Bab III Perb. Ujian Prop
Bab III Perb. Ujian Prop
BAB III
dibawahnya) dengan legislatif (DPRD). Meskipun demikian, pada zaman orde baru
berkuasa (1966-1998), peran DPRD dalam hal pengambilan keputusan alokasi dana
APBD sangat kecil, jika dibandingkan dengan eksekutif. Hal tersebut, disebabkan
karena tekanan penguasa saat itu. Selain, kapasitas dan kewenangannya yang
Pembangunan Nasional) yang memberikan kewenangan dan peran yang lebih besar
keputusan alokasi dana dalam APBD cenderung didominasi oleh keputusan anggota
DPRD.
mengesahkan atau menolak usulan anggaran yang diajukan eksekutif (Dobell &
Ulrich,2002).
kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, ketika berhadapan dengan ekskutif untuk
38
sendiri dari pada kepentingan masyarakat luas. Termasuk di dalamnya pada saat
berhadapan dengan ekskutif untuk memutuskan APBD. Hal ini, terbukti dari temuan
Jika, anggota DPRD tidak dapat memerankan sebagai wakil rakyat yang baik.
anggota DPRD ketika mereka berhadapan dengan ekskutif, baik ketika merumuskan
sangat penting dalam rangka memperbaiki perilaku dan kinerja anggota DPRD.
prioritas alokasi dana APBD. Sebab, hasil temuan penelitian Burnett et al. (2008)
Namun, dari penjelasan Burnett et al. (2008) dan Winkielman et al. (2003)
tersebut, masih terdapat persoalan yang mengganggu yakni, apa faktor-faktor yang
keputusan publik, dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu faktor partai tempat ia
Sama seperti Burnett et al. (2008) maka penjelasan Remington et al. (1998,2001) ini
pun, masih menyisakan beberapa persoalan yaitu, faktor mana kah diantara faktor
partai, konstituen dan preferensi individu anggota DPRD (legislatif) yang paling
ekonomi politik, yang langsung dan tegas dalam menjelaskan faktor-faktor mana kah
penentuan prioritas alokasi dana APBD. Serta, indikator-indikator apa saja yang
Teori pilihan rasional (rational choiche theory) dan teori pilihan publik (public
choice theory) yang terdapat dalam ilmu ekonomi politik, belum dapat menjelaskan
Di samping sisi teori yang masih kosong, secara empirik berbagai hasil
penelitian di bidang ini, masih belum konklusif. Artinya, masih terjadi perbedaan
temuan antar peneliti satu dengan peneliti yang lainnya, terkait dengan faktor-faktor
Winarna et al. (2006) dan Rocca et al. (2008). Dapat disimpulkan bahwa faktor partai
diperdebatkan antara lain tingkat pendidikan, jenis kelamin, asal etnis/sub etnis,
pemilih (faktor pemilihan), agama dan tempat kelahiran (faktor preferensi individu).
daerah pemilihan, prosentase perolehan suara pada pemilihan dan komposisi etnis
ilmu ekonomi, terdapat teori perilaku konsumen yang dapat membantu kita dalam
Dimana, faktor budaya tercermin pada etnis, kelompok agama dan kelas
sosial. Faktor sosial tercermin pada kelompok referensi,keluarga, peran dan status.
pekerjaan dan keadaan ekonomi. Serta, faktor psikologi tercermin pada pengalaman,
karena terdapat asumsi dalam ilmu ekonomi politik, bahwa ekonomi dan politik dapat
Tetapi, apakah teori tersebut dapat berlaku di ranah publik ?. Sungguh sangat
Demi membuktikan teori perilaku konsumen pada ranah publik, maka faktor-
DPRD tersebut diatas, dapat digabungkan ke dalam sudut pandang teori perilaku
dengan preferensi individu/pribadi menjadi, faktor budaya (asal etnis dan tempat
kelahiran), sosial (peran dan status sosial atau ketokohan dalam masyarakat dan
menambahkan beberapa indikator pada faktor partai untuk diuji pengaruhnya dalam
Sebab, anggota DPRD-nya berasal dari berbagai macam etnis/ sub etnis dengan
42
unsur budaya yang khas. Disamping itu, perilaku anggota DPRD kabupaten
Halmahera Selatan ditengarai belum merupakan representasi wakil rakyat yang baik.
dan infrastruktur) dan belanja rutin (perjalanan dinas, penunjang operasional kantor,
gaji, tunjangan dan lain-lain). Ketiga alokasi belanja tersebut dipilih sebagai fokus
pilihan-pilihan alokasi belanja yang dihadapi oleh anggota DPRD pada saat
penyusunan APBD.
perolehan suara pada saat pemilihan dan komposisi etnis pemilih) dan preferensi
Halmahera Selatan.
Untuk lebih jelasnya maka semua uraian diatas, akan tergambar pada
FAKTOR PARTAI
KEPUTUSAN
PREFERENSI PRIORITAS
FAKTOR PEMILIH ANGGOTA ALOKASI
DPRD BELANJA APBD
INDIKATOR
BUDAYA
PREFERENSI
FAKTOR SOSIAL INDIVIDU/PRIBADI
INDIKATOR
KARAKTERISTIK
INDIVIDU/
PRIBADI
INDIKATOR
PSIKOLOGIS
diagram struktural, maka hubungan antara variabel partai, konstituen dan preferensi
individu/pribadi dengan preferensi anggota DPRD dalam alokasi dana APBD untuk
belanja urusan pilihan pemerintahan, dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut :
44
Gambar 2
BELANJA
Asal Daerah Pemilihan KEPU PELAYANAN
PREFE TUSAN PUBLIK ;
FAKTOR RENSI ALOKASI Pendidikan,
Komposisi Etnis Pemilih PEMILIH ANGGOT Kesehatan dan
BELANJA
(X2) A DPRD APBD Infrastuktur
Prosentase Perolehan Suara Saat (X) (Y)
Terpilih
Asal Etnis
BUDAY
Tempat Kelahiran BELANJA
A
RUTIN ;
Gaji,
Ketokohan di
Masyarakat Tunjangan,
FAKTOR Biaya
SOSIAL PREFERENS
Operasional
Keanggotaan I
Organisasi Kantor, dan
INDIVIDU
Kontraktor lain-lain.
(X3)
Usia/Umur
KARAK
Jenis Kelamin TERISTIK
INDIVIDU
Pendidikan Formal /
PRIBADI
Pendidikan PSIKOLOGI
Informal
Latar Belakang
Pekerjaan
preferensi anggota DPRD dan keputusan alokasi belanja APBD pada gambar 2,
1. Partai ( X1 )
Penggunaan partai ini, berasal dari penelitian Remington et al. (1998,2001) dan
ini berasal dari penelitian Thames (2004), Winarna et al. (2006) dan Rocca et
al. (2008). Indikator ini dibedakan menjadi, anggota DPRD yang berasal dari
sebagai pimpinan partai (ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara) dan
yang telah menjadi anggota partai selama 10 tahun lebih dan anggota DPRD
yang baru menjadi anggota partai kurang dari 10 tahun. Pembedaan ini,
menjadi anggota partai selama 10 tahun lebih dan anggota DPRD yang baru
2. Konstituen/Pemilih ( X2)
al. (1998,2001), Bratton (2006) dan Rocca et al. (2008). Variabel ini dicerminkan
oleh indikator :
a). Asal daerah pemilihan, indikator ini berasal dari penelitian Bratton (2006) dan
Rocca et al. (2008). Indikator ini dibedakan menjadi, asal daerah pemilihan
dengan yang bukan Bacan, baik dari segi tingkat pendidikan, tingkat
b). Komposisi etnis pemilih, indikator ini berasal dari penelitian Rocca et al.
mayoritas (50 % keatas dari jumlah pemilh) beretnis Makian pada daerah
c). Prosentase perolehan suara saat terpilih, indikator ini berasal dari penelitian
Rocca et al. (2008). Indikator ini dibedakan menjadi, anggota DPRD yang
Remington et al. (1998,2001), Thames (2004) dan Rocca et al. (2008). Terdapat
1. Asal etnis, dimensi ini berasal dari penelitian penelitian Bratton (2006)
dan Rocca et al. (2008). Dimensi ini dibedakan menjadi, etnis Makian
Halmahera Selatan.
(2006) dan Rocca et al. (2008). Dimensi ini dibedakan menjadi anggota
DPRD yang berstatus dari tokoh masyarakat dan anggota DPRD yang
masyarakat di daerahnya.
1. Usia/umur dari anggota DPRD, dimensi ini berasal dari teori perilaku
yang sudah berusia 50 tahun ke atas dan yang belum berusia 50 tahun.
49
2. Jenis kelamin dari anggota DPRD, dimensi ini berasal dari teori
Rocca et al. (2008). Dimensi ini dibedakan menjadi, jenis kelamin pria
3. Pendidikan formal dari anggota DPRD, dimensi ini berasal dari teori
dan Rocca et al. (2008). Dimensi ini dibedakan menjadi, anggota DPRD
4. Pendidikan informal dari anggota DPRD, dimensi ini berasal dari teori
dan Rocca et al. (2008). Dimensi ini dibedakan menjadi, anggota DPRD
5. Latar belakang pekerjaan dari anggota DPRD, dimensi ini berasal dari
6. Keadaan ekonomi dari anggota DPRD, dimensi ini berasal dari teori
Rp. 7.000.000 per bulan dan kemampuan menabung Rp. 7.000.000 per
sampai 10 tahun.
anggota DPRD yang baru pertama kali terpilih dan anggota DPRD yang
akan terjadi perbedaan preferensi antara orang yang telah lama menjadi
anggota DPRD dengan yang baru saja menjadi anggota DPRD, hal ini
Preferensi alokasi belanja APBD yang dimaksudkan adalah alokasi belanja APBD
gaji, tunjangan dan lain-lain). Ketiga alokasi belanja tersebut dipilih sebagai fokus
pilihan-pilihan alokasi belanja yang dihadapi oleh anggota DPRD pada saat
penyusunan APBD.
adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan
dalam verifikasi.
Good dan Scates dalam Nazir (1988) menyatakan bahwa hipotesis adalah
sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara
Adapun hipotesis yang diformulasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini baik variabel bebas maupun
sebagai berikut :
1. Partai ( X1)
rapi dan stabil yang disatukan serta dimotivasi oleh ideologi tertentu. Mereka,
melalui pemilihan umum (Surbakti, 2010). Dalam hal ini, partai dicerminkan oleh
ideologi partai.
2. Konstituen/Pemilih (X2)
53
mempunyai hak pilih dalam suatu pemilihan umum. Dalam hal ini merupakan
4. Preferensi keputusan prioritas alokasi dana APBD untuk belanja urusan pilihan
pemerintahan ( Y )
Preferensi keputusan prioritas alokasi dana APBD untuk belanja urusan pilihan