Agus Sujono 1
Key word : fuzzy, logic, control, combustion, engine, Otto, ignition, spark, detonation.
1
Staf pengajar pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas T eknik Universitas Sebelas Maret
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007
2
Agus Sujono, Kontrol Fuzi Pada Waktu Pengapian Motor Otto
Gambar sistem tersebut seperti dibawah ini sistim kontrol menggunakan kombinasi /
(gambar 3). gabungan antara sistem konvensional dan
d. Kontrol Waktu Pengapian elektronis, gambar sebagai berikut : (gambar
5)
Dalam sistem konvensional pengendalian
Kalkulasi koreksi atas waktu pengapian
waktu pengapian dilakukan dengan mekanisme
dilakukan oleh kontroler mikro, dengan
vakum dari manipol dan governor pada
menggunakan program berdasar logika fuzi
platina, sehingga dengan pengaturan ini waktu
(logika kabur), untuk berbagai kondisi dari
pengapian dapat disesuaikan dengan kondisi
putaran dan beban mesin atau berupa besarnya
operasi. Bila kecapatan putar mesin rendah
katup karburator terbuka. Gambar urutan kerja
akan memberikan sudut pengapian yang kecil,
dari peralatan ini sebagai berikut (gambar 6)
dan pada putaran besar sudut pengapiannya
juga besar. Gambar sistem tersebut seperti f. Struktur Kontrol Logika Fuzi
berikut (gambar 4)
Mekanisme kontrol ini bertitik tolak dari
e. Kontrol Waktu Pengapian Sistim kenyataan dan pengetahuan riil yang ada untuk
Logika Fuzi membuat pengendalian yang dikehendaki.
Analisa sistem digunakan sebagai pendekatan
Sistem kontrol waktu pengapian yang
awal dengan berbagai asumsi untuk
dikembangkan dalam penelitian kali ini, dibuat mempermudah analisa. Namun karena realita
berdasar karakteristik mesin yang optimal, dan yang ada adalah komplek dan tidak linier, yang
3
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007
4
Agus Sujono, Kontrol Fuzi Pada Waktu Pengapian Motor Otto
AND adalah operator fuzi. µC (w)= (α1 ^ µC1 (w)) v (α2 ^ µC2(w))
I = 1,2, ..., n ; j = 1,2,... , m
Penalaran fuzi MAX - DOT :
Teknik Penalaran yang banyak digunakan
dalam industri FLC sekarang adalah : µC (w)= (α1 * µC1 (w)) v (α2 * µC 2(w))
metoda MAX - MIN dan MAX - DOT , sbb. : Bila aturan dasar :
Premis 1 : Bila x adalah A dan y adalah B,
Atura n 1: IF x adl. A1 AND y adl. B1 THEN z maka z adala C
adl. C 1 sebagai premis 1 Premis 2 : x adalah A’ dan y adalah B’
Aturan 2: IF x adl. A2 AND y adl. B2 THEN z Kesimpulan : z adalah C’
adl. C 2 sebagai premis 2 dimana C’ merupakan komposisi
dari relasi fuzi dari A,B,C.
Input adalah xo dan yo.
atau dapat ditulis sbagai berikut :
α1 = µA1 (xo) ^ µB 1(yo )
Premis 1 : R (A x B ; C)
α2 = µA2 (xo) ^ µB 2(yo ) Premis 2 : A’ x B’
Penalaran fuzi MAX - MIN : Kesimpulan : C’ = (A’ x B’) o R (A x B ; C)
Dimana : µC’ (z) = ∨ {[ µA’(x) ∧ µB’ (y)] ∧
[ µA(x) ∧ µB(y)] ∧µC (z)}
5
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007
6
Agus Sujono, Kontrol Fuzi Pada Waktu Pengapian Motor Otto
Kedua, diteliti karanteristik mesin dalam relasinya dapat ditentukan sebagai berikut :
hubungannya dengan terjadinya detonasi. (tabel 1)
Ketiga, diteliti karakteristik mesin setelah
Dari tabel relasi ini dapat dibuat basis aturan
dipasang kontrol fuzi, merupakan sistem
fuzi sebagai berikut :
pengapian kombinasi yang sedang
dikembangkan dalam penelitian ini. Aturan 1 : bila θ adl. SK dan n adl. SK maka δ
adl. M
Perlengkapan pokoknya adalah : motor Otto
(bensin), yang dilengkapi dengan dinamometer Aturan 2 : bila θ adl. K dan n adl. SK maka δ
pengukur torsi, pengukur putaran, besar adl. B
bukaan katup karborator dan pengukur waktu Aturan 3 : bila θ adl. M dan n adl. SK maka δ
pengapian (timing light ). adl. SB
Aturan 4 : bila θ adl. B dan n adl. SK maka δ
Relasi dari sudut karburator dan putaran adl. B
mesin, menentukan besarnya koreksi dari Aturan 5 : bila θ adl. SB dan n adl. SK maka δ
waktu pengapian. Untuk pedoman awal, adl. M
bahwasanya pada umumnya, detonasi lebih Aturan 6 : bila θ adl. SK dan n adl. K maka δ
sering terjadi pada daerah putaran rendah dan
adl. N
beban besar atau pada saat akselerasi, maka
Sudut pengapian = δ
7
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007
Aturan 7 : bila θ adl. K dan n adl. K maka δ sekitar 89, sistem pendingin air dan dipasang
adl. K stasioner di laboratorium.
Aturan 8 : bila θ adl. M dan n adl. K maka δ Dengan menganggap bahwa kondisi mesin dan
adl. B kondisi lingkungan adalah tetap, maka dapat
Aturan 9 : bila θ adl. B dan n adl. K maka δ dilakukan penelitian menyangkut karakteristik
adl. M mesin, khususnya yang berhubungan dengan
Aturan 10 :bila θ adl. SB dan n adl. K maka δ detonasi, yaitu putaran, besar katup (beban),
adl. K sudut pengapian dan tingkat detonasinya. Data
.......... dan seterusnya. karakteristik mesin digunakan untuk
3. Hasil dan pembahasan menentukan kapan waktu yang tepat pada
putaran dan katup tertentu, tidak terjadi
Peneletian awal adalah mencari data detonasi. Maka bila sistem pengapian yang
karakteristik mesin, dalam kaitannya dengan ada, pada suatu setelan tertentu, tidak
torsi / daya keluaran dan terjadinya detonasi memberikan waktu pengapian yang tepat,
sebagai pengaruh dari besar katup karburator maka perlu dikoreksi.
dan sudut / waktu pengapian. Data sudut
pengapian dari sistim pengapian konvensional Koreksi waktu pengapian secara
pada seting normal+1, dan data sudut ototmatis diberikan oleh kontroler mikro, yang
pengapian batas detonasi dalam berbagai perhitungannya menggunakan logika fuzi.
kondisi operasi, dibandingkan dan selisihnya Dengan demikian mesin akan mempunyai
adalah merupakan data koreksi waktu sistem pengapian konvensional dan dipadukan
pengapian yang harus dilakukan. (Gambar 10) dengan kontrol fuzi, yang kemudian akan
menghasilkan karakteristik yang baru, setelah
Hasil eksperimen daya mesin, dengan dipasang kontrol ini. Percobaan dilakukan
menggunakan sistim pengapian konvensional pada saat mesin dipasang kontrol dan tidak
dan yang menggunakan sistem pengapian dipasang kontrol.
kombinasi, sistem konvensional yang
dipadukan dengan kontrol fuzi, seperti dalam 4. Kesimpulan
gambar. Dari pelaksanaan percobaan, dengan Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah
menggunakan sistem pengapian kombinasi, bahwa : telah ditemukan sistem pengapian
dapat mengatasi terjadinya detonasi, yaitu baru yang dapat mengatasi masalah detonasi.
sudah tidak terdengar lagi. Disamping itu bila Sistem baru tersebut adalah : sistem pengapian
daya dibandingkan, dengan sistim yang baru konvensional yang dipadukan dengan kontrol
ini akan memberikan daya yang lebih besar, fuzi. Dengan demikian dapat memberikan
yang berarti pemakaian bahan bakar menjadi koreksi waktu pengapian yang tepat pada
lebih efisien, seperti terlihat dalam gambar motor Otto, sehingga dapat menghilangkan
berikut (gambar 11) detonasi dan meningkatkan prestasi mesin atau
Penelitian ini adalah membuat model / alat dengan kata lain bahwa : dengan kontrol ini
pengendalian / pengaturan / kontrol fuzi pada dapat meningkatkan keawetan mesin dan
waktu / saat / sudut pengapian / penyalaan efisiensi (irit bahan bakar).
Motor Otto (motor bensin), agar dapat 5. Saran
beroperasi secara optimal pada berbagai
kondisi operasi, sehingga meningkatkan Dilain fihak kontrol ini masih terdapat
efisiensi pemakaian bahan bakar dan kekurangan / kelemahan, yaitu bila
meningkatkan keawetan mesin akibat detonasi karakteristik mesin berubah, karena usia
(knocking, ngiklik ). ataupun karena bahan berubah ke tingkat yang
lebih bawah. Maka bila demikian, kontrol ini
Penelitian menggunakan Motor Otto, yang kurang dapat mengatasi seluruh permasalahan.
dilengkapi sistim karborator dan sistem Dengan kata lain, kontrol ini bersifat tidak
pengapian konvensional (mekanis), untuk adaptif, ataupun tidak pintar, tidak dapat
motor 4 langkah, 4 silinder, kapasitas sekitar menyesuaikan dirinya terhadap perubahan
1500 - 2000 cc, bahan bakar premium, oktan lingkungannya. Juga tidak akan begitu saja
8
Agus Sujono, Kontrol Fuzi Pada Waktu Pengapian Motor Otto
100
80
Sudut Pengapian
60
40
20
0
3000
2500 70
2000 60
50
1500 40
Putaran - rpm 1000 30 Katup Terbuka %
cocok kontrol ini bagi mesin yang lain merek yang lain, maka perlu penyesuaian data
ataupun tipenya, sebab karakteristik mesin karakteristik mesin yang bersangkutan.
tidak selalu sama dengan yang tercatat dalam
Maka disarankan untuk penelitian selanjutnya
memorinya. Bila akan digunakan untuk mesin
9
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007
bahwa : kontrol ini perlu ditingkatkan agar desertasi PhD., MIT, Massachusetts,
dapat bersifat adaptif, lebih pintar, lebih dapat USA.
memyesuaikan diri terhadap perubahan mesin,
Ramos, J.I., 1989, Internal Combustion Engine
lokasi maupun bahan bakar. Salah satu yang
Modeling, Hemisphere Publishing
dapat disarankan agar memanfaatkan kontrol
Corporation, New York.
neuro fuzi yang adaptif (Neuro Fuzzy
Adaptive Controler), guna pengembangan Soelaiman, Ahmad Fauzi, Tubagus, 1992, New
kontrol ini selanjutnya. Strategies for Detecting Knock in Spark
Ignition Engines , desertasi, PhD., The
6. Daftar Pustaka
University of Minesota.
Allen, Kevin, Boyer, 1986, Nonlinear Control
Taylor, C., Fayetts and Taylor, Edward, S.,
Methods for Automotive Engines , thesis
1961, The Internal Combustion Engine ,
Msc., MIT, Massachusetts, USA.
International Textbook Co, Scranton.
Bidan, Pierre, Boverie, Serge, Chaumerliac,
Turns, Stephen, R., 1996, An Introduction to
Vincent, Nonlinear Control of a Spark -
Combustion, Consepts and Application,
Ignition Engine , IEEE Control System
McGraw-Hill Book Co., New York.
Tecnology, Maret 995.
Vachtsevanos, George, Farinwata, Shehu S.,
Chang, Todd, Robert, 1988, A Modeling Study
and Pirovolou, Dimitrios K., Fuzzy
of the Influence of spark -Ignition
Logic Control of an Automotive
Engine Parameters on Engine Thermal Engine , IEEE Control System, Juni
Efficiency and Performace , thesis Msc., 1993.
MIT, Massachusetts, USA.
Yan, Yun, Ryan, Michael, and Power, James,
Erjavec, Jack and Scharff, Robert, 1996, 1994, Using Fuzzy Logic, Prentice Hall,
Automotive Technology, A Syatem London.
Approach , Delmar Publishers, Albany.
Ganti, Gopal, 1987, Knock Modeling in Spark
Ignition Engines and Study of The Effect
of Combustion Instability of Knock ,
desertasi, PhD., Loughborough
University of Tecnology.
Harrigan, Dale, 1987, Development of
Nonlinear Algorithms for Engine
Torque Control Using Throttle Angle
and Spark Advance , thesis Msc., MIT,
Massachusetts, USA.
Heywood, John, B., 1988, Internal
Combustion Engine Fundamental,
McGraw-Hill Book Company, New
York.
Kenzie, Mac, Scott, I., 1995, The 8051
Microcontroller , Prentice Hall, New
Jersey.
Mathur, M.L. and Sharma, R.P., 1980, A
Course in Internal Combustion Engine ,
Dhanpat Rai & Sons, New Delhi.
Moskwa, John, J., 1988, Automotive Engine
Modeling for Real Time Control,
10