Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL 2 – KOEFISIEN GESEKAN

Reza Wiguna ABD, Aziz (2010705115)


Sesi Sore, Kelompok II-D
Tanggal Praktikum : 25 November 2010
Asisten : Irfan S. Farouk

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2010
I. KONDISI LAB

KONDISI/WAKTU AWAL AKHIR

Temperatur (25 ± 0.5)℃ (25,5 ± 0.5)℃

Tekanan - -

II. TUJUAN PRAKTIKUM

Menentukan besar koefisien gesekan benda.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Bidang miring yang dapat diatur sudutnya.

2. Penggaris busur.

3. Balok dengan bidang kasar dan bidang halus.

IV. DASAR TEORI

Pada saat kita mendorong sebuah meja, awalnya akan terasa berat, tetapi ketika
meja sudah mulai bergerak gaya yang diperlukan untuk mendorong meja
tersebut lebih kecil daripada saat pertama kali mendorongnya dalam keadaan
diam.

Hal diatas terjadi karena adanya gaya gesek yang bekerja pada meja, yang dapat
di gambarkan sebagai berikut:

fges

F = fges

Pada saat benda tepat akan bergerak, besar gaya F tepat sama dengan gaya
gesekan statis maksimum. Besar gaya statis maksimum sama dengan gaya
normal antara benda dan bidang. Konstanta kesebandingan antara besar gaya
gesekan statis maksimum dan gaya normal disebut koefisien gesekan statis.
Dengan demikian, secara matematis besar gaya gesekan statis maksimum
memenuhi persamaan.

fs,maks = μs . N
yang mana μs adalah koefisien gesek statis dan N adalah gaya normal.

W sin θ

W cos w θ

hasil analisa dari gaya – gaya yang bekerja pada benda yang berada pada bidang
miring seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas menunjukkan bahwa
besarnya koefisien gesek antara bidang dan benda sebagai

μs =tan θ

Yang mana θ adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak.

V. METODA

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan peralatan yang


dibutuhkan untuk melakukan percobaan koefisien gesek yaitubidang miring
yang dapat diatur sudutnya, penggaris busur dan balok dengan bidang kasar dan
bidang halus.

Kemudian letakkan balok dengan bagisan sisi kasar menyentuh bidang miring.
Lalu sudut bidang miring diperbesar, ketika balok tepat akan bergerak catat
sudut yang terlihat pada penggaris busur.

Ulangi langkah diatas sampai 10 kali. Kemudian ulangi langkah diatas untuk
bagian sisi balok yang halus menyentuh bidang miring.

VI. HASIL PERCOBAAN


BUSUR DRAJAT (θ ± 0 ,5 °)

KASAR HALUS
N
θ° Tan θ/ μ s θ° Tan θ/ μ s

1. 33° 0,649 22° 0.404

2. 30° 0,577 25° 0,466

3. 30° 0,577 26° 0,488

4. 28° 0,532 23° 0,424

5. 30° 0,577 25° 0,466

6. 28° 0,532 23° 0,424

7. 31° 0,601 25° 0,466

8. 32° 0,625 22° 0.404

9. 29° 0,554 21° 0,384

10. 32° 0,625 24° 0,445


x́ 30,3° 0,585 23,6° 0,437
∆x 1,703° 0,04 1,646° 0,034

 Untuk mencari rata – rata ( x́ )

Menggunakan persamaan,

x1 + x 2 + x 3 + … x n
x́ n=
n

 Untuk mencari ketidakpastian alat ukur maka dapat diperoleh dari skala
terkecil alat ukur

1
∆ x= NST
2

1
∆ busur = x 1 °
2

¿ 0,5 °
 Untuk mencari standar deviasi dari θ maka digunakan persamaan,

n
(θi−θ́ n)2
∆ θ=
√ ∑ n−1
i=1

Jadi,

( 33−30,3 )2 + ( 30−30,3 )2 + …+ ( 32−30−30,3 )2


∆ θ kasar =
√ 9

26.1
¿
√ 9

¿ 1,703 °

( 22−23,6 )2 + ( 25−23,6 )2 +…+ ( 24−23,6 )2


∆ θ h alus=
√ 9

24.4
¿
√ 9

¿ 1,646 °

( 0,649−0,585 )2 + ( 0,577−0,585 )2 +…+ ( 0,625−0,585 )2


∆ tan θk=
√ 9

0.014323
¿
√ 9

¿ 0,04

( 0,404−0,437 )2+ ( 0,466−0,437 )2+ …+ ( 0,445−0,437 )2


∆ tan θh=
√ 9

0,010513
¿
√ 9

¿ 0,034
 Untuk mencari angka ketidakpastian dari μs maka dapat dicari dengan:

∂ μs
∆ μ s= | |
∂ tan θ
∆ tanθ

∆ μ s=∆ tan θ

∆ μ s kas ar =¿ 0,04

∆ μ s halus=¿ 0,034

 Untuk mencari ketelitian digunakan persamaan,

∆X
[
Ketelitian= 1−
X ]
×100 %

Maka,

0,04
[
Ketelitian μ s kasar= 1−
0,585 ]
×100 %

¿ 93 , 16 %

0,034
[
Ketelitian μ s halus= 1−
0,437 ]
× 100 %

¿ 92 , 22%

 Untuk mencari ketepatan digunakan persamaan,

X literatur −X percobaan
Ketepatan= 1−
[ | X literatur |] ×100 %
Maka,

0,5−0,585
Ketepatan μ s kasar= 1−
[ 0,5 |]× 100 %
|
¿ 83 %

0,4−0,437
Ketepatan μ s halus= 1−
[ | 0,4 |]
× 100 %

¿ 90 , 75 %

 Untuk mencari μk maka digunakan Hk. Newton II yaitu,

∑ F=m. a

W sin θ

W cos w θ

Dari gambar di atas maka didapat,

F – fges = m.a

m.g sinθ−μ k . N =m. a

m . g . sin θ−m. a
μk =
m. g .cos θ

sin θ−1
μk =
cos θ

Jadi,

sin30,3−1
μk kasar =
cos 30,3
0,505−1
¿
0,863

¿ 0,574

sin 23,6−1
μk h alus=
cos 23,6

0,4−1
¿
0,916

¿ 0 , 655

VII. PEMBAHASAN

Setelah dilakukan percobaan dengan beberapa kali pengukuran maka telah


didapat hasil mengenai bagaimana gaya gesekan bekerja pada suatu benda. Dan
setelah dilakukan pengukuran, kemudian dicari koefisien gesekan nya didapat
hasil yang beragam.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi percobaan yang telah dilakukan
diantaranya:

1. Ketelitian dalam mengukur sudut dengan menggunakan busur derajat.

2. Kesalahan penurunan rumus dan perhitungan.

Bila kita bandingkan koefisien gesekan antara permukaan yang kasar dan halus
dari balok maka koefisien gesekan yang paling besar yaitu koefisien gesekan
dari permukaan yang kasar. Sesuai dengan faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi koefisien gesekan diantaranya adalah keadaan dua permukaan
bidang yang bergesekan. Begitu pula dengan koefisien gesekan kinetis dari
balok dari dua permukaan, yang kasar dan yang halus. Koefisien gesekan
permukaan yang kasar lebih besar dari koefisien gesekan permukaan halus.

VIII. SIMPULAN

Secara keseluruhan kami dapat katakan bahwa percobaan yang yang dilakukan
mendapat hasil yang cukup memuaskan. Terbukti dari hasil ketelitian dan
ketepatan yang diperoleh lebih besar dari 90 % , kecuali ketepatan μs kasar yang
hanya 83%, itu terjadi karena faktor – faktor yang tadi telah di jelaskan diatas.
Yaitu faktor ketelitian dalam menghitung sudut ataupun kesalahan perhitungan.

Jadi, kita bisa mengukur koefisien gesekan suatu benda dengan melakukan
serangkaian percobaan dan kita juga bisa membandingkan hasil yang diperoleh.
Sehingga kita bisa simpulkan bahwa koefisien gesekan pada permukaan kasar
pasti lebih besar dari koefisien gesekan pada permukaan halus.
IX. DAFTAR PUSTAKA

1. Giancoli, Douglass C, Fisika edisi kelima Jilid 1, Erlangga (terjemahan),

2. Modul Praktikum Fisika Dasar 1

Anda mungkin juga menyukai