Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

Pendahuluan

Semua organisme besar ataupun kecil, tanaman ataupun binatang termasuk

manusia, tergantung pada lingkungan di atas habitatnya. Mereka tumbuh dan berkembang

di dalam lingkungan yang cocok. Secara garis besar, faktor-faktor lingkungan dapat

dibagi menjadi dua yaitu ; biotik dan abiotik. Factor biotik seperti Tumbuhan hijau,

Perombak, Parasit, Binatang, Manusia dll. Sedangkan factor abiotik antara lain yaitu

tanah, air, suhu, cahaya, dan atmosfir.

Cahaya merupakan salah satu factor abiotik yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan tanaman. Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi

kehidupan, tanpa adanya cahaya matahari kehidupan tidak akan ada. Cahaya matahari

adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi

manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu , bagi

tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses

fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan

makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Cahaya yang digunakan sebagai sumber energy oleh tumbuhan untuk melakukan

fotosintesis adalah cahaya tampak (visible light). Reaksi cahaya dalam fotosintesis

merupakan akibat langsung penyerapan foton (aliran partikel cahaya) oleh molekul-

molekul pigmen seperti klorofil. Tidak seluruh foton mempunyai tingkat energy yang

cocok untuk menggiatkan pigmen daun. Di atas 760 nm foton tidak memiliki cukup

energy, dan di bawah 390 nm foton bila diserap oleh pigmen daun memiliki terlalu
banyak energy, akan menyebabkan ionisasi dan kerusakan pigmen. Panjang gelombang

yang paling efisien digunakan dalam fotosintesis antara 400 sampai 700 nm.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang diterima pada suatu

hari, yaitu :

1. Sudut yang dibentuk sinar matahari menuju titik tersebut

2. Panjang hari

3. Jumlah atmosfer yang dilewati radiasi matahari

4. Jumlah partikel di dalam atmosfer

5. Factor-factor lain, seperti fluktuasi pancaran matahari, jarak antara bumi dengan

matahari, dan kemampuan bumi untuk memantulkan cahaya.

Dari radiasi matahari yang diserap selama siang hari oleh permukaan tanaman

budidaya, 75 sampai 85% darinya digunakan untuk menguapkan air, 5 sampai 10%

darinya menjadi cadangan bahang dalam tanah, 5 sampai 10% lainnya menjadi bahan

pertukaran bahang dengan atmosfer bumi melalui proses konveksi, dan 1 sampai 5%

berfungsi dalam fotosintesis.

Cahaya merupakan salah satu kunci penentu dalam proses metabolisme dan

fotosintesis tanaman. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses perkecambahan

biji sampai tanaman dewasa. Misalnya kekurangan cahaya saat perkecambahan

berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh

lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak

hijau). Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan

pertumbuhan , meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.


Pembahasan

Cahaya merupakan salah satu factor lingkungan yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan tanaman. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses

perkecambahan biji sampai tanaman dewasa. Respon tanaman terhadap cahaya berbeda-

beda antara jenis satu dengan jenis lainnya. Ada tanaman yang tahan ( mampu tumbuh )

dalam kondisi cahaya yang terbatas atau sering disebut tanaman toleran dan ada tanaman

yang tidak mampu tumbuh dalam kondisi cahaya terbatas atau tanaman intoleran.

Kedua kondisi cahaya tersebut memberikan respon yang berbeda-beda terhadap

tanaman, baik secara anatomis maupun secara morfologis. Tanaman yang tahan dalam

kondisi cahaya terbatas secara umum mempunyai ciri morfologis yaitu daun lebar dan

tipis, sedangkan pada tanaman yang intoleran akan mempunyai ciri morfologis daun kecil

dan tebal.

Cahaya sebagai sumber energi dan terutama untuk vegetasi mempunyai tiga faktor

penting, yaitu :

1. intensitasnya

Di daerah tropis dengan intensitas yang tinggi fotooksidasi lebih kecil

dibandingkan di daerah sedang karena itu foto respirasinya cepat. Hal ini mengakibatkan

sintesis protein kurang.

2. kualitasnya

Kualitas cahaya berpengaruh berbeda terhadap proses-proses fisiologi tanaman.

Tiap proses fisiologi di dalam respon terhadap kualitas cahaya juga berbeda-beda

sehingga di dalam menganalisis komposisi cahaya untuk tiap-tiap proses fisiologi


tersebut sangat sukar. Tiap-tiap spesies tanaman juga mempunyai tanggapan yang

berbeda-beda terhadap tiap kualitas cahaya.

Kita ketahui bahwa panjang gelombang distribusinya dari pagi-sore berbeda. Pada

pagi hari kebanyakan panjang gelombang pendek dan semakin sore panjang gelombang

pendek berkurang dan panjang gelombang panjang bertambah. Oleh karena itu

fotosintesis paling efektif sesudah siang hari.

3. fotoperiodesitasnya

Fotoperiodisitas yaitu panjangnya penyinaran matahari pada siang hari. Biasanya

dari daerah tropik semakin ke kutub panjang penyinaran matahari semakin panjang.

Dalam hal ini kita mengenal tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek. Tanaman

hari panjang : Tanaman yang baik hidupnya pada suatu daerah maupun untuk ke fase

generatif memerlukan panjang hari penyinaran kurang dari 12 jam. Tanaman hari

pendek : Tanaman yang baik hidupnya pada suatu daerah maupun untuk ke fase generatif

memerlukan panjang hari penyinaran kurang dari 12 jam.

Meskipun sejumlah spesies terbukti tidak peka terhadap faktor panjang

penyinaran tetapi hal ini menentukan apakah tanaman-tanaman tersebut hanya dapat

membentuk bagian-bagian vegetatif saja. panjang penyinaran juga menentukan apakah

tanaman-tanaman tersebut akan membentuk internodia yang panjang atau yang lebih

pendek daripada internodia yang normal. Di dalam tanaman hari pendek panjnagnya

penyinaran merupakan faktor pembatas yang berakibat membentuk bagian-bagian

vegetatif yang bersifat gigas (besar) sedang pembungaannya dikekang. Tanaman hari

panjang jika tanaman pada daerah yang panjang penyinarannya lebih pendek akan
menunjukkan pertumbuhan internodia yang lebih pendek dan cenderung membentuk

roset dan pembungaan tanaman hari panjang ini akan dikekang.

Pentingnya Cahaya Terhadap Tanaman

Cahaya dalam hubungannya dengan proses pertumbuhan tanaman dapat

mempunyai beberapa macam kegunaan antara lain :

1. Fotosintesis.

2. Cahaya dalam hubungannya dengan klasifikasi tanaman.

3. Sejumlah peristiwa yang terjadi dalam tubuh tanaman. Misalnya, sintesis khlorofil,

kelaku-an stomata dan sebagainya.

4. Transpirasi.

5. Dan lain-lain.

Tanaman-tanaman dapat dibagi sesuai dengan kebutuhan cahaya di dalam proses

hidupnya menjadi :

1. Heliophytes adalah tanaman-tanaman yang dapat hidup baik pada keadaan yang penuh

dengan sinar matahari.

2. Sciophytes Adalah tanaman-tanaman yang dapat hidup baik pada intensitas cahaya

yang lebih rendah.

3. Fakultatif Sciophytes Adalah tanaman yang dapat hidup baik, baik pada keadaan penuh

sinar matahari maupun pada keadaan teduh.

4. Obligativ sciophytes Adalah tanaman-tanaman yang dapat hidup baik tanpa sinar

matahari yang intensif.


Kebanyakan tanaman yang termasuk tanaman air, Ipomea repens, terate dan

sebagainya, faktor cahaya tidak merupakan faktor yang membatasi dalam proses

hidupnya. Tetapi pada tanaman-tanaman darat adanya faktor-faktor lain selain cahaya,

misalnya temperatur dan lembab relatif dapat mengadakan suatu pengaruh bersamaan

terhadap proses hidupnya. Dengan demikian pengaruh tunggal cahaya tak dapat diketahui

dengan pasti. Dengan penyelidikan didapat kenyataan bahwa kerusakan seedlings

biasanya disebabkan karena faktor keteduhan dan lebih sedikit disebabkan oleh faktor

cahaya.

Di dalam spesies tertentu tanaman buah-buahan, misal apel kebutuhan cahaya

untuk fotosintesis tidak begitu jelas (tidak mutlak). Tetapi kekurangan cahaya

mempunyai pengaruh yang langsung terhadap proses-proses fisiologi yang lain. Bila

proses respirasinya tak dapat terlaksana dengan baik, bila cahaya dalam keadaan kurang

dan fotosintesis sangat dibatasi maka pembentukan akar tanaman-tanaman tersebut

kebanyakan condong untuk berkurang dan kekurangan pembentukan akar ini

menyebabkan pertumbuhan tidak kontinyu pada seluruh pertumbuhan tanaman. Beberapa

kemungkinan beberapa spesies tanaman dapat tumbuh baik di dalam situasi cahaya yang

penuh jika spesies tanaman tersebut memang membutuhkan cahaya yang tinggi dalam

proses pertumbuhannya. Tanaman-tanaman yang kekurangan cahaya sebagai faktor

lingkungan hidupnya maka gejala pertama yang tampak adalah defisiensi N. Selain itu

pertumbuhan tanaman condong akan lambat.

Di dalam kenyataan beberapa tanaman tertentu pembentukan N yang berlebihan

daripada yang lain ini mungkin disebabkan di dalam usaha tanaman tersebut untuk

menghindari kekurangan cahaya.


Pada tanaman aciophytes membutuhkan cahaya yang lebih rendah daripada heliophytes.

Sebagai perbandingan adalah jika pada situasi yang sama heliophytes tahan pada

intensitas 4.200 lux dan pada sciophytes pada 27 lux.

Juga ganggang-ganggang yang tumbuh pada air yang dalam dan lumut-lumut yang dapat

tumbuh pada keadaan yang hanya membutuhkan sinar dengan intensitas lemah. Bahkan

intensitas cahaya yang mendekati dengan intensitas cahaya dari bulan sudah cukup untuk

melaksanakan proses fisiologinya. Ternyata kurangnya hasil fotosintesis disebabkan

kerusakan pigment. Di dalam kenyataannya kapasitas fotosintesis yang rendah identik

dengan gejala khlorosis yang intensif.

Peranan Cahaya Dalam Perkecambahan Biji

Cahaya memegang peranan yang sangat penting dalam perkecambahan biji dari

beberapa tanaman. Peranan cahaya dalam merangsang atau menghambat perkecambahan

biji dari beberapa tanaman ini telah diketahui sejak pertengahan abad ke-19.

Kebanyakan biji-biji tanaman menjadi sensitif terhadap cahaya bila biji-biji

tersebut dalam keadaan basah. Pencahayaan biji-biji kering tidak efektif dalam

menstimulasi perkecambahan, tetapi pencahayaan biji-biji yang telah direndam air

kesinar matahari langsung dalam waktu 0,01 detik saja telah mampu memberikan

pengaruh stimulasi perkecambahan biji. Jadi di samping peranan cahaya, peranan airpun

sangat penting dalam perkecambahan biji. Ini disebabkan karena air mempunyai peranan

yang sangat penting dalam reaksi-reaksi biokhemis dalam biji selama proses

perkecambahan.

Tetapi pada biji-biji tertentu justru perkecambahan dihambat dengan adanya

cahaya dan tidak terpengaruh kelembaban yang ada.


Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan dibedakan menjadi :

1. Tanaman yang perkecambahannya membutuhkan cahaya.

Contoh : Latuca sativa

Nicotiana tabacum

2. Tanaman yang berkecambahan baik pada keadaan yang becahaya (intensitas lebih

tinggi, perkecambahan lebih baik).

Contoh : Daucus carota

Ficus elastica

Rumput-rumputan

3. Tanaman yang perkecambahannya dihambat dengan adanya cahaya.

Contoh : Liliaceae

Nigella spp.

4. Tanaman yang perkecambahannya sangat berkurang bila kena cahaya.

Contoh : Licopersicum esculentum

Bromus spp.

Pigmen yang memegang peranan dalam perkecambahan biji adalah phytochrome

yang sulit ditentukan karena hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dalam biji.

Biji light sensitive yang telah mengadakan imbibisi bila disinari dengan sinar

merah (660 mu) mengakibatkan phytocrome merah berubah bentuk menjadi bentuk

phytocrome infra merah yang aktif sehingga dapat menyebabkan perkecambahan biji.

Sedangkan pencahayaan dengan sinar infra merah (730 mu) mengakibatkan

perubahan bentuk kebentuk phytocrome merah yang inaktif sehingga menghambat

perkecambahan biji. Giberelin ini menginduksi terbentuknya enzym amylase dalam biji.
Amylase akan memecah pati menjadi gula sehingga akan meningkat tekanan osmose

dalam biji. Hal ini akan berakibat pecahnya kulit biji. Dengan rusaknya kulit biji maka

biji-biji yang dorman akan berkecambah.

Sinar matahari yang sampai di bumi dikuasai oleh sinar merah sehingga

phytocrome diubah menjadi bentuk phytocrome infra merah aktif. Penetrasi cahaya ke

dalam tanah tergantung oleh panjang gelombang. Cahaya merah penetrasinya mencapai

kira-kira 2,5 cm dalam tanah berpasir. Di kedalaman yang lebih besar keadaannya

menjadi gelap sempurna dan hanya sinar infra merah yang masih sanggup menembusnya,

sehingga dalam hal ini biji-biji akan tetap dorman sampai tanah tersebut diolah.
Kesimpulan

Cahaya merupakan salah satu factor lingkungan yang dapat mempengruhi


prtumbuhan tanaman mulai dari fase perkecambahan sampai tanaman tersebut dewasa
dan berproduksi.

Respon tanaman terhadap kondisi cahaya berbeda – beda tiap tanaman tergantung
dari tingkat toleransi tanaman dan kemampuan tanaman untuk beradaptasi dengan
kondisi lingkungannya dalam hal ini cahaya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Lingkungan. www.google.com. Diakses 25 September 2009.

Anonim, 2008. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai.


www.google.com. Diakses 25 September 2009.

Ch. Tri Harwati, 2007. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadp Pertumbuhan
Anggrek. INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 6, No. 1, 2007 (58- 67)
www.google.com. Diakses 28 September 2009.

Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L.Mitchell, 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Universitas Indonesia-Press, Jakarta.

Libria Widiastuti, Tohari , dan Endang Sulistyaningsih, 2004. Pengaruh Intensitas Cahaya
Dan Kadar Daminosida Terhadap Iklim Mikro Dan Pertumbuhan Tanaman
Krisan Dalam Pot Ilmu Pertanian Vol. 11 No. 2, 2004 : 35-42.
www.google.com. Diakses 28 September 2009.

Titik Sundari, Soemartono, Tohari dan W. Mangoendidjojo, 2005. Keragaan Hasil Dan
Toleransi Genotipe Kacang Hijau Terhadap Penaungan. Ilmu Pertanian Vol. 12
No.1, 2005 : 12 – 19. www.google.com. Diakses 28 September 2009.

Anda mungkin juga menyukai