IMPETIGO
Disusun Oleh :
Made Anggarawati
G 0004147
Pembimbing:
dr. Ari Kusumawardhani, Sp.KK
1
STATUS RESPONSI
IMPETIGO
I. DEFINISI(1,2,3,4,9)
Impetigo adalah infeksi kulit yang mudah sekali menyebar, baik dalam
keluarga, tempat penitipan atau sekolah. Peningkatan jumlah S aureus yang
resisten terhadap gentamisin juga dilaporkan sebagai salah satu penyebab dari
2
impetigo.
II. EPIDEMOLOGI(3,4)
3
Pasien dapat lebih jauh menginfeksi dirinya sendiri atau orang lain
setelah menggaruk lesi. Infeksi seringkali menyebar dengan cepat pada
sekolah atau tempat penitipan anak dan juga pada tempat dengan higiene yang
buruk atau tempat tinggal yang padat penduduk
III. PATOGENESIS(3,6,7,8)
4
Streptococcus masuk melalui kulit yang terluka dan melalui transmisi
kontak langsung, setelah infeksi, lesi yang baru mungkin terlihat pada pasien
tanpa adanya kerusakan pada kulit. Bentuk lesi mulai dari makula eritema
yang berukuran 2 – 4 mm. Secara cepat berubah menjadi vesikel atau pustula.
Vesikel dapat pecah spontan dalam beberapa jam atau jika digaruk maka akan
meninggalkan krusta yang tebal, karena proses dibawahnya terus berlangsung
sehingga akan menimbulkan kesan seperti bertumpuk-tumpuk, warnanya
kekuning-kuningan. Karena secara klinik lebih sering dilihat krusta maka
disebut impetigo krustosa. Krusta sukar diangkat, tetapi bila berhasil akan
tampak kulit yang erosif.
Impetigo bulosa lebih jarang terjadi dari pada bentuk non bulla.
Penyebab dari impetigo bulosa adalan bakteri gram positif, S aureus grup II.
S aureus memproduksi eksotoksin eksofoliatif ekstraselluler. Eksotoksin
menyebabkan hilangnya adesi sel pada superficial dermis, yang nantinya
menyebabkan kulit tampak bergelembung atau seperti melepuh, kemudian
akan mengelupas dengan memecah sel granular dari epidermis. Target protein
dari eksotoksin adalah desmoglein I, yang berfungsi memelihara adesi sel,
5
yang juga merupakan superantigen yang bekerja secara local dan
mengerakkan limposit T.
Impetigo dapat timbul sendiri (primer) atau komplikasi dari kelainan lain
(sekunder) baik penyakit kulit (gigitan binatang, varisela, infeksi herpes simpleks,
dermatitis atopi) atau penyakit sistemik yang menurunkan kekebalan tubuh (diabetes
melitus, HIV)
Impetigo bulosa
6
Diagnosis banding lainnya dari impetigo bulosa :
Eritema multiforme bulosa : vesikel atau bulla yang timbul dari plak
(penonjolan datar di atas permukaan kulit) merah, berdiameter 1-5cm, pada
daerah dalam dari alat gerak (daerah ekstensor)
Lupus eritematosa bullosa : lesi vesikel dan bula yang menyebar dapat gatal,
seringkali melibatkan bagian atas badan dan daerah lengan
Pemfigus bulosa : vesikel dan bula timbul cepat dan gatal menyeluruh, dengan
plak urtikaria
Herpes simplex : vesikel berkelompok dengan dasar kemerahan yang pecah
menjadi lecet dan tertutup krusta, biasanya pada bibir dan kulit
Gigitan serangga : bulla dengan papul pruritus (gatal) berkelompok dOCi
daerah yang terkena gigitan
Pemfigus vulgaris : bulla yang tidak gatal, ukuran bervariasi dari 1 sampai
beberapa sentimeter, muncul bertahap dan menjadi menyeluruh, lecet muncul
seminggu sebelum penyembuhan dengan hiperpigmentasi (warna kulit yang
lebih gelap dari sebelumnya), tidak ada jaringan parut
Sindrom steven-johnson : vesikulobulosa (lesi gelembung mulai dari vesikel
sampai bulla) yang melibatkan kulit, mulut, mata dan genitalia; sariawan yang
dalam degan krusta akibat perdarahan adalah gambaran khas.
Luka bakar : terdapat riwayat luka bakar derajat dua
Toxic epidermal necrolysis : seperti sindrom steven-johnson yang diikuti
pengelupasan kulit badian atas (epidermis) secara menyeluruh.
7
Varisela : vesikel pada dasar kemerahan bermula di badan dan menyebar ke
tangan kaki dan wajah; vesikel pecah dan membentuk krusta; lesi terdapat
pada beberapa tahap (vesikel, krusta) pada saat yang sama.
Impetigo krustosa
Awalnya berupa warna kemerahan pada kulit (makula) atau papul (penonjolan
padat dengan diameter <0,5cm) yang berukuran 2-5 mm.
Lesi papul segera menjadi menjadi vesikel atau pustul (papula yang berwarna
keruh/mengandung nanah/pus) yang mudah pecah dan menjadi papul dengan
keropeng/koreng berwarna kunig madu dan lengket yang berukuran <2cm
dengan kemerahan minimal atau tidak ada kemerahan disekelilingnya.
Lesi muncul pada kulit normal atau kulit yang kena trauma sebelumnya atau
mengikuti kelainan kulit sebelumnya (skabies, vasisela, dermatitis atopi) dan
dapat menyebar dengan cepat.
Lesi berada sekitar hidung, mulut dan daerah tubuh yang sering terbuka
( tangan dan kaki).
Kelenjar getah bening dapat menbesar dan dapat nyeri
Lesi juga menyebar ke daerah sekitar dengan sendirinya (autoinokulasi)
Jika dibiarkan tidak diobati maka lesi dapat menyebar terus karena tindakan
diri sendiri (digaruk lalu tangan memegang tempat lain sehingga mengenai
tempat lain). Lalu dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu
tanpa jaringan parut..
Walaupun jarang, bengkak pada kaki dan tekanan darah tinggi dapat
ditemukan pada orang dengan impetigo krustosa sebagai tanda
glomerulonefritis (radang pada ginjal) akibat reaksi tubuh terhadap infeksi
oleh kuman Streptokokus penyebab impetigo
Tidak ada tanda gejala radang tenggorokanDiagnosis banding lainnya dari
impetigo krustosa adalah :
8
Dermatitis atopi : keluhan gatal yang berulang atau berlangsung lama (kronik)
dan kulit yang kering; penebalan pada pada lipatan kulit terutama pada
dewasa (likenifikasi); pada anak seringkali melibatkan daerah wajah atau
tangan bagian dalam.
Candidiasis (infeksi jamur candida) : papul merah, basah;umumnya didaerah
selaput lendir atau daerah lipatan.
Dermatitis kontak : gatal pada daerah sensitif yang kontak dengan zat-zat
yang mengiritasi.
Diskoid lupus eritematosa : lesi datar (plak) berbatas tegas yang mengenai
sampai folikel rambut.
Ektima : lesi berkrusta yang menutupi daerah ulkus (luka dengan dasar dan
dinding) dapat menetap selama beberapa minggu dan sembuh dengan jaringan
parut bila infeksi sampai jaringan kulit dalam (dermis).
Herpes simplex : vesikel berkelompok dengan dasar kemerahan yang pecah
menjadi lecet tertutupi oleh krusta, biasanya pada bibir dan kulit.
Gigitan serangga : terdapat papul pada daerah gigitan, dapat nyeri
Scabies : vesikel yang menyebar, kecil, terdapat terowongan, pada sela-sela
jari, gatal pada malam hari.
Varisela : vesikel pada dasar kemerahan bermula di badan dan menyebar ke
tangan kaki dan wajah; vesikel pecah dan membentuk krusta; lesi terdapat
pada beberapa tahap (vesikel, krusta) pada saat yang sama.
Diagnosis banding lainnya secara umum dari kelainan kulit yang menyerupai
impetigo dan memerlukan penanganan segera adalah :
Selulitis adalah infeksi pada kulit yang meluas sampai mengenai jaringan
bawah kulit. Penyebab tersering adalah grup A B-hemolitic streptococus.
Faktor risikonya adalah lecet pada kulit, robek pada kulit, luka bakar, kulit
yang mengalami dermatitis.
9
Reaksi alergi/dermatitis kontak seringkali didiagnosis selulitis. Jika terdapat
gatal dan tidak terdapat nyeri tekan maka seringkali bukan selulitis.
Erisipelas adalah bentuk infeksi permukaan dari selulutis.
Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) adalah kelainan kulit dengan
gelembung-gelembung (vesikel-bulla) yang disebabkan oleh toksin/racun
yang dihasilkan bakteri Stafilokokus aureus.
Necroticing fasciitis adalah infeksi jaringan lunak yang progesif yang ditandai
dengan nekrosis (kematian jaringan) dari jaringan bawah kulit.
10
Pemeriksaan Laboratorium.
Pada keadaan khusus, dimana diagnosis impetigo masih diragukan, atau
pada suatu daerah dimana impetigo sedang mewabah, atau pada kasus
yang kurang berespons terhadap pengobatan, maka diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut:
- Pewarnaan gram. Pada pemeriksaan ini akan mengungkapkan adanya
neutropil dengan kuman coccus gram positif berbentuk rantai atau
kelompok.
- Kultur cairan. Pada pemeriksaan ini umumnya akan mengungkapkan
adanya Streptococcus aureus, atau kombinasi antara Streptococcus
pyogenes dengan Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS), atau
kadang-kadang dapat berdiri sendiri.
-Biopsi dapat juga dilakukan jika ada indikasi.
Pemeriksaan Lain:
- Titer anti-streptolysin-O ( ASO), mungkin akan menunjukkan hasil
positif lemah untuk streptococcus, tetapi pemeriksaan ini jarang
dilakukan.
-Streptozyme. Adalah positif untuk streptococcus, tetapi pemeriksaan ini
jarang dilakukan
V.TERAPI(1,3,4,8,9)
11
Syarat pengobatan yang baik adalah pengobatan harus efektif, tidak mahal
dan memiliki sedikit efek samping. Antibiotik topikal (lokal) menguntungkan karena
hanya diberikan pada kulit yang terinfeksi sehingga meminimalkan efek samping.
Kadangkala antibiotik topikal dapat menyebabkan reaksi sensitifitas pada kulit orang-
orang tertentu.
Dengan pengobatan antibiotik selama 24 jam maka infeksi sudah tidak menyebar dan
anak dapat masuk sekolah atau bertemu dengan teman-temannya. Untuk mencegah
impetigo dapat dilakukan :
12
Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan, namun
dapat mengiritasi pada sebagian kulit orang yang kulit sensitif)
Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap
pendek dan bersih
Jauhkan diri dari orang dengan impetigo
Orang yang kontak dengan orang yang terkena impetigo segera mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir.
Cuci pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah dari yang
lainnya. Cuci dengan air panas dan keringkan di bawah sinar matahari atau
pengering yang panas. Mainan yang dipakai dapat dicuci dengan disinfektan.
Gunakan sarung tangan saat mengoleskan antibiotik topikal di tempat yang
terinfeksi dan cuci tangan setelah itu
Impetigo sangat menular dan dapat dengan mudah menyebar ke orang lain karena itu
penting untuk diingat bahwa pencegahan anak untuk menggaruk luka sangat penting,
anak dapat kembali beraktivitas setelah 24 jam pengobatan dan semua luka/ lecet
sudah ditutup (dengan kasa), lanjutkan pengobatan sampai semua lesi hilang, dan
jangan lupa untuk mengelupaskan krusta walaupun anak dalam pengobatan
sekalipun.
VI. KOMPLIKASI(3,4)
Impetigo biasanya sembuh tanpa penyulit dalam dua minggu walaupun tidak
diobati. Komplikasi berupa radang ginjal pasca infeksi streptokokus terjadi pada 1-
5% pasien terutama usia 2-6 tahun dan hal ini tidak dipengaruhi oleh pengobatan
13
antibiotik. Gejala berupa bengkak dan tekanan darah tinggi, pada sepertiga terdapat
urin seperti warna teh. Keadaan ini umumnya sembuh secara spontan walaupun
gejala-gejala tadi muncul.
VII. PENCEGAHAN(8,9)
Penderita impetigo harus diisolasi, dan dicegah agar tidak terjadi kontak dengan
orang lain minimal dalam 24 jam setelah pemberian antibiotik. Pemakaian barang-
barang atau alat pribadi seperti handuk, pakaian, sarung bantal dan seprai harus
dipisahkan dengan orang-orang sehat. Pada umumnya akhir periode penularan adalah
setelah dua hari permulaan pengobatan, jika impetigo tidak menyembuh dalam satu
minggu, maka harus dievaluasi.
VIII. PROGNOSIS(3,4)
Umumnya baik
Di luar periode neonatal, pasien yang mendapatkan terapi lebih dini dan baik,
akan memiliki kesempatan untuk sembuh tanpa bekas luka atau komplikasi
14
Dengan terapi yang tepat, lesi dapat sembuh sempurna dalam 7 – 10 hari
Pada lesi yang tidak sembuh dalam 7 – 10 hari setelah diterapi, perlu
dilakukan kultur.
15
DAFTAR PUSTAKA
2. Siregar, R.S, 2005. Atlas berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi Kedua.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 45-49.
7. Weish, Belinda; Blistering Skin Condition (online). 2009. Available from: URL:
http://www.novoseek.com/DocumentDetailAction.action?
numdocs=0&filters=&corpus=MEDLINE&criterion=1&showType=2&docId=1
9575066&query=bullous%20impetigo
16
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : An. Rahma Fitra
Umur : 1 tahun
Alamat : dadapan 6/7 jati kuwing gd rejo karanganyar
No. RM : 997104
Tgl Periksa : 22 maret 2010
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama : luka dikulit wajah dan kaki
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga Pasien mengeluh luka dikulit wajah dan kaki sejak ± satu
minggu yang lalu. Awalnya berupa benjolan kecil berisi air dikaki kemudian
pecah. Lalu muncul juga di wajah, ketiak dan kaki. Sakit bila dipegang,
demam (-), gatal dan pasien sering menggarukknya hingga pecah dan keluar
air berwarna keruh. Batuk dan pilek sebelumnya (-). Oleh keluarga dibawa ke
puskesmas lalu diberi obat puyer dan salep hidrokortison, namun tidak
membaik. Oleh keluarga pasien dibawa ke RSDM.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : (-)
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat alergi makanan : disangkal
Riwayat asma : (-)
D. Riwayat Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
17
Riwayat alergi makanan : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat DM : disangkal
E. Riwayat Kebiasaan
Penderita biasa mandi 2x sehari dengan sabun dan memakai handuk yang
terpisah dari anggota keluarga yang lain dengan sumber PAM. Ganti pakaian
luar 2x sehari.
F. Riwayat Ekonomi
Pasien anak pertama dari kedua orang tuanya. Kebutuhan sehari-hari
dicukupi oleh ayah pasien.
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis, gizi kesan cukup
2. Vital Sign : Nadi : 100 x/ menit
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu tubuh : 36,8
Berat badan : 9 kg
3. Kepala : mesocephal
4. Mata : CA (-/-), SI (-/-)
5. Telinga : dalam batas normal
6. Hidung : lihat status lokalis
7. Mulut : dalam batas normal
8. Leher : dalam batas normal
9. Punggung : dalam batas normal
10. Dada : dalam batas normal
11. Abdomen : dalam batas normal
18
12. Gluteus : dalam batas normal
13. Genital : dalam batas normal
14. Ekstremitas atas : lihat status lokalis
15. Ekstremitas bawah : lihat status lokalis
B. Status dermatovenereologis
Regio fascialis :tampak bula yang telah pecah dengan
eritem dan dasar eritem dan krusta
diatasnya berwarna kuning yang mudah
diangkat
Regio aksila dekstra et sinistra : tampak makula eritem dengan krusta
diatasnya dan bula multiple diskret
dinding bula kendor
Regio sekitar fosa poplitea dekstra : tampak bula yang telah pecah, multipel ,
ukuran bervariasi dengan dasar eritem
dan beberapa terdapat krusta diatasnya.
Regio cruris dekstra : tampak bula yang telah pecah dengan
dasar eritem
19
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
V. USULAN PEMERIKSAAN
1. Pewarnaan gram.
VII. DIAGNOSIS
Impetigo Bullosa
VIII. TERAPI
R/ Amoksisilin syrp No. I
S 3 dd cth1
R/ mupirosin cream tube No.I
S 2 dd ue
IX. PROGNOSA
Ad vitam : baik
Ad sanam : baik
Ad fungsionam : baik
Ad kosmetikam : baik
20
LAMPIRAN GAMBAR STATUS DERMATOVENEREOLOGIS
regio Fascialis
Regio Aksilaris
21
Regiosekitar fosa poplitea dx
22