Jurusan Kedokteran
Fakultas Kedokteran
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
Visi
Menjadi Institusi Pendidikan Kedokteran Yang Terkemuka Dan Bertaraf
Internasional
Misi
Merintis Pendidikan , Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat di bidang
Kedokteran terkini serta bermutu
Nilai
1. Responsif
2. Efektif dan Efisien
3. Suportif
4. Inovatif
5. Komitmen
PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa atas ijinnya
sehingga Buku Pedoman Akademik T.A.2009/2010 ini bisa terselesaikan.
Pedoman Akademik 2009/2010 untuk Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter
Jurusan Kedokteran (S1) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini diterbitkan berdasarkan Surat
Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya No. 046/SK/J10.1.17/AK/2009 dalam
rangka memberikan acuan bagi seluruh sivitas akademika yang terlibat dalam penyelenggaraan
Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Tahun Akademik 2009/2010. Perubahan pada Buku Pedoman
Akademik 2009/2010 dimaksudkan untuk menyempurnakan Buku Pedoman Akademik 2007/2008
dan 2008/2009.
Pada Buku Pedoman Akademik ini telah disusun struktur kurikulum untuk seluruh Tahap
Akademik dari Semester I sampai dengan Semester VII, yang terdiri atas 2 semester Tahap Dasar
Kedokteran dan 5 semester Tahap Kompetensi Klinik. Berbeda dengan Pedoman Akademik tahun-
tahun sebelumnya, sejak Tahun Akademik 2009/2010 diberlakukan penapisan pada akhir Semester
II untuk bisa melanjutkan ke Semester diatasnya. Pemberian materi pembelajaran selain dalam
bentuk Blok, juga beberapa matakuliah diberikan dengan model Non-Blok. Disamping itu, juga
diberikan model pembelajaran Problem Based Learning pada setiap akhir Semester III sampai
dengan Semester VII untuk melatih mahasiswa melakukan self directed learning.
Dengan mengharapkan ridho Allah SWT, serta komitmen seluruh sivitas akademika, semoga
Kurikulum Berbasis Kompetensi akan terselenggara dengan lebih baik di Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.
Ttd.
Halaman
VISI, MISI, NILAI ............................................................. i
PENGANTAR ............................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................. iii
DAFTAR TABEL ............................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................. vi
Bab I KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI DOKTER
1.1 Batasan Kompetensi …………………………….….
1.2 Jabaran Operasional Kompetensi ……………………………....
1.3 Elemen Kompetensi …..……………………….…...
1.4 Acuan Standar Kompetensi Dokter …………………………….……
1.5 Manfaat Standar Kompetensi Dokter ..………………………….…….
1.6 Standar Kompetensi Dokter ….………………………….…..
1.6.1 Area Kompetensi .………………………….……..
1.6.2 Komponen Kompetensi …………………………….…..
1.6.3 Penjabaran Kompetensi ………………………...........
Bab IX PENGEMBANGAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sebaran, Kodifikasi, dan Beban Studi Matakuliah ……………… …………….
Tabel 7.1 Konversi Skor ke dalam Nilai Huruf …………………………….……
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Struktur Kurikulum ………………………………..
Gambar 3.1 Bagan Pembelajaran KBK PS Pendidikan Dokter – FKUB ………………
Gambar 4.1 Bagan Organisasi dan Prosedur Pembelajaran Blok …………………..
Gambar 4.2 Komponen Pembelajaran Blok ………………………………..
Gambar 4.3 Contoh “Topic & Topic Tree” Sistem Reproduksi …………………….
Gambar 6.1 Organisasi Pembelajaran Keterampilan ………………………………..
Gambar 7.1 Proses Evaluasi Komponen Blok ………………………………..
Bab I
KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI DOKTER
1.6.2.7 Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
a. Memiliki sikap profesional
b. Berperilaku profesional dalam bekerja sama
c. Sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang profesional
d. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia
e. Memenuhi aspek medikolegal dalam praktik kedokteran
f. Menerapkan keselamatan pasien dalam praktik kedokteran.
2) Mengumpulkan Informasi
Mampu menggunakan open-ended maupun closed question dalam menggali
informasi (move from open to closed question properly)
Meminta penjelasan pada pasien pada pernyataan yang kurang dimengerti
Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat penyakit pasien
sekarang, riwayat keluarga, atau riwayat kesehatan masa lalu
Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien
Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur saat masih
mengumpulkan data.
2) Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan benar, demi
kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran
3) Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas, demi kepentingan
pasien maupun ilmu kedokteran.
e. Mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana secara efektif dan
efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran
keluarga
1) Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin, pemberi informasi,
dan pengambil keputusan)
2) Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan primer
dengan pendekatan kedokteran keluarga
3) Mengelola sumber daya manusia
4) Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana.
Bab II
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2.1 Sejarah
Sejak tahun 1982, pendidikan dokter di Indonesia mengacu pada “Kurikulum Inti
Pendidikan Dokter Indonesia” atau KIPDI I yang menitikberatkan pada penguasaan disiplin ilmu.
Sesuai dengan percepatan perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan, telah disepakati
bahwa KIPDI akan diperbarui setiap 10 tahun. Pada tahun 1994, KIPDI II diterbitkan dan masih
menitikberatkan pada penguasaan disiplin ilmu sehingga gambaran dokter yang akan dihasilkan
belum terinci secara eksplisit.
Standar Kompetesensi Dokter disusun untuk memperbarui KIPDI II tahun 1994 yang sudah
saatnya diganti. Format Standar Kompetensi Dokter berbeda dengan KIPDI sebelumnya, karena
menyesuaikan dengan perkembangan peraturan terkini yang tercantum pada SK Mendiknas
No.045/U/2002, Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Undang-Undang RI
Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jauh sebelum ditetapkannya, sejak SK Mendiknas No.045/U/2002, melalui Tim Penataan
Kurikulum yang dibentuk berdasarkan SK Dekan FKUB No. 86//ST/J.191.10/KP/1999, FKUB telah
berupaya mengembangkan kurikulum mengacu pada The Five Star Doctor (WHO-SEARO, 1995 ).
Hasil kerja tim ini menjadi bahan Rapat Kerja Tahun 2000 yang menghasilkan Profil Lulusan dan
Kompetensi lulusan yang saat itu diputuskan mencacu pada Kompetensi Lulusan berdasarkan
The Australian Medical Council. Untuk tindak lanjutnya, melalui SK Dekan FKUB No.
036/SK/J10.1.1.17/KP/2002 dibentuk Komite Kurikulum. Produk Komite ini berupa Struktur
Kurikulum KBK yang pertama kali dibahas dan disetujui dalam Rapat Kerja Tahun 2004. Pada
saat itu, banyak rumusan Kompetensi Lulusan Pendidikan Dokter digagaskan. Selain dari The
Australian Medical Council, muncul pula Konsep Kompetensi Dokter dari Proyek Health Worker
Service World Bank / DitjenDikTi dan dari Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia
(AIPKI). Acuan akhir adalah rumusan Kompetensi berdasarkan SK Mendiknas No 045/U/2002
pada pasal 2, sedang Standar Kompetensi mengacu pada rumusan Konsil Kedokteran Indonesia
(KKI).
Untuk mempersiapkan pembelajaran KBK, Dekan FKUB membentuk Tim Persiapan
Pelaksanaan PBL dengan Surat Tugas No. 901/ST/J10.1.17/KP/2004. Tim ini mengadakan
beberapa kali uji coba penyelenggaraan PBL, Training of Trainers untuk calon fasilitator PBL,
pelatihan penyusunan modul untuk mempersiapkan bahan ajar, sekaligus sosialisasi PBL/KBK
bagi dosen, mahasiswa, dan tenaga administrasi. Pada tahun itu pula dibuka labskill sebagai
prasarana dan sarana pembelajaran keterampilan klinis.
Menjelang diawalinya implementasi KBK pada tahun ajaran 2007-2008, Dekan membentuk
Kelompok Kerja Substansi Kurikulum melalui SK No. 035/SK/J10.1.17/KP/2007 yang kemudian
dikembangkan menjadi Medical Education Unit berdasarkan SK Dekan FKUB No.
046/SK/J10.1.17/2007 yang bertugas mengembangkan kurikulum, SDM, infrastruktur, teknologi
informasi, dan monitoring evaluasi atas KBK. Unit ini telah merancang Struktur Kurikulum,
Mekanisme Pengkoordinasian Pelaksanaan KBK, Proses Belajar Mengajar KBK, Penilaian Proses
dan Hasil Belajar KBK, yang dituangkan dalam Pedoman Akademik 2007-2008, yang
terus
dikembangkan setiap tahunnya sampai kini. Untuk lebih mengefektifkan kinerja serta sinergi
dengan Jurusan Kedokteran dalam melaksanakan proses pembelajaran di Program Studi
Pendidikan Dokter, pada tahun 2009 Medical Education Unit mengalami pengembangan personil
dengan fungsi seperti sebelumnya, dan unit ini yang menyusun Pedoman Akademik ini.
c. Setiap semester terdiri dari: paruh pertama dan paruh kedua. Tiap paruh terdiri dari 1 atau
lebih Blok. Blok merupakan unit terkecil pembelajaran kompetensi. Disebut sebagai
Blok karena kompetensi yang diperoleh dalam Blok itu tidak akan dibelajarkan lagi dalam
Blok lain melainkan langsung diaplikasikan dalam praktik klinik.
d. Setiap Blok terdiri dari 4 komponen: 1) Matakuliah Disiplin Ilmu (MKDI) yang terkait dengan
tema Blok, 2) Praktikum MKDI (kalau ada), 3) Modul terintegrasi (integrasi MKDI terkait
tema Blok), dan 4) Skill (pembelajaran keterampilan klinik terkait tema Blok). Pada Semester
I dan II, modul dan keterampilan klinik tidak selalu berkaitan.
e. Setiap Blok disebut sebagai Matakuliah Kompetensi (MKK).
f. Diluar struktur Blok, pada semester tertentu terdapat PBL- hybrid, Metodologi, Tugas Akhir,
dan Program Kerja Nyata Mahasiswa (PKNM).
TAHAP
ISI PEMBELAJARAN
Magang
XII
MAGANG
XI
X
Kepaniteraan
VIII
Sistem Ginjal
UJIIAN BLOK ke-1
Keterangan : 1 sks KBK adalah “satuan waktu efektif ” yang setara dengan tatap muka, tutorial, tugas modul mandiri
selama 20 jam
Manajemen internal yang efektif, produktif, dan efisien merupakan salah satu indikator kualitas
sebuah institusi pendidikan. Manifestasi dari manajemen internal yang seperti itu akan tercipta
apabila terdapat deskripsi jelas tentang peran, fungsi, dan tugas masing-masing unsur
penyelenggaraan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Unsur yang dimaksud meliputi: Pimpinan Fakultas, Gugus Penjaminan Mutu (GJM), Unit
Penjaminan Mutu (UJM), Jurusan, Medical Education Unit (MEU), Laboratorium, Penanggung-jawab
Matakuliah dan Kelompok Pengajar, Staf Administrasi Akademik, Penasehat Akademik, Unit
Bimbingan dan Konseling, serta Mahasiswa.
3.1.6 Laboratorium
a. Laboratorium adalah unit fakultas yang berfungsi sebagai pusat pembelajaran,
sumber belajar, dan dosen dalam disiplin ilmu terkait dengan pembelajaran Kurikulum
Berbasis Kompetensi.
b. Dalam Pedoman Akademik ini, Laboratorium bertugas:
3.1.11 Mahasiswa
a. Mahasiswa dalam Pedoman Akademik ini adalah mahasiswa yang berhak mengikuti
pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya apabila memenuhi kriteria
berikut:
Dekan
PD I,II,III
PJMK: PJMK
PJMK Tim PBL
MKK dalam PJMK
Keterampilan
Keterampilan
Keterampilan
Blok Klinik Tim TA
Klinik
Klinik
MK Non-
MK Non-Blok Tim
Blok PKNM
Subag Akademik
Kepala UPT Kepala Ka Ur Adm Akad
Labskill Laboratorium Jur Kedokteran
Kepala Lab
Sentral Biomedik
Keterangan:
1) Dekan, dalam Pedoman Akademik ini, memimpin dan mengkoordinasikan Jurusan, MEU,
UJM, Laboratorium Mata Kuliah Dasar Ilmu (MKDI), UPT Labskill, Lab Sentral Biomedik untuk
keharmonisan.
2) Medical Education Unit menyusun rancangan kurikulum, silabus, model pembelajaran, model
evaluasi, bersama-sama Jurusan. Draft rancangan diserahkan kepada Dekan sebagai
pertimbangan pelaksanaan kurikulum setiap tahun ajar.
3) Melalui rapat koordinasi dengan Jurusan, MEU, dan GJM, Dekan memutuskan menetapkan
Kurikulum dan Pelaksanaannya untuk satu tahun ajar.
4) Jurusan selaku pimpinan Program Studi Pendidikan Dokter memiliki sebuah sekretariat
dipimpin Sekretaris Jurusan dan mempunyai sekurang-kurangnya seorang staf sekretariat.
5) Dalam melaksanakan tugasnya, Jurusan dibantu oleh:
Koordinator Pendidikan Dasar Kedokteran, untuk Semester I & II
Koordinator Pendidikan Kompetensi Kinik, untuk Semester III, IV, V, VI, dan VII
Koordinator Pendidikan Profesi, untuk Clerkship.
10) Staf Urusan Sarana/Prasarana Akademik ditunjuk diantara staf Subag Umum Tata
Usaha berkoordinasi dengan Kepala Urusan Administrasi Akademik Jurusan bertugas:
menyediakan ruangan dan sarana pembelajaran serta fasilitas sumber belajar
yang diperlukan Jurusan
merawat serta menjaga sustainabilitas prasarana termasuk listrik agar
pembelajaran terlaksana tanpa gangguan.
11) Staf Urusan Pelaksanaan Pembelajaran bertugas:
mengadakan/ menggandakan modul, lembar-lembar observasi dan
perangkat lunak pembelajaran lainnya
bersama Kasubag Akademik mengatur pelaksanaan, tempat dan waktu ujian.
12) Staf Urusan Evaluasi Hasil Belajar bertugas:
membuat form ujian MKK, Pengembangan Keterampilan, dan perangkat lunak
evaluasi lainnya
mengolah nilai bekerja sama dengan TIK Fakultas dan Sekretariat Jurusan
melaksanakan administrasi KRS, KHS, KHKB
mengolah dan menyimpan data nilai untuk Transkrip Akademik, Transkrip
Kompetensi, dan Sertifikat Kompetensi.
13) Staf sekretariat MEU dan UJM dapat ditunjuk diantara Staf Urusan Akademik
Jurusan Kedokteran.
14) Nama-nama staf Urusan Akademik diatas diumumkan terutama kepada para
PJMK.
15) Jurusan membawahi dan mengkoordinasikan semua PJMK dalam menjadwal
pembelajaran dan evaluasi MKK dan Pengembangan Keterampilan dengan menugaskan
Urusan Administrasi Akademik Jurusan Kedokteran untuk secara langsung membantu
kelancaran administrasi penyelenggaraan pembelajaran dan evaluasi.
16) Kepala Laboratorium berkoordinasi dengan Jurusan dalam hal:
penunjukan dosen PJMK
penunjukan dosen anggota kelompok pengajar MKK terkait
penggunaan prasarana/sarana laboratorium untuk pembelajaran MKK dan
pengembangan keterampilan
KETUA
PROGRAM STUDI
SEKRETARIS
PROGRAM STUDI
KEPALA TIM
LABORATORIUM
SKILL
KOORDINATOR
BLOK
SEKRETARIS KONTRIBUTOR
BLOK BLOK
FASILITATOR
BLOK
MKK
MKDI
NON BLOK
MetodoLogi, Tugas Akhir, PBL, PKNM, Lain-Lain
kesesuaian dan kedalaman materi yang dibutuhkan untuk Blok terkait serta hasil
evaluasinya.
4) Fasilitator Blok
adalah dosen yang ditunjuk oleh Kepala Laboratorium untuk ikut dalam suatu Blok
untuk membelajarkan MKDI terkait, baik dalam modul terintegrasi (Modul MKK) dan
modul yang tidak terintegrasi (Modul MKDI) dalam Blok terkait, maupun yang
dikuliahkan/ dipraktikumkan.
Secara struktural, fasilitator Blok bertanggungjawab kepada Kepala Laboratorium
masing-masing, terkait isi dan kedalaman MKDI.
Secara fungsional sebagai anggota Tim Blok, fasilitator berada dibawah koordinasi
PJMK.
Jurusan dapat menginstruksikan kepada Kepala Laboratorium untuk menunjuk staf
dosennya menjadi fasilitator dari suatu Blok sekalipun Laboratorium tersebut tidak ikut
berintegrasi didalamnya, misalnya dalam pembelajaran skill tertentu atau dimana
jumlah fasilitator Blok kurang memadai.
unit TIK dalam hal memperoleh dukungan logistik pembelajaran Blok antara lain:
uploading Buku Blok, penggandaan Buku Blok, lembar observasi kinerja dosen oleh
mahasiswa, lembar observasi keterampilan belajar dan berkomunikasi dalam tutorial
5) Berkoordinasi dengan MEU dan laboratorium terkait untuk menyusun rancangan
monitoring dan umpan balik.
KULIAH PRAKTIKUM
(MKDI) (MKDI)
TEMA BLOK
a. Kuliah
1) Kuliah diselenggarakan dalam rangka integrasi tematis, untuk memberi
kesempatan semua laboratorium yang berintegrasi dalam suatu Blok
membelajarkan Matakuliah Disiplin Ilmu (MKDI) masing-masing secara utuh
sesuai Tema Blok. Dalam hal ini, laboratorium dapat menggunakan modul MKDI
(tidak terintegrasi) yang didiskusikan dalam kelompok-kelompok kecil.
2) Materi MKDI yang terkait dengan pembelajaran modul MKK yang tidak dikuliahkan,
melainkan dibelajarkan secara terpadu dalam diskusi kelompok kecil dibawah
koordinasi PJMK.
3) Alokasi waktu dan tempat diusulkan oleh Tim Blok dan diatur oleh Jurusan, dan
dilaksanakan oleh Laboratorium masing-masing.
b. Praktikum
1) Praktikum diselenggarakan oleh masing-masing Laboratorium dengan alokasi waktu
dan tempat ditentukan diusulkan oleh Tim Blok dan diatur oleh Jurusan, dan
dilaksanakan oleh Laboratorium masing-masing
2) Praktikum dimaksudkan untuk memberikan‟enrichment‟ atau pengayaan bagi
materi-materi dalam perkuliahan MKDI
3) Praktikum dari suatu Laboratorium yang merupakan pembelajaran untuk
memperoleh keterampilan klinik dalam praktek sehari-hari seorang dokter umum,
diulang dan dinilai dalam pembelajaran Keterampilan Klinik (skill).
Diagnosis of Certain
Reproductive System Diseases
Pembelajaran Non Blok adalah Proses Belajar Mengajar materi kurikulum yang tidak mengikuti
Blok. Matakuliah yang termasuk dalam pembelajaran Non Blok adalah: a) materi kurikulum yang
dibelajarkan dengan tujuan untuk mencapai kompetensi tertentu, yaitu Problem Based Learning
(PBL), Metodologi, Tugas Akhir, Kewirausahaan, bahasa Inggris, dan Program Kerja Nyata
Mahasiswa (PKNM), b) topik2 spesifik dalam pengembangan ilmu kedokteran atau pemutakhiran
praktek kedokteran, meliputi Imunologi dan Kedokteran Tropik, c) kompetensi penunjang
kompetensi klinik, meliputi Keselamatan Pasien, Kedokteran Forensik, Bioetika & Hukum Kedokteran.
Sebagaimana disebutkan dalam Bab IV, Proses Belajar Mengajar dalam implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi di PSPD FKUB menggunakan pendekatan pembelajaran SPICES
(Haarden, 2000). Metodologi (termasuk Tugas Akhir), dan PBL merupakan materi kurikulum yang
akan mendasari serta mewarnai proses belajar mengajar seluruh pembelajaran Blok yang diuraikan
pada Bab IV. Kedua materi ini memberikan ekspos pembelajaran melatih keterampilan belajar dan
keterampilan mengembangkan ilmu sebagai dua sisi ilmu pengetahuan yakni pembelajaran dan
pengembangannya, sedangkan PKNM dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar kepada
mahasiswa dalam berinteraksi langsung dengan masyarakat.
5.2 Metodologi
5.2.1 Batasan
Matakuliah Metodologi termasuk dalam kelompok pengembangan keterampilan non-
klinik sehingga pada struktur kurikulum ditempatkan diluar pembelajaran blok.
Pembelajaran MK Metodologi dibagi dalam tiga tahap, yaitu Metodologi 1 yang dibelajarkan
pada Semester I, Metodologi-2 dibelajarkan pada Semester IV, dan Metodologi 3 pada
Semester V.
Metodologi 1 menggunakan tema “Metode Ilmiah & Keterampilan Belajar”, merupakan
rangkai pertama dari mata kuliah Metodologi secara keseluruhan. Dalam topik Metode
Ilmiah, dibahas dasar-dasar filosofis ilmu pengetahuan kedokteran, konsep berpikir logis,
kritis dan etis dalam memahami fakta, fenomena ilmu dan teknologi kedokteran serta
menerapkan Ilmu Kedokteran sebagai proses pembelajaran berkelanjutan. Keterampilan
Belajar dimaksudkan dapat membantu mahasiswa dalam hal memahami cara belajar efektif
masing-masing individu dan cara efektif mengakses informasi secara umum termasuk
melalui situs internet.
Metodologi 2 merupakan proses pembelajaran teori dan praktikum tentang kritisi
artikel ilmiah bidang kesehatan. Pembahasan difokuskan pada praktek kritisi konsep
kausalitas dalam artikel ilmiah yang banyak mendasari penemuan baru dalam keilmuan dan
teknologi kedokteran (”Evidence-Based Medicine”).
Metodologi 3 atau Metodologi Riset, memberikan dasar kemampuan intelektual
yang terbentuk dari kemampuan berkomunikasi dan berpikir ilmiah sehingga mampu berpikir
kritis dan menemukan pemecahan permasalahan secara ilmiah. Fokus bahasan dari mata
kuliah ini meliputi dasar ilmiah melakukan penelitian, penulisan perumusan masalah,
pengembangan kerangka konsep termasuk hipotesis penelitian, dan perancangan desain
penelitian guna menjawab permasalahan penelitian. Luaran MK Metodologi-3 adalah
proposal penelitian yang diharapkan menjadi dasar penyusunan Tugas Akhir mahasiswa.
5.2.2 Tujuan Kompetensi
Setelah pembelajaran Metodologi 1 diharapkan mahasiswa mampu:
1) menjelaskan konsep dan ruang lingkup ilmu pengetahuan dan penelitian kedokteran
2) memahami etika dalam penelitian kedokteran
3) mengidentifikasi dan mengelaborasi sumber ilmu dan pengetahuan dalam praktek
kedokteran
4) memberikan analisis kritis, logis dan etis terhadap ilmu pengetahuan, permasalahan
kesehatan dan praktek profesi kedokteran
5) mengidentifikasi sumber-sumber pengetahuan dan informasi ilmiah
6) menjelaskan peran perpustakaan dan internet sebagai sumber informasi & permasa-lahan
ilmiah
7) menjelaskan strategi pencarian artikel ilmiah di perpustakaan dan internet, membaca
artikel secara kritis dan efektif
8) membuat tulisan dan presentasi yang baik dan benar.
Kepala
JURUSAN
Laboratorium
Skill-Laboratory
Tim Blok Tim Skill System
RANCANGAN
Materi - Tim Trainer – Jadwal
Sarana/prasarana – Instrumen PBM
b. Tim Blok adalah tim yang berfungsi merancang, menyusun, dan mengimplemen-
tasikan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar pada setiap Blok. Dalam konteks
pembelajaran Keterampilan Klinik, tim Blok harus: 1) menyusun rancangan
pembelajaran keterampilan klinik menyangkut tema Blok, 2) melaksanakan,
menjelaskan, mendemonstrasikan dan mengevaluasi Keterampilan Klinik pada
tingkat kemampuan Miller 1, 2, 3, 4; dan 3) bekerjasama dengan Tim Skill dan
Laboratorium Klinik dalam pembelajaran di Labskill maupun saat rotasi klinik.
c. Organisasi Tim Blok terdiri dari: seorang Ketua yang menjadi Koordinator Blok/
Penanggungjawab MKK (PJMK) yang bertanggung jawab kepada Jurusan; seorang
sekretaris Tim Blok, beberapa orang anggota Tim Kontributor Blok yang bertugas
menyusun dan mengembangkan buku Blok dan modul pembelajaran Blok
termasuk Modul Pembelajaran Keterampilan Klinik yang akan dibelajarkan dibawah
koordinasi Tim Skill (bila pembelajarannya di Labskill) atau dibawah Kepala
Laboratorium (bila dibelajarkan dalam konteks rotasi klinik).
d. Tim Skill adalah tim yang berfungsi: 1) merancang, mengalokasikan tempat dan
waktu, mengkoordinasikan pembelajaran keterampilan klinik di Labskill.
Pembelajaran keterampilan klinik dalam kerangka rotasi klinik tidak menjadi
tanggungjawab tim ini melainkan oleh Laboratorium Klinik yang bersangkutan, 2)
mengeluarkan Surat Keterangan tercapai atau belum tercapai nya kompetensi
keterampilan klinik mahasiswa saat belajar di Labskill.
e. Tim Blok dan Tim Skill menunjuk staf dosen sebagai Tim Pelatih ( trainer) yang akan
membelajarkan dan mengevaluasi keterampilan klinik di Labskill. Kepala
Laboratorium Klinik menugaskan staf dosen di Laboratoriumnya untuk
membelajarkan keterampilan klinik dalam rangka rotasi di Laboratorium terkait.
f. Dalam konteks pembelajaran Keterampilan Klinik, Kepala laboratorium menugaskan
Penanggung Jawab Pembelajaran (PJP) untuk bergabung dengan Tim Skill dalam hal
merancang, melaksanakan, mengevaluasi keterampilan klinik dibawah koordinasi
Tim Blok.
8) Tim Skill mengevaluasi dan mengeluarkan Surat Keterangan tercapai atau tidak
tercapainya kompetensi keterampilan klinik.
cerdas, agak tuli, buta, intelegensi terbatas, atau membutuhkan nasihat pribadi
5) Mengkomunikasikan topik sensitif
Berkomunikasi tentang hal-hal sensitif seperti riwayat seksual, kesehatan mental,
pengguna alkohol dan narkoba, kekerasan dalam keluarga, kasus kritis menuju
kematian.
b. Aspek sosial dalam interview
Kemampuan menyikapi perbedaan budaya,gender, pasien baru/lama.
c. Tujuh (7) Aspek “History Taking”
1) Identifikasi data dan sumber anamnesis: usia, gender, pekerjaan, status perkawinan,
otoanamnesis / heteroanamnesis
2) Keluhan Utama
3) “Present Illness”
4) Riwayat Penyakit
5) Riwayat Keluarga
6) Riwayat Diri dan Sosial
7) Review Sistem
b. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan darah
2) Irama dan frekuensi denyut jantung
3) Irama dan frekuensi pernapasan
4) Suhu badan
5) Situasi khusus: melemah atau tidak terdengarnya suara Korotkoff, arrythmia,
“white coat hypertension “, obese, cachexia
7.1 Umum
a. Evaluasi Hasil Belajar Program Studi merupakan bagian dari siklus Manajemen Pembelajaran
Jurusan yang terdiri dari 6 proses, yaitu: Perancangan Pembelajaran, Penyelenggaraan
Pembelajaran, Monitoring Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, Umpan Balik Pembelajaran,
dan Umpan Balik bagi Pengembangan Pembelajaran dalam Insitusi Jurusan.
b. Variabel Evaluasi Pembelajaran dalam siklus diatas meliputi: Kurikulum, Dosen, Mahasiswa,
Proses Interaksi Belajar Mengajar, Atmosfir Akademik, dan Sarana/ Prasarana serta Media
Pembelajaran. Variabel-variabel ini merupakan variabel institusional utama yang sangat
mempengaruhi hasil pembelajaran yang dilakukan institusi secara menyeluruh.
c. Evaluasi dalam Bab ini adalah menyangkut Evaluasi Hasil Belajar mahasiswa.
7.2 Tujuan
Evaluasi Hasil Belajar bertujuan untuk:
a. Menentukan keberhasilan belajar berdasarkan pencapaian kompetensi dokter sebagaimana
ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) secara komprehensif meliputi: aspek
kognitif, dan keterampilan bertindak serta bersikap/berperilaku sebagai seorang dokter.
Keberhasilan dinyatakan dengan diberikannya Transkrip Kompetensi dan Sertifikat
Kompetensi sebagai pengakuan atas dicapainya standar kompetensi profesi dokter.
b. Menentukan keberhasilan belajar setiap Disiplin Ilmu Kedokteran. Keberhasilan dinyatakan
dengan diberikannya Transkrip Akademik sebagai bentuk pengakuan kesarjanaan dibidang
kedokteran.
c. Menentukan boleh tidaknya mahasiswa peserta evaluasi melanjutkan pada tahap pendidikan
selanjutnya di Program Studi Pendidikan Dokter Jurusan Kedokteran FKUB.
UJIAN MKDI-A
PADA BLOK-
BLOK LAIN
TRANSKRIP
AKADEMIK
UJIAN MKDI-A
(TERMASUK MKDI-A
PRAKTIKUM )
SERTIFIKAT
ASSESSMEN KOMPETENSI
SKILL
LAINNYA
c. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti pembelajaran skill tanpa alasan yang
dibenarkan fakultas, tidak diperbolehkan mengikuti OSCE.
Nilai Blok = 1x Skor MKDI + 2x Skor Modul MKK+ 1x Skor Akhir Keterampilan
4
Nilai Akhir = 60% Ujian Tulis (MCQ) + 40% Tugas Terstruktur (termasuk seminar)
b. Evaluasi Metodologi-2:
1) Ujian tulis
2) Tugas modul
(1x Nilai “Input”) + (2x rerata Nilai Proses) + (2x rerata Nilai “Output”)
Nilai Akhir PKNM =
5
d. Bagi mahasiswa yang memiliki nilai SKK ≥3, maka rerata Nilai Evaluasi Proses
menggunakan kriteria:
SKK 3-10 setara dengan nilai skor 80
SKK >10 setara dengan nilai skor 85
Skor Akhir Blok = 1x Skor MKDI + 2 Skor Modul MKK tertinggi + 1x Skor Keterampilan
4
Skor Akhir Semester = 1x Skor MKDI tertinggi + 2 x Skor Modul MKK tertinggi + 1x Skor Skill
4
7.5.3 Ujian Khusus (UK)
a. Sebelum memasuki tahap pendidikan profesi (sebelum memasuki clerkship)
dimungkinkan diadakan Ujian Khusus bila dipandang perlu. Ujian ini diadakan apabila
terdapat forced majeur, misalnya mahasiswa belum lulus dari ujian MKDI tertentu dalam
blok tertentu setelah serangkaian Ujian Perbaikan dilalui dan mahasiswa tersebut hampir
mencapai terminasi lama masa studi yang ditentukan.
b. Untuk mengikuti Ujian Khusus, mahasiswa wajib mendaftar pada Bagian Sub Akademik.
c. Yang diperbaiki pada Ujian Khusus adalah MKDI, dengan nilai perolehan maksimum
adalah 75 (B).
n
∑ Ki NAi
I=1
IP = ---------------
n
∑ Ki
I=1
IP adalah Indeks Prestasi, dapat berupa IP semester atau IP Kumulatif
K adalah jumlah satuan waktu efektif masing-masing Matakuliah Kompetensi
NA adalah Nilai Akhir masing-masing Matakuliah Kompetensi (MKK)
n adalah jumlah Matakuliah Kompetensi yang diambil dalam 1 semester terkait
7.7.2 Besarnya beban studi pada setiap semester ditentukan sama untuk setiap mahasiswa.
Hal ini disebabkan karena dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, digunakan sistim end block
dengan 2 blok dalam 1 semester. Tiap blok terdiri atas sejumlah Matakuliah Kompetensi
dengan beban studi masing-masing. Mahasiswa tidak dapat mengambil matakuliah tertentu
melainkan mengambil seluruh blok dalam 1 semester. Dengan perkataan lain, besarnya IP
tidak berpengaruh terhadap jumlah dan beban Matakuliah Kompetensi yang diambil.
7.7.3 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah parameter yang digunakan untuk mengukur
kemampuan individu mahasiswa berdasarkan hasil studi seluruh semester sebelumnya.
7.7.4 Besarnya Indeks Prestasi Kumulatif menjadi salah satu parameter penentuan dapat
tidaknya mahasiswa melanjutkan studinya pada Program Studi Pendidikan Dokter.
7.7.2.4 Ketetapan putus studi dikeluarkan oleh Rektor berdasarkan laporan fakultas sesuai
rekomendasi Jurusan Kedokteran.
7.8 Transkrip Akademik
a. Transkrip akademik adalah lampiran Ijazah Kesarjanaan yang berisikan daftar nama
Matakuliah Disiplin Ilmu yang dibelajarkan sepanjang pendidikan dokter dari Semester I
sampai dengan VII termasuk nilai akhir masing-masing MKDI yang diperoleh mahasiswa
penerima ijazah.
b. Nilai-nilai merepresentasikan kemampuan akademik lulusan untuk dipergunakan mengikuti
pendidikan lanjutan Pascasarjana dan Spesialisasi serta untuk memenuhi persyaratan kerja
yang membutuhkannya.
7.11 Yudisium
Nilai akhir kelulusan ditetapkan dalam proses yudisium. Yudisium diadakan pada akhir
pendidikan tahap akademik dan tahap profesi.
Sesuai dengan Pedoman Akademik Universitas dan ketentuan minimal requirement dari Global
Standard of Medical Education sebagaimana ditentukan oleh World Federation of Medical Education (
WFME ), dan untuk menunjang keberhasilan studi, maka kepada mahasiswa diberi hak untuk
mendapatlan Bimbingan, Konseling, dan Kepenasihatan Akademik.
8.1 Bimbingan-Konseling
a. Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan secara sistimatis dan
intensif kepada mahasiswa dalam rangka pengembangan pribadi, sosial, studi, dan karirnya
demi masa depannya.
b. Bimbingan Konseling diberikan oleh Konselor yang mempunyai keahlian
dibidangnya dalam satu unit Bimbingan Konseling Fakultas.
c. Pembimbingan dan Konseling dibawah koordinasi Pembantu Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
9.1 Kompetensi dan Kurikulum adalah sesuatu yang dinamis dan berubah sesuai dengan
perkembangan teknologi dan pengetahuan serta dinamika kebutuhannya. Ke dalam,
pengembangan kurikulum juga dimungkinkan karena pengembangan kemampuan pengelolaan
Pendidikan Dokter di FKUB.
9.2 Pedoman kurikulum ini belum memuat Program Elektif yang diperlukan bagi pengembangan
Pendidikan Dokter dalam ranah yang diminati mahasiswa. Minat mahasiswa yang variatif
mengakibatkan perlunya pengembangan Program Elektif yang variatif pula. Selain untuk
memenuhi minat mahasiswa, mendatang program elektif akan dikembangkan sesuai dengan
konteks pengembangan kompetensi yang dibutuhkan masyarakat.
9.3 Dengan demikian, Program Elektif yang akan dikembangkan selain bertujuan untuk mencapai
standar kompetensi dokter yang telah ditentukan, juga untuk mengembangkan kemampuan
lulusan terhadap berbagai macam masalah komunitas, baik komunitas ilmiah, maupun
pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat, antara lain: Keluarga Berencana,
Kesehatan Reproduksi, Gizi, Kesehatan Ibu & Anak dalam rangka menurunkan angka kematian
ibu dan angka kematian bayi, Diare dan penyakit infeksi lain seperti flu burung, flu babi, new
emerging disease, HIV AIDS, Imunisasi, Pelayanan Kesehatan seperti revitalisasi
Posyandu/Puskesmas, Polindes, Pembiayaan Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan
akibat Bencana alam, sanitasi, bencana buatan manusia, pariwisata ( travel medicine), serta
masalah kesehatan lain menyangkut medical error/malpractice/pengobatan tidak rasional,
infeksi nosokomial, medical neglicence, kejadian tak diharapkan ( KTD).
9.4 Pedoman Akademik ini belum memuat tentang ketentuan rotasi. Sedang difikirkan
kemungkinan rotasi di laboratorium siklus panjang (Interne, Pediatri, Obstetri/Ginekologi,
Bedah, Neuropsikiatri) untuk dilakukan 3 kali selama siklus, yaitu: a) siklus I untuk Kompetensi
Miller 1-2, melihat simulasi atau melakukan pengamatan terhadap “standardized patient”, b)
pada siklus II, melakukan praktik klinik dibawah supervisi dosen, c) pada siklus III
mempraktikkkan “shadowing” praktik dokter. Pada laboratorium siklus pendek (Mata,THT,
Anestesi, Radiologi, Kedokteran Forensik, Rehabilitasi Medik) akan dilakukan 2 kali yaitu
seperti pada siklus I dan II diatas.
9.5 Pada Pedoman Akademik ini disebutkan OSCE dilaksanakan pada akhir setiap Blok. Walaupun
demikian, dengan berbagai kendala teknis saat ini, OSCE baru terselenggara pada akhir setiap
semester. Oleh karena itu perlu pengembangan penyelenggaraan OSCE dan asesmen objektif
lainnya dikemudian hari.
9.6 Hal-hal lain yang belum dimuat atau belum diatur dalam Pedoman ini akan diatur kemudian,
sedangkan pedoman yang dipandang kurang sesuai akan diperbaiki dikemudian hari atau bila
dipandang perlu diperbaiki melalui kebijakan fakultas/jurusan sampai ditetapkannya pedoman
yang baru.
=======