Anda di halaman 1dari 3

Etika konfusius

Dalam etika konfusius, misalnya, manusia aktif berpartisipasi dalam aktivitas kosmis atau alam semesta, yakni bagaimana
menjadi manusia dan berinteraksi . Konfusius disebut juga Chung

Etika Universal

Ada beberapa standar etika yang tampaknya berlaku lintas budaya. The idea of a parent's duty to his child, a prohibition against
killing useful members of society, and prohibition against incest are all examples of these universal morals. Ide tugas orang tua
kepada anaknya, larangan terhadap pembunuhan anggota masyarakat yang berguna, dan larangan terhadap inses merupakan
contoh dari moral universal. Most cultures also have some version of the golden rule : do unto others as you would have them do
unto you. [ 2 ] Kebanyakan budaya juga memiliki beberapa versi dari aturan emas : lakukan kepada orang lain seperti Anda ingin
mereka lakukan kepada Anda.

Etika Bersifat Universal ... Etika: ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak

Dalam tradisi filsafat istilah “etika” lazim difahami sebagai suatu teori ilmu .... dalam perspektif teori etika yang bersifat rasional
dan universal.

MENGAPA ETIKA. PENTING? 1. Bersifat universal. 2. Menentukan keberlangsungan peradaban manusia. 3. Selalu relevan
sepanjang masa. 4. Sangat berperan bagi ...

3) Pandangan Partikularistis Absolut. Pandangan ini melihat HAM sebgai persoalan ... 4) Pandangan Partikularistis Relatif. HAM
dilihat di samping sebagai ...

Apa yang menyebabkan kesamaan dalam etika dalam Konfusianisme dan sistem agama lain adalah apa yang Paulus
menyatakan dalam Roma 2. Within every man there exists a God-given conscience or natural law that guides our moral
conduct. Dalam setiap orang terdapat hati nurani yang diberikan Tuhan atau hukum alam yang membimbing perilaku moral
kita. This is because we are created in the image of God, and so we reflect His character. Hal ini karena kita diciptakan menurut
gambar Allah, jadi kami mencerminkan karakter-Nya. However, similarity in ethical codes does not mean the religions are the
same. Namun, kesamaan dalam kode etik tidak berarti agama-agama adalah sama.

Pendidikan Inklusif Terabaikan

Diskursus keprihatinan terhadap bidang pendidikan di Indonesia tak surut dibicarakan. Seolah-olah dunia
pendidikan itu sarat problematika. Sekian puluh tahun, para pengamat, praktisi dan mereka yang prihatin terhadap
bidang pendidikan tajam mengritik soal manajemen, kurikulum, komersialisasi buku, ujian nasional dan rendahnya
kualitas guru. Harus diakui, persoalan-persoalan tersebut sampai kini belum dituntaskan, bahkan semakin
memprihatinkan.  

Ide pendidikan inklusif bermula dari kenyataan bahwa perilaku manusia (human behaviour) sangatlah kompleks
sehingga hampir tidak mungkin mencari penyebab yang tunggal dan terpisah bagi ketidakstabilan emosional atau
perilaku. Beberapa faktor fisik atau lingkungan dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya suatu masalah.
J. David Smith (1998) menjelaskan, banyak anak tertinggal yang tidak tampak mempunyai hambatan/cacat namun
juga tidak bisa sebaik atau secepat yang diharapkan oleh sekolah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal ini Smith
mencatat tiga persoalan mendasar yang harus dievaluasi.  

Dengan kata lain Kunci ingin menjelaskan bahwa sistem pendidikan inklusif berarti antitesis terhadap pendidikan
eksklusif dan segregratif yang hanya memerhatikan kelompok mayoritas yang selama ini masih berlaku dalam
dunia pendidikan konvensional.  Pendidikan inklusif tidak hanya membicarakan anak-anak berkelainan, tetapi
membicarakan semua siswa yang belajar di mana mereka masing-masing mempunyai kebutuhan belajar berbeda-
beda. Tujuan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengoptimalkan
potensinya dan memenuhi kebutuhan belajarnya melalui program pendidikan inklusif.  

Secara legal, pendidikan inklusif mendapat pengakuan internasional dalam Konferensi Dunia tahun 1994 oleh
UNESCO (united nation educational scientific and cultural organization) di Salamanca Spanyol.  Sikap UNESCO
jelas agar setiap negara memiliki komitmen terhadap pendidikan yang baik kepada anak, remaja, dan orang dewasa
yang memerlukan pendidikan di dalam sistem pendidikan reguler.

Relativisme adalah konsep dari sudut pandang tidak memiliki kebenaran mutlak atau validitas, dan hanya relatif, nilai-nilai
subjektif menurut perbedaan persepsi dan pertimbangan. [1] [2] Istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada konteks prinsip
moral, di mana dalam mode relativistik pemikiran, prinsip-prinsip dan etika dianggap sebagai berlaku hanya dalam konteks
terbatas.
Menurut etimologi kata logika berasal dari kata λογικος (logikos), berawal dari kata λογια (logia) atau λογος (logos) yang berarti
firman. Seharusnya setiap logi (ilmu) bersumber atau berdasarkan logos (firman Allah). Menjelang abad XIV, gereja masih
sebagai pusat dunia dalam arti segala sesuatu masih di bawah kontrol gereja, karena Alkitab masih dipegang sebagai satu-
satunya sumber kebenaran dan pengetahuan.
Sartyre
Ialah yang dianggap mengembangkan aliran eksistensialisme.Sartre menyatakan, eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi
(L'existence précède l'essence). Manusia tidak memiliki apa-apa saat dilahirkan dan selama hidupnya ia tidak lebih hasil kalkulasi
dari komitmen-komitmennya di masa lalu. Karena itu, menurut Sartre selanjutnya, satu-satunya landasan nilai adalah
kebebasan manusia (L'homme est condamné à être libre).

Pengertian Etika - Document Transcript

1. ETIKA dan PROFESIONALISME   dalam TEKNOLOGI SISTEM KOMPUTER / INFORMASI      PENGERTIAN ETIKA    Ilmu 


yang  membahas  perbuatan  baik  dan  perbuatan  buruk  manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia 
TUJUAN MEMPELAJARI ETIKA    Untuk  mendapatkan  konsep  yang  sama  mengenai  penilaian 
baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu  tertentu    PENGERTIAN BAIK   
Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan  memberikan  perasaan  senang,  atau  bahagia 
(Sesuatu  dikatakan baik bila ia dihargai secara positif)    PENGERTIAN BURUK   
Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang  bertentangan dengan norma‐
norma masyarakat yang berlaku    CARA PENILAIAN BAIK DAN BURUK    Menurut  Ajaran  Agama,  Adat  Kebiasaan, 
Kebahagiaan,  Bisikan  Hati  (Intuisi),  Evolusi,  Utilitarisme,  Paham  Eudaemonisme,  Aliran  Pragmatisme,  Aliran 
Positivisme, 

Aliran  Naturalisme,  Aliran  Vitalisme,  Aliran  Idealisme,  Aliran  Eksistensialisme, Aliran Marxisme, Aliran Komunisme [carilah 


di  Internet  mengenai  faham  atau  aliran‐aliran  tersebut  secara lengkap]    Kriteria  perbuatan  baik  atau  buruk  yang  akan 
diuraikan  di  bawah  ini  sebatas  berbagai  aliran  atau  faham  yang  pernah  dan  terus  berkembang  sampai  saat  ini.  Khusus 
penilaian  perbuatan  baik  dan  buruk  menurut  agama,  adat  kebiasaan,  dan kebudayaan tidak akan dibahas disini.   
Faham Kebahagiaan (Hedonisme)    “Tingkah  laku  atau  perbuatan  yang  melahirkan  kebahagiaan  dan 
kenikmatan/kelezatan”.  Ada  tiga  sudut  pandang  dari  faham  ini  yaitu  (1)  hedonisme  individualistik/egostik 
hedonism yang menilai bahwa jika suatu keputusan baik bagi  pribadinya  maka  disebut  baik,  sedangkan  jika  keputusan 
tersebut  tidak  baik  maka  itulah  yang  buruk;  (2)  hedonisme  rasional/rationalistic  hedonism  yang  berpendapat  bahwa 
kebahagian atau kelezatan individu itu haruslah berdasarkan  pertimbangan  akal  sehat;  dan  (3)  universalistic  hedonism 
yang  menyatakan  bahwa  yang  menjadi  tolok  ukur  apakah  suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah mengacu kepada 
akibat  perbuatan  itu  melahirkan  kesenangan  atau  kebahagiaan kepada seluruh makhluk.    Bisikan Hati (Intuisi)    Bisikan 
hati  adalah  “kekuatan  batin  yang  dapat  mengidentifikasi  apakah  sesuatu  perbuatan  itu  baik  atau 

Aliran Pragmatisme    Aliran  ini  menititkberatkan  pada  hal‐hal  yang  berguna  dari  diri  sendiri  baik  yang  bersifat  moral 
maupun  material.  Yang  menjadi  titik  beratnya  adalah  pengalaman,  oleh  karena  itu  penganut  faham  ini  tidak  mengenal 
istilah  kebenaran  sebab  kebenaran  bersifat  abstrak  dan  tidak  akan  diperoleh  dalam  dunia empiris.     Aliran Naturalisme   
Yang menjadi ukuran baik atau buruk adalah :”apakah sesuai  dengan  keadaan  alam”,  apabila  alami  maka  itu  dikatakan 
baik,  sedangkan  apabila  tidak  alami  dipandang  buruk.  Jean  Jack  Rousseau  mengemukakan  bahwa  kemajuan, 
pengetahuan  dan  kebudayaan  adalah  menjadi  perusak  alam  semesta.    Aliran Vitalisme    Aliran  ini  merupakan  bantahan 
terhadap  aliran  naturalisme  sebab  menurut  faham  vitalisme  yang  menjadi  ukuran  baik  dan  buruk  itu    bukan  alam 
tetapi  “vitae”  atau  hidup  (yang  sangat  diperlukan  untuk  hidup).  Aliran  ini  terdiri  dari  dua  kelompok  yaitu  (1)  vitalisme 
pessimistis  (negative  vitalistis)  dan  (2)  vitalisme  optimistis.  Kelompok  pertama  terkenal  dengan  ungkapan  “homo  homini 
lupus”  artinya  “manusia  adalah serigala bagi manusia yang lain”. Sedangkan menurut  aliran  kedua  “perang  adalah  halal”, 
sebab  orang  yang  berperang  itulah  (yang  menang)  yang  akan  memegang  kekuasaan,  Medik,  Filsuf,  dan  Etika.  Yang 
terpenting  menurut  aliran  ini  adalah  “penghormatan  akan  kehidupan”,  yaitu  sedapat  mungkin  setiap  makhluk 
harus saling menolong  dan  dari  jenis  intelektual yang terus berkembang dan diperluas  2. Suatu teknik intelektual  3.
Penerapan  praktis  dari  teknik  intelektual  pada  urusan  praktis  4. Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi  5.
Beberapa  standar  dan  pernyataan  tentang  etika  yang  dapat diselenggarakan  6.
Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri  7. Asosiasi  dari  anggota  profesi  yang  menjadi  suatu  kelompok  yang 
erat  dengan  kualitas  komunikasi  yang  tinggi antar anggotanya 
Diadopsi dari materi kuliah Etika & Profesi Teknik Informatika oleh Dr. Budi Hermana.   7

Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang  dituangkan  dalam  kode  etik  (Code  of  conduct)    profesi 


adalah:    1. Standar‐standar  etika  menjelaskan  dan  menetapkan  tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat 
pada umumnya  2. Standar‐standar  etika  membantu  tenaga  ahli  profesi  dalam  menentukan  apa  yang  harus  mereka 
perbuat  kalau  mereka  menghadapi  dilema‐dilema  etika  dalam  pekerjaan  3. Standar‐standar  etika  membiarkan  profesi 
menjaga  reputasi  atau  nama  dan  fungsi‐fungsi  profesi  dalam  masyarakat melawan kelakuan‐kelakuan yang jahat dari 
anggota‐anggota tertentu  4. Standar‐standar  etika  mencerminkan  /  membayangkan  pengharapan  moral‐moral  dari 
komunitas,  dengan  demikian  standar‐standar  etika  menjamin  bahwa  para 
Diadopsi dari materi kuliah Etika & Profesi Teknik Informatika oleh Dr. Budi Hermana.   8

TUJUAN KODE ETIKA PROFESI    Prinsip‐prinsip  umum  yang  dirumuskan  dalam  suatu  profesi  akan  berbeda  satu  dengan 
yang  lainnya.  Hal  ini  disebabkan  perbedaan adat, kebiasaan, kebudayaan, dan peranan tenaga 
ahli profesi yang didefinisikan dalam suatu negar tidak sama.    Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang 
dituangkan  dalam  kode  etik  (Code  of  conduct)    profesi  adalah:    1. Standar‐standar  etika  menjelaskan  dan  menetapkan 
tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat  pada umumnya  2. Standar‐standar  etika  membantu  tenaga  ahli 
profesi  dalam  menentukan  apa  yang  harus  mereka  perbuat  kalau  mereka  menghadapi  dilema‐dilema  etika  dalam 
pekerjaan  3. Standar‐standar  etika  membiarkan  profesi  menjaga  reputasi  atau  nama  dan  fungsi‐fungsi  profesi  dalam 
masyarakat melawan kelakuan‐kelakuan yang jahat dari  anggota‐anggota tertentu  4. Standar‐standar  etika  mencerminkan  / 
membayangkan  pengharapan  moral‐moral  dari  komunitas,  dengan  demikian  standar‐standar  etika  menjamin  bahwa 
para 

CIRI KHAS PROFESI

1. Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus berkembang dan diperluas.
2. Suatu teknik intelektual.
3. Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis.
4. Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi.
5. Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan.
6. Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri.
7. Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar
anggotanya.
8. Pengakuan sebagai profesi.
9. Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari pekerjaan profesi.
10. Hubungan yang erat dengan profesi lain.

Subjektivisme

Subjektivisme atau yang terkadang sering juga dikenal dengan “sebutan relativisme individual atau relativisme subjektif” ini [3],
adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa setiap individu berhak menentukan kaidah moralnya sendiri.Subjektivisme 
berpendapat bahwa tidak ada fakta-fakta “moral”.  Meskipun putusan-putusan tersebut pada mulanya terlihat benar atau salah
secara objektif, yaitu benar atau salah terlepas dari apa yang diyakini atau diinginkan banyak orang.
Subjektivisme berpendapat bahwa pilihan-pilihan individu menentukan validitas sebuah prinsip moral. Slogannya adalah
“Moralitas bersemayam di mata orang yang melihatnya”. Sebagai contoh, “menghormati orang tua” itu baik karena orang yang
menilainya menyetujui demikian, atau “mengambil hak milik orang lain” itu jahat karena orang yang menilainya menganggapnya
demikian. Jadi, baik dan buruk itu ditentukan oleh kecocokan orang ya
Etika Kristen adalah prinsip-prinsip yang disarikan dari iman Kristen yang menjadi dasar tindakan kita. Walaupun Firman Tuhan
mungkin tidak menyinggung dan membicarakan seluruh situasi yang mungkin kita hadapi dalam kehidupan kita, prinsip-
prinsipnya memberi kita standar yang harus kita ikuti dalam situasi-situasi di mana tidak ada instruksi yang eksplisit

Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa
terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi
yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan
cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Esetetika berasal dari Bahasa Yunani

Pada masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:

1. Studi mengenai fenomena estetis


2. Studi mengenai fenomena persepsi
3. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis

ristoteles mengatakan bahwa ada dua bentuk seni, yaitu:


1. Seni Visual yaitu meniru benda nyata melalui warna dan bentuk
2. seni Drama TRAGEDI yaitu meniru kehidupan, perbuatan dan perilaku manusia
Dalam melakukan imitasi biasanya akan melibatkan Media (bisa berupa irama, bahasa/ percakapan, dan musik), lalu juga obyek
(setiap karya selalu melbatkan obyek yang bisa berupa karakter/ peran, sifat dan sebagainya)

Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis. [5] Definisi
tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis. [rujukan?] Di dalam etika Kristen, misalnya, etika teologis
adalah etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta memandang kesusilaan
bersumber dari dalam kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi.

  Fungsi utama dogmatika ialah: mengajak kaum Kristen menyelidiki dan berpikir secara kritis tentang keseluruhan iman Kristen.
Buku ini telah berulang kali dicetak ulang dan merupakan buku wajib di berbagai pendidikan teologi dan PGA-Kristen.

Anda mungkin juga menyukai