ORGANIZER
By:
Tua Hasiholan Hutabarat
Makassar, 30 Desember 2010
Hari ini, tepat jam 7 malam, selepas magrib, Syarifah berencana bertemu dengan
ibu-ibu istri nelayan di RT sebelah. Namun rasa malas telah membuat kakinya
terlalu berat untuk melangkahkan kaki kesana. Sambil melihat sinetron
kesayangannya, ia bertobang dagu sambil menimbang-nimbang apakah ia harus
berangkat atau tidak. Teringat ia dengan Ibu Rini yang di pertemuan kemaren
menggosip tentang dirinya. Ia dengar Ibu Rini mengatakan ke ibu-ibu yang lain,
kalau Syarifah pernah menyimpan uang yang seharusnya diberikan kepada ibu-ibu
yang pertemuan beberapa waktu yang lalu. Bukan main sakit hati Syarifah
mendengar gosip itu. Dalam hatinya ia marah. Sudah setahun ini Syarifah
mengorbankan waktunya demi kemajuan ibu-ibu di dusunnya, hingga hampir saja
ia diceraikan suaminya yang kurang diperhatikannya akibat sibuk berkegiatan
dengan para ibu. Sudah setengah jam ia masih duduk menatap televisi kreditan
yang sebulan lagi akan lunas. Akhirnya, dengan agak berat, ia pun berangkat ke
tempat pertemuan, diantar oleh suami tercintanya yang dua bulan ini sudah mulai
1
Cerita di atas merupakan salah satu tantangan yang sering
dirasakan oleh seorang Community Organizer (CO) atau penggerak
komunitas. Tidak banyak orang yang memperhatikan apa yang
dirasakan dan dihadapi oleh seorang CO saat bekerja bersama
komunitas, karena tidak dianggap sebagai masalah yang harus
dihadapi dan diselesaikan oleh CO sendiri. Tapi faktanya, tantangan-
tantangan yang kerap dianggap kecil dan remeh itulah yang
membuat kerja-kerja pengorganisasian masyarakat menjadi lemah,
bahkan mati sama sekali.
Tulisan singkat ini mencoba mengungkap beberapa kendala
tersebut untuk kemudian dijadikan bahan refleksi bagi orang-orang
yang hidup dan bekerja untuk komunitas, sehingga di kemudian hari
menjadi perhatian kita bersama.
Selain dari orang-orang yang iri, benci, curiga dan tidak suka
dengan apa yang dilakukan seorang CO, tantangan juga muncul dari
orang-orang terdekat, bahkan dari keluarga sendiri dan teman-
teman dekatnya di masyarakat. Tantangan dari orang terdekat
tersebut bisa saja dalam berupa harapan yang terlalu besar
terhadap seorang CO. Ada kalanya, harapan tersebut tidak akan
dapat diwujudkan, karena memang tugas dari seorang CO bukanlah
membuat orang lain senang, namun melakukan perubahan.
Sedangkan tantangan dari keluarga biasanya adalah yang paling
besar, karena menyangkut hubungan emosional yang sangat tinggi.
2
Berdasarkan pengalaman, cerita, diskusi dan observasi
terhadap kerja-kerja Community Organizer di berbagai komunitas,
ada beberapa tantangan yang bisa diceritakan di dalam tulisan
singkat ini. Walaupun tidak bisa menawarkan solusi yang tepat dan
jitu, namun paling tidak tulisan ini bisa membangkitkan semangat
CO untuk menghadapi dan menyelesaikan tantangan-tantangan
yang terjadi saat bekerja bersama komunitas.
3
Berdasarkan pengalaman, salah satu unsur yang sering
merusak perjuangan melakukan perubahan adalah uang. Ada
kalanya seorang CO yang sebelumnya tulus melukan tugasnya
mengalami perubahan akibat kebutuhan akan uang. Idealismenya
bekerja mulai luntur dan hilang, saat kebutuhannya akan uang
mengalahkan ketulusannya. Ia pun kemudian tidak lagi bekerja
untuk masyarakat ketika ia tidak mendapatkan imbalan uang. Tentu
saja kita tidak bisa menyalahkan CO tersebut, karena mungkin saja
memang itu yang dibutuhkannya untuk tetap bertahan hidup.
4
Kecewa dan Sakit Hati
Tantangan besar yang juga sering dihadapi oleh seorang CO adalah
menghadapi kecewa dan sakit hati. Saat bekerja di komunitas, ia
akan menjadi sorotan bagi banyak orang, terutama dari orang-orang
yang merasa dirinya lebih hebat dan hebat dari CO maupun dari
orang yang merasa kepentingannya terganggu akibat apa yang
dilakukan oleh seorang CO bersama warga lain yang ingin
melakukan perubahan.
Ada banyak kemungkinan yang membuat seorang CO sakit hati dan
kecewa saat bekerja dengan komunitas.
5
orang lain, maka orang lain akan berusaha meniru dan mengikuti
jalan yang ditempuh CO.
6
Keluarga adalah tantangan terdekat sekaligus terbesar dari seorang
CO. Sebagai orang terdekat, apalagi memiliki hubungan darah dan
psikis, mental CO akan goyah ketika mendapat kritikan, protes, atau
ditentang oleh keluarganya, baik itu oleh istri, suami, anak atau
orang tua. Banyak keluarga CO yang tidak setuju jika CO banyak
mengorbankan waktu, tenaga, bahkan waktu dan fikiran untuk
orang lain. Pengorbanan untuk orang lain dan kurangnya perhatian
terhadap keluarga akan memunculkan reaksi, karena keluarga akan
merasa CO terlalu memikirkan orang lain daripada keluarganya.
Untuk itu, CO harus bisa benar-benar membagi waktu secara baik,
untuk keluarga dan masyarakat. Seorang CO yang tidak bisa
membagi waktu dan perhatian yang baik dengan keluarga dan
masyarakat akan kalah dan hancur dengan sendirinya. Seorang CO
harus bisa dijadikan contoh bagi masyarakat. Jika ia sendiri tidak
bisa memberikan contoh yang baik dan memiliki hubungan yang
harmonis dengan keluarga, maka pada saat itulah ia sudah gagal.
Agar ia memiliki hubungan yang harmonis dengan keluarga, maka
CO harus bisa mengatur keseimbangan hubungannya dengan
masyarakat dengan keluarga. Jangan pernah berat sebelah, karena
hal itu bisa menimbulkan masalah bagi CO. Yakinkan keluarga,
bahwasannya pengabdiannya kepada masyarakat memang penting
dilakukan dan panggilan hatinya. Memang keluarga tidak akan bisa
cepat mengerti dengan penjelasan CO. Namun memberikan bukti
kepada keluarga bahwasannya apa yang dilakukannya adalah baik
bagi masyarakat dan keluarga, maka yakinlah keluarga akan
memahami, bahkan mendorong apa yang dilakukan oleh CO.
Kekhawatiran
Salah satu musuh paling besar dari seorang CO adalah melawan
kekhawatiran. Kekhawatiran selalu muncul, karena CO bekerja di
masyarakat yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.
Akan banyak orang yang tidak suka atau iri dengan apa yang
dilakukan CO. Atau bisa saja khawatir karena apa yang mau
dilakukan nanti penuh dengan kendala, masalah dan tantangan.
Misalnya saja, khawatir jika akan diusir warga ketika kita datang ke
rumah warga atau di sebuah dusun. Bisa juga khawatir jika kegiatan
tidak berjalan dengan baik, khawatir jika dana kegiatan kurang,
khawatir jika masyarakat melawan, khawatir jika kepala desa tidak
suka, khawatir jika keluarga tidak mendukung, khawatir jika akan
ada muncul masalah di kelompok, khawatir iuran tidak berjalan, dan
sejuta kekhawatiran lainnya.
Percayalah, masalah dan tantangan adalah suatu hal yang biasa
saja dalam hidup, apalagi ketika bekerja dengan masyarakat.
Namun yang lebih penting adalah, bagaimana CO bisa mengatasi
rasa khawatir tersebut. Jika rasa khawatir tersebut bisa diatasi,
maka 80% dari kegiatan atau usaha yang akan kita kerjakan sudah
selesai. Jadi, sering sekali sebuah kegiatan terkendala karena
kekhawatiran kita sendiri. Ibaratnya, belum di coba sudah kalah,
atau belum berperang sudah kalah! Hal itu tidak boleh terjadi pada
7
seorang CO. Kalau mau melalukan sesuatu, lakukan sajalah! Jangan
terlalu banyak pertimbangan yang akan membuat kita semakin
khawatir. Sesekali harus bertindak seperti anak-anak yang senang
pada sesuatu. Jika memang sudah mau dilakukan atau senang
terhadap sesuatu, kerjakan saja, jangan terlalu mempertimbangkan
hal-hal lain yang akan mengganggu diri kita.
Serangan Malas
Tantangan paling sering muncul namun paling sering juga dilupakan
oleh seorang CO adalah serangan dari rasa malas. Rasa malas
memang bisa diakibatkan oleh berbagai macam latarbelakang. Bisa
saja karena sudah kecewa, merasa capek, lelah, bosan dan jenuh,
atau sebagainya. Ketahuilah, rasa malas itu biasanya tidak muncul
dari badan, namun dari fikiran. Kita menjadi malas karena motivasi
atau semangat kita berkurang. Untuk itu, seorang CO harus bisa
memelihara bahkan meningkatkan semangatnya, dan membuat apa
yang dikerjakannya memang menarik dan penting baginya. Jika ia
merasa yang dilakukannya tidak penting lagi, maka semangatnya
akan kendur, dan akhirnya rasa malaslah yang akan muncul. Jadi,
jangan pernah menghilangkan rasa malas, karena sebenarnya tidak
ada resep untuk menghilangkan rasa malas. Yang ada hanyalah
kembali meningkatkan semangat, memotivasi diri kembali, dan
ingat dengan cita-cita awal maupun impian bekerja untuk
masyarakat. Harus ada keyakinan dari seorang CO bahwasannya
tujuan yang ingin dicapai adalah penting, dan itu bisa
menyemangati dirinya kembali.
Penutup
Ada banyak sebenarnya masalah, tantangan dan persoalan yang
dihadapi oleh seorang Community Organizer. Semuanya akan
didapat ketika secara langsung bekerja bersama dengan
masyarakat. Tulisan singat ini hanya mengungkapkan sebahagian
saja dari segudang masalah lain. Tapi yang harus diingat adalah,
8
semuanya akan lenyap dan berubah menjadi peluang atau potensi,
jika CO bisa menguatkan semangatnya dengan mengingat cita-cita
luhur yang ingin dicapai bersama masyarakat