Manajemen Teater
1. Manajemen Produksi
1.1 Produser
Pruduser adalah orang yang membiayai segala keperluan dalam pementasan darama.
Setiap kali pementasan drama, produserlah yang merupakan factor yang paling utama,
apakah pementasan drama dapat dilaksanakan atau tidak. Dalam pementasan drama tidak
sedikit biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, dengan adanya produser maka biaya
tersebut akan ditanggung sepenuhnya oleh produser.
Walaupun demikian, unsur-unsur pementasan drama yang lain juga merupakan factor
yang penting juga dalam pementasan drama. Dengan kata lain baik produsen maupun
unsur yang lain adalah suatu yang tak dapat dipisahkan antara satu sama lain.
1.2 Pemain
Pemain adalah orang yang memeragakan cerita. Berapa pemain yang dibutuhkan,
tergantung berapa banyak tokoh yang ada dalam naskan drama yang akan dipentaskan
itu. Sebab, setiap tokoh akan diperankan seorang pemain.
Agar berhasil memerankian tokoh-tokoh tadi, pemain harus dipilih secara tepat. Kalau
drama itu pemainnya campuran, untuk menentukan pemain tentu lebih mudah daripada
tidak campuran. Yang dimaksud tidak campuran adalah para pemain terdiri dari anak-
anak, remaja dan orang tua. Juga, pemain laki-laki dan perempuan sebab, kalau pemain-
pemainnya campuran, untuk memainkan tokoh ayah tentu lebih baik dipilih pemain orang
tua saja. Sebaliknya, pemain anak-anak pemerannya anak-anak saja. Demikian pula
tokoh remaja putra atau putri juga lebih baik diperankan oleh remaja putra atau remaja
putri. Dengan demikian, keadaan fisik pemain sudah mirip atau mendekati tokoh yang
diperanka. Seorang pemain harus benar-benar bisa Sepeerti tokoh yang diperankan.
Untuk itu ia harus menguasai dan mampu memerankan watak, tingkah dan busana atau
yang lain yang mendukung perannannya.
Dalam puaya memilih pemain drama yang tepat, cara berikut ini dapat diterapkan.
1. Pertama-tama naskah drama yang sudah dipilih itu harus dibaca berulang-ulang agar
semuanya dapat dipahami. Dan dialog para tokoh (dan penjelasan lain) dapat diketahui
watak tiap-tiap tokoh dalam naskah drama itu.
2. Setelah diketahui watak tiap-tiap tokoh, lalu dipilih pemain yang cocok dan mampu
memerankan masing-masing tokoh.
3. Selain pertimbangan watak, perlu dipertimbangkan per perbandingan usia dan
perkiraan perawakan (postur).
4. Kemampuan pemain menjadi pertimbangan penting pula.
5. Scbail dipiih pemain yang pintar’. Aniinya, dalain waktu tidak terlalu lama
benlatihnya, dia sudab bisa meniainkan tokoh seperti yang dikehenclaki naskah.
Kemampuan bermain drama dapat dipelajari. Yang berminat dapat mempelajarinya lewat
berbagai buku tentang cara bermain drama. Bahkan bagi pemain serius dapat
mendalaminya lewat sekolah. Di Yogyakaria ada sekolah khusus tentang drama, yaitu
Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi). Di akademi ini diajarkan, antara lain cara-cara
berakting, atau lebih luasnya cara-cara bermain drama. Di Jakarta, sekolah khusus yang
mengajari cana bermain drama ialah Institut Kesenian Jakarta (IKI ) di Taman lsmail
Marzuki (TIM).
1.3 Penonton
Penonton termasuk unsur penting dalam pementasan drama. Bagaimanapun sempurnanya
persiapan, kalau tak ada penonton rasanya drama tak akan dimainkan. Jadi, segala unsur
drama yang telah disebutkan sebelumnya pada akhirnya semuanya untuk penonton.
Persis seperti juru masak di restoran. Aneka bahan dipilih, bermacam bumbu digunakan,
berbagai teknik pengolahan diterapkan, semua itu untuk pelanggan agar pelanggan mau
datang, membeli, dan menikmatinya. Kalau masakan enak dan harganya cocok biasanya
pelanggan puas dan akan datang lagi pada waktu lain. Pelanggan semakin banyak
sehingga pengusaha rumah makan itu memetik keuntungan besar, usahanya sukses.
Penataan musik pengiring tidak bisa diserahkan kepada sembarangarang. Sebab, penata
musik harus pintar menafsirkan musik pengiring yang cocok. Karena itu, penata musik
harus mempunyai perasaan yang halus dan tajam, berjiaw seni, memahami musik, dan
mengerti lagu-lagu.
Peralatan apa yang diperlukan untuk musik pengiring ?. Tidak ditentukan secara baku.
Apa saja bisa digunakan asal cocok. Mungkin hanya sebuah biola, mungkin sebuah
organ. mungkin seruling, gitar, dan tambur. Mungkin pula lebih lengkap lagi.
Adakalanya, musik pengiring itu sudah direkam dalam pita kaset dan seorang penata
suara tinggal mengoperasikan rekaman itu.
Musik pengiring dimainkan di balik layar agar tak terlihat penonton. Kalau terlihat,
permainan drama kurang baik. Karena ada persaingan antara pemain musik dengan
pemain drama di panggung.
Akan tetapi, kekerasan suara itu harus diatur. Kalau terlalu keras, bisa menutup suara
dialog yang diucapkan para pemain. Akibatnya, penonton tidak bisa mendengarkan
dialog dengin baik sehingga tak akan dapat mengerti lakon drama yang dtontonnya.
Sebaliknya, bila suara musik pengiring terlalu lemah dan suara dialog terlalu keras, musik
pengiring pengiring itu akan tenggelam. Karena itu keras lemahnya suara dialog dan
musik pengiring harus diselaraskan. Itu semua menjadi tugas penata suara.
2.6. Tata Panggung
Yang dimaksud panggung adalah pentas atau arena untuk drama. Biasanya letakny
didepan tempat duduk penonton dan lebih tinggi daripada kursi penonton. Tujuannya,
agar penonton yang duduk di kursi paling belakang masih bisa melihat apa yang ada di
panggung.
Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan untuk permainan drama.
Misainya, panggung harus menggambarkan keadaan ruang tamu. Supaya panggung
seperti ruang tamu, tentu panggung diisi peralatan seperti meja, kursi, hiasan dinding. dan
lain-lain. Semua peralatan itu diatur sedemikian rupa sehingga seperti ruang tamu.
Petugas yang menata itu disebut penata panggung.
Penata panggung tugasnya hanya menuruti apa yang diminta naskah. Meskipun
demikian, secara kreatif ia boleh menambah atau mengurangi, atau mengubah letak
perabot asal perubahan itu menambah baiknya keadaan panggung.
Berkaitan dengan itu, penata panggung sebaiknya dipilih orang-orang yang mengerti
keindahan dan tahu komposisi yang haik, meletakkan barang-barang di panggung tidak
sembaranan. Sehab, mengatur barang-harang ada seninya. Barang-barang itu perlu diatur
sebaik-baiknya supaya tampak serasi. Demikian pula jarak antara barang satu dan yang
lain. Ini dimaksud komposisi. Komposisi yang tepat akan menimbulkan keindahan dan
keindahan menimbulkan rasa senag.
2.7. Tata Lampu
Yang dimaksud tata lampu adalah pengaturan cahaya di panggung. Karena itu, tata lampu
erat hubungannya dengan tata panggung. Kalau panggung menggambarkan ruangan
rumah orang miskin di daerah terpencil, berdinding anyaman bambu dan di situ tertempel
lampu minyak, maka lampu minyak itu tidak termasuk tata lampu. Lampu minyak itu
menjadi bagian dari tata panggung meskipun menyala dan memancarkan cahaya.
Supaya panggung menjadi terang harus diberi cahaya lampu listrik dari arah depan,
bawah, samnping kiri, atau samping kanan. Lampu listrik itu harus disembunyikan agar
tak terlihat penonton.
Pengaruran cahaya di panggung memang harus disesuaikan dengan keadaan panggung
yang digambarkan. Di rumah orang miskin, di rumah orang kaya semuanya memerlukan
penyesuaian. Demikian pula dengan waktu terjadinya. apahah pagi, siang, atau alam.
Cahaya waktu pagi tentu tak seterang siang hari. Bila suatu peristiwa terjadi pada malain
hari, harus diingat pula di mana terjadinya peristiwa itu. Di ruang diskusi cahaya tentu
lehih terang daripada di luar rumah.
Yang mengatur seluk-beluk pencahayaan di panggung ialah penata lampu. Penata lampu
biasanya menggunakan alat yang disebut spot light, yang semacam kotak besar berlensa
yang berisi lampu ratusan watt. Bila dinyalakan, sinarnya terang sekali memancarkan ke
satu arah. Penata lampu lalu menyorotkan dari jarak jauh (biasanya dari belakang
penonton) ke panggung. Lensa dapat diatur untuk menerangi seluruh atau sebagian
panggung. Bila dikehendaki, cahaya dapat dibuat menjadi redup. Warna cahaya juga
dapat diubah sesuai kebutuhan.
Karena tata lampu selalu berhubungan degnan listrik, sebaiknya penata lampu mengerti
teknik kelistrikan. Sebaba adakalanya lampu harus tiba-tiba dimatikan sejenak lalu
dihidupkan kembali. Ada kemungkinan tiba-tiba ada gangguan listrik, misalnya terjadi
hubungan arus pendek sehingga lampu mati semua. Untuk menghadapi hal seperti itu
penata lampu yang tidak memahami teknik kelistrikan, tentu akan bingung. Akibatnya,
pencahayaan di panggung kacau dan pertunjukan drama gagal total.