0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
49 tayangan4 halaman
Teks ini membahas pertanyaan UTS studi fiqh. Pertama, menjelaskan pengertian fiqh, ushul fiqh, dan syariah. Kedua, membedakan dua fase hukum Islam pada masa Nabi, yakni di Mekkah dan Madinah. Ketiga, menjelaskan arti ijtihad dan bahwa Nabi bukan mujtahid. Keempat, memberikan contoh ijtihad para sahabat seperti soal zakat, ahli waris, dan pernikahan selama iddah
Teks ini membahas pertanyaan UTS studi fiqh. Pertama, menjelaskan pengertian fiqh, ushul fiqh, dan syariah. Kedua, membedakan dua fase hukum Islam pada masa Nabi, yakni di Mekkah dan Madinah. Ketiga, menjelaskan arti ijtihad dan bahwa Nabi bukan mujtahid. Keempat, memberikan contoh ijtihad para sahabat seperti soal zakat, ahli waris, dan pernikahan selama iddah
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Teks ini membahas pertanyaan UTS studi fiqh. Pertama, menjelaskan pengertian fiqh, ushul fiqh, dan syariah. Kedua, membedakan dua fase hukum Islam pada masa Nabi, yakni di Mekkah dan Madinah. Ketiga, menjelaskan arti ijtihad dan bahwa Nabi bukan mujtahid. Keempat, memberikan contoh ijtihad para sahabat seperti soal zakat, ahli waris, dan pernikahan selama iddah
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
1. Sebutkan pengertian fiqh secara bahasa dan istilah dan terangkan perbedaannya dengan ushul fiqh dan syariah?
2. Hukum Islam atau fiqh pada masa Rosululloh terdiri dari 2 fase, terangkan kedua fase itu dan apa perbedaan mendasar dari kedua fase tersebut?
3. Apa pengertian ijtihad, apakah Rosululloh SAW seorang mujtahid,
apa alasannya?
4. Apakah para sahabat pernah melakukan ijtihad, sebutkan
contoh-contoh ijtihad sahabat? Jawaban UTS Studi Fiqh 1. Pengertian fiqh, perbedaan ushul fiqh dan syari’ah yaitu:
Menurut bahasa, fiqh berarti pengetahuan dan pemahaman
terhadap sesuatu. Sedangkan menurut istilah, fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syara‘ yang bersifat amaliah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili melalui penalaran. Perbedaan ushul fiqh dan syari’ah Ushul fiqih adalah ilmu yang membahas tentang sumber- sumber pokok dan metode-metode pengambilan kesimpulan atau istimbat hukum Islam. Sedangkan syariah adalah penerapan seluruh aspek kehidupan sesuai ajaran Islam, yang menyangkut masalah ibadah maupun mu’amalah, murni dinisbahkan pada al-Qur’an dan al Sunnah Rosululloh SAW.
2. Hukum Islam pada masa Rosululloh terdiri 2 fase
yaitu:
1. Fase Rasul berada di Mekah.
Pada fase ini kaum muslimin baru beberapa orang saja
jumlahnya sedikit dan masih lemah, belum merupakan suatu umat dan belum mempunyai pemerintahan. Perhatian rasul pada fase ini diarahkan kepada penyebaran dakwah ketauhidan (meng-Esakan Allah) dan berusaha memalingkan umat manusia dari menyembah berhala dan patung, menjaga diri dari gangguan orang-orang yang sengaja menghalangi dakwah beliau, orang-orang yang memperdayakan orang-orang yang beriman kepada ajarannya. Juga Nabi mengajarkan larangan memakan daging hewan yang disembelih atas nama berhala, melihat undian nasib dengan anak panah, zina dan lain sebagainya. Justru itu ayat-ayat yang turun di mekkah khusus menyangkut bidang aqidah, akhlak, dan ibadah (suri tauladan) dari sejarah umat yang dahulu.
2. Fase Rasul berada di Madinah.
Pada fase ini, menceritakan tentang perjalanan beliau dari
waktu hijrah sampai wafatnya. Selama beliau berada di Madinah, dakwahnya lebih lancar dibandingkan dengan di Mekkah yang ditandai dengan banyaknya orang-orang yang beriman. Oleh karena itu, ayat-ayat Al-Quran yang turun banyak mengandung hukum ‘amaliyah, baik yang berkenaan dengan hidup individual maupun masyarakat yang dapat dipastikan sangat memerlukan ketentuan hukum lembaga pengadilan. Keadaan mendesak adanya tasyri’ dan undang-undang mengatur hubungan antar individu satu dengan yang lainnya, selaku umat yang berkembang serta mengatur hubungan-hubungan mereka dengan yang lain, baik di masa damai maupun perang. Untuk ini maka disyari’atkanlah di Madinah hukum-hukum perkawinan, perceraian, pewarisan, perjanjian hutang piutang, kepidanaan dan lain-lain. Setelah Nabi wafat, dimulailah era Khulafa’ al-Rasyidin. Tidak dapat dipungkiri, di Madinah inilah awal sebuah peradaban yang dibangun oleh umat Islam mulai tercipta.
Perbedaan mendasar dari kedua fase adalah pada periode
Makkah, risalah Nabi SAW lebih banyak tertuju pada masalah aqidah. Ayat hukum yang turun pada periode ini tidak banyak jumlahnya, dan itu pun masih dalam rangkaian mewujudkan revolusi aqidah untuk mengubah sistem kepercayaan masyarakat jahiliyah menuju penghambaan kepada Allah SWT semata. Pada periode Madinah, ayat-ayat tentang hukum turun secara bertahap. Pada masa ini seluruh persoalan hukum diturunkan Allah SWT, baik yang menyangkut masalah ibadah maupun muamalah. Oleh karenanya, periode Madinah ini disebut juga oleh ulama fiqh sebagai periode revolusi sosial dan politik.
3. Pengertian ijtihad
Secara bahasa ijtihad berarti pencurahan segenap kemampuan
untuk mendapatkan sesuatu. Yaitu penggunaan akal sekuat mungkin untuk menemukan sesuatu keputusan hukum tertentu yang tidak ditetapkan secara eksplisit dalam al-Quran dan as- Sunnah.
Apa rosul seorang mujtahid...
Rosululloh SAW bukan mujtahid, karena Rosululloh tidak pernah
berijtihad. Dan Rosululloh SAW tidak patut berijtihat, baik ditinjau secara syar’i ataupun aqli. Banyak ayat-ayat al Qur’an secara jelas menunjukkan bahwa semua ucapan, peringatan dan apa yang beliau lakukan tidak lain hanyalah bersumber dari wahyu.
Dimana mujtahid ialah orang yang berijtihat atau dengan kata
lain sebagai seseorang yang mencurahkan segala kemampuan dalam mengistinbathkan hukum syara’.
4. Apa para sahabat pernah berijtihad...
Para sahabat pernah berijtihat, yaitu dengan cara mujtahid
dikalangan sahabat. Apabila tidak mendapatkan nash dalan al- qur’an atau as-sunah tentang hukum sesuatu kejadian yang diajukan. Mereka berijtihad untuk menemukan hukum dengan berbagai jalan istinbath.
Contoh-contoh ijtihad yang dilakukan pada masa sahabat, antara
lain:
Memerangi orang yang tidak mau membayar zakat, ahli
waris, hukuman diyat karena pengampunan salah seorang Wali, dan pernikahan seorang wanita yang sedang dalam ‘iddah.