2010
I. KONDISI LAB
Tekanan - -
2. Penggaris busur.
Pada saat kita mendorong sebuah meja, awalnya akan terasa berat, tetapi ketika
meja sudah mulai bergerak gaya yang diperlukan untuk mendorong meja
tersebut lebih kecil daripada saat pertama kali mendorongnya dalam keadaan
diam.
Hal diatas terjadi karena adanya gaya gesek yang bekerja pada meja, yang dapat
di gambarkan sebagai berikut:
fges
F = fges
Pada saat benda tepat akan bergerak, besar gaya F tepat sama dengan gaya
gesekan statis maksimum. Besar gaya statis maksimum sama dengan gaya
normal antara benda dan bidang. Konstanta kesebandingan antara besar gaya
gesekan statis maksimum dan gaya normal disebut koefisien gesekan statis.
Dengan demikian, secara matematis besar gaya gesekan statis maksimum
memenuhi persamaan.
fs,maks = μs . N
yang mana μs adalah koefisien gesek statis dan N adalah gaya normal.
W sin θ
W cos w θ
hasil analisa dari gaya – gaya yang bekerja pada benda yang berada pada bidang
miring seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas menunjukkan bahwa
besarnya koefisien gesek antara bidang dan benda sebagai
μs =tan θ
Yang mana θ adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak.
V. METODA
Kemudian letakkan balok dengan bagisan sisi kasar menyentuh bidang miring.
Lalu sudut bidang miring diperbesar, ketika balok tepat akan bergerak catat
sudut yang terlihat pada penggaris busur.
Ulangi langkah diatas sampai 10 kali. Kemudian ulangi langkah diatas untuk
bagian sisi balok yang halus menyentuh bidang miring.
KASAR HALUS
N
θ° Tan θ/ μ s θ° Tan θ/ μ s
Menggunakan persamaan,
x1 + x 2 + x 3 + … x n
x́ n=
n
Untuk mencari ketidakpastian alat ukur maka dapat diperoleh dari skala
terkecil alat ukur
1
∆ x= NST
2
1
∆ busur = x 1 °
2
¿ 0,5 °
Untuk mencari standar deviasi dari θ maka digunakan persamaan,
n
(θi−θ́ n)2
∆ θ=
√ ∑ n−1
i=1
Jadi,
26.1
¿
√ 9
¿ 1,703 °
24.4
¿
√ 9
¿ 1,646 °
0.014323
¿
√ 9
¿ 0,04
0,010513
¿
√ 9
¿ 0,034
Untuk mencari angka ketidakpastian dari μs maka dapat dicari dengan:
∂ μs
∆ μ s= | |
∂ tan θ
∆ tanθ
∆ μ s=∆ tan θ
∆ μ s kas ar =¿ 0,04
∆ μ s halus=¿ 0,034
∆X
[
Ketelitian= 1−
X ]
×100 %
Maka,
0,04
[
Ketelitian μ s kasar= 1−
0,585 ]
×100 %
¿ 93 , 16 %
0,034
[
Ketelitian μ s halus= 1−
0,437 ]
× 100 %
¿ 92 , 22%
X literatur −X percobaan
Ketepatan= 1−
[ | X literatur |] ×100 %
Maka,
0,5−0,585
Ketepatan μ s kasar= 1−
[ 0,5 |]× 100 %
|
¿ 83 %
0,4−0,437
Ketepatan μ s halus= 1−
[ | 0,4 |]
× 100 %
¿ 90 , 75 %
∑ F=m. a
W sin θ
W cos w θ
F – fges = m.a
m . g . sin θ−m. a
μk =
m. g .cos θ
sin θ−1
μk =
cos θ
Jadi,
sin30,3−1
μk kasar =
cos 30,3
0,505−1
¿
0,863
¿ 0,574
sin 23,6−1
μk h alus=
cos 23,6
0,4−1
¿
0,916
¿ 0 , 655
VII. PEMBAHASAN
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi percobaan yang telah dilakukan
diantaranya:
Bila kita bandingkan koefisien gesekan antara permukaan yang kasar dan halus
dari balok maka koefisien gesekan yang paling besar yaitu koefisien gesekan
dari permukaan yang kasar. Sesuai dengan faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi koefisien gesekan diantaranya adalah keadaan dua permukaan
bidang yang bergesekan. Begitu pula dengan koefisien gesekan kinetis dari
balok dari dua permukaan, yang kasar dan yang halus. Koefisien gesekan
permukaan yang kasar lebih besar dari koefisien gesekan permukaan halus.
VIII. SIMPULAN
Secara keseluruhan kami dapat katakan bahwa percobaan yang yang dilakukan
mendapat hasil yang cukup memuaskan. Terbukti dari hasil ketelitian dan
ketepatan yang diperoleh lebih besar dari 90 % , kecuali ketepatan μs kasar yang
hanya 83%, itu terjadi karena faktor – faktor yang tadi telah di jelaskan diatas.
Yaitu faktor ketelitian dalam menghitung sudut ataupun kesalahan perhitungan.
Jadi, kita bisa mengukur koefisien gesekan suatu benda dengan melakukan
serangkaian percobaan dan kita juga bisa membandingkan hasil yang diperoleh.
Sehingga kita bisa simpulkan bahwa koefisien gesekan pada permukaan kasar
pasti lebih besar dari koefisien gesekan pada permukaan halus.
IX. DAFTAR PUSTAKA