Materi LKP 09
Materi LKP 09
(ASWAJA)
A. MUQODIMAH
Dalam sejarah tercatat bahwa di lingkungan umat Islam sejak
sekarang sampai permulaan terdapat firqoh-firqoh dalam I`tiqodih.
Firqoh-firqoh tersebut berbeda-beda fahamnya dan bahkan firqoh
bertentangan secara tajam antara satu dengan yang lain.
Perbedaan faham yang ada pada agama islam terjadi sejak
jaman pada Nabi Muhammad SAW. Para sahabat sejak itu telah
berbeda pendapat dalam menafsiri sesuatu namun karena Nabi masih
hidup maka permasalahan perbedaan tersebut langsung bisa diatasi.
Nabi telah bersabda bahwa sepeninggalnya umatnya akan terpecah-
pecah menjadi beberapa golongan (Firqoh), dan dari beberapa firqoh
hanya satulah yang masuk surga yaitu AhlusunnahWal Jama`ah.
Walaupun umat Indonesia banyak yang berlindung di bawah
bendera Ahlussunah Wal Jama`ah, akan tetapi akhir-akhir ini muncul
berbagai kesimpangsiuran dan bermacam-macam tafsiran tentang
aqidah Ahlusunnah Wal Jama`ah. Baik berupa buku-buku, tulisan
dalam surat kabar, majalah ataupun praktek-praktek keagamanan di
masyarakat.
Kondisi demikian tentunya cukup memprihatinkan, terutama bagi
para pemerhati terhadap persoalan-persoalan ke-Islaman. Oleh karena
itu perlu persoalan-persoalan tersebut didudukkan secara proporsional,
apa sebenarnya aqidah Ahlussunnah Wal Jama`ah berdasarkan dalil-
dalil yang sahib dari Al-Qur`an dan Hadist Nabi.
Pengertian Bermadzhab :
Bermadzhab ialah mengikuti atau ittiba`/ taqlid jejak para Ulama`
Mujtahidin Muthaliqin sebagai pembawa faham islam dari masa Nabi,
LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 3
sahabat dan tabi`in ke masa hidupnya atau gurunya dan masa hidup
atau guru-gurunya.
Macam-Macam Mujtahid Dan Muqolidin
a. Mujtahid Muthalq
b. Mujtahid Madzhab
c. Mujtahid Fatwa
Tergolong Muqolidin
a. Mujtahid Madzhab
b. Mujtahid Fatwa
c. `Awam
Landasan Bermazdhab
a. Karena tidak mungkin bertemu dengan Nabi dan Sahabat.
b. Abad/qurun hidup kita sudah terlalu jauh dibelakang 3 qurun.
c. Firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 3.
Artinya : Maka bertanyalah pada ahli zikir (ilmu) bila engkau
tidak mengetahui.
Mu`taqod Ahlussunah Wal Jama`ah yang telah disusun oleh Imam
Abdul Hasan Al Asy`ari ada 6:
a. Tentang Ketuhanan
b. Tentang Malaikat
c. Tentang Kitab-Kitab
d. Tantang Rasol
e. Tentang Hari Akhir
f. Tentang Qodho Dan Qodhar .
VIII. PENUTUP
Mempelajari apa dan bagaimana NU, seringkali terpengaruh oleh
penglihatan/pengamatan sepotong-sepotong tentang NU menurut
kemampuan yang berbeda-beda. Masing-masing merasa bahwa apa
yang dilihatnya itu sebagai paling penting. Apalagi bila dibumbui
dengan romantisme dan nostalgia (kenangan indah) serta
kebanggaan masa lalu.
A. PENDAHULUAN
Berdirinya suatu organisasi tentunya didahului adanya faktor
yang mendorong bedirinya, begitu juga IPNU-IPPNU banyak faktor
yang mendorongnya, adapun factor yang mendorogn utamanya ada
dua yaitu factor agama dan pendidikan.
Faktor agama atau aqidah, maksudnya : kita maklum bahwa
Negara kota kebanyakan kaum muslim dan mayoritas Ahlussunnah Wal
Jama`ah. Dari generasi muda inilah yang disiapkan jauh-jauh
sebelumnya untuk mempertahankannya, sekaligus memegang estafet
perjuangan/kepemimpinan NU.
Faktor pendidikan maksudnya disaat IPNU-IPPNU menjelang
bangkit, suasana kaum pelajarnya terpecah jadi dua macam, ada yang
memelajari agama dan ada yang mempelajari umum saja.
B. SEJARAH BERDIRINYA
Sebenarnya di Negara kita sudah banyak organisasi-organisasi
pelajar yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama`ah dan bernaung
dibawah panji-panji NU, namun semua itu belum terorganisir dengan
baik, keadaan inilah yang memberi inspirasi bagi para tokoh untuk
mempersatukan organisasi-organisasi yang yang betebaran tersebut
untuk manjadi satu ikatan. Gagasan tersebut terkabul ditahun 1954
disaat berlangsunya kongres LP Ma`arif di Semarang diterima dengan
suara bulat maka lahirlah suatu organisasi pelajar NU yang diberi nama
IPNU resmi berdirinya tanggal 2 Jumadil Akhir 1373/24 Pebruari 1954
dan ketuanya bernama Tholkah Mansur.
IPPNU lahir setelah IPNU yaitu pada konggres IPPNU pertama
tanggal 8 Rojab 1374/3 Maret 1955 dengan ketuanya Umroh
Mahfudah.
Status dan (Kedudukan) NU
Pada kongres ke IV tahun 1966 di Surabaya diputuskan IPNU-
IPPNU menjadi badan otonom NU dan diterima Muktamar NU tahun
1967 di Bandung.
IPNU-IPPNU sebagai kader NU di lapisan bawah, garis-garis
perjuangannya sekaras dengan induknya NU sebab ditangan IPNU-
IPPNU lah NU dimasa mendatang. NU dengan Khittoh 26 dengan
wawasan baru menatap jauh menuju terciptanya kehidupan masa
F. LAMBANG
Lambang IPNU Lambang IPPNU
Arti lambang :
1. Warnan hijau : Kebenaran kesuburan
2. Warna putih : Kesucian dan kebersihan
3. Warna kunig : Hikmah yang tinggi dan kejayaan
4. Segi tiga : Iman, Islam dan Ikhsan.
LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 20
5. Dua buah garis tepi mengapit : Dua kalimah syahadat
Warna Kuning
6. Sembilan bintang : keluarga NU yang diartikan
Satu Bintang besar : Nabi Muhammad SAW.
Empat bintang disebelah kanan = Empat sahabat nabi
(Abubakar, Umar Bin Khattab,
ustman Bin Affan dan Ali Abi
Tholib).
7. Dua kitab : Al-Quran dan Al-Hadist
8. Dua bulu bersilang : Aktif menuntut ilmu umum dan
agama.
9. Dua bunga melati :Perpaduan dua unsur ilmu
pengetahuan dan agama
10. Lima titik diantara tulisan IPPNU: Rukum Islam
Awalan
Senin, 23 Juni 2003 pukul 12.50 WIB. Bertempat di Hall Zaitun
Kompleks Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Pimpinan siding
mengedokkan palunya, gedokan palu itu menjadi pertanda sebauh
keputusan penting telah diambil. Keputusan itu terkait dengan
perubahan (baca: pengambilan) kepanjangan akronim IPNU menjadi
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (lagi). Beberapa jam sebelumnya
IPPNU juga mengambil keputusan yang sama. Setuju atau tidak setuju
itulah relitasnya. Karena itu yangharus dipikirkan kemudian adalah “Apa
yang kita lakukan setelah itu”.
Secara objektif, format gerakan IPNU-IPPNU selama sati
setangah brocade terakhir sejak kongres Jombang 1988 sampai
dengan kongresSurabaya 2003 memang tidak menguntungkan bagi
penataan kelembagaan NU kdepan. Karena itulah, reposisi menjadi
agenda utama sekaligus kontrofersial dalam kongres di Surabaya.
Reposisi menjadi agenda utama karena sebagai bagian dari NU,
IPNU-IPPNU menyadari bahwa harus ada pembagian tugas yang jelas
antar berbagai elemen/badan otonom yang ada di NU. Hal ini untuk
menghindari berlanjutnya kondisi overlapping pada proses kaderisasi.
Selama ini overlapping kaderisasi itu-ditingkat bawah-banyak terjadi
pada IPNU-ANSOR dan IPPNU-FATAYAT.
Selain itu, keinginan untuk melakukan reposisi juga didasarkan
pad realitas kekinian yang mengindikasikan terjadinya distorsi misi dan
orientasi yang ditetapkan para pendiriannnya. Diakui atau tidak nuansa
intelektual dan pemberdayaan kader yang manjadi “:ruh” kelahiran
IPNI-IPPNU semakin lama semakin pudar warnanya.
Selain itu fingsi IPNU-IPPNU sebagi wadah kaderasasi untuk
mempersiapkan kader bangsa (lihat misalnya PD IPNU pasal 1) tidak
biasanya dijalankan secara optimal fungsio itupun tereduksi hanya
sebatas penyiapan kader pemimpin NU atau kader bidang politik anak-
anak NU yangb berada di sekolah-sekolah “seluler” tidak tersentuh oleh
nilai-nilai ke-NU-an dan lebih besimpati pada kelompok-kelompok
“Islam Kanan”.
Hal yang sama tetrjadi di dunia perguruan tinggi, banyak anak
NU jebolan Pesantren yang masuk perguruan tinggi umum untuk
menyebut kamnpus non PTAI lebih nyaman dengan kelompk-kelompok
LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 22
usroh dari pada bergabung dengan organisasi maha siswa ekstra
kampus (OMEK) yang sudah established, termasuk OMEK yang
mengklaim mempunyai keterkaitan Kultural dengan NU.
Ironiya, kondisi tersebut telah berlangsung bertahun-tahun, dan
NU termasuk IPNU-IPPNU hampir tidak pernah melakukan apa-apa.
Saat ini, tidak tertutup kemungkinan motor penggerak kelompok-
kelompok yang secara idelogis berlawanan degnan NU tersebut
dulunya adalah anak-anak dari warga NU yang “dibajak” orang lain.
Patu digaris bawahi anak-anak NU yang belajar di sekolah-
sekolah “sekuler” dan jebolan pesantren yang dapat menembus
perguruan tinggi umum adalah asset strategis ang selama ini tidak
pernah disentuh dan dilayani kebutuhannya. Beruntung kemudian K.H
Hasyim Muzadi mempunyai gagasan briliant untuk mendirikan yang
khusus diperuntukkan bagi maha siswa “kampus sekuler” dan
“diharamkan” bagi maha siswa “kampus agama”. Akhir-akhir ini
perkembangan reflikasi pesantren model ini tampak semakin
menggembirakan. Namun ikhtiar yang dirintis Kyai Hasyim, tentu harus
diperluas dan dientergrasikan kedalam gerakan ke berbagai elemen NU
termauk didalamnya adalagh IPNU-IPPNU.
Berkutat di kerumunahn” ?
Setelah keuputusan pengembalian kepanjangan akronim IPNU
dan IPPNU ditetapkan di kongres Surabaya banyak kalangan di tubuh
NU yang memandang bahwa reorientasi dan reposisi IPNU-IPPNU
biasa dimulai dengan membangun basis gerakan di dalam lingkungan
LP Ma`arif atau Pesantren yang berbasis keRabithah al-Maauhid al-
Islamiyah (RMI).
Pada tataran implementatif gerakan tersebut gerakan tersebut
dapat dilakukan dengan 2 pendekatan :
Pertama : Strategi bottom-up. Pilihan strategi ini mengandalkan
pembangunan basis dimulai dengan identifikasi
kebutuhan (need assessment) pelajar dan santri
dibawah naungan kedua institusi tersebut untk
dirumuskan menjadi isu-isu strategis yang dijadikan
dasar penyusunan program dan pengambilan sumpah.
Kedua : Strategi Top down. Pilihan kedua ini diawali dengan
membangun konsensus dan komitmen ditingkat “Elite”
(biasanya di manifestasikan dalam bentuk MoU, surat
intruksi dan semacamnya) masing-masing lembaga,
A. PENGERTIAN
Kata organisasi berasal dari bahasa latin “Organum”, bahasa
Inggris Organisation” dan bahasa Belanda “Organisatie” yang
kesemuanya berarti kumpulan. Jadi organisasi dapat didefinisikan
sebagai kumpulan dari 2 orang atau lebih yang saling bekerja sama
menurut aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
pengertian yang lebih singkat dikatakan System of Funtion yaitu
pembagian tugas dan tanggung jawab.
B. MACAM-MACAM ORGANISASI
Organisasi dapat diklasifikasikan berdasarkan:
1. Usia
- Pelajar/remaja, seperti : IPNU, IPPNU, OSIS, karang taruna
- Mahasiswa, seperti : PMII, HMI, KAMMI, BEM
- Dewasa, seperti : Ansor, PPM, KNPI, Kosgoro
- Tua, seperti : NU, Muhammadiyah, al-Irsyad, LDII
2. Minat dan Hoby
- Olah raga, seperti : Persebaya, Pesik, Juventus
- Kesenian, seperti : Sri mulat, Himmata, Group Band
3. Politik, seperti : PKB, PDI, PAN
4. Profesi, seperti : PGRI, Korpri
C. UNSUR ORGANISASI
Dalam suatu organisasi setidaknya ada 3 hal pokok yang harus
dimiliki, yaitu manusia/personalia, system kerja dan tujuan bersama.
Untuk mencapai tujuan organisasi perlu adanya komunikasi antar
sesama anggota baik itu bersifat formal (rapat, konferensi, muktamar,
dll) maupun informal (silaturrohmi).
D. PRINSIP ORGANISASI
Agar organisasi dapat berjalan secara efektif, maka lazim
menerapkan prinsip:
1. Memiliki tujuan yang dapat dirumuskan secara jelas
2. Memiliki kesatuan arah sebagai persepsi
3. Hanya memiliki satu komando
4. Kewenangan dan tanggung jawab yang seimbang dan jelas
5. Pembagian tugas yang riil dan jelas
6. Pola organisasi yang tetap
7. Terjamin keamannya dalam bekerja
1. Unsur Manajemen
a. Manusia
Yaitu adanya orang yang memimpin dan dipimpin. Keberadaan
manusia dalam organisasi sangat penting karena dialah yang
mengendalikan dan menjalankan organisasi, oleh karena itu
sumber dayanya perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan,
baik melalui pendidikan maupun latihan-latihan.
b. Biaya/Dana
Keberadaan dana/uang dalam organisasi sangat penting,
mengingat segala kebutuhan seringkali dapat diperoleh dengan
keberadaan uang/biaya.
c. Mesin
Secara sempit diartikan sebagai seperangkat alat untuk
membantu kelancaran opersional, missal mesin ketik, staples,
kalkulator, komputer, dll.
Secara lebih luas diartikan sebagai gerak langkah organisasi
yang cepat dalam rangka mencapai tujuan.
d. Materi
Maksudnya adalah pendukung berupa benda bergerak (alat
transportasi, alat komunikasi) atau benda menetap (Kantor,
almari, meja, dll).
e. Methode
Maksudnya adalah cara yang digunakan untuk mengatur,
mengkondisikan dan menggerakkan perangkat organisasi untuk
mencapai tujuan.
A. PENGERTIAN
Kepemimpinan secara etimologi berasal dari bahasa Inggris,
Leadership yang artinya Pimpinan/Kepemimpinan. Adapun dalam
Termilogi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
oleh seorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntut, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia
menerima pengaruh tersebut, selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu pencapaian tujuan tertentu.
B. TIMBULNYA PEMIMPIN
Ada beberapa alternatif timbulnya seorang pemimpin, antara lain:
1. Teori genetika, yaitu seorang pemimpin yang lahir karena
keturunan, ia ditakdirkan menjadi pemimpin dalam situasi dan
kiondisi bagaimanapum.
2. Teori ekologi, yaitu seorang yang lahir dan sudah mempunyai
bakat terus dikembangkan melalui proses pendidikan dan
pengalaman dari pengaruh lingkungan diab berada.
3. Teori sosial, yaitu seorang pemimpin yang lahir disiapkan melalui
proses pendidikan meski orang tersebut kurang berbakat untuk
manjadi pemimpin.
C. TIPE KEPEMIMPIN
1. Demokratis, yaitu kekuasaan penuh di tangan anggota, segala
keputusan berdasarkan musyawarah, bersama sama
anggotanya, pemimpin mencari masalah dan memecahkannya.
2. Liberal, yaitu pemimpin yang tidak tahu menahu dengan
persoalan bawahannya dan membiarkan bawahannya mencari
masalah dan mencari pemecahannya sendiri
3. Kharismatik, yaitu pemimpin yang mempunyai daya tarik dan
wibawa alamiyah yang sangat tinggi, sehingga orang tersebut
mudah melimpahkan pengaruh kepada orang lain.
4. Ottokratis, yaitu pemimpin yang tidak tau mau kritik, pendapat
atau saran dari orang lain maupun bawahannya.
D. FUNGSI KEPEMIMPINAN
Sebagai pelopor dan penanggung jawab, idiologi, planner,
orang tua, symbol of group, contoh dan pendukung konsepsi,
pengaruh, penggerak, wakil anggota dan pengembang imajinasi.
Bersemilah bersemilah
Tunas tunas NU
Tumbuh subur tumbuh subur
Di persada NU
Bersemilah bersemilah
Tunas tunas NU