perkecambahan.
Nicotiana tabacum
2. Tanaman yang berkecambahan baik pada keadaan yang becahaya (intensitas lebih
Ficus elastica
Rumput-rumputan
Contoh : Liliaceae
Nigella spp.
Bromus spp.
yang sulit ditentukan karena hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dalam biji.
Biji light sensitive yang telah mengadakan imbibisi bila disinari dengan sinar
merah (660 mu) mengakibatkan phytocrome merah berubah bentuk menjadi bentuk
phytocrome infra merah yang aktif sehingga dapat menyebabkan perkecambahan biji.
perkecambahan biji. Giberelin ini menginduksi terbentuknya enzym amylase dalam biji.
Amylase akan memecah pati menjadi gula sehingga akan meningkat tekanan osmose
dalam biji. Hal ini akan berakibat pecahnya kulit biji. Dengan rusaknya kulit biji maka
Sinar matahari yang sampai di bumi dikuasai oleh sinar merah sehingga
phytocrome diubah menjadi bentuk phytocrome infra merah aktif. Penetrasi cahaya ke
dalam tanah tergantung oleh panjang gelombang. Cahaya merah penetrasinya mencapai
kira-kira 2,5 cm dalam tanah berpasir. Di kedalaman yang lebih besar keadaannya
menjadi gelap sempurna dan hanya sinar infra merah yang masih sanggup menembusnya,
sehingga dalam hal ini biji-biji akan tetap dorman sampai tanah tersebut diolah.
Kesimpulan
Respon tanaman terhadap kondisi cahaya berbeda – beda tiap tanaman tergantung
dari tingkat toleransi tanaman dan kemampuan tanaman untuk beradaptasi dengan
kondisi lingkungannya dalam hal ini cahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Ch. Tri Harwati, 2007. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadp Pertumbuhan
Anggrek. INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 6, No. 1, 2007 (58- 67)
www.google.com. Diakses 28 September 2009.
Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L.Mitchell, 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Universitas Indonesia-Press, Jakarta.
Libria Widiastuti, Tohari , dan Endang Sulistyaningsih, 2004. Pengaruh Intensitas Cahaya
Dan Kadar Daminosida Terhadap Iklim Mikro Dan Pertumbuhan Tanaman
Krisan Dalam Pot Ilmu Pertanian Vol. 11 No. 2, 2004 : 35-42.
www.google.com. Diakses 28 September 2009.
Titik Sundari, Soemartono, Tohari dan W. Mangoendidjojo, 2005. Keragaan Hasil Dan
Toleransi Genotipe Kacang Hijau Terhadap Penaungan. Ilmu Pertanian Vol. 12
No.1, 2005 : 12 – 19. www.google.com. Diakses 28 September 2009.