Laporan Revisi Fian Fix
Laporan Revisi Fian Fix
PENDAHULUAN
masyarakat (Humas), telah merupakan profesi yang lahir pada awal abad ke-20.
Salah satu pionirnya adalah Ivy Ledbetter Lee, seorang direktur biro publisitas
Ringkasnya, rencana kami adalah, secara terus terang dan terbuka, atas
nama kepedulian bisnis dan institusi publik, memberikan kepada pers
dan publik AS. Informasi yang segera dan akurat berkenaan dengan
subjek-subjek yang berharga dan menarik perhatian publik untuk
diketahui. (morse dalam cutlip 2009 :115)
inti dari pernyataan ini adalah penentangan terhadap penipuan dan pengabaian
publik yang jamak dilakukan oleh para pers agentry di Amerika Serikat pada
dikarenakan publik -atau bisa kita sebut sebagai khalayak- menjadi elemen
tujuan utama humas adalah untuk membangun hubungan baik antara menciptakan
1
rangka menciptakan dan memelihara nat baik (good will) dan saling pengertian
dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Jika kita kaitkan
dengan definisinya maka Humas dari sebuah organisasi dituntut mampu menjalin
hubungan baik dengan khalayaknya. Salah satu caranya adalah mengetahui apa
Penciptaan hubungan baik ini dapat dilakukan dalam berbagai cara. IPRA
lebih lanjut mendefinisikan 15 tugas pokok PR oleh dalam Nova (2009:39) antara
lain :
manusia
bagi manusia
mengatasinya.
2
8. Meningkatkan itikad baik institusi terhadap anggota, pemasok dan
konsumen.
10. Menarik tenaga kerja yang baik agar menjadi anggota dan mengurangi
internasional
Meskipun Humas baru menjadi suatu profesi khusus dengan tugas yang
didefinisakan diatas pada awal abad ke-20, namum kegiatan Humas telah
mata raja India, selain melakukan tugas spionase mereka juga menjaga agar raja
menyebarkan rumor yang mendukung pemerintahan. Begitu pula pada era modern
ini, sebuah organisasi perlu untuk mengetahui opini publik terhadap organisasi.
Tak terkecuali lembaga pemerintahan dan lembaga milik negara, salah satunya
3
merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya. Hal tersebut
terhadap intervensi pihak luar namun Bank Indonesia tidak serta merta buta dan
tuli terhadap pendapat stakeholder-nya. Hal tersebut tertuang dalam salah satu
(www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Fungsi+Bank+Indonesia/Tujuan+dan+Tugas/
tugas kepada beberapa satuan kerja salah satunya Biro Humas Bank Indonesia.
dan Humas (DPSHM). Biro Humas Bank Indonesia terbagi menjadi empat bagian
1. Mendefinisikan problem
4
2. Perencanaan dan pemrogaman
4. Mengevaluasi program
strategi komunikasi tentunya dapat dirancang dengan matang bila didukung oleh
data yang akurat. Data tersebut dapat diperoleh melalui riset kehumasan.
menghimpun, mencatat, dan menganalisis data. Menurut Mubaraq Ishak & Simon
manajemen PR. Hal tersebut dikarenakan fungsi riset PR mencakup proses untuk
digunakannya.
public relation.
5
Pada Biro Humas BI, terdapat bagian khusus untuk melakukan kegiatan
Riset PR. Tugas tersebut diamanatka pada tim riset dan analisis kehumasan. Tim
telah melewati puluhan tahun untuk melaksanakan tugasnya. Berbagai krisis pun
telah dilewati dan terbukti perekonomian Indonesia mampu kembali berdiri pasca
krisis moneter 1998 bahkan pada krisis perekonomian global pada 2008 silam,
perekonomian Indonesia pun tetap tegar meski diterpa badai. Hal ini
melaksanakan tugasnya.
tentunya menuntut adanya tanggung jawab terhadap tugas yang diemban. Oleh
karena itu Bank Indonesia sebagai badan hukum publik dituntut untuk mampu
penulis. Tentunya pengalaman ini akan sangat berharga, karena penulis ikut ambil
6
1.3 Tempat dan Waktu Kegiatan Magang
Tempat kegiatan magang yang dipilih adalah Bank Indonesia yang terletak
di Jl. M.H. Thamrin no.2 Jakarta Pusat Kegiatan PKN berjalan selama satu bulan,
dimulai sejak
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
telah siap menjadi tenaga profesional muda ketika harus terjun dalam dunia kerja.
pengetahuan dan melatih cara berpikir mahasiswa serta soft skill mahasiswa.
Dalam dunia kerja nyata, mahasiswa akan banyak berhadapan dengan realitas
7
2. Manfaat bagi Fakultas
tempat mahasiswa berkuliah. Tentunya apa yang mereka lakukan selama PKN
akan mencitrakan civits akademika yang mereka wakili secara langsung kepada
pihak luar.
Kegiatan ini bisa menjadi alat publisitas universitas di dunia kerja. Tanpa
didiknya. Tentunya bila mahasiswa telah dididik dengan baik oleh pihak
rekruitmen formal. Hal ini akan jauh lebih efisien bagi institusi tersebut. Selama
8
BAB II
Salah satu tujuan kegiatan PKN menurut buku pedoman PKN Fakultas
Ilmu Sosial dan Imu Politik Universitas Brawijaya, adalah untuk menghasilkan
dihadapi dalam dunia kerja berbekal dari ilmu yang telah ditimbanya saat
Sesuai dengan tujuan dari PKN, pengalaman yang didapat selama menjalani
kegiatan tentunya akan memberikan pelajaran berharga bagi mahasiswa. Hal ini
Dalam upaya untuk meraih tujuan tersebut, maka mahasiswa memilih Bank
Lokasi PKN yang diambil penulis menyandang status badan hukum publik
9
Hukum Publik ini juga menuntut lembaganya untuk mewujudkan prinsip
akuntabilitas. Hal ini tertuang dalam salah satu kebijakan strategis BI yaitu
kerangka hukum
dibutuhkan oleh BI, karena publik mereka yang mencakup seluruh elemen
masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh salah satu prinsip komunikasi yaitu
menuntut pengemasan pesan yang efektif, agar pesan dapat diterima dengan baik.
Dalam 15 tugas pokok PR yang didefinisikan oleh IPRA, salah satu poin
berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh. Maka bagian Biro Humas BI
bertanggung jawab untuk membuat dan memberikan pesan sefektif mungkin agar
fungsi memasyarakatkan produk -dalam hal ini kebijakan- dapat dimengerti dan
difahami secara baik pula oleh semua khalayak. Akan tetapi apabila ada beberapa
pihak yang kurang paham atau ingin memberikan counter opini terhadap pesan
yang diberikan, Biro Humas BI wajib untuk menanganinya agar resiko timbulnya
bidang ini. Melalui prinsip R-A-C-E yang dikemukakan oleh John Marston, dari
10
Hal ini dikarenakan riset akan memberikan informasi dan data yang akurat kepada
Mengingat betapa pentingnya kegiatan riset bagi MPR maka penulis akan
memfokuskan pada kajian riset PR. Terlebih selama mengikuti kegiatan PKN
penulis ditempatkan di tim riset Biro Humas BI. Dalam tim riset ini, penulis
terbantu untuk melaksanakan salah satu fungsi PR menurut Cutlip, Center and
Broom yakni memantau kesadaran, pendapat, sikap dan perilaku di dalam dan
dalam penyusunan laporan ini, penulis ingin menjelaskan fungsi riset PR berupa
media monitoring yang dilakukan Biro Humas BI sebagai sebuah instrumen untuk
ini dikarenakan informasi dan data akurat sebagai dasar pengambilan langkah
berikutnya dapat diperoleh dari kegiatan riset. Hal tersebut terlihat pada salah satu
tugas pokok PR menurut IPRA yaitu melakukan riset pendapat, sikap dan harapan
Kegiatan riset pada proses MPR mengambil peran pada proses fact finding
dan evaluasi. Pada kedua tahap tersebut riset dapat dilakukan baik menggunakan
metode informal dan formal. Pada laporan ini penulis memfokuskan diri pada
11
kegiatan riset media monitoring dikarenakan jenis riset tersebutlah yang rutin
dilakukan oleh penulis. Selain itu riset media monitoring juga sangat membantu
tugas yang diamanantkan kepada tim riset dan analisis kehumasan dimana penulis
tergabung selama mengikuti kegiatan PKN. Melalui laporan ini penulis juga dapat
semakin memahami pentingnya riset dalam proses MPR, bagaimana riset media
monitoring ini dilakukan, apa keluaran yang dihasilkan, dan bagaimana keluaran
12
BAB III
KEGIATAN MAGANG
merta membuat Republik muda ini mempunyai struktur kenegaraan yang lengkap.
Butuh waktu untuk menata struktur lembaga negara. Kondisi negara yang tidak
menentu pada era 10 tahun awal kemerdekaan juga turut menghambat Republik
Indonesia (RI) untuk berkembang. Pada era ini Indonesia masih belum punya
sebuah lembaga yang dikelola oleh putra bangsa untuk menangani kebijakan
ekonomi.
hingga Maluku. Melalui perundingan ini pula De Javasche Bank (DJB) ditetapkan
DJB tidak secara otomatis menjadi milik RIS, Karena DJB masih tunduk
pada Oktroi. Oktroi merupakan ketentuan dan pedoman bagi DJB dalam
menjalankan usahanya dalam hal ini menjadi dasar DJB untuk menjalankan
Oktrooi ini dilakukan dengan mengganti De Javasche Bank Wet 1922 serta
Undang-Undang tanggal 31 Maret 1922 (Staatsblad 1922 No. 181). Dalam upaya
13
Undang-Undang Pokok Bank Indonesia 1953 (UUP BI). UUP BI ini akhirnya
diumumkan dalam lembaran Negara No. 40. Dengan demikian UUP BI telah
mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1953 yang menyatakan “Dengan nama Bank
dan bertindak sebagai Bank Sentral Indonesia. Semenjak itulah Bank Indonesia
Puluhan tahun berlalu dan babak baru pun dimulai. Bank Indonesia
23/1999 tentang Bank Indonesia. UU tersebut berlaku mulai 17 Mei 1999 dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali
tersebut. Pihak luar tidak seharusnya mencampuri pelaksanaan tugas BI, dan BI
moneter secara lebih efektif dan efisien. Status Bank Indonesia baik sebagai badan
14
hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh
masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum
perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam
strategis yg dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Secara umum
misi utama yang diemban BI adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan
Dalam upaya meraih dan memelihara kestabilan nilai rupiah, terdapat tiga
1. Visi BI
2. Misi BI
berkesinambungan.
16
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Bank Indonesia
seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior dan 4 hingga 7 orang Deputi
Gubernur yang diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan Dewan
(yaitu sector moneter, sektor perbankan, sektor sistem pembayaran, dan sector
17
- Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter (DSM),
18
- Unit Khusus Manajemen Informasi (UKMI),
dan
Dalam penjelasan diatas dapat kita lihat, posisi Biro Humas BI berada dibawah
Posisi Biro Humas BI yang berada dibawah direktorat PSHM tidak mengurangi
pentingnya keberadaan Biro Humas dalam struktur kelembagaan BI. Hal tersebut
dapat kita lihat dalam visi dan misi Biro Humas sebagai berikut :
1. Visi
19
b. Kantor bank Indonesia dan kantor perwakilan bank Indonesia yang
2. Misi
Biro Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi kepada publik baik
pengertian antara publik dan lembaga. Secara khusus Fungsi dari kegiatan
Pelaksanaan ketiga tugas tersebut dalam ruang lingkup kegiatan kehumasan yang
20
a. Menganalisis kondisi umum lingkungan di sekitar bank Indonesia
stakeholders
negara hingga unsur-unsur masyarakat lainnya. Hubungan dan kerjasama ini perlu
dijaga dengan baik dan seimbang. Hal ini dilakukan agar dukungan dari bebagai
lembaga lain untuk menciptakan sinergi. Selain itu hubungan ini dapat
membentuk tiga tim yang bekerja secara berkesinambungan. Ketiga tim tersebut
terdiri dari tim relasi eksternal, tim riset dan analis serta tim relasi internal dan
21
publikasi. Setiap tim mempunyai tugas masing-masig berikut ini job description
1. Tim eksternal
Indonesia
22
i. Menyusun dan melaksanakan program guna peningkatan citra bank
kebutuhan stakeholders
23
c. Memberikan respon terhadap permintaan informasi melalui
maupun tidak. Pada hari pertama mengikuti kegiatan PKN, penulis sangat
antusias untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukan
tugas tersebut. Penulis pun belajar banyak dari rekan sesama mahasiswa yang
lebih dulu melakukan kegiatan magang di BI. Melalui mereka pula penulis
mengerti bagaimana dan untuk apa tugas tersebut dilakukan. Pihak Biro Humas
juga menerima baik kami sehingga penulis tidak mendapatkan kesulitan untuk
24
di tim riset dan analisis kehumasan, kegiatan yang penulis lakukan tidak hanya
a. Kegiatan Riset
liburan
• Mengikuti kegiatan halal bihalal pasca libur hari raya ‘idul fitri
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
menganalisis data. Memang bagi orang awam hal ini terlihat remeh. Akan tetapi
bila seorang praktisi PR mengabaikan proses riset saat dia merancang sebuah
tidak akan efektif. Dapat dianalogikan praktisi tersebut bagaikan orang buta yang
disuruh menjelaskan apa itu gajah. Orang buta tersebut hanya bisa meraba-raba,
saat ia meraba belalainya maka mereka akan mengatakan bahwa gajah itu seperti
ular. Sama halnya dengan praktisi PR yang mencoba menjelaskan situasi tanpa
didukung data akurat. Mereka hanya bisa meraba kondisi lapangan hanya
berdasarkan intuisi. Maka dalam proses MPR kegiatan riset tidaklah bisa
diabaikan.
karena komunikasi bukanlah proses yang simpel. Sekali saja kesalahan terjadi,
maka efek yang terjadi bisa sangat destruktif. Sebaliknya bila sebuah kebijakan
strategi dibuat dengan data riset yang akurat maka efek yang didapatkan akan
sangat efektif.
memiliki bagian khusus yaitu Biro Humas BI yang tergabung dalam Direktorat
Humas dan Perencanaan Strategis. Terdapat tiga macam produk kebijakan strategi
26
1. Strategi dan program komunikasi kebijakan.
Dalam pembuatan ketiga strategi dan program komunikasi tersebut, Biro Humas
situasi yang sedang terjadi. Fakta tersebut diperoleh dari hasil riset yang dilakukan
oleh tim riset dan analisis kehumasan Biro Humas BI. Tim riset dan kehumasan
BI akan memberikan data akurat tentang objek sasaran atau deskripsi inti masalah
Dalam kasus orang buta dan seekor gajah, terlihat bahwa memiliki
informasi tentang objek sasaran sangatlah penting. Sama halnya pada proses
dukungan data yang didapat dari riset. Tanpa riset seorang praktisi tidak bisa
Dapat kita simpulkan bahwa melalui riset, biro Humas BI dapat memberikan
rekomendasi kepada top manager atau tim Humas lainnya tentang situasi yang
27
Jika efektifitas strategi komunikasi dapat dicapai maka tujuan utama dari riset
tercapai.
Banyak ahli yang menekankan pentingnya riset dalam proses MPR. Ann
pentingnya riset bahkan kegiatan ini tak hanya dilakukan di awal saja. Hal
tersebut dinyatakan oleh Doug Newson, Alan Scott & Judy turk dalam
kriyantono (2007:7) :
Secara singkat proses riset dilakukan pada awal perencanaan program, memonitor
Dapat kita simpulkan posisi riset dalam MPR berada di tahapan fact finding dan
evaluasi. Hal ini diperjelas oleh pernyataan Kriyantono (2007:289) bahwa proses
Begitu halnya yang terjadi di Biro Humas BI. Setiap kegiatan yang
dilakukan oleh Biro Humas BI selalu didasari oleh data yang didapat melalui riset.
Misalnya saja saat Biro Humas BI diminta oleh salah satu stasiun televisi untuk
menjadi narasumber dalam suatu acara talkshow terkait dengan topik kebijakan
OJK. Maka kepala Biro Humas BI akan turun dan memberikan statement yang
28
tentunya didapatkan dari hasil riset monitor lingkungan dan arah strategi dan
umumnya dilakukan pada tahapan fact finding atau pencarian fakta. Riset pada
untuk menjelaskan dan memahami inti permasalahan yang sedang terjadi. Dalam
efektif. Mendengar dalam konteks ini tidak kita artikan secara harfiah sebagai
‘mendengar’ dalam hal ini adalah upaya untuk menerima umpan balik atau
pesan nonverbal.
Feedback dari pihak lain atas tindakan lembaga terkadang berupa berita
yang termuat di media massa atau surat. Lalu apa pentingnya kita harus
Feedback adalah alat yang amat berguna. Ketika umpan balik tidak
ada atau ditunda atau meredup... maka akan muncul situasi keraguan
dan kekecewaan di antara para komunikator, dan lalu muncul frustasi
dan bahkan terkadang permusuhan. (cutlip, :324)
dapat kita simpulkan apabila feedback ini tak dihiraukan maka akan muncul benih-
benih krisis.
29
Apabila BI tak mau memperdulikan feedback yang diberikan oleh publik,
bisa jadi krisis akan membesar dan mengakibatkan efek yang merugikan
membicarakan wacana ini. Banyak bermunculan opini pro dan kontra. Pihak
pemerintah pun seakan ingin lepas tangan dengan menyatakan bahwa wacana ini
tidak akan pernah masuk agenda pembahasan oleh pemerintah. Opini kontra pun
banyak mempertanyakan kebijakan ini. Maka melalui riset pada tahapan fact
yang harus diambil oleh Dewan Gubernur dalam menghadapi masalah ini.
Dapat kita simpulkan bahwa seandainya BI tidak peduli dan tak mau mendengar
maka penanganan krisis juga tidak akan efektif karena organisasi tidak mengetahui
juga tidak tepat karena organisasi tidak mampu membuat pesan yang sesuai
Memang kegiatan ‘mendengar’ ini tidak mudah tapi bila dapat dilakukan
secara efektif maka krisis dapat dimimalisir. Hal tersebut dikarenakan dengan
Kegiatan ‘mendengar’ ini dapat dilakukan organisasi dengan berbagai cara, salah
satunya adalah riset. Cutlip, Center, & Broom (2007:326) menjelaskan bahwa
30
dengan riset maka kegiatan ‘mendengar’ ini dapat dikembangkan secara
sistematis dalam proses komunikasi. Lebih lanjut Cutlip, Center, & Broom
Maksud dari umpan balik yang dapat dipercaya adalah umpan balik
tersebut didapatkan melalui metode-metode yang telah ada. Melalui metode yang
digunakan maka umpan balik dapat diolah oleh tim riset dan analisis kehumasan
permasalahan, maka berbeda halnya pada proses evaluasi. Riset pada tahapan
evaluasi digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari sebuah program. Cutlip,
Center, & Broom (2007:416) menekankan manfaat riset ini hanya dipakai untuk
mempelajari apa yang terjadi dan mengapa, bukan untuk membuktikan atau
melakukan sesuatu. Evart G. Routzahn dalam Cutlip, Center, & Broom (2007:417)
menambahkan bahwa hasil riset tersebut dapat digunakan oleh praktisi PR sebagai
yang didapat dari riset evaluasi tersebut akan menjadi acuan bagaimana program
selanjutnya dilakukan.
31
dalam riset evaluasi ini kita juga dapat mengetahui bagaimana sebuah program
berjalan. Dari sini kita juga dapat mengetahui perkembangan dari program
tersebut.
Riset evaluasi juga dilakukan oleh tim riset dan analisis kehumasan BI.
bagaimana sebuah program berjalan. Misalkan saja saat awal bulan Biro Humas
dan tingkat inflasi kepada media massa. Dalam kegiatan ini tim riset dan analisis
program komunikasinya dan melakukan fact finding atas masalah yang terjadi.
Kedua fungsi tersebut dijalankan oleh tim riset dan analisis kehumasan BI. fungsi
evaluasi dan factfinding dilakukan tim riset dan analisis kehumasan BI melalui
Kedua tugas yang diemban oleh tim riset dan analisis kehumasan BI ini
ditujukan untuk mendapatkan data tentang situasi sekitar terkait kebijakan BI.
bersikap atas kebijakan BI. Misalkan saja pada isu redonomisasi. Saat isu ini
32
mencuat dihadapan publik, muncul pro dan kontra atas isu ini. Di satu sisi
menyederhanakan proses akuntansi. Akan tetapi bagi pihak yang kontra, mereka
menolak usulan ini. Pemerintah pun tak mau ambil resiko dengan menyatakan
redonomisasi tidak akan masuk agenda pemerintahan. Melalui riset maka BI dapat
mengetahui fakta tersebut dan memilih langkah apa yang akan diambil.
disebabkan feedback dari publik terkait kebijakan BI dapat berupa opini yang
termuat di pemberitaan media massa. Apabila feedback melalui media massa ini
Karena feedback yang diutarakan melalui media massa dapat dikatakan inilah
opini publik terkait kebijakan BI. Kriyantono menjelaskan bahwa, riset PR pada
dasarnya berkaitan dengan upaya mengukur opini publik. Sehingga melalui riset
dapat melakukan riset PR dengan menggunakan berbagai jenis metode riset PR.
Praktisi PR dapat memilih pendekatan dan metode tergantung pada problem apa
yang ditangani. Secara garis besar metode riset PR dibagi menjadi dua
berdasarkan sifatnya yaitu riset informal dan formal. Secara umum riset PR dibagi
menjadi dua macam berdasar sifatnya yaitu riset formal dan informal. Menurut
33
riset informal merupakan riset yang dilakukan tanpa dibatasi oleh aturan-aturan
Kedua sifat riset ini mempunyai kelemahan dan kelebihan. Riset informal
tidak dapat digunakan sebagai bahan dasar perencanaan sebuah program. Hal ini
mayoritas. Cutlip, Center, & Broom menegaskan bahwa metode informal hanya
cocok untuk mencari tahu kondisi publik jika dilihat sebagai metode yang baik
untuk mendeteksi dan mengeksplorasi situasi problem dan untuk uji awal riset dan
didalam riset metode informal adalah Publicity Analysis. Riset ini merupakan riset
sehari ini akan dikompilasi menjadi satu laporan bulanan dengan dilengkapi
pemberitaan terkait BI. Tahap analisis data ini tidak lagi menggunakan metode
yang bersifat informal tapi formal, karena hasil analisis tersebut harus dapat
sebuah program maka metode formalah yang cocok. Hal ini dikarenakan metode
formal ini dilengkapi alat pencari fakta baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Sesuai dengan tujuan dari metode formal adalah untuk mengumpulkan data dari
sampel ilmiah. Sehingga metode formal ini mampu menjawab pertanyaan tentang
34
situasi yang tidak dijawab dengan memuaskan bila kita menggunakan metode
informal. Termasuk dalam riset formal adalah analisis isi. Riset tersebut
digunakan untuk menentukan secara objektif apa yang dilaporkan dalam media.
sehari.
Kedua macam sifat metode riset tersebut ini juga dilakukan oleh tim riset
dan analisis kehumasan BI, yaitu berupa kegiatan media monitoring baik secara
harian, mingguan atau bulanan. Setiap hari Biro Humas BI mendapatkan kliping
tersebut telah diolah dan ditentukan arah pemberitaannya. Pada akhirnya kilping
berita selama sebulan akan menjadi bahan rekomendasi arah kebijakan strategi
yang didapat bisa jadi bahan rekomendasi arah kebijakan strategi komunikasi BI?
Sebelum menjawab kedua pertanyaan tersebut, akan lebih baik bila kita menilik
35
yang dilakukan oleh organisasi. Harapannya informasi tersebut akan termuat
dalam media massa dan dapat tersampaikan kepada publik. Iriantara (2005:29)
organisasi melalui media massa. Melalui media relations pula organisasi dapat
Pada Biro Humas BI, kegiatan ini dilaksanakan oleh kelompok media
yang tergabung dalam tim relasi eksternal. Kelompok ini bertugas untuk meng-
handle media massa melalui kunjungan pers, konferensi pers, pers release, atau
akan tetapi kinerja mereka di-back up oleh tim riset dan analisis kehumasan. Tim
riset dan analisis kehumasan ini membantu kelompok media dalam hal
massa (jejaring).
Kegiatan media relations yang dilakukan Biro Humas BI ini tak hanya
Melalui pemeliharaan arus informasi yang tepat maka pesan yang di berikan oleh
diolah, Oemi dalam Irianta (2005:30) menekankan bahwa organisasi harus pandai
harus mengikuti dan mengelola informasi yang masuk. Hal ini ditujukan agar
36
Informasi yang masuk dapat berupa tanggapan terhadap pesan yang
Feedback ini dapat berupa pernyataan aspirasi, harapan, keinginan bahkan kritik.
BI tidak bisa tuli terhadap umpan balik yang diberikan publiknya terkait dengan
kebijakan yang dibuat atau kelembagaan BI. Misalnya pada kebijakan (Loan to
kontroversi. Kebijakan yang ditujukan agar dunia perbankan lebih terbuka dalam
memberikan pinjaman ini banyak ditentang oleh bank-bank besar. Hal tersebut
Melalui riset ini tim riset dan analisis kehumasan BI dapat memperhatikan dengan
seksama apa isi feedback yang termuat di berita. Setelah itu feedback diolah bisa
menjadi bahan rekomendasi tim riset dan analisis kehumasan untuk membuat
37
program komunikasi ataukah langsung memberi tanggapa atas pemberitaan yang
kurang berkenan.
eksternal dapat memberikan jawaban atas feedback yang masuk melalui media
massa. Bisa melalui pers release, wawancara langsung, pers conference atau
menjadi narasumber pada acara talkshow di stasiun TV. Hal ini ditujukan untuk
membangun komunikasi dua arah yang efektif. Misalnya saja saat menghadapi isu
uang palsu menjelang hari raya ‘idul fitri. Kelompok eksternal mendapatkan
informasi tentang isu tersebut dari tim riset dan analisis kehumasan. Lalu
Selain sebagai salah satu upaya dalam membangun komunikasi dua arah,
media monitoring juga menjadi sarana evaluasi program. Tim riset dan analisis
dibuatnya berjalan begitu saja. Sesuai dengan tahapan MPR, setelah pelaksanaan
maka langkah selanjutnya adalah evaluasi melalui riset. Hal ini dikarenakan
menjelaskan bahwa tolak ukur keberhasilan program media relations ini diukur
38
dari publikasi yang optimal. Kata optimal disini berarti publikasi tersebut sesuai
Riset media monitoring ini cukup unik. Hal tersebut dikarenakan riset ini
menggunakna metode formal dan informal. Dikatakan seperti itu karena, media
metode analisis isi. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui isi pemberitaan dan
publik.
Melalui riset media monitoring ini tentunya tujuan Biro Humas BI untuk
komunikasi efektif dapat tercapai karena didukung dengan data yang akurat. Data
tersebut lalu akan diolah menjadi program dan strategi komunikasi baik dalam
jangka pendek atau jangka panjang. Secara garis besar Wardhani (2008:140)
sebagai berikut :
39
Akan tetapi pada pelaksanaan media monitoring oleh BI, poin ketiga yaitu melihat
luas kolom publikasi tidak dilakukan. Tim riset BI lebih memfokuskan pada
jumlah pemberitaan, porsi pemberitaan yang termuat dalam media, siapa opinion
terhadap isu yang sama. Opini tersebut diungkapkan oleh pihak yang dianggap
mewakili keseluruhan publik. Menurut Wlliam Albiq dalam Helena Olii dan Lidia
yang diperoleh melalui perdebatan dan opini publik merupakan hasil interaksi
antar individu dalam suatu publik. Dapat disimpulkan bahwa opini publik muncul
Feedback berupa opini publik telah berulang kali didapatkan oleh BI. Baik
pada kasus Bail-Out Bank Century hingga yang terbaru adalah isu redenomisasi.
Isu-isu tersebut menimbulkan pro dan kontra. Media pun dengan senang hati
memblow-up isu tersebut karena the bad news is a good news. Semakin
kontroversial sebuah isu semakin menarik isu tersebut dan publik yang ingin tahu
tentu akan semakin banyak pula. Saat isu tersebut diangkat oleh media massa
maka terbentuklah opini pro dan kontra terhadap BI terkait isu tersebut.
dalam media massa. Baik dalam acara talkshow atau dalam berita. Dalam
pemberitaan atau talkshow tentunya akan dilakukan secara cover both side,
40
sehingga opini pro dan kontra pun bertemu. Bertemunya kedua macam opini ini
yang tidak bisa secara langsung mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ketidak
tahuan ini ‘dimanfaatkan’ media massa untuk menciptakan apa yang disebut oleh
Lippman dalam Cutlip, Center dan Broom (2007:234) sebagai gambaran yang
terpercaya atas dunia yang berada di luar jangkauan dan pengalaman langsung
publik.
gambaran atas dunia yang berada diluar jangkauan publik ini diperkuat oleh tidak
diberikannya interpretasi peristiwa dalam berita yang luas dan seimbang kepada
blow up wacana tersebut dengan mengangkat opini tentang masyarakat yang tidak
wacana tersebut. Ditambah lagi dengan pemunculan opinion leader yang kontra
terhadap wacana tersebut. Sehingga anggota publik dalam hal ini masyarakat dapat
41
Media massa juga kurang memberikan ruang terhadap opini yang pro
media massa tidak memberikan ruang yang cukup agar opini yang pro terhadap
Pengaruh media massa terhadap opini publik ini diperkuat dengan adanya
dalam West & Turner (2007:127) menjelaskan maksud ketiga karateristik tersebut
sebagai berikut :
efek yang akan terjadi saat kebijakan ini terealisasi, mengapa BI perlu
langsung ke BI.
adalah berita yang dimuat oleh media massa terkadang sama dan
42
pemberitaan pengadaan kas keliling menjelang hari raya ‘idul fitri.
jam bahkan ada yang harus sampai menginap hanya untuk menukarkan
sama dengan yang diungkapkan oleh media akan merasa dirinya berada
43
Luasnya jangkauan media massa menyebabkan opini yang diangkat
yang begitu besar, media memiliki dampak yang awet dan mendalam terhadap
diciptakan oleh media massa sehingga opini mayoritas pun berkuasa atas opini
minoritas. Dalam kasus Hal ini diperkuat dengan pernyataan Nancy Erickson dan
Paul Turman dalam West-Turner (2007:126) mereka yakin bila media massa
adalah pihak yang memberikan dorongan di balik spiral keheningan. Hal tersebut
disebabkan karena media merupakan alat komunikasi satu arah. Sehingga publik
yang mendapatkan pesan tidak langsung tersebut tak mampu untuk memberikan
respon.
bail-out tersebut seolah tenggelam. Hal ini dikarenakan media massa lebih
memihak kepada opini mayoritas yaitu opini yang kontra terhadap kebijakan ini.
lengkap, media massa juga men-setting agenda apa yang ingin dibahas. West-
44
Turner (2007:122) menjelaskan bahwa sering kali media menentukan subjek apa
yang menarik bagi publik dan media sering membuat suatu subjek menjadi
lebaran dan peredaran uang palsu. Pada Agustus ketiga isu yang termasuk pada
Sebanyak 360 berita membahas ketiga isu tersebut dan yang paling kontroversial
spiral keheningan maka citra sebuah lembaga berada dalam ancaman. Selain
jangkauannya yang luas, media massa juga mampu memainkan opini publik.
Maka diperlukanlah sebuah alat yang dapat menjadi instrumen untuk mengatasi
masalah ini.
tantangan ini. Hal ini dikarenakan riset ini memiliki metode formal yaitu analisis
isi yang hasilnya dapat dipertanggunggjawabkan. Melalui riset ini tim riset dan
konfirmasi tentang informasi yang benar tentang sebuah isu. Kedua hal ini
dilakukan sebagai upaya untuk menangani opini publik yang berkembang di mata
masyarakat. Helena Olii dan Lidia Evelina menjelaskan bahwa Humas harus
45
Sejelek apapun opini yang berkembang, Biro Humas BI dituntut agar dapat
bersikap secara rasional dalam menghadapi opini negatif tersebut. Helena Olii dan
negatif secara rasional bukan hanya berdasar emosi. Maka inilah tugas
sesungguhnya yang harus diemban oleh tim riset dan analisis kehumasan BI. Hal
oleh tim eksternal dan internal bersumber dari hasil kerja tim riset dan analisis
dengan efektif sehingga tujuan Biro Humas untuk menyokong visi BI melalui citra
upaya media massa untuk membentuk persepsi publik. Bicara tentang persepsi,
tentu kita tak jauh-jauh bahasan tentang citra. Hal ini dikarenakan citra lahir dari
persepsi publik tentang apapun kegiatan BI. Seperti yang dikatakan Kriyantono
citra adalah gambaran yang ada dalam publik tentang perusahaan. Citra
adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut pelayanannya,
kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan, atau perilaku
individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. (2008 : 8).
Dapat kita lihat bahwa dengan adanya persepsi ini akan lahirlah sebuah citra
dipengaruhi oleh media massa. Hal ini dikarenakan media massa hanya
memberikan ruang terbatas kepada publik terkait apa yang sebenarnya terjadi.
46
Jumlah informasi yang dimiliki oleh seseorang akan menentukan
ada beberapa jenis citra yang mungkin terbentuk akibat jumlah informasi yang
pihak luar tentang organisasinya. Seringkali citra ini tidak tepat karena
Citra ini adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak
bayangan, citra yang berlaku tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini
organisasi. Citra yang berlaku ini dapat terlihat pada opini publik terhadap
Citra ini adalah citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Biasanya
citra yang diharapkan lebih baik daripada citra yang berlaku. Biasanya citra
yang diinginkan ini dibentuk dan diterapkan untuk sesuatu yang baru.
47
baik. Citra perusahaan atau lembaga yang baik tentunya akan mendukung
nya bekerja secara berkesinambungan melalui ketiga timnya. Tim riset dan analisis
kehumasan BI bertugas untuk mengetahui opini publik dan citra yang berlaku di
masyarakat terhadap BI. Melalui tim ini maka Biro Humas BI akan memperoleh
data tentang bagaimana persepsi publik terhadap BI. Data tersebut lalu diolah dan
didistribusikan kepada tim relasi eksternal, tim relasi internal dan kepada Dewan
Gubernur.
publik sehingga citra negatif yang berlaku dapat ditangani. Rekomendasi kepada
Dewan Gubernur akan diolah sehingga melahirkan tiga macam strategi dan
oleh tim relasi internal agar citra bayangan yang dimiliki oleh internal BI dapat
sedang terjadi pada lembaganya dan dapat meluruskan pemahaman yang kurang
tepat.
untuk melaksanakannya. Adalah tim riset dan analisis kehumasan yang bertugas
untuk melakukan riset ini. Riset media monitoring digunakan karena riset ini
dapat mempermudah tugas tim riset kehumasan yaitu untuk memantauan dan
48
analisis pemberitaan harian terkait bank Indonesia di media massa. Selain itu
metode ini juga digunakan tim riset dan analisa kehumasan untuk menganalisa
monitoring antara lain strategi & program komunikasi kebijakan, isu strategis dan
isu kritikal. Hasil keluaran tersebut dibuat berdasarkan data yang telah diolah
dengan cara kodifikasi, interpretasi data, grup diskusi dan analisis isi. Data yang
sebagai riset evaluasi. Riset ini digunakan untuk mempelajari dan mengeksplorasi
bagaimana situasi yang terjadi. Cutlip, Center & Broom (2007:423) proses ini
biasanya dilakukan dengan cara menghitung jumlah publikasi cetak; news release
atau pendengar. Dapat disimpulkan tahapan riset evaluasi ini adalah menghitung
pesan yang didistribusikan, jumlah pesan yang termuat di media massa, jumlah
orang yang mungkin menerima pesan program dan jumlah orang yang
memperhatikan pesan.
metode analisis isi, maka proses untuk mengetahui jumlah jumlah orang yang
mungkin menerima pesan program dan jumlah orang yang memperhatikan pesan
ditiadakan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Cutlip, Center & Broom
49
(2007:345) bahwa analisis isi hanya menjelaskan apa yang dicetak atau disiarkan,
bukan apa yang dibaca atau didengar. Analisis isi tidak mengukur apakah audien
Proses media monitoring yang dilakukan oleh tim riset dan analisa
kehumasan dimulai dengan melakukan mapping berita harian. Pada pagi hari Biro
Humas BI akan menerima kliping pemberitaan di media cetak hari ini dan
beberapa pemberitaan media elektronik pada hari kemarin. Kliping ini dikirim
beserta news alert dari konsultan PR yang disewanya yaitu Fortune PR. Ini
merupakan riset yang bersifat informal dikarenakan tidak dibatasi oleh aturan
pemberitaan di media cetak daripada media elektronik. Hal ini dikarenakan untuk
mengawasi media cetak lebih mudah dikarenakan fisiknya yang mudah dibawa
dan sifatnya yang dapat dibaca berulang kali kapan saja tanpa menggunakan alat
susah dilakukan karena berita yang termuat di televisi atau radio tidak dapat
diulang sehingga butuh alat khusus untuk merekamnya. Selain itu Biro Humas BI
50
Tabel 4.1 : contoh kliping dalam bentuk soft copy oleh Fortune PR. Selain
mendapatkan kliping dalam bentuk soft copy BI juga mendapatkan
kliping pemberitaan harian dalam bentuk hard copy
beritanya yang selalu update setiap waktu dan jumlah medianya sangat banyak
media elektronik –yang berupa transkrip- dan media internet hanya menjadi data
pembanding saja.
Kliping pemberitaan harian pada media cetak yang telah diterima lebih
lanjut oleh tim riset dan analisis kehumasan akan diolah. Pengolahan data ini
51
Tabel 4.2 : contoh data kliping pemberitaaan harian yang telah dikelompokkan
dalam berbagai kategori dan dinilai oleh tim riset dan analisis
kehumasan Biro Humas BI
Dalam gambar diatas dapat kita amati beberapa kategori yang digunakan untuk
1. Kategori berita
2. Nama media
Biro Humas telah memilih media mana saja yang beritanya akan
punya target pembaca yang diinginkan oleh BI. Seperti halnya yang
3. Judul berita
52
Pengklasifikasian judul berita ini akan membantu praktisi PR dalam
Depan Kuasa Modal, Hilang Daulat Negara” maka tim riset dan
4. Halaman
kecenderungan berita.
narasumber dari berita tersebut. Hal ini akan memudahkan tim riset
b. Jabatan
53
Tim riset dan analisis kehumasan BI menilai bahwa jabatan dan
direktur Bank BII saat ditanyai oleh media cetak terkait isu
tim riset BI memberi nilai lebih terhadap direktur Bank BCA yaitu
1,5 pada kolom penilaian sedangkan direktur Bank BII hanya 0,75.
penilaian yaitu :
a. Messege Accuracy
54
Tim riset akan menilai apakah berita tersebut berkaitan dengan
kebijakan atau tidak. Tim riset akan memberi nilai antara 1 hingga
b. Klasifikasi media
Media yang telah dipilih tim riset untuk dimonitor lebih lanjut akan
c. Posisi artikel
d. Eksistensi foto
e. Kredibilitas narasumber
apa yang diwakilinya. Nilai yang diberikan adalah 0.25, 0.5, atau
0.75.
f. Jumlah nilai
55
Setelah semua penilaian dilakukan maka akan ditotal. Penjumlahan
nilai ini akan membantu tim riset nanti pada saat membuat monthly
report. Berita dengan nilai kurang dari 6 berita tersebut tidak akan
laporan harian pemberitaan, news alert, LD key messeges, dan tindak lanjut
sebagai upaya pengguanaan hak jawab BI. Disinilah media monitoring mengambil
peran dalam apa yang disebut Irianta sebagai tujuan media relations yaitu melalui
pada media.
berita harian pada tahapan evaluasi. Selain mengeksplorasi kondisi citra BI dimata
publik, kegiatan media monitoring ini juga digunakan untuk mengetahui arah
dengan menggunakan analisis isi media, maka tim riset dan analisis kehumasan BI
dapat mendefinisikan 3 hal yang merupakan tujuan analisis isi menurut wardhani
(2008:141) yaitu :
massa.
menurun pemberitaannya.
56
Melalui analisis isi ini juga maka hasil yang didapat dapat dipertanggungjawabkan
dan dapat digunakan sebagai bahan dasar perencenaan sebuah program. Hal
tersebut dikarenakan analisis isi merupakan salah satu metode riset formal. Akan
tetapi jumlah anggota tim riset dan analisis kehumasan BI hanya berjumlah 2
orang maka Biro Humas BI pun menyewa konsultan PR untuk melakukan analisis
isi ini.
Melalui metode analisis isi maka tim riset dan analisis kehumasan BI akan
informasi tentang fenomena dan situasi dengan akurasi dan toleransi kesalahan
yang bisa diterima. Hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh metode publicity
seberapa sering pemberitaan tentang BI dimuat oleh media massa melalui kliping.
digunakan Biro Humas BI untuk bersikap reaktif dan antisipatif atas pemberitaan
pada hari tersebut. Misalkan pada hari tersebut tim riset menemukan opini dengan
kecenderungan negatif maka tim riset dan analisis kehumasan akan meminta
Komunikasi Horizontal
dikarenakan Sabtu adalah hari libur bagi dunia perekonomian. Sehingga media
57
massa tidak mempunyai topik untuk membahas isu ekonomi. Setelah sepekan
maka tim riset dan analisis kehumasan BI akan menjadikan laporan harian Senin
tempat untuk mendiskusikan isu apa yang sedang berkembang minggu kemarin
dan mencari solusi untuk mengatasinya. Selain membahas isu seminggu kemarin,
yang harus diambil tim relasi internal atau relasi eksternal dalam menghadapi isu
tersebut. Pada forum ini, dijabarkan pula daftar opinion leader pemberitaan
sepekan dan media tracking weekly dari Fortune PR. Dibawah ini merupakan
contoh bahan presentasi “ngoran” dan daftar opinion leader pemberitaan sepekan.
58
Tabel 4.3 : tabel opinion leader pemberitaan sepekan
Pada tahapan “ngoran” ini data tentang isu dominan yang didapat selama
sepekan kemudian ditarik menjadi satu kesimpulan. Lalu salah satu anggota Biro
Humas akan mempresentasikan data yang telah didapat. Data ini berupa evaluasi
kinerja BI selama sepekan. Sehingga opini publik yang dapat muncul dari hasil
kinerja BI juga dapat dipantau dan dicari cara penyelesaiannya bersama. Dalam
59
horizontal merupakan penyampaian informasi diantara rekan sejawat dalam unit
Biro Humas BI memiliki tiga tim, tiap tim mempunyai kegiatan dan tugasnya
dapat mengetahui kegiatan tim lainnya. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi
salah paham yang mungkin bisa terjadi. Misalkan saja akan diadakan kegiatan
“ngarsip” dimana semua arsip yang dimiliki oleh pegawai BI akan diperiksa
kesemua pegawai Biro Humas BI dan pada akhirnya Biro Humas tidak
Saat muncul opini publik negatif mencuat pada pemberitaan seminggu, maka
(OJK). Muncul berbagai opini terkait polemik asal pendanaan OJK apakah
didanai oleh negara atau dengan memungut iuran dari industri keuangan.
Maka Biro Humas BI saat “ngoran” akan membahas langkah apa yang harus
diambil oleh kelompok relasi lembaga publik. Dalam hal ini kelompok relasi
Huma BI akan membantu apa yang seharusnya oleh kelompok relasi lembaga
60
publik agar apa yang BI inginkan dapat dikomunikasikan kepada DPR secara
efektif.
Saat ada undangan untuk menjadi narasumber acara talkshow di media TV,
saat “ngoran” dapat dilakukan pembagian tugas siapa yang akan menjadi
Setelah sebulan, maka tim riset dan analisis kehumasan BI akan membuat
laporan bulanan dalam bentuk monthly report. Monthly report ini dibuat dari
kesuluruhan berita selama sebulan akan dibedakan sesuai topiknya yaitu stabilitas
goverment. Pada akhirnya tim riset dan analisis kehumasan BI akan mendapatkan
tersebut hanya dijadikan pelengkap saat pembuatan produk laporan oleh tim riset
dan analisis kehumasan BI. Monthly report yang telah dibuat lalu diolah lagi
b. mapping stakeholder.
61
c. analisis isu khusus (isu kritikal).
penyusunan strategi dan program komunikasi. Terdapat tiga macam strategi dan
dikategorikan sesuai topiknya. Ribuan berita yang telah dinilai pada laporan
pemberitaan harian akan difilter. Manakah berita yang terhitung dan yang tak
terhitung. Berita yang terhitung adalah yang mempunyai nilai ≥6. Lalu berita
terhitung tersebut lalu diolah. Pengolahan ini memiliki tujuan sebagai berikut :
Ketiga tujuan tersebut dapat dicapai melalui pengolahan data menjadi tabel
sebagai berikut :
berita terhitung telah menjadi satu tabel, maka langkah berikutnya adalah
62
mentabulasi jumlah berita terhitung dan tidak terhitung, jumlah berita terhitung
63
Tabel 4.8 jumlah berita terhitung dengan kecederungan negatif per-kategori
No. Topik Berita-POSITIF Jumlah
1 Stabilitas Moneter 26
Stabilitas Sistem
2 34
Keuangan
3 Sistem Pembayaran 108
4 Governance 16
Jumlah Per-Topik-POSITIF 184
Tabel 4.9 jumlah berita terhitung dengan kecenderungan positif per-topik
No Isu Dominan Makro Ekonomi Jumlah
1 Netral 173
2 Positif 4
Jumlah Total 177
Tabel 4.10 jumlah berita dengan kecenderungan positif pada salah satu isu dominan
setelah ditabulasi maka data tersebut akan diolah lebih lanjut menjadi diagram-
diagram seperti contoh berikut :
64
Setelah data tabulasi dan grafik pemberitaan didapatkan langkah
positif dan negatif. Setelah itu tim riset dan analisis kehumasan akan melakukan
penghitungan nilai Net Favourable Result (NFR) yaitu takaran untuk mengetahui
65
kemanakah arah kecenderungan pemberitaan media massa. Rumus NFR yang
secara rinci apa yang telah didefinisikan dalam tahapan mendefinisikan problem.
faktor eksternal salah satunya adalah stakeholder. Dalam analisis situasi ini
terdapat dua faktor yang diperhitungkan yaitu faktor internal dan eksternal. Bila
faktor internal ini segala sesuatu yang berhubungan dengan tindakan organisasi.
secara sitematis situasi di luar organisasi. Cutlip, Center & Broom (2007:329)
menambahkan bahwa analisis ini juga dapat digunakan untuk mengetahui siapa
yang sekarang ini terlibat atau dipengaruhi dan bagaimana hal itu terjadi. Dengan
66
kata lain proses ini akan mengidentifikasi siapa yang terlibat dan dipengaruhi
suatu situasi.
bagian yang sama seperti organisasi. Cutlip, Center & Broom lebih lanjut
interdependensi. Maksudnya adalah apa yang mereka tahu, rasa, dan lakukan akan
Maka perlu sebuah usaha khusus untuk menentukan strategi dan program
mereka termuat di media massa. Hal ini penting dilakukan karena apa yang
karena opini mereka akan dianggap sebagai opini mayoritas dikarenakan media
Terkadang dalam sebulan terdapat isu yang diangkat khusus oleh media
massa dan menjadi isu dominan terkait kebijakan BI. Melalui data yang didapat
67
dari monthly media monitoring tim riset dan analisis kehumasan BI dapat
Data tersebut lalu diolah oleh tim riset dan analisis kehumasan BI menjadi analisis
isu khusus. Analisis ini digunakan oleh tim riset dan analisis kehumasan sebagai
rekomendasi kepada Dewan Gubernur BI dari tim riset dan analisis kehumasan
untuk membuat tiga macam program dan strategi komunikasi BI. Ketiga produk
arah pemberitaan media massa seputar BI. Ketiga produk tersebut juga
melalui strategi dan program kominikasi. Terdapat tiga bentuk strategi dan
Secara garis besar alur kerja media monitoring baik daily, weekly, dan
Gambar 4.6
Diagram alur
media
monitoring tim
riset dan
analisis
kehumasan BI
68
Menurut penulis dari apa yang telah dikemukakan di atas penulis
berasumsi bahwa kegiatan media monitoring yang dilakukan oleh tim riset dan
analisis Humas BI dapat digunakan sebagai alat pengawas opini publik. Melalui
kegiatan ini pula upaya Biro Humas untuk menciptakan citra positif BI dapat
tercapai. Hal tersebut dapat dilakukan karena dengan mengawasi opini publik
ditangani oleh tim relasi eksternal. Selain secara reaktif langkah proaktif
dilakukan melalui program dan strategi komunikasi yang didapat dari kegiatan
langkah kegiatan media monitoring sebagai alat pengawas opini publik terhadap
BI sebagai berikut :
69
70
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan PKN bagi penulis sangat bermakna. Hal tersebut dikarenakan
lembaga sebesar Bank Indonesia, peran Humas sangatlah dibutuhkan. Hal tersebut
Nyata (PKN) yang dilakukan di Bank Indonesia (BI) yang beralamat di MH.
Thamrin No. 2 Jakarta selama kurang lebih satu bulan lamanya terhitung mulai
• Dalam proses MPR, riset mengambil peran pada tahapan evaluasi dan fact
tahapan ini digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari sebuah program.
71
kecenderungan pemberitaan media massa yang berpotensi mempengaruhi
opini publik terkait BI. Sehingga Biro Humas dapat memperoleh data dari
• Media monitoring yang dilakukan oleh tim riset dan analisis kehumasan
• Riset media monitoring dilakukan oleh Tim Riset dan Analisis Kehumasan
digunakan oleh Biro Humas BI untuk bersikap reaktif dan antisipatif atas
5.2 Rekomendasi
penulis mempunyai beberapa saran kepada Biro Humas BI dan Fakultas Ilmu
72
1. Saran Untuk Biro Humas BI
untuk dilakukan akan tetapi fungsinya yang begitu besar membuat keberadaan
tim riset dan analisis kehumasan BI sangat vital. Tanpa tim ini tentunya Biro
Meskipun perannya yang sangat vital namun tim riset dan analisis
tersebut sangat memberatkan kinerja tim riset dan analisis kehumasan BI.
Apalagi kedua pegawai tersebut juga sering membantu program tim lain
Kekurangan SDM pada tim ini mungkin dapat ditutupi sementara dengan
pegawai tim riset dan analisis kehumasan. Agar proses riset yang dilakukan
tidak terhambat akibat kedua anggota tim riset dan analisis kehumasan
73
2. Saran untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya
dikarenakan penulis belum pernah mengambil mata kuliah riset PR. Saat
penulis ingin mengambil mata kuliah tersebut, ternyata mata kuliah tersebut
74
DAFTAR PUSTAKA
Cutlip, Scott M., Allen H. Center, & Glen M. Broom. 2006. Effective Public
Media.
West, Richard & Turner, Lynn H.Pengantar teori komunikasi buku 2 analisis dan
www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Fungsi+Bank+Indonesia/Tujuan+dan+Tugas/
75
Lampiran
Tanggal Kegiatan
Nasution
2010
76
26 Agustus 2010 • Memberikan ucapan selamat kepada Darmin
mengenai BI Rate
77
September 2010
September 2010
September 2010
September 2010
78