Anda di halaman 1dari 28

Warta Konservasi Lahan Basah









Warta Konservasi Lahan Basah (WKLB) diterbitkan atas


kerjasama antara Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan



Konservasi Alam (Ditjen. PHKA), Dephut dengan Wetlands


International - Indonesia Programme (WI-IP), dalam rangka



pengelolaan dan pelestarian sumberdaya lahan basah di



Indonesia.

Penerbitan Warta Konservasi Lahan Basah ini dimaksudkan untuk



meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat akan manfaat


dan fungsi lahan basah, guna mendukung terwujudnya lahan



basah lestari melalui pola-pola pengelolaan dan pemanfaatan yang


bijaksana serta berkelanjutan, bagi kepentingan generasi



sekarang dan yang akan datang.




Pendapat dan isi yang terdapat dalam WKLB adalah semata-


mata pendapat para penulis yang bersangkutan.












Ucapan Terima Kasih dan Undangan





Secara khusus redaksi mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-



tingginya kepada seluruh penulis yang telah berperan aktif dalam


terselenggaranya majalah ini. Walaupun tanpa imbalan apapun, para penulis



terus bersemangat berbagi informasi dan pengetahuannya demi perkembangan


dunia pengetahuan dan pelestarian lingkungan khususnya lahan basah di



republik tercinta ini.



Kami juga mengundang pihak-pihak lain atau siapapun yang berminat untuk

menyumbangkan bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar


dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. Tulisan diharapkan sudah dalam bentuk

soft copy, diketik dengan huruf Arial 10 spasi 1,5 dan hendaknya tidak lebih dari 2

halaman A4 (sudah berikut foto-foto).




Semua bahan-bahan tersebut termasuk kritik/saran dapat dikirimkan kepada:



Triana - Divisi Publikasi dan Informasi


Wetlands International - Indonesia Programme


Foto sampul muka:


Jl. A. Yani No. 53 Bogor 16161, PO Box 254/BOO Bogor 16002


Kegiatan peringatan hari lahan


tel: (0251) 831-2189; fax./tel.: (0251) 832-5755

basah di Pulau Dua, Banten


(Foto: Yus Rusila Noor)


e-mail: publication@wetlands.or.id







DEWAN REDAKSI:

Penasehat: Direktur Jenderal PHKA;


Penanggung Jawab: Sekretaris Ditjen. PHKA dan Direktur Program WI-IP;



Pemimpin Redaksi: I Nyoman N. Suryadiputra;


Anggota Redaksi: Triana, Hutabarat, Juss Rustandi, Sofian Iskandar, dan Suwarno







2 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Dari Redaksi
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○





Kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang berjalan secara terus menerus di bumi pertiwi ini,



tidaklah akan terarah optimal dan berkesinambungan bila anak-anak dan generasi muda sebagai


penerus para tua tidak ikut dilibatkan secara aktif. Kenyataannya, mereka adalah pewaris ‘lingkungan’



dan juga penerus tongkat estafet pemelihara dan pengelola lingkungan di masa yang akan datang.




Wetlands International - IP (WIIP) sebagai salah satu wadah organisasi yang mengusung pelestarian


lahan basah dan pemanfaatan yang bijak dan kontinyu, selalu mencoba melibatkan anak-anak sekolah



sebagai bagian atau sasaran dari program pemberdayaan masyarakat dan Pendidikan Lingkungan yang



diembannya khususnya pada lokasi-lokasi kegiatan.



Hari Lahan Basah, yang diperingati setiap 2 Februari, merupakan moment penting bagi para muda



untuk menyatakan wujud kepedulian dan rasa sayang mereka terhadap lingkungan. Peringatan tahun


ini, WIIP telah memfasilitasi kegiatan penanaman mangrove di Aceh dan Pulau Dua, Banten, yang



dilakukan langsung oleh siswa-siswi sekolah yang juga datang dari luar wilayah kegiatan. Simak



laporan singkatnya pada kolom Berita Kegiatan.



Informasi-informasi lain mengenai perlahanbasahan di Indonesia dapat juga Anda baca pada kolom-



kolom yang tersedia pada warta ini. Selamat membaca.











Daftar Isi


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○





Fokus Lahan Basah



INGGRESAU dan Keberadaan PENYU yang Terancam 4




Konservasi Lahan Basah



Pelestarian Sumberdaya Perairan 6




Berita Kegiatan



Ringkasan Kegiatan Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia ○

Aceh, 4-8 Februari 2009 - Pulau Dua, 15 Februari 2009 8



Sekilas 3 Tahun Perjalanan Proyek Green Coast (2005 s/d 2008), di NAD dan Nias

Rekomendasi Beberapa Lokasi Contoh (demo sites) 10




Berita dari Lapang



Mangrove Pulih - Masyarakat Nelayan Tersenyum Kembali 14



Kelestarian Mangrove Teluk YOTEFA Terancam ? 16



Penentuan Daerah Konservasi Laut Daerah Berdasarkan Informasi Suhu Permukaan Laut

(Pendekatan bagi Ekosistem Terumbu Karang di Papua) 18




Flora dan Fauna Lahan Basah



Kuntul Kerbau (Egretta ibis) di Kawasan Pesisir Pantai Amban Manokwari 22



Menyingkap Kekayaan FLORA di Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar dan Danau Bawah,

Siak, Propinsi Riau 24




Dokumentasi Perpustakaan 28








Edisi April, 2009 z z z 3






Fokus Lahan Basah
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○




INGGRESAU dan Keberadaan PENYU





yang Terancam





Oleh:

Ferawati Runtuboi*






Maturbongs dari WWF pada tahun



1993 tentang Populasi Penyu.




Ketika 15 belas tahun berselang



(1993-2008) terjadi banyak


perubahan yang menyebabkan



degradasi lingkungan baik dari



alam maupun aktivitas manusia.


Banyak pendapat mengemukakan



bahwa aktivitas manusia



menempati prosentase tertinggi


sebagai penyebab rusaknya pantai



Inggresau yang diikuti oleh aktivitas



alam. Tingginya aktivitas manusia


ditunjukan lewat pembukaan lahan



baru untuk tempat pemukiman



(terdapat 2 kk di pantai ini yang


hidup menetap) dan tempat untuk



mencari (berkebun dan


B

menangkap ikan), sumber comp


anyak orang mungkin tanaman dan hewan seperti

pres. Luasnya pembukaan lahan


terlupa akan keberada- kepiting, penyu, serangga dan jenis


disekitar pantai menyebabkan


annya !!! lainnya. Apa jadinya ketika rumah/


sering terjadinya erosi dan abrasi


Pantai Inggresau habitat kita dirusak dan tidak lagi


disekitar pantai Inggresau baik dari

merupakan salah satu kawasan berfungsi sebagai mana mestinya


sungai maupun laut. Ini terlihat dari


pantai yang terdapat di kawasan ?


perubahan topografi pantai dari


Cagar Alam Yapen tepatnya di


Pantai inggresau merupakan salah landai membentuk tanggul,


sebelah utara Pulau Yapen.

perubahan substrat yang awalnya


Sejenak, kita menyimak apa yang satu pantai di Papua yang menjadi

habitat bagi penyu untuk bertelur di hanya bersubstrat pasir halus kini

sebenarnya terjadi sehingga Pantai


samping pantai Jamursba Medi ditemukan beberapa tempat


Inggresau yang merupakan habitat

terdapat pasir kerikil dan bebatuan.


peneluran penyu di Kabupaten dan Warmon Sorong. Pantai


Inggresau terbagi menjadi dua


Kepulauan Yapen Papua sudah


Salah satu dampak atas kerusakan

mulai Terancam . bagian yaitu pantai Inggresau


pantai ini adalah terganggunya


peneluran dengan panjang 3.9 km


habitat bertelur bagi penyu,


Kawasan pantai tidak saja dan pantai Inggresau tebusan

sehingga dapat diprediksikan


memberikan keindahan alam yang dengan panjang 2.7 km. Pantai ini

jumlah penyu yang datang untuk


menakjubkan bagi penikmatnya telah menjadi tempat para aktivis


bertelur semakin menurun.


tetapi juga sebagai habitat yang lingkungan hidup untuk melakukan

Sebagai contoh jenis penyu yang


nyaman bagi beberapa jenis-jenis riset, seperti yang dilakukan Jhon









4 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Fokus Lahan Basah
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○


















































naik dan bertelur selama musim pengambil kebijakan/stakeholders


peneluran (April-Agustus 2008) khususnya di Kabupaten



adalah 3 spesies penyu masing- Kepulauan Yapen Papua. zz



masing penyu belimbing, penyu


sisik dan penyu hijau. Hasil ini


sangat rendah jika dibandingkan Sumber:

dengan riset yang dilakukan tahun Maturbongs J,A, Rumaikewi H,


1993 ditemukan 32 ekor penyu


Rumaropen J, Sanggenafa, A, 1993,


masing2 penyu belimbing, penyu


Report Of Population and Eggs


sisik semu/lekang, penyu hijau dan Laying Place Of Turtle Observa-



penyu sisik. tion at Inggeresau Beach regency



In Irian Jaya.

Kenyataan ini membuktikan bahwa


keberadaan penyu di pantai Sineri M, Y, 2008, Kondisi Habitat



Inggresau dalam kondisi terancam dan Populasi Penyu Di Pantai


Inggresau Kabupaten Kepulauan


yang disebabkan aktivitas manusia


yang tidak hanya merusak habitat Yapen Papua (Skripsi mahasiswa



mereka (pantai inggresau, red), sedikit jumlah penyu yang Unipa).


tertangkap oleh nelayan dan pelaut


tetapi juga dengan melakukan


penangkapan dan pengambilan lainnya. Ironis memang tapi itulah



induk penyu maupun telur-telurnya kenyataan yang berlangsung dan


* Dosen Pada Jurusan Ilmu Kelautan


akan terus berlangsung jika tidak

yang dilakukan secara kontinue


Universitas Negeri Papua


selama musim peneluran ada penanganan serius dalam

E-mail: fera_run@yahoo.com

berlangsung (April-Agustus). Tidak upaya konservasi oleh para









Edisi April, 2009 z z z 5






Konservasi Lahan Basah
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○




Pelestarian Sumberdaya Perairan








Oleh :

Ismu Sutanto Suwelo1 dan Yuliadi Suparmo2






P

erhatian dunia terhadap terjadinya erosi



sumber plasma nutfah perairan, baik di laut


maupun air tawar makin bertambah besar. Selain oleh



terjadinya tangkap lebih (overfishing) dan pencemaran,



hal ini tampak dari jumlah jenis yang terancam (threat-


ened speci-es) semakin bertambah, termasuk mamalia



laut, reptilia (penyu, kura-kura, biawak), amfibia (katak),


ikan bersirip (Pisces), cucut, pari dan hiu, moluska



(kerang, siput), ubur-ubur dan juga tangkur atau kuda



laut serta terumbu karang. Pemanfaatannya makin


bertambah luas dan banyak variasinya sehingga rerlu



diatur pemanenannya secara lestari dan


pengembangbiakan secara exsitu. Yang penting juga



adalah melindungi populasi di alam dalam kawasan Yang dimaksud dengan sumberdaya ikan dalam peraturan

konservasi alam sebagai stok masa depan. perundangan ini adalah segala jenis organisme yang seluruh atau

sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan


Undang Undang Konservasi Hayati 1990 melindungi, perairan. Tidak hanya ikan (Pisces), mamalia laut dan reptilia

membatasi atau melarang pengambilan sumberdaya


(buaya, penyu, ular, kura-kura, biawak), moluska (kerang, tiram,


perairan yang status populasinya di alam telah siput) tetapi juga amfibia (katak, kodok), kepiting, ubur-ubur, kuda

terancam karena nyaris punah, jarang, endemik dan


laut, rumput laut (algae dan lamun).


populasinya mengalami penurunan yang tajam.



Di dalam Pasal 51 Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2007



tentang Konservasi sumberdaya Ikan, Departemen Kelautan dan


Perikanan ditetapkan sebagai Otoritas Pengelola (Management


PERATURAN PERUNDANGAN YANG BARU


Authority) konservasi sumberdaya ikan. Ini berarti



Usaha untuk melakukan pelestarian sumberdaya tanggungjawabnya bertambah besar, antara lain dalam

pengawasan lalu lintas perdagangan ekspor impor yang diatur


perairan, baik di daratan (perairan tawar) dan laut tidak


cukup bila melandaskan pada Undang Undang CITES.



Konservasi Hayati 1990 dengan peraturan-peraturan



pemerintahnya sebagai pelaksanaannya, sehingga


Pemerintah perlu mengeluarkan Peraturan Pemerintah


KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN


No. 60 tahun 2007 tanggal 16 Nopember 2007 tentang



Konservasi sumberdaya Ikan sebagai pelaksanaan Konservasi sumberdaya ikan meliputi konservasi ekosistem,

Undang Undang No. 13 tahun 2007 tentang perikanan.


jenis dan genetika ikan termasuk di dalamnya pengertian


kawasan konservasi sumberdaya ikan. Kawasan konservasi


Yang diatur adalah upaya pengelolaan konservasi


perikanan (ikan) dapat berupa taman nasional perairan, taman


ekosistem atau habitat ikan, termasuk di dalamnya wisata perikanan, suaka alam dan suaka perikanan. Dari hasil

pengembangan kawasan konservasi perairan (laut,


identifikasi dan inventarisasi atas usulan calon kawasan


rawa. dan air tawar) sebagai bagian dari ekosistem.


konservasi perairan, maka menteri dan kepala daerah


Selain itu untuk menjamin kelangsungan hidup dari setempat dapat menetapkan suatu kawasan sebagai kawasan

jenis- jenis ikan serta terpeliharanya keanekaragaman


konservasi perairan cadangan yang kemudian diusulkan untuk


genetik ikan.

penetapannya sebagai kawasan konservasi definitif.








6 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Konservasi Lahan Basah
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○




Pengelolaan konservasi sumberdaya Pasal 13 dari PP No. 60 tahun 2007 perhutanan, perkebunan dan industri.



ikan dilakukan oleh satuan unit tentang Konservasi Sumber daya Juga sebagai sumber tenaga, dan


pengelolaan yang dapat melibatkan Ikan tertera : prasarana perhubungan; banyak yang



masyarakat melalui kemitraan direklamasi dari lingkungan alam


1. Dalam rangka pengelolaan


(collabotative management), yaitu : sehingga luas perairan daratan alam
sumberdaya ikan dilakukan upaya


semakin menyusut.


a. perairan laut di luar 12 mil dan konservasi ekosistem, konservasi



perairan lintas propinsi oleh jenis ikan, dan konservasi genetika
Menurut Departemen Kelautan dan


pemerintah pusat; ikan.


Perikanan, perairan daratan Indonesia


b. kurang dari 12 mil dan perairan 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai dihuni lebih dari 1.000 jenis biota, baik



lintas kabupaten oleh gubernur; konservasi ekosistem, konservasi ikan konsumsi maupun ikan hias.



jenis ikan dan konservasi genetika Jumlah jenis akan bertambah karena
c. sepertiga dari wilayah


ikan sebagaimana dimaksud pada masih banyak yang belum


kewenangan propinsi den


ayat (1), diatur dengan Peraturan teridentifikasi, terutama, jenis-jenis ikan
perairan payau dan/atau air tawar


Pemerintah. asli (indigeneus species).


oleh pemda kabupaten/kota.



Menurut Ditjen PHKA Dephut, Saat ini banyak perairan umum yang


Adapun zonasi kawasan konservasi


perairan terdiri atas zona inti, zona rencana penetapan kawasan telah mencapai eksploitasi berlebihan



perikanan berkelanjutan, zona pelestarian alam (KPA) dan kawasan dan lingkungannya rusak, terjadilah


pemanfaatan, den zona-zona lainnya. suaka alam (KSA) di Indonesia yang penurunan keanekaragaman;



meliputi daratan dan perairan adalah beberapa jenis sumberdaya perikanan


Pemanfaatan jenis ikan untuk seluas 23juta Ha, terdiri atas 450 daratan yang langka menjadi terancam



perdagangan terhadap jenis yang lokasi. Sedangkan target untuk keberadaannya. Bahkan menjurus


dilindungi adalah hasil


memperluas wilayah perairan laut kepada kepunahan. Banyak jenis yang


pengembangbiakan generasi kedua yang dilindungi hingga tahun 2010 asli kalah persaingan dengan ikan



(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, diharapkan mencapai 10 juta Ha dan introduksi, sementara habitat atau


re-ekspor, harus melalui tindakan 20 juta Ha hingga tahun 2020. Namun perwakilan ekosistem (habitat) nya



ka-rantina (karantina ikan). Masih saat ini yang baru terealisir sekitar 5,2 yang kritis tidak diamankan dengan


ditunggu ketetapan LIPI bahwa yang


juta Ha (43 lokasi), terdiri dari 6 lokasi pendekatan konservasi alam (ekologis)


bertindak sebagai Otoritas Ilmiah taman nasional (murni), 3 lokasi melalui cara-cara berikut (PPA, 1980):



(Scientific Authority) masalah taman nasional (perluasan ke arah
1. melindungi dan menyatakan daerah


konservasi ikan apakah Puslit laut), 19 lokasi taman wisata alam laut


tertentu habitat ikan yang langka dan


Oseanografi, Limnologi ataukah Puslit (murni dan perluasan), 16 lokasi


yang terancam punah untuk
Biologi seperti yang selama ini

cagar alam laut dan 9 lokasi suaka
diadakan pelarangan terhadap

berlaku dalam kaitannya dengan marga satwa laut. Program ini kini ○

pengambilan secara bebas; ○

pelaksanaan CITES (Convention on “diambil alih” oleh Departemen


International Trade in Endangered Kelautan dan Perikanan. 2. pencegahan pencemaran atas zona

Species of Wild Fauna and Flora). yang dilindungi;



3. pencegahan pembangunan saluran


Pemberlakuan Undang Undang No.


13 tahun 2007 tentang Perikanan dari pada zona yang dilindungi atau

BAGAIMANA DENGAN PERAIRAN


apabila bendungan, kanal serta

pasal 13 melalui PP No. 60 tahun DARATAN


2007 tentang Konservasi saluran perlu dibangun, haruslah



Sumberdaya Ikan diharapkan selaras Perairan daratan dalam wujudnya memasukkan keberadaan

sumberdaya perikanan yang langka


dengan Undang Undang No. 5 tahun terdiri dari sungai, danau, rawa,

1990 tentang Konservasi Hayati embung, gua, lahan gambut. dan yang terancam punah dalam

melalui PP No. 7 tahun 1999 tentang Bersamaan dengan pesisir, delta, studi Amdalnya;

Pengawetan Jenis Tumbuhan dan perairan pantai dan laut dangkal adalah 4. perlindungan perairan yang menjadi

Satwa serta PP No. 8 tahun 1999 merupakan lingkungan alam. tempat berbiak/memijah;

tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Sedangkan waduk, reservoir, situ,


dan Satwa Liar. Keduanya berfungsi 5. pembatasan terhadap eksploitasi


empang, kanal, bendungan, sawah


benih dari sumberdaya di sungai-

sebagai payung hukum dalam rangka dan tambak adalah lingkungan binaan

sungai;

melestarikan keanekaragaman (buatan), dimodifikasi dengan


sumberdaya alam hayati di Indonesia, mengubah tata air oleh adanya tuntutan

daratan maupun perairan. pembangunan di bidang pertanian,


.....bersambung ke hal 20




Edisi April, 2009 z z z 7






Berita Kegiatan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○



Ringkasan Kegiatan


Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia






Aceh, 4-8 Februari 2009 - Pulau Dua, 15 Februari 2009









KONVENSI RAMSAR


Pada tanggal 2 Februari 1971 di kota Ramsar, Iran, telah disepakati dan ditandatangani suatu Konvensi

Internasional (Perjanjian Internasional) dimana para peserta mengesyahkan: Convention on Wetlands of Interna-

tional Importance, especially as Waterfowl Habitat, yang kemudian kita kenal sebagai: Konvensi Ramsar (1971).


Konvensi yang pada awalnya lebih berfokus pada masalah burung air dan burung migran, selanjutnya berkembang

kepada kesadaran keutuhan lingkungan dan konservasi, termasuk keanekaragaman hayatinya, bahkan kesadaran

tersebut saat ini lebih bermulti fokus menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Lahan basah sebagai suatu

ekosistem berperan dalam memberikan peluang kehidupan bagi seluruh mahluk bahkan berperan dalam mewarnai

budaya manusia pada wilayahnya masing-masing.




Indonesia masuk menjadi anggota Konvensi Ramsar pada tahun 1991 dengan diterbitkannya Keppres 48 th 1991

yang merupakan Ratifikasi Konvensi Ramsar di Indonesia. Pada tahun 1996, sebagai salah satu hasil pertemuan

para anggota Konvensi Ramsar, ditetapkan bahwa tanggal 2 Februari adalah Hari Lahan Basah Sedunia, yang

diharapkan para anggota memperingatinya di negara masing-masing. Hari Lahan Basah Sedunia dirayakan untuk

pertama kalinya pada tahun 1997. Instansi-instansi pemerintah, LSM, kelompok-kelompok masyarakat dari

berbagai kalangan turut berpartisipasi dalam mendukung setiap kegiatan dalam rangka meningkatkan penghargaan

masyarakat akan arti penting lahan basah dan manfaatnya secara umum.


S

etiap tahun tema peringatan PERINGATAN HARI LAHAN BASAH SEDUNIA DI ACEH,

Hari Lahan Basah Sedunia 4-8 FEBRUARI 2009


berbeda-beda

menyesuaikan isu yang sedang Rangkaian kegiatan yang telah kelompok agar tetap terjalin meski

terjadi pada ekosistem lahan basah. dilakukan : Green Coast Project telah selesai.

Tahun 2009 tema Hari Lahan Basah Kegiatan cross visit juga diisi

Sedunia adalah Up Stream Down 1. Tanggal 4 dan 7 Februari 2009 : dengan Sosialisasi hasil

Kunjungan antar kelompok pembelajaran dari seluruh proses


Stream, Wetlands connect us, all


Dari Hulu Ke Hilir Lahan Basah rehabilitasi dari Kabupaten Aceh kegiatan Green Coast 1 dan 2

Menyatukan Kita. Wetlands Jaya (Desa Ceunamprong, oleh Ita Sualia yang bertujuan

Krueng Tunong, Keude Unga dan untuk memperoleh masukan


International Indonesia Programme


(WIIP) telah menyelenggrakan Gle Jong) ke Kabupaten Aceh akhir sebelum dokumen

peringatan Hari Lahan Basah Besar (Desa Lam Ujong, Kajhu, pembelajaran (Lesson Learned)

Gampong Baro) dan sebaliknya. dicetak. Kegiatan ini juga dihadiri


Sedunia pada tanggal 4-8 Februari


2009 di Aceh dan pada tanggal 15 Cross visit ini bertujuan untuk oleh Hester Smidt Perwakilan

Februari 2009 di Pulau Dua Banten. saling tukar pengalaman secara Oxfam Banda Aceh selaku donor

langsung antara kelompok dari dari Green Coast Project, Aparat


Peringatan Hari Lahan Basah


Sedunia oleh WIIP tersebut juga Aceh Jaya dengan dari Aceh Desa dan Tokoh Msyarakat dari

Besar dalam pelaksanaan


disosialisasikan oleh Bpk. Yus Rusila Aceh Besar dan Aceh Jaya,

rehabilitasi ekosistem dan kegiatan Anggota Advisorry Comittee.


melalui wawancara dengan Green


Radio Jakarta. pengembangan mata pencaharian. Total peserta kegiatan cross visit

Disamping itu kegiatan ini juga


adalah 83 orang.

untuk memupuk silahturahmi antar







8 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Berita Kegiatan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○





2. Tanggal 5 Februari 2009 : dan 2 regu dari Kabupaten Aceh (representative WIIP Aceh Nias)


Outbond pelajar SD dan guru-guru Jaya. Peserta lomba tersebut mengharapkan agar kegiatan yang telah



dari Kabupaten Aceh Jaya (Desa sebelumnya telah diseleksi melalui dilakukan oleh Wetlands bisa dilanjutkan



Ceunamprong, Krueng Tunong, tes tertulis dan penilaian tingkat oleh instansi terkait yang ada di Aceh.


Keude Unga dan Gle Jong) di keaktifan saat outbond di Lokasi



Lokasi Rute Pendidikan Repling. Total pelajar yang terlibat Harapan Masyarakat


Lingkunngan (Repling) Desa dalam kegiatan lomba Cerdas



Gampong Baro Aceh Besar pada. Cermat Lingkungan dan Outbond • Kegiatan serupa dengan Green


Coast Project di Aceh semoga bisa


Tujuan kegiatan ini untuk memupuk adalah 45 siswa.


kecintaan dan peningkatan diperpanjang karena masih banyak


lokasi yang perlu direhab dan


kepedulian pelestarian lingkungan


Peliputan oleh Media Lokal masyarakat masih membutuhkan


sejak usia dini, juga untuk membina


keakraban antar sekolah. dampingan atau bantuan penguatan


Acara peringatan hari lahan basah modal ekonomi


sedunia di Aceh telah diliput oleh media


3. Tanggal 8 Februari 2009 : Lomba


cetak dari Serambi yang terbit pada Kelompok Green Coast bertekad


Cerdas Cermat Lingkungan tingkat •


tanggal 5 Februari 2009 dan oleh Aceh kedepan bisa mengurangi upah
SD yang bertempat di SD


TV yang disiarkan pada tanggal 5


Ceunamprong Kabupaten Aceh tanam tanaman rehabilitasi dan


Februari 2009 jam 19.30 WIB. Pesan menggulirkan pengelolaan modal


Jaya. Peserta lomba terdiri dari 2


yang disampaikan oleh Eko Budi usaha.
regu dari Kabupaten Aceh Besar






PERINGATAN HARI LAHAN BASAH SEDUNIA DI PULAU DUA BANTEN, 15 FEBRUARI 2009




Kegiatan Peringatan hari lahan basah sedunia di Pulau Dua tambak dan alur sungai. Kegiatan ini disambut


Banten dilakukan dengan kunjungan staff WIIP bersama sangat antusias oleh peserta terutama anak-anak.



keluarga ke salah satu lokasi kegitan rehabilitasi ekosistem Jumlah mangrove yang tertanam pada acara ini



pesisir yang terdekat, dalam hal ini adalah Pulau Dua adalah sekitar 100 bibit. Sebagai penutupan acara


Banten. Total peserta yang hadir 39 orang, terdiri dari staff yaitu makan siang bersama. zz



WIIP bersama keluarga, anggota kelompok rehabilitasi



Pulau Dua, petambak dan beberapa warga sekitar.


Kegiatan dimulai dengan keberangkatan keluarga WIIP dari



Bogor pukul 07.00, tiba di Pulau Dua sekitar pukul 10.00


dan tiba kembali di Bogor sekitar pukul 19.00 WIB.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk melihat langsung (site



visit) perkembangan kegiatan rehabilitasi ekosistem pesisir



yang dikelola oleh WIIP; mupuk kecintaan dan peningkatan


kepedulian pelestarian lingkungan kepada anak-anak sejak



usia dini, dan tak kalah penting adalah memupuk Sebagian peserta WWD

silahturahmi antar warga Desa Sawah Luhur kelompok



rehabilitasi Pulau Dua dengan keluarga WIIP.




Pelaksanaan kegiatan dilakukan di areal tambak milik


kelompok yang dikembangkan dengan dukungan dana



pemberdaaan ekonomi (livelihood) dari WIIP melalui donor



de Kootje. Kegiatan diawali dengan penjelasan dari Reza


Lubis mengenai latar belakang diperingatainya Hari Lahan



Basah Sedunia serta arahan bagaimana mengelola



ekosistem pesisir yang lestari, dilanjutkan dengan sambutan


dari Bpk. H.Madsahi mewakili Kepala Resor CA Pulau Dua Penanaman mangrove oleh anak-anak di sepanjang

serta penjelasan sejarah penetapan Pulau Dua menjadi tanggul tambak



Cagar Alam. Acara dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu


penanaman mangrove oleh peserta di sepanjang pematang Dilaporkan oleh: Ita Sualia






Edisi April, 2009 z z z 9






Berita Kegiatan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○


2005 s/d 2008




Sekilas 3 tahun Perjalanan Proyek Green Coast, di NAD dan Nias




Rekomendasi Beberapa Lokasi Contoh (demo sites)*





S

ejak bulan Oktober 2005,



melalui proyek Green Coast


(didanai oleh Oxfam-Novib),



Wetlands International Indonesia


Programme (WIIP) bekerjasama dengan



WWF Indonesia telah memfasilitasi 31



LSM lokal dan 29 Kelompok Swadaya


Masyarakat dalam melakukan upaya



rehabilitasi ekosistem pesisir pasca


tsunami di Aceh-Nias. Sampai Agustus



2008 tercatat tak kurang dari 1000


hektar lahan pesisir telah direhabilitasi



(dengan jumlah tanaman hidup rata-rata


sekitar 83% atau 1,54 Juta dari 1,85



juta yang ditanam) melalui penanaman


sekaligus

mangrove dan tanaman pantai di Aceh


dan Nias. Selain itu, kami juga telah meningkatkan rasa


tanggung jawab

memfasilitasi berbagai upaya


perlindungan terumbu karang, masyarakat terhadap


kegiatan rehabilitasi yang


khususnya di Sabang.

dilakukannya.

Pilar kegiatan Green Coast meliputi 4


kegiatan besar, yaitu: (1) Rehabilitasi Secara keseluruhan kegiatan proyek Terkait dengan hal-hal tersebut di atas,

Green Coast telah dilakukan di 70


ekosistem pesisir; (2) Pengembangan WIIP telah mengusulkan kepada


lokasi pesisir, dimana pada Phase I Pemerintah Daerah NAD agar


alternatif mata pencaharian ramah


lingkungan; (3) Pembuatan peraturan (Oktober 2005 s/d Maret 2007) beberapa lokasi hasil kegiatan Green

dilakukan di 54 lokasi sedangkan Coast, terutama yang memiliki nilai-nilai


desa yang mendukung upaya


rehabilitasi eksositem pesisir dan (4) pada Phase II (April 2008 s/d Maret ekologis dan ekonomis penting bagi

2009) dilanjutkan di 16 lokasi. Lokasi-


Kampanye pendidikan lingkungan. masyarakat, dijadikan sebagai daerah


lokasi ini, masing-masing memiliki percontohan (demo sites).


keunikan tersendiri, baik dari sisi jenis


Mekanisme yang digunakan dalam


melaksanakan kegiatan-kegiatan diatas dan karakter ekosistemnya maupun Rekomendasi dan keputusan tertulis

(khususnya untuk butir 1 dan 2) adalah dari sisi mata pencaharian dari Pemerintah Daerah NAD dan Nias

masyarakatnya. Dari kajian-kajian yang diumumkan secara luas tentang


dengan menyediakan “pinjaman” modal


tanpa bunga dan tanpa agunan bagi bio-fisik dan sosial ekonomi yang telah nilai penting dan manfaat keberadaan

dilakukan WIIP terhadap lokasi-lokasi lokasi-lokasi percontohan tersebut, akan


kelompok masyarakat yang bersedia


melakukan kegiatan rehabilitasi di atas, teridentifikasi adanya menjadi langkah strategis bagi upaya-

ekosistem pesisir (difasilitasi oleh LSM beberapa lokasi yang memiliki nilai- upaya pelestarian dan pengembangan

lokal). Apabila kegiatan rehabilitasi nilai ekologis dan ekonomis penting lokasi secara bijaksana dan

tersebut berhasil, biasanya dihitung untuk dikelola masyarakat bersama berkesinambungan. Apabila

para pemangku kepentingan (stake- memungkinkan didukung pengalokasian


berdasarkan jumlah pohon yang hidup


(mencapai 75%) setelah 1 tahun, maka holders) lainnya sebagai Lokasi dana, misal melalui APBD.

Percontohan /Demo sites yang


pinjaman tersebut menjadi hibah grant


kepada masyarakat. Jika pohon yang berkelanjutan. Selain itu, beberapa Harapan ke depan, manfaat-manfaat

hidup < 75% maka pinjaman tersebut lokasi bahkan memiliki potensi sebagai ekologi, ekonomi serta edukasi dapat

objek tujuan wisata alam dan berjalan secara sinergis dan dapat

harus dikembalikan berdasarkan


persentase pohon yang berhasil hidup. pendidikan lingkungan yang perlu dirasakan langsung oleh segenap

dipromosikan lebih lanjut kepada lapisan masyarakat termasuk aparat


Terbukti kegiatan ini lebih menjamin


pertumbuhan tanaman rehabilitasi pihak-pihak lain. pemerintah.







10 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Berita Kegiatan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○



Berikut daftar 11 lokasi yang direkomendasikan menjadi kawasan percontohan di NAD dan Nias.




Kegiatan yang telah dikerjakan
Nama lokasi & Karakteristik Alasan sebagai lokasi Saran kepada


No. (untuk rehabilitasi, tingkat
kordinat ekosistem demosite pemerintah


keberhasilan > 85%)



Kabupaten Aceh Jaya – NAD


1 Desa Krueng Tunong Pantai berpasir, • Sekitar 200 m pantai hilang • Rehabilitasi 90 ha pesisir • Mengintegrasikan hasil


Kecamatan Jaya muara sungai, (ambelas) setelah gempa dan dengan 121,000 mangrove di kegiatan proyek ke


Kabupaten Aceh Jaya tambak, daerah tsunami, abrasi sangat kuat tambak dan muara sungai, dalam tata ruang


perbukitan (bukit padahal pemukiman baru telah 12,000 tanaman pantai dan


kabupaten untuk


5° 6' 43.56" (LU) Temega) dibangun di belakang pantai. 12.500 tanaman buah-buahan melindungi kawasan


95° 18' 43.27" (BT) • Penghijauan pantai, melindungi di bukit Temega hasil kegiatan proyek


pertambakan dan pemukiman • Menyalurkan dana hibah untuk sebagai sabuk hijau.



dan penghijauan bukit Temega, usaha kecil kebun sayuran • Melanjutkan perawatan


akan mencegah longsor. dan tambak tumpang sari dan memperluas


• Bentuk lansekap yang indah • Menyusun Rencana Strategy kegiatan rehabilitasi di


sehingga mendukung kegiatan kawasan ini.


Pengelolaan kawasan pesisir


pariwisata pantai. (termasuk aturan penangkapan • Mengakui aturan


• Air dari rawa-rawa dan laguna ikan dan pengelolaan pesisir) pengelolaan pesisir


Krueng Tunong menyuplai • Melakukan kajian bio-fisik dan yang telah


dikembangkan


kebutuhan air bagi pertambakan social ekonomi
masyarakat.


yang menjadi salah satu mata
Peningkatan kapasitas kelompok


pencaharian penting masyarakat. • Mengintegrasikan
dan kelembagaan masyarakat·


potensi wisata alam


• Memiliki potensi wisata alam
• Pendidikan lingkungan bagi Krueng Tunong dengan


berupa keindahan alam yang
masyarakat (termasuk anak kegiatan wisata tebing


menawan
sekolah)


di Grute



2 Desa Ceunamprong Pantai berpasir, • Abrasi pantai • Menanam 71.000 mangrove, • s.d.a.


Kecamatan Jaya kawasan berlumpur, 1.650 tanaman pantai dan 350


Kabupaten Aceh Jaya rawa air payau, • Dulu merupakan habitat penyu • Perlu adanya


bertelur tanaman pekarangan
bekas tambak pengawasan terhadap


• Menyalurkan dana hibah untuk pengambilan telur


4° 58' 38.24" (LU) • Rehabilitasi pantai kemunglkinan
usaha kecil penyu


95° 22' 38.42" (BT) akan membantu restorasi habitat


penyu bertelur • Menyusun Rencana Strategy


Pengelolaan kawasan pesisir


(termasuk aturan penangkapan



ikan dan pengelolaan pesisir)


• Melakukan kajian bio-fisik dan


sosial ekonomi



• Pendidikan lingkungan bagi


masyarakat (termasuk anak


sekolah)




3 Desa Keude Ungah Muara sungai, • Pemukiman yang dibangun di • Menanam 70.000 mangrove, • s.d.a ○

9650 tanaman pantai dan


Kecamatan Jaya kawasan berlumpur areal bekas sawah yang diurug


Kabupaten Aceh Jaya dan rawa air payau- perlu dilindungi dari abrasi dan tanaman pekarangan (350).

asin (yang dahulunya intrusi air laut • Menyalurkan dana hibah untuk

5° 0' 34.52" (LU) persawahan) usaha beternak, pembuatan


95° 22' 8.04" (BT) • Merupakan salah satu contoh


kombinasi perbaikan ekosistem tempe yang kini sangat


pesisir yang berlangsung secara berhasil


alami (single spesies, • Melakukan kajian bio-fisik dan


sonneratia) dan secara buatan


social ekonomi

(multispesies, berbagai jenis


• Pendidikan lingkungan bagi

mangrove).
masyarakat (termasuk anak

sekolah)


4 Desa Gle Jong Pantai berpasir, rawa • Perlunya melindungi kawasan • Menanam 70.000 mangrove, • s.d.a. dan

Kecamatan Jaya air payau dan pesisir yang saat ini sekitar 100 2000 tanaman pantai dan 950 • Melarang pengambilan

Kabupaten Aceh Jaya perbukitan truk pasir (600 m3) diambil tanaman pekarangan

pasir di kawasan ini.


setiap hari dari kawasan ini

5° 4' 47.53" (LU) padahal di dekatnya terdapat • Menyalurkan dana hibah untuk • Perlindungan terhadap

95° 19' 17.51" (BT) usaha beternak dan beli flora dan fauna alami

pemukiman dan makam


sampan

bersejarah Sultan Ala’addin yang ada


Riayatsyah. • Melakukan kajian bio-fisik dan


social ekonomi

• Kawasan ini juga menunjukkan


adanya pemulihan vegetasi dan • Pendidikan lingkungan bagi


fauna alami paska tsunami yang masyarakat (termasuk anak


cukup baik. sekolah)








Edisi April, 2009 z z z 11






Berita Kegiatan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○




Kegiatan yang telah dikerjakan


No. Nama lokasi & Karakteristik Alasan sebagai lokasi (untuk rehabilitasi, tingkat Saran kepada

kordinat ekosistem demosite keberhasilan > 85%) pemerintah



Kabupaten Aceh Besar – NAD (kawasan Kuala Gigeng)


1 Desa Kajhu Kec. Pantai berpasir dengan • Abrasi pantai sangat kuat • Menanam 30.000 bibit mangrove (ada 7 • Mengangkat dan

Baitussalam, gundukan pasir serta padahal di belakang pantai telah jenis) dan 15.000 bibit tanaman pantai mengembangkan secara

Kabupaten Aceh muara sungai dibangun ratusan pemukiman (23 jenis, termasuk cemara laut yang resmi kawasan ini menjadi

Besar baru, sekolahan dan mesjid kini mencapai tinggi 8 meter). Kini “Arboretum pesisir” dan

banyak tirom (sejenis kerang) Sebagai kawasan Sabuk


5° 36’ 23.22" (LU)


bermunculan di lokasi penanaman Hijau (greeen belt)

95° 22’ 16.03" (BT)


mangrove dan menjadi sumber nafkah

• Memasukkan ke dalam tata


nelayan.

ruang Kabupaten sebagai


• Memfasilitasi pengembangan usaha kawasan perlindungan


masyarakat melalui pinjaman bergulir pantai.


yang dikelola oleh kelompok (saat ini



kelompok sudah memiliki buku rekening


bank sendiri dan 6 sampan).




2 Desa Gampong Pantai berpasir dengan • Secara geografis, lokasi ini • Menanam 64.000 mangrove (di tambak • Mempromosikan kawasan

Baroe Kecamatan gundukan pasir, merupakan benteng pelindung dan pinggir sungai) dan 7000 tanaman ini kepada instansi dan

Mesjid Raya, pertambakan serta alami 3 desa dari deburan ombak pantai (di pinggir pantai) sekolah lainnya di Aceh

Kabupaten Aceh muara sungai Samudera Hindia dan Selat


Besar • Membangun dan mengelola Pusat Kajian sebagai sarana pendidikan


Malaka yang dapat merusak lingkungan masyarakat dan


Ekosistem Pesisir di Kajhu dan

5° 37' 46.30" (LU) penghidupan masyarakat. sebagai lokasi ekowisata


Gampoeng Baroe

95° 23' 51.29" (BT) • Tipe ekosistemnya yang Memasukkan ke dalam tata

• Membangun fasilitas out-bonds (flying •


bervariasi dan bentuknya yang ruang Kabupaten sebagai


fox and tracking)

menyerupai pulau kecil kawasan perlindungan


menyebabkan lokasi ini cocok • Menyelenggarakan pendidikan pantai dan kesatuan green

sebagai sarana pendidikan lingkungan pesisir untuk SD-SMP Kab. belt (dari Kajhu sampai

sekaligus sarana rekreasi. Aceh Besar dan Kota Banda Aceh. Gampoeng Baroe)

• Lahan pesisir yang dulu • Melakukan penghijauan sekolah dan


produktif sekarang ditinggalkan pengelolaan sampah sekolah


akibat kerusakan Tsunami.


• Pemberian modal usaha kecil untuk


• Lahan pertanian tertutup pasir kegiatan berkebun sayuran dan beternak


dan garam, tambak hancur, jalur • Melakukan kajian bio-fisik dan sosial

transportasi terputus

ekonomi

3 Desa Lham Pertambakan dan • Hancurnya pertambakan (juga • Menanam 185,000 mangrove di • PemKab Aceh Besar

Ujong,Kec. sungai. Pada tahun pemukiman) akibat tsunami sepanjang sungai yang memisahkan

Baitussalam, menjadikan dan


1960-an sekitar 900 ha disebabkan hilangnya hutan Desa Lam Ujong dengan Desa Lham

Kabupaten Aceh mempromosikan lokasi ini


kawasan ini adalah mangrove sebagai benteng

Ngah, di saluran dan dalam tambak. sebagai contoh Tambak


Besar

hutan mangrove, lalu alami. Untuk itu tambak perlu Tumpang Sari yang
• Memberikan dana usaha kecil dan

5° 37’ 13.01" (LU) dibuka menjadi dihijaukan dengan menanam


melatih anggota masyarakat Lham Ujong berwawasan lingkungan

95° 24’ 17.57" (BT) pertambakan dan bakau sebagian di dalam tambak

pemukiman. Hilangnya dan sekitarnya (model tambak di Pemalang Jawa Tengah untuk • Membuat kebijakan

mangrove diduga tumpang sari/ silvo-fishery). mengembangkan alternatif ditingkat Propinsi (terutama

memperparah dampak matapencaharian di pantai timur Aceh) akan


pentingnya tambak

tsunami • Melakukan kajian bio-fisik dan sosial


ekonomi tumpang sari, meng-


antisipasi perubahan iklim



4 Desa Pulot, Kec. Laguna air payau – • Terdapat Puskesmas mewah • Penanaman 42,000 mangroves di tepi

• Mempertahankan dan
Leupung, Kabupaten hingga asin (sekitar (terletak di tepi laguna) yang perairan laguna, 9000 lainnya (kelapa,

merawat fasilitas yang


15 ha) yang terbentuk dibangun atas bantuan Bulan

Aceh Besar cemara laut, jambu keling dan ketapang) telah dibangun (termasuk

setelah tsunami. Mulut Sabit Merah Arab Saudi. • Pelatihan terhadap kelompok masyarakat Puskesmas)
5° 21' 51.91" (LU) laguna kadang tertutup

95° 14' 59.68" (BT) pasir, kadang terbuka. • Tebing laguna mengalami Pulot tentang tehnik menyiapkan bibit

• Memfasilitasi perawatan
dan menanam mangrove

longsor, kini telah ditanggul tanaman yang telah


Di bukit dekat laguna • Membuat taman di bekang Puskesmas tumbuh dengan baik di
• Laguna berperan sebagai

dijumpai Lutung, Kera (ditanam cemara, sebagai pencegah tebing laguna dan tepi
sumber perikanan dan benih

ekor panjang, Beruk, abrasi dan membatasi terpaan angin perairan)


ikan alami
Siamang dan beberapa laut)

jenis burung rangkong. • Laguna berperan sebagai • Mencegah alih fungsi


penyangga banjir • Membangun pusat informasi laguna perbukitan sekitar laguna


Di dalam laguna (merangkap kios) menjadi perladangan


dijumpai berbagai jenis • Memiliki potensi wisata alam


• Membuat peraturan pemanfaatan Krueng/ • Mengoptimalkan kawasan


ikan laut yang bernilai pantai dan perbukitan (dekat

Laguna laguna sebagai objek


ekonomi penting akses jalan raya Banda Aceh-

• Membangun tempat sampah wisata alam & pendidikan


(seperti: Kakap/ Meulabeh)


Serakap, Tengoh, • Terdapat sumber mata air tawar • Memberikan pelatihan budidaya kepiting • Menata pembangunan di

Tanda, Merah mata, di balik bukit dll sekitar lokasi mata air

Bayam/Kerape dsb. tawar dll







12 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Berita Kegiatan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○





Kegiatan yang telah dikerjakan


No. Nama lokasi & Karakteristik Alasan sebagai lokasi (untuk rehabilitasi, tingkat Saran kepada


kordinat ekosistem demosite keberhasilan > 85%) pemerintah



Kabupaten Sabang – NAD


1 Kelurahan Anoi Itam Terumbu karang, • Berdasarkan hasil kajian • Terbentuknya Daerah Perlindungan • Agar PemKo Sabang



Kecamatan pantai berpasir, pantai WCS, wilayah Anoi Itam Laut/DPL berbasis masyarakat mengeluarkan Surat


Sukajaya, cadas, perbukitan. adalah salah satu ekosistem seluas 20ha dan Badan Pengelola Keputusan (SK) yang


Kota Sabang terumbu karang yang masih DPL serta Lembaga Keuangan merekomendasikan DPL


relatif baik kondisinya. Mikro Lhok Anoi Itam kepada


5° 50’ 32.96" (LU)
Departemen Kelautan dan


95° 22’ 22.87" (BT) • Saat ini, Anoi Itam dan • Pengadaan boat patroli untuk
Perikanan untuk


perairan sekitarnya yaitu Ie Panglima Laot


Meulee telah ditetapkan oleh menetapkan DPL Lhok


• Penanaman 3.000 vegetasi pantai Anoi Itam sebagai
masyarakat setempat sebagai


daerah perlindungan laut • Membangun balai pertemuan Kawasan Konservasi Laut


(DPL), satu-satunya DPL serba guna Daerah (KKLD)



berbasis masyarakat di • Menempatkan 10 tempat sampah


Provinsi NAD. di lokasi wisata Lhok Anoi Itam



• Melakukan kajian bio-fisik dan


social ekonomi



2


Pinueng Cabeng, Pantai berpasir putih • Terumbu karang terancam • Pembuatan 8 buah Pelampung • Melanjutkan pembiayaan


Kelurahan Iboih, indah dan bersih. jangkar perahu nelayan dan Penambat (mooring buoy) oleh perawatan dan


Kecamatan Berdamnpingan dengan jangkar perahu Yacht wisata ACC dan penanaman 50,000 penambahan


Sukakarya, Taman Wisata Laut manca negara. Pantai mangrove oleh YPS. pembangunan pelampung


Kota Sabang Pulau Weh di Selat terangkat saat gempa/tsunami penambat dan tanaman


Rubiah(dengan luas dan mangrove mati • Melakukan kajian bio-fisik dan
mangrove


5° 52’ 23.48" (LU) sosial ekonomi
terumbu karang 2600


95° 15’ 23.33" (BT) kekeringan.
• Menata berlabuhnya


ha) • Melakukan transplantasi terumbu
• Wilayah ini merupakan contoh perahu-perahu Yacht yang


kawasan ekosistem terumbu karang atas inisiatif ACC (Aceh
mampir di lokasi ini


karang yang dilindungi untuk Coral Conservation).


• Memfasilitasi perluasan


mendukung kegiatan wisata
kegiatan transplantasi


air yang merupakan sumber
terumbu karang yang saat


matapencaharian penduduk.


ini dilakukan ACC.



Kabupaten Nias – Sumatera Utara



1 Luaha Talu, Laguna Sebuah laguna pesisir Laguna terancam oleh: • Melakukan kajian bio-fisik dan • Mengkaji kembali upaya


Desa Teluk Belukar (luas 47 ha) yang sosial ekonomi pembangunan TPI


• Pembangunan pelabuhan


Kecamatan Gunung dikelilingi hutan perikanan dan tempat • Melakukan kampanye lingkungan • Menyetujui Rencana


Sitoli Utara, Kab. mangrove (luas 66ha pelelangan ikan (TPI). tentang nilai penting laguna Strategy Pengelolaan


Nias dengan 20 jenis
Laguna yang


mangroves). • Pembuatan infrastuktur TPI • Membuat booklet tentang laguna


termasuk jalan menuju TPI Teluk Belukar berwawasan lingkungan

1° 23’ 5.35" (LU) Morfologi Laguna dengan menebang sebagian
• Memfasilitasi pembuatan draft • Mengalokasikan dana

berbentuk ikan pari, hutan mangrove sebagai untuk pengelolaannya

97° 32’ 25.66" (BT) sangat kaya dengan Rencana Strategy Pengelolaan

bahan baku pembangunan


keanekaragaman Laguna • Melakukan pengawasan

hayati daratan maupun • Pembangunan fasilitas ketat terhadap alih fungsi


• Membina LSM Lokal (Wahana


wisata di sekitar laguna

akuatik. Lestari) untuk mengkampanyekan hutan mangrove di


• Pengkaplingan kawasan pelestarian Laguna dan Hutan sekeliling Laguna


Kelestarian Laguna

akan mendukung mangrove untuk berbagai mangrove di sekitar laguna


kepentingan yang berpotensi


keberlanjutan

kehidupan nelayan, merusak kawasan mangrove


mencegah intrusi air


laut, pendukung eko-


wisata dan berperan


dalam mitigasi dan



adaptasi perubahan

Iklim global.



Catatan : Nilai Penting sebagai demo site didasarkan atas : peran dalam melindungi pantai, pemukiman, sarana dan prasarana publik ; pendukung

keanekaragaman hayati dan matapencaharian penduduk ; mencegah intrusi air laut ; mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim ;

serta sarana pendidikan lingkungan bagi masyarakat luas.



Selain didukung oleh Gren Coast (dengan pendanaan dari Oxfam Novib), untuk kegiatan di Pulot & Lham Uiong juga didukung

pendanaan dari UNEP, sedangkan untuk kegiatan di Krueng Tunong juga didukung Force of Nature (FoN) Malaysia


* Surat rekomendasi secara lengkap bisa diperoleh di WIIP








Edisi April, 2009 z z z 13






Berita dari Lapang
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○





Mangrove Pulih -



Masyarakat Nelayan Tersenyum Kembali





Oleh:

Onrizal*



K

isah ini diawali oleh tahun 1989 menurun jauh sehingga mangrove di dalam kawasan SMKGLT

keprihatinan akan semakin hanya tersisa 18,02% pada tahun terjadi dengan sangat masif, apalagi

sulitnya nelayan untuk 2004 atau berkurang sebesar hutan mangrove di luar kawasan

menangkap ikan, udang, kepiting dan 64,27% dalam kurun waktu 15 SMGLTL yang bukan berupa kawasan

hasil perikanan pantai lainnya di sekitar tahun, sedangkan hutan mangrove konservasi diyakini luasan hutan

hutan mangrove Suaka Margasatwa sekunder meningkat tajam dari mangrove primer menurun lebih besar.

Karang Gading Langkat Timur Laut 4,91% tahun 1989 menjadi 58,95% Kondisi serupa juga terjadi di kawasan

(SM KGLTL), Sumatera Utara sejak tahun 2004 atau meningkat sebesar mangrove lainnya di Sumatera Utara

satu dekade yang lalu. Ketika industri 54,04% dalam periode yang sama. (Onrizal & Kusmana, 2008).

arang kayu mangrove banyak tersebar Selain itu, luasan tambak, Menurunnya kuantitas (luas) dan

di daerah pantai Langkat tahun 1990- permukiman, lahan kosong dan kualitas hutan mangrove berdampak

an, kondisi hutan mangrove, baik di badan air juga meningkat selama pada penurunan volume dan

dalam maupun di luar kawasan SM periode tersebut. Perubahan kondisi keragaman jenis ikan yang ditangkap.

KGLTL semakin menurun. penutupan lahan hutan mangrove Hasil penelitian di Kecamatan

secara keseluruhan di SM KGLTL Secanggang yang merupakan daerah


Hasil penelitian penulis tahun 2002


dalam kurun waktu 1989-2004 di sekitar SM KGLTL (Purwoko, 2005)


yang dibiayai oleh Direktorat Jenderal


disajikan pada Gambar 1. dibandingkan dengan satu dekade


Pendidikan Tinggi (Dirjen DIKTI) sebelumnya menunjukkan bahwa


Depdiknas menunjukkan bahwa sangat Potret yang tersaji pada Gambar 1


sekitar 56,32% jenis ikan menjadi


sulit mendapatkan pohon mangrove menunjukkan bahwa dalam kurun langka/sulit didapat, dan 35,36% jenis

berdiameter di atas 5 cm. Mengapa waktu tersebut penebangan hutan ikan menjadi hilang/tidak pernah lagi

demikian? Industri arang kayu bakau



sangat menyukai bahan baku dari


90

pohon kelompok Rhizophora (bakau)


dan Bruguiera (tancang dan mata


70

buaya) berdiamater 5 cm untuk dibuat


arang karena menghasilkan arang


50

1989 2004 Perubahan


bermutu baik dibandingkan pohon

Proporsi luasan (%)

30

berdiamater lebih dari 5 cm.


Sementara kayu dari jenis lain,


10

misalnya kelompok Xylocarpus (nyiri),



Mangrove Mangrove Permukiman Tambak Lahan Kosong Badan Air


Avicennia (api-apai), Sonneratia -10
Primer Sekunder

(berembang) digunakan sebagai bahan



-30
bakar tungku industri arang tersebut.

-50

Kondisi ini terekam dengan baik dalam


penelitian spasial menggunakan citra


-70

satelit yang membandingkan kondisi


Gambar 1. Perubahan luasan hutan mangrove di kawasan Suaka Margasatwa Karang


penutupan lahan tahun 1989 dengan Gading dan Langkat Timur Laut, Sumatera Utara. Dalam kurun waktu 15 tahun (1989-

2004 (Siahaan, 2006). Berdasarkan


2004) luasan hutan mangrove primer berkurang drastis menjadi hutan mangrove

hasil penelitian spasial tersebut sekunder akibat penebangan, terutama untuk bahan baku industri arang kayu mangrove.

diketahui bahwa proporsi hutan Selain itu, hutan mangrove primer juga dikonversi menjadi permukiman dan tambak

mangrove primer sebesar 82,24% meskipun konversi tersebut tidak dibenarkan menurut peraturan.






14 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Berita dari Lapang
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○




tertangkap. Kondisi ini disertai dengan luasan areal rehabilitasi mencapai


penurunan pendapatan sebesar ratusan hektar.



33,89%, dimana kelompok yang paling


besar terkena dampak adalah nelayan Kini Bapak HM Matin telah menjadi



dan sekitar 85,4% masyarakat penyedia bibit mangrove dengan


kualitas baik dengan keuntungan


kesulitan dalam berusaha dan


mendapatkan pekerjaan dibandingkan ekonomi yang tinggi. Pihak Dishutbun


Kabupaten Langkat melalui Kepala


sebelum kerusakan mangrove.


Dinasnya Bapak Tarigan mengakui


Konversi hutan mangrove di pantai


Napabalano, Sulawesi Tenggara juga bahwa hasil rehabilitasi oleh Bapak HM


Matin dan kelompoknya merupakan


menyebabkan berkurangnya secara


kegiatan GERHAN yang paling berhasil


nyata populasi kepiting bakau (Scylla


serrata) (Amala, 2004). Pada skala di Kabupaten Langkat. Selain itu,


Bapak HM Matin dipercaya oleh pihak


global, hasil ulasan Walters et al.


(2008) menunjukkan bahwa 80% Dishutbun Kabupaten Langkat sebagai


pengelola Sentra Penyuluhan


species biota laut yang komersial


Kehutanan Pedesaan (SPKP) Desa


diduga sangat tergantung pada


kawasan mangrove di kawasan Karang Gading, Kec. Secanggang,


Gambar 2. Atas: Areal mangrove berupa
semak belukar yang didominasi oleh pakis Kabupaten Langkat.


Florida, USA, 67% spesies hasil


Acrosticum aureum (piai) sebelum


tangkapan perikanan komersial di


bagian timur Australia, dan hampir direhabilitasi.
IKAN, UDANG DAN KEPITING


Bawah: Bapak HM Matin (berpeci) saat


100% udang yang ditangkap pada KEMBALI HADIR


mengantarkan staf Dishutbun Langkat
kawasan ASEAN.


melihat mangrove yang direhabilitasi bersama


kelompoknya (Onrizal; Januari 2006) Seiring dengan tumbuhnya mangrove


hasil rehabilitasi oleh Bapak HM Matin



INISIASI AWAL dan kelompoknya, hasil tangkap
tersebut, kelompok Bapak HM Matin



Di awal tahun 2000, bapak HM Matin, dipercaya untuk merehabilitasi 40 ha nelayan kembali membaik. Ikan,


udang, dan kepiting yang dulu sulit


mantan Kepala Desa (Kades) Karang kawasan mangrove yang berbatasan


dengan SM KGLT. Tahun-tahun didapat, kini kembali hadir di sekitar


Gading, Kec. Secanggang, Kab.


Langkat mulai mengajak masyarakat berikutnya, Bapak HM Matin dan kawasan mangrove yang direhabilitasi.


kelompokanya terus mendapat Beberapa nelayan yang dijumpai


desa secara swadaya untuk memulai


kepercayaan pemerintah dengan penulis saat survey pada awal


menanam areal mangrove pada areal


yang berbatasan dengan SM KGLT. November 2008 menyatakan


kegembiraannya mengingat hasil

Pada awalnya hanya sedikit ○

masyarakat yang mengikuti ajakan tangkapan mereka yang terus ○


tersebut. Namun demikian, Bapak HM bertambah dan tidak lagi harus pergi

jauh ke tengah laut. Mereka menyakini,


Matin yang juga merupakan pimpinan


pesantren di desanya beserta hal ini terjadi seiring dengan mangrove



kelompoknya tidak pernah menyerah. kembali tumbuh dengan baik, sebagai


tempai berlindung, mencari makan bagi


Mereka mulai secara otodidak belajar


menyeleksi benih mangrove yang berbagai biota air.



matang, membibitkan tumbuhan


Hasil pengamatan penulis menunjukkan


mangrove, dan mencoba bahwa mangrove yang direhablitasi


menanamnya pada lahan mangrove


tahun 2004 kini telah tumbuh lebat


yang kosong.

dengan tajuk yang rapat. Pohon


mangrove yang ditanam tersebut telah


Seiring dengan keberhasilannya, pada


tahun 2004 pihak pemerintah melalui mencapai tinggi sekitar 4 m atau lebih.

Selain biota air, seperti ikan, kepiting


Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Gambar 3. Mangrove hasil rehabilitasi


dan udang, berbagai satwa liar lainnya

(Dishutbun) Kabupaten Langkat berumur 1 tahun. Mangrove tersebut


mengajak Bapak HM Matin dan seperti monyet (Macaca sp.) dan


ditanam pada akhir tahun 2004 dengan bibit


burung air, seperti burung kuntul

kelompoknya untuk terlibat dalam dari program GERHAN. Sebelum ditanam,


semak piai dibersihkan terlebih dahulu.


kegiatan Gerakan Rehablitasi Lahan


(Onrizal; Januari 2006)


dan Hutan (GERHAN). Pada tahun

.....bersambung ke hal 21




Edisi April, 2009 z z z 15






Berita dari Lapang
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○



Kelestarian Mangrove Teluk YOTEFA





Terancam ?





Oleh:

Agustina Y.S. Arobaya1 & Freddy Pattiselanno2







KEINDAHAN ALAM TELUK YOTEFA POTENSI EKOSISTEM MANGROVE YOTEFA




Letaknyaa yang melingkari sisi timur kota Jayapura dan Pada garis pantai yang masih terlindung, potensi

diapit hutan bakau/mangrove menjadikan Teluk Yotefa mangrove yang masih berada dalam kondisi baik

sebagai tempat berkembang-biota air seperti kepiting dan kurang lebih sekitar 200m ketebalannya dari garis

udang serta memberikan panorama yang memukau di pantai dan sedikitnya terdapat tujuh jenis mangrove

kawasan perairan Jayapura (Gambar 1). Di sisi lain, hutan seperti yang ditunjukan pada Tabel 1.

bakau di Teluk Yotefa menjadi kawasan penyangga abrasi


sungai dan abrasi laut yang mengancam penduduk di


Tabel 1. Jenis mangrove di Teluk Yotefa


kawasan Kampung Tobati dan Kampung Enggros serta



Nafri yang merupakan kampung asli masyarakat setempat Famili Spesies Nama Lokal

yang berdiam di sepanjang teluk ini (Gambar 2).


Arecaceae Nypa fruticans Nipa



Rhizoporaceae Rhizopora apiculata Mangi-mangi


Kawasan Teluk Yotefa yang terkenal karena panorama serta

R. mucronata Mangi-mangi

sumberdaya lautnya kemudian ditetapkan oleh Pemerintah


Ceriops tagal Lolaro


Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.


372/Kpts/UM/6/1978 tertanggal 9 Juni 1978 dengan tujuan Sonneratiaceae Sonneratia alba Lolaro

S. caseolaris Lolaro

utamanya untuk menjaga kelestarian alamnya. Memiliki


S. ovata Lolaro

luas kawasan 1.659ha atau 165km2 kawasan ini banyak


memberikan harapan karena memiliki ekosistem mangrove,



lamun, terumbu karang yang berfungsi sebagai habitat ikan Pengamatan singkat yang dilakukan menunjukan

dan organisme laut lainnya, dan yang paling penting sebagai bahwa selain merupakan habitat biota air, areal

kawasan wisata laut di Jayapura. Salah satu kawasan mangrove di Teluk Yotefa juga merupakan habitat

wisata laut yang cukup menarik adalah Wisata Pantai bagi jenis burung tertentu, khususnya yang

Hamadi tetapi dari pengamatan penulis, pamanfaatannya menyenangi areal lahan basah. Jenis burung

belum optimal karena terkendala berbagai faktor, misalnya yang terpantau pada saat pengamatan dapat dilihat

siapa yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan pada Tabel 2.



kawasan, karena areal tersebut merupakan hak ulayat


masyarakat setempat (Gambar 3).






















Gambar 1. Teluk Yotefa (Foto: F. Pattiselanno) Gambar 2. Areal mangrove Teluk Yotefa Gambar 3. Daerah Wisata Pantai Hamadi

(Foto: A. Arobaya) (Foto: F. Pattiselanno)








16 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Berita dari Lapang
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○




Tabel 2. Jenis burung di Teluk Yotefa kurun waktu tertentu sebagai akibat



aktivitas berbagai usaha industri yang


Famili Spesies Nama Lokal berkembang akhir-akhir ini di



Accipitridae Pandion haliaetus Elang tiram Jayapura khususnya di sekitar


perairan Teluk Yotefa (Hamadi,


Alcedinidae Alcedo azurea Raja udang biru langit


A. atthis Raja udang erasia Entrop, Kotaraja, Abepura dan



Ardeidae Egretta garzetta Kuntul kecil Jayapura), misalnya perbengkelan


kendaraan bermotor misalnya


E. sacra Kuntul karang


merebak dengan pesatnya di


Laridae Gygis alba Dara laut putih


sepanjang jalur Jayapura – Abepura


Paradisaeidae Paradisaea apoda Cenderawasih besar
– Abe Pantai. Penanganan limbah



Psittacidae Eclectus roratus Nuri bayan bengkel, sisa olie, minyak dan cairan


Lorius lorry Kasturi kepala hitam berbahaya lainnya yang kurang baik



Sulidae Sula leucogaster Angsa batu coklat tanpa disadari terbawa saluran air,



sungai kecil yang semuanya


bermuara di Teluk Yotefa. Akibat



DAMPAK PEMBANGUNAN Pada tahun 2004 Bapedalda Kota limpahan sampah industri dan rumah


TERHADAP KELESTARIAN Jayapura melakukan survey


tangga lainnya telah membuat


YOTEFA terhadap parameter kualitas air laut permukaan Teluk Yotefa di bagian-



di Teluk Yotefa pada tiga lokasi yaitu bagian tertentu kelihatan seperti


Pengembangan wilayah Papua yang daerah Abe Pantai, kawasan


berminyak. Kondisi ini semakin


berjalan sangat cepat tanpa disadari rekreasi Pantai Tobati dan Enggros. diperburuk dengan pembuangan


memberikan konsekuensi yang tidak Hasil survey menunjukan bahwa


limbah dari Rumah Sakit Umum


pernah dibayangkan sebelumnya. beberapa parameter yang diukur Daerah (RSUD) Abepura, RS


Kawasan bakau yang tadinya


telah menunjukan kondisi yang Bhayangkara di Kotaraja dan RS TNI


mempunyai multifungsi semakin cukup menguatirkan. Di kawasan


AL di Distrik Jayapura Selatan yang


berkurang terlihat seiring semakin Abe Pantai misalnya kadar minyak kesemuanya bermuara di Teluk


merebaknya berbagai aktivitas


dan lemak mencapai 8,19 mg/lt Yotefa.


pembangunan seperti perumahan, (standar 5mg/lt). Selain itu juga



gudang barang, supermarket, tempat terdeteksinya keberadaan kandungan Keadaan yang semakin kompleks


hiburan, restoran, hotel dan rumah


logam berat Chrom (Cr) yang telah inilah yang menyebabkan masyarakat


sewa (Gambar 4 dan 5). Hutan mencapai 0,01 mg/lt, Timbal (Pb) Kampung Tobati dan Enggros di



bakau di daerah Entrop yang telah mencapai angka 0,03 mg/lt Distrik Jayapura Selatan Jayapura,

termasuk dalam kawasan Taman

serta kadar Merkuri (Hg) sebesar pernah meminta para ahli untuk

Wisata Teluk Yotefa mulai berangsur- 0,02 mg/lt yang seharusnya tidak meneliti dugaan pencemaran di

angsur hilang tahun 1983 ketika boleh ada dalam air dengan perairan Teluk Yotefa yang disinyalir

Gubernur Irian Jaya (Papua-Red)


persyaratan kualitas air sehat. telah memunahkan biota laut yang


Izaac Hindom menetapkan Entrop selama ini dibutuhkan warga di



menjadi areal Pasar dan Terminal Keberadaan ketiga jenis logam berat daerah itu. Di sisi lain dugaan

Induk Kota Jayapura. ini diduga akibat akumulasi dalam


pencemaran semakin kuat dibuktikan


dengan semakin banyaknya



masyarakat setempat yang



belakangan menderita penyakit


penyakit kulit dan gatal-gatal.




Perkembangan kota Jayapura



menjadi kota jasa, perdagangan, dan



pariwisata sudah tentu harus didukung


oleh fasilitas pelabuhan bongkar muat



barang dan penumpang yang layak



dan memenuhi syarat. Konsekuensi


dari pertumbuhan arus bongkar muat


Gambar 4. Kawasan Perdagangan Barang & Gambar 5. Penimbunan kawasan mangrove


Jasa di Entrop (Foto: F. Pattiselanno) untuk pembangunan (Foto: F. Pattiselanno)



.....bersambung ke hal 20




Edisi April, 2009 z z z 17






Berita dari Lapang
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○



Penentuan Daerah Konservasi Laut Daerah





Berdasarkan Informasi Suhu Permukaan Laut





(Pendekatan bagi Ekosistem Terumbu Karang di Papua)





Oleh:

Gandi Y.S. Purba*
































T

erumbu karang adalah salah satu segala kegiatan manusia maka peran ekologis,

ekosistem penting di wilayah pesisir. Ancaman lingkungan, bahkan ekonomis dapat dirasakan secara

kepunahan skala besar yang disebabkan oleh maksimal.



pemanasan suhu global menambah kecemasan



setelah kerusakan yang dilakukan manusia. Suhu


sebagai syarat hidup utama karang, kenaikannya


PENENTUAN KKLD

akan menyebabkan pemutihan yang pada akhirnya



akan mati karena ketidakmampuan karang untuk Penentuan KKLD harus mempertimbangkan prinsip-

beradaptasi. Menurut laporan NOAA Coral Reef


prinsip konservasi, yakni kondisi terumbu karang


Watch (CRW), khusus di Perairan Papua bagian yang baik dengan keanekaragaman yang tinggi.

utara, di tahun 1998 yang merupakan tahun terkuat Idealnya lokasi tersebut memiliki 50% tutupan karang

fenomena ELNINO, kenaikan suhu di sekitar Kepala


hidup. Akan tetapi penghancuran global melalui


Burung mencapai 20C dan Teluk Cendrawasih 10C kenaikan SPL membuka lebar segala kemungkinan

(http://coralreefwatch.noaa.gov/satellite). Apabila untuk punahnya suatu kawasan terumbu dalam


peningkatan 1°C saja bertahan selama 10 minggu


jangka waktu yang singkat. Karenanya diperlukan


atau lebih, maka pemutihan pasti terjadi. lokasi yang tepat, dimana karang dapat bertahan

untuk tetap hidup sehat walaupun suhu bertambah


Maka dari itu diperlukan upaya untuk melindungi


panas. Dua hal yang harus diperhatikan dalam


ekosistem ini dengan tindakan pengelolaan yang penentuan KKLD berdasarkan informasi SPL, yakni :

tepat. Upaya penetapan Kawasan Konservasi Laut



Daerah (KKLD) dapat membantu mempercepat Kondisi Karang



regenerasi karang atau menjaga dan menjamin Pemilihan lokasi harus mempertimbangkan kehadiran

terumbu yang sehat agar dilindungi dengan ketat.


karang sehat. Kriteria ini juga merupakan kriteria


Diharapkan bila lokasi ini ditetapkan untuk dibatasi dari


yang lazim dalam pertimbangan penentuan KKLD.







18 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Berita dari Lapang
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○




Akan tetapi lokasi yang dipilih adalah kehadiran karang KKLD DI RAJA AMPAT PAPUA



sehat di suatu lokasi yang memiliki variabilitas SPL yang BERDASARKAN INFORMASI SPL


tinggi. Atau karang sehat di lokasi yang series SPL-nya



menunjukkan kecederungan naik dari waktu ke waktu. Erdmann (2008) mengemukakan, dari beberapa


perekam suhu yang di pasang di lokasi daerah



Kondisi Oseanografi upwelling di Raja Ampat, dapat disimpulkan kalau


karang di daerah tersebut dapat hidup pada variasi


Kondisi oseanografi adalah pertimbangan berikutnya untuk


penentuan KKLD. Dengan anggapan kehadirannya akan suhu hingga mendekati 17°C (19.33-36.04°C).



menciptakan suatu kondisi yang stabil bagi karang untuk Daerah terumbu yang memiliki variasi suhu harian


yang tinggi ini umumnya memiliki sirkulasi air yang


hidup dengan baik. Misalnya, daerah “terpencil” atau


rataaan yang memiliki pasang yang rendah, sirkulasi terbatas, mengalami kondisi pemanasan yang



terbatas dan daerah upwelling (air naik). Lokasi-lokasi ini sangat hebat selama siang hari, dan pendinginan


yang dramatis pada malam hari. Sebagai contoh,


memiliki kemampuan untuk menetralisir air hangat dari


panasnya siang dengan air dingin malam hari ataupun laguna dangkal di Pulau Walo, Kofiau, yang



dengan air dingin yang naik dari kedalaman ke permukaan memiliki sedikitnya 20 spesies karang batu yang


tumbuh subur di tempat itu, mengalami suatu


lewat proses upwelling. Demikian juga lokasi dimana


menjadi tempat yang dilewati secara terus menerus oleh kisaran suhu yang luar biasa hampir 13°C ( 23.18-


36.04°C). Kisaran ini sering terjadi dalam periode


arus dingin. Arus ini berperan meredam hangatnya air


yang mengalami proses pemanasan sinar matahari. satu kali 24 jam. Selain itu Teluk Mayalibit, Teluk



Sorong, daerah mangrove berair jernih di sebelah


Selatan Pulau Gam (wilayah Selat Dampier) dan



Pulau Nampale di sebelah Barat Laut Misool,


PEREKAM SUHU


wilayah Selatan Raja Ampat.




Variabilitas SPL didapatkan dengan adanya kerja perekam Hasil-hasil ini menujukkan bahwa karang batu yang


suhu yang secara terus menerus merekam kondisi suhu berada di daerah-daerah terumbu di Raja Ampat (dan



perairan setempat. Dari berbagai kegiatan pemantauan alga simbiotik zooxanthellaenya) memiliki suatu


pemutihan karang di dunia ataupun untuk kepentingan


kisaran toleransi suhu yang luas, yang dapat


kelautan yang lain, sering digunakan perekam suhu memberikan ketahanan maksimum untuk



temperatur logger seperti yang ditampilkan pada Gambar menghadapi perubahan iklim global. Teridentifikasi 15


1. Interval suhu yang direkam disesuaikan dengan objek


daerah terumbu karang yang pantas menerima


yang ingin dikaji. Tentunya interval waktu yang sempit (15 “perlindungan maksimum” dari kegiatan



atau 20 menit) akan lebih baik. Karena dengan demikian penangkapan ikan yang berlebihan dan tekanan lain.

kita dapat mengetahui fluktuasi SPL yang dibangkitkan oleh Karena terumbu-terumbu inilah yang mungkin dapat

upwelling, lintasan arus, ataupun fenomena-fenomena yang bertahan di lautan-lautan yang lebih hangat. zz

lain yang terjadi dengan jangka waktu yang singkat.




Perekam suhu ini dibenamkan pada kedalaman 3m


DAFTAR PUSTAKA
(kedalaman ideal karang), 10m, ataupun 20m. Apabila

pada satu lokasi dibenamkan dua perekam dengan


Anonimous. 2008. NOAA Coral Reef Watch. Methodol-


kedalaman berbeda, maka fenomena upwelling dapat lebih ogy, Product Description, and data Availability of

ditegaskan. Setiap 6 sampai dengan 12 bulan perekam


NOAA Coral Reef Watch (CRW) Operational and


data di-download untuk selanjutkan diintrepetasikan tampilan Experimental Satellite Coral Bleaching Monitoring

grafik datanya. Product. Last update : 17 September 2008. On


line pada http://coralreefwatch.noaa.gov/satellite.




A Mark Erdmann. 2008. Oseanografi Bentang Laut


B Kepala Burung Tanah Papua; Kajian Terhadap



Suhu Permukaan Laut. Conservation International



Indonesia



*Dosen pada Jurusan Ilmu Kelautan



Gambar Perekam suhu : (a)Tidbit dan (b) HOBO WaterTemp Universitas Negeri Papua Manokwari

Pro loggers E-mail: g_purba@yahoo.com







Edisi April, 2009 z z z 19






Berita dari Lapang
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○


..... Sambungan dari halaman 17




Kelestarian Mangrove Teluk YOTEFA ...........





kontainer yang begitu pesat yaitu perbaikan sempat populer di tahun 80-an. dikembangkan tidak sesuai dengan

fasilitas penunjang yang memadai, diantaranya Sejalan dengan pengembangan kota peruntukan lahan dan tanpa melalui

pembangunan dermaga kontainer dan lapangan Jayapura yang semakin pesat, AMDAL, “karena kontribusinya cukup

penumpukan peti kemas, karena fasilitas yang sepertinya pesona teluk Yotefa signifikan terhadap pertumbuhan

ada sudah tidak mendukung disamping fasilitas semakin memudar. ekonomi daerah,” akan memberikan

dermaga yang sudah tua sehingga perlu dampak terhadap lingkungan alam di

pengembangan areal pelabuhan (Gambar 6). Pada peringatan Hari Lingkungan sekitarnya seperti perubahan fisik

Sedunia, 5 Juni 2007, Pemkab


Dikuatirkan dampak dari perluasan sarana bentang alam dan penangangan limbah

pelabuhan ini yaitu konversi kawasan pesisir Jayapura melakukan penanaman yang dapat mengancam kehidupan

termasuk areal mangrove yang tersisa untuk 2000 ribu bibit pohon bakau dalam mahluk hidup lainnya. Kerjasama antar

kawasan Teluk Yotefa agar menjadi


penataan fasilitas pelabuhan yang akan dibangun. instansi perlu dipertegas melalui

penyangga abrasi sungai dan abrasi pendekatan pengelolaan kolaborasi



laut karena abrasi laut semakin berbasis pemberdayaan masyarakat.


masuk ke dalam areal hutan bakau Usaha penyadaran terhadap masyarakat



tersisa. Kegiatan ini diharapkan melalui tindakan advokasi perlu



dapat mengantisipasi kemungkinan ditingkatkan, serta penegakan hukum


bencana alam banjir dan abrasi laut yang serius harus lebih dinyatakan guna

dan arus gelombang pasang seperti mengantisipasi tragedi lingkungan di


yang dialami oleh Negara tetangga


Teluk Yotefa. Memulai sesuatu yang


PNG pada tahun 2005 lalu. belum pernah dicoba memang terasa

berat, tapi kalau tidak diupayakan, kapan


Kondisi topografi kota Jayapura


angan-angan akan terwujud? zz


memang agak unik karena daerah


Gambar 6. Pelabuhan Jayapura


yang tinggi (pegunungan) ditemukan

(Foto: F. Pattiselanno) Peneliti pada Pusat Penelitian


1

pada bagian belakang sedangkan Keanekaragaman Hayati Universitas Negeri


Papua, Manokwari

hamparan lahan datar dan laut di


USAHA MEMPERTAHANKAN KONDISI Email: titinarobaya@yahoo.com.au


bagian depannya, sehingga tidak ada

KAWASAN pilihan lain Pemkot Jayapura harus


Dosen Program Studi Produksi Ternak


2

lebih proaktif untuk memikirkan Fakultas Peternakan Perikanan & Ilmu


Keindahan pesona alam Teluk Yotefa pernah penanganan limbah cair supaya tidak

Kelautan Universitas Negeri Papua,


digambarkan lewat syair lagu Kelompok Musik mencemari laut. Dalam era sekarang Manokwari

Mambesak dari Universitas Cenderawasih yang Email: freddy_pattiselanno@unipa.ac.id


ini, jika penataan tata ruang kota yang






Konservasi Lahan Basah


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○


..... Sambungan dari halaman 7



Pelestarian Sumberdaya Perairan ...........





6. konservasi exsitu dengan teknologi Dalam buku 1990 IUCN Red List of Jenis-jenis biota perairan yang dinyatakan

penyimpanan sumber genetika. Threatened Animals tercantum 28 telah terancam keberadaangya di habitat

jenis dari 6 suku ikan daratan dan 17 alaminya sudah didaftar di appendiks

Terjadinya erosi sumber plasma nutfah, baik jenis dari 5 suku kura-kura / labi-labi CITES untuk dibatasi pemanfaatan/

flora maupun fauna akhir-akhir ini


Indonesia, banyak yang dari perairan perdagangannya. zz


memperlihatkan gejala peningkatan. Sementara sungai dan danau-danau di Sulawesi



itu jenis ikan daratan yang telah dilindungi (ikan) dan Papua (kura-kura) telah * Pecinta Alam

Undang Undang Konservasi Hayati 1990 hanya terancam keberadaannya di alam, Komplek Kehutanan Wanamulya

5 taksa ikan air tawar dan 6 kura-kura/labi-labi Jl. Raya Tajur 328A Ciawi BOGOR 16720
diantaranya, bersifat endemis.

karena minimnya informasi.






20 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Berita dari Lapang
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○



..... Sambungan dari halaman 15




Mangrove Pulih, ...........






(Egreta sp.) yang dulu susah dijumpai


kini kembali mudah ditemukan.



Kelompok Bapak HM Matin


berkeinginan untuk menjadi areal



rehabilitasi mereka untuk kawasan



wisata mangrove dengan menyediakan


pondok-pondok pemancingan dan



tempat pengamatan satwa. Adakah



yang ingin mensponsori?





PENUTUP: SEBUAH IRONI YANG


HARUS SEGERA DIATASI


Gambar 4. Mangrove hasil rehabilitasi Gambar 5. Burung air, seperti burung


berumur 4 tahun dengan tegakan yang rapat. kuntul (Egreta sp.) (sebelah atas), dan


Keberhasilan Bapak HM Matin dan


Pada paluh-paluh di kawasan mangrove kawanan monyet (sebelah bawah,


kelompoknya belum mampu tersebut kini kembali mudah dijumpai berbagai dalam lingkaran) kembali mudah


menginspirasi sebagian besar jenis ikan, udang dan kepiting. Pada areal ini, dijumpai di kawasan mangrove hasil


bapak HM matin dan kelompoknya rehabilitasi.


masyarakat pantai di Kabupaten


berkeinginan menjadikan kawasan wisata (Onrizal; 13 November 2008)
Langkat. Sangat banyak tambak


mangrove dengan membangun pondok-pondok


terbuka yang tersebar luas dan pemancingan dan pengamatan satwa liar,


seperti burung air dan monyet.


diusahakan di kawasan mangrove


(Onrizal; 13 November 2008)
Langkat kini tidak produktif lagi karena



terkena serangan penyakit. Lahan-


lagi, kini mereka dihadapkan oleh hutan mangrove menjadi lahan sawit.


lahan tambak tersebut merupakan


kenyataan bahwa harga bukan Promosi keberhasilan kelompok tani
lahan milik masyarakat maupun areal


mereka yang menentukan sementara dalam merehabilitasi mangrove dan


hutan yang dikonversi secara ilegal.


ikan, udang, kepiting dan biota lainnya
manfaat ekonomi yang mereka


Sebagian besar areal tersebut malah


yang bisa sebagai sumber nafkah dapatkan harus selalu digencarkan.
dibiarkan begitu saja dan sebagian lagi


bagi mereka telah menghilang dari Selain itu, adopsi dan modifikasi


dikonversi menjadi sawit karena tergiur


lahan mereka. rehabilitasi mangrove dengan program

oleh harga sawit yang melambung

tinggi di kuartal kedua tahun 2008. pengidupan (livelihood) penting ○
Oleh karena itu, perlu pendekatan
dipertimbangkan dalam program

Tambak-tambak yang sebelumnya yang menyeluruh dan tidak parsial,


GERHAN di kawasan mangrove. Dana


sudah tidak produktif, kemudian kemudian melibatkan para pihak


dikeringkan dan selanjutnya ditanami yang biasa dibayarkan untuk


terkait serta konsistensi kebijakan


pengadaan bibit dan upah tanam

sawit. Namun saat harga sawit jatuh pemerintah dan aparatnya. Saat ini,

dialihkan kepada program


pada kuartal ketiga tahun 2008, kini aparat pemerintah yang sering disebut

mereka kembali dirundung derita. menumbuhkan sumber pendapatan


oknum diduga oleh masyarakat terlibat


keluarga berbasiskan sumbedara alam

Berharap hasil sawit pada lima tahun dalam memuluskan upaya konversi

dan lokan yang ada sebagai imbalan



kegiatan rehabilitasi yang dilakukan


oleh masyarakat, baik pada lahan milik



maupun kawasan hutan. Akankah kita



menjadi bagian dari perbaikan itu?


Insya Allah. zz


*Dosen dan Peneliti-Dep. Kehutanan FP USU



Ketua Umum ASASI Daerah Sumatera Utara


Jl Tri Dharma Ujung No 1 Kampus USU


Medan 20155

Gambar 6. Areal tambak di Kecamatan Secanggang yang sebelumnya berupa hutan Email: onrizal03@yahoo.com;

mangrove, kini dikonversi lagi menjadi kebun kelapa sawit. Sawit tersebut ditanam
webblog: http://onrizal.wordpress.com

sekitar bulan April 2008. (Onrizal; 13 November 2008)







Edisi April, 2009 z z z 21






Flora & Fauna Lahan Basah
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○



Kuntul Kerbau (Egretta ibis)





di Kawasan Pesisir Pantai Amban Manokwari





Oleh:

Petrus I. Bumbut *



C

angak dan kuntul merupakan kelompok burung burung, ukuran populasi burung tersebut bukan

yang termasuk dalam famili Ardeidae. Beehler, merupakan suatu indikator utama dalam mengamati

dkk (2001) melaporkan bahwa 15 jenis burung satwa tersebut. Namun keberadaan kelompok avifauna

dari famili Ardeidae terdapat di Papua. Lebih lanjut tersebut merupakan suatu hal yang sangat menarik

dilaporkan juga bahwa kelompok kuntul terdapat 5 jenis untuk dikaji baik aktivitas, habitat, tingkah laku, dan lain-

yang memiliki karakteristik umumnya seluruh tubuhnya lain.



berwarna putih, berleher panjang, kadang dalam


kelompok besar, kebanyakan di habitat perairan tawar Salah satu komponen yang sangat menarik adalah

(kecuali kuntul karang). habitat. Menurut Alikodra (1990), satwa liar (termasuk

kuntul kerbau) hidup pada lingkungan yang memenuhi



Salah satu jenis burung dari kelompok kuntul adalah persyaratan, yaitu adanya tempat untuk berlindung dan

kuntul kerbau (Egretta ibis). Jenis ini memiliki daerah berkembang biak, tersedianya makanan dan air, dan

penyebaran yang cukup luas. Selama 15 tahun terakhir, dapat bergerak dengan bebas. Kawasan pesisir Pantai

jumlah populasi kuntul kerbau meningkat di Papua, Amban merupakan habitat yang cukup ideal bagi

sebagai bagian dari meluasnya persebaran di seluruh kawanan kuntul kerbau tersebut. Berdasarkan

dunia (Beehler, dkk, 2001). pengamatan di lapangan, habitat kuntul kerbau dapat

dikelompokan menjadi 5 habitat, yaitu :


Kawasan pesisir Pantai Amban merupakan salah satu


Daerah muara sungai, pada kawasan pesisir Pantai



daerah persebaran kuntul kerbau. Pantai Amban

Amban terdapat beberapa sungai kecil (salah


merupakan salah satu kawasan pesisir yang


satunya adalah Sungai Pami) yang digunakan


berhubungan langsung dengan Samudera Pasifik di

sebagai habitat mencari makan.


kawasan pantai utara (pantura) Manokwari.



Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa burung • Daerah rawa, pada kawasan pesisir Pantai Amban

kuntul kerbau di kawasan ini terdapat dalam kawanan terdapat juga daerah yang berawa dimana kawasan

kelompok dengan jumlah yang sangat sedikit berkisar ini digunakan sebagai habitat mencari makan.

antara 8 – 10 ekor. Bagi para ornitologis atau pengamat




























Gambar 1. Kawanan Kuntul Kerbau (Egretta ibis)









22 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Flora & Fauna Lahan Basah
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○




• Padang rumput, pada kawasan pesisir ini terdapat juga Selain habitat, aktivitas kuntul kerbau


daerah-daerah terbuka berupa padang rumput dimana merupakan salah satu komponen yang sangat



kawasan ini digunakan secara bersama dengan menarik juga untuk diamati. Pergerakan satwa



kawanan sapi yang digembalakan sebagai habitat ini cenderung bergerak mengikuti kawanan


mencari makan. sapi yang digembalakan di kawasan pesisir



Pantai Amban. Hal ini terlihat dalam aktivitas


• Perkebunan kelapa, merupakan kebun koleksi milik


mencari makan, satwa ini cenderung untuk
UPT Kebun Percobaan Unipa Manokwari. Kawasan ini


berdampingan secara harmonis dengan


digunakan sebagai habitat mencari makan secara


kawanan sapi. Kuntul kerbau memanfaatkan


bersama dengan kawanan sapi yang digembalakan.
kawanan sapi sebagai pelindung dan


Selain itu, kuntul kerbau juga menggunakan pepohonan


sekaligus sebagai pemberi sinyal bahaya


kelapa sebagai tempat untuk bertengger/bersembunyi


(biological alarm warning). Bila ada manusia
bila ada tanda/bunyi yang mengancam serta sebagai


yang mendekati kawanan sapi maka sapi


tempat istirahat pada siang hari setelah mencari makan


tersebut akan mengeluarkan alarm atau


di bawah pepohonan kelapa tersebut.


warning dengan mengeluarkan suara yang


• Hutan alam, kawasan ini digunakan sebagai tempat memberi isyarat bagi sikuntul bahwa ada



untuk istirahat pada malam hari. bahaya yang mengancam.




Keberadaan kuntul kerbau pada masa



mendatang di kawasan pesisir Pantai Amban


merupakan tanggung jawab semua stake-



holder. Pelajaran berharga dari kawanan sang


sapi yang berdampingan secara harmonis



dengan sikuntul perlu disikapi oleh kita juga.



Pada masa mendatang habitat kuntul kerbau


akan terkena dampak aktivitas manusia oleh



penggunaan lahan atau pengalihfungsian lahan



sehingga perlu ada upaya konservasi


terhadap kelompok avifauna tersebut dengan



menjaga keberadaan habitatnya. zz







PUSTAKA


Beehler Bruce M., Thane K. Pratt, & Dale A.



Zimmerman. 2001 Burung-burung Di


Kawasan Papua. PT. Ghalia Indonesia.



Bogor.


Alikodra. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I.


Institut Pertanian Bogor. Bogor.







*
Fakultas Kehutanan

Universitas Negeri Papua Manokwari



Email: petrus_bumbut@yahoo.com







Gambar 2. Beberapa Habitat Kuntul Kerbau (Egretta ibis)










Edisi April, 2009 z z z 23






Flora & Fauna Lahan Basah
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○





Menyingkap Kekayaan FLORA





di Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar




dan Danau Bawah, Siak, Propinsi Riau
























Oleh :

Esti Munawaroh*



P

otensi Sumber Daya Hayati, tumbuhan secara ex-situ dalam c. Mengumpulkan data

baik flora dan fauna di bentuk kebun raya. Melalui kegiatan keanekaragaman spesies-

Indonesia dikenal sangat eksplorasi flora ke berbagai kawasan spesies tumbuhan antara lain dari

melimpah dan beraneka ragam, yaitu hutan di Indonesia, diharapkan suku Araceae, Clusiaceae,

sekitar 400.000 jenis. Potensi yang kelestarian spesies tumbuhan yang Piperaceae, Zingiberaceae,

sangat besar ini merupakan salah penting bagi pengembangan dan Orchidaceae dan lain-lain.

satu modal bagi pembangunan pemuliaan akan terjamin.



Nasional. Banyak jenis-jenis hayati Hasil yang diharapkan dari kegiatan



yang telah dimanfaatkan secara lestari Salah satu lokasi kegiatan eksplorasi eksplorasi dan penelitian flora adalah :

untuk kepentingan perdagangan, flora adalah kawasan SM. Danau


a. Bertambahnya koleksi baru dan


namun banyak pula yang belum Pulau Besar dan Danau Bawah atau

koleksi ulangan untuk Kebun


yang lebih dikenal dengan nama

dikembangkan dan dikelola Raya Bogor.


pemanfaatannya secara optimal. Danau Zamrud, Kabupaten Siak,


b. Tumbuhan yang mendapat


yang merupakan salah satu tempat


Wilayah Propinsi Riau memiliki perlindungan beberapa spesies prioritas utama untuk dikoleksi

kekayaan sumber daya alam yang tumbuhan dan hewan. adalah spesies langka, endemik;

dan memiliki potensi ekonomi


tak terkira nilainya baik flora maupun


faunanya. Jika potensi jenis flora Tujuan kegiatan eksplorasi flora untuk dikembangkan.

tidak ada yang membudidayakan adalah :


c. Informasi keanekaragaman

atau dikembangbiakkan, lambat laun a. Melakukan inventarisasi ulang tumbuhan di kawasan SM.

kekayaan jenis hayati ini akan cepat


keberadaan spesies-spesies Danau Pulau Besar dan Danau


punah. Berdasarkan keadaan tumbuhan yang tergolong dalam Bawah, Siak, Riau.

tersebut, peranan kawasan


kategori endemik di Sumatera


konservasi baik in-situ maupun ex- Kegiatan pengkoleksian dan


Barat.

situ menjadi lebih penting di masa penelitian dilakukan di areal dengan


kini maupun mendatang. Dalam b. Mengumpulkan material hidup


ketinggian sekitar 0 – 20 m dpl. yaitu


Agenda 21 telah ditegaskan perlunya spesies-spesies anggrek dan non


kawasan hutan yang mengalami

anggrek terpilih, baik berupa biji,


upaya peningkatan konservasi gangguan karena SM. Danau Pulau


anakan, umbi maupun stek.


Besar dan Danau Bawah







24 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Flora & Fauna Lahan Basah
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○



merupakan kawasan yang terdapat 2. Jenis Melicope latifolia (DC.)



kegiatan eksplorasi penambanagan T.G. Hartley


minyak bumi PT. Bumi Siak Pusako



yang sebelumnya PT. Caltex Pacific



Indonesia dengan jumlah sumur


minyak lebih kurang 122 sumur.




Jenis pohon yang dominan di



kawasan hutan tersebut antara laian


jenis Elaiocarpus spp., Horsfieldia



spp., Pandanus spp., Shore spp.,



Cyrtotachys lakka dll.



Foto Buah Melicope latifolia,


Jenis-jenis tumbuhan yang berhasil a. Buah muda, b. Buah tua


dikoleksi dari kawasan SM. Danau



Pulau Besar dan Danau Bawah


Jenis Melicope latifolia merupakan


antara lain sebagai berikut:
tumbuhan perdu, tinggi dapat



mencapai 5 m, diameter batang


1. Jenis Elaiocarpus sp.
kurang lebih 12 cm, batang tua


(Elaiocarpaceae)


berwarna abu-abu kekuningan,



batang muda hijau pucat


keputihan. Daun majemuk



tunggal, bentuk lanset, bagian Foto a. Daun , b. Pohon


S. Asexangulata


atas hijau mengkilat, bagian


bawah hijau pucat dan kasar.



Bunga malai tumbuh di ketiak Jenis Syzygium sexangulata tumbuh


daun, warna bunga putih. Buah di kawasan gambut yang cukup



saling berhadapan, buah muda dalam, tumbuhan tersebut banyak



warna hijau, tua berwarna coklat. diketemukan ditempat yang terbuka


Biji yang tua berwarna hitam. dan berasosiasi dengan jenis


Foto Buah Foto Kawasan tempat


Elaiocarpus sp. tumbuhnya Elaiocarpus sp. Pandanus spp, Acasia sp, dan Ficus


Tumbuhan tersebut banyak sp. Jenis ini tumbuh pada pH 5,5 dan



Tumbuhan perdu tinggi mencapai diketemukan di kanan-kiri jalan ketinggian 20 m dpl. Kayunya sangat



5m. Batang tua berwarna coklat menuju kawasan Danau Besar. kuat dan dipakai untuk tiang pondok
Berasosiasi dengan jenis Uncaria yang dibuat diatas kawasan gambut. ○

kekuningan, permukaan kulit batang ○

merekah, batang muda hijau berurat glabrata, Ipomea triloba, Lygodium Rasa buahnya manis, disenangi

putih. Daun tunggal, warna hijau cicrophyllum dan Passiflora foetida. monyet sehingga tidak sampai

pucat, tepi daun bergerigi, pangkal Menurut penduduk setempat pucuk matang sudah habis dipohon.

menjorok kedalam, ujung daun daun dapat dimakan untuk lalab dan

meruncing, panjang 7-18 cm x 2,4- Jenis Syzygium sexangulata


akar tumbuhan tersebut dapat


7,1 cm. Panjang tangkai daun 3,5-6 digunakan untuk obat demam. merupakan pohon yang agak besar

cm. Bunga tumbuh di ketiak daun. dengan tinggi mencapai 15 m,


Buah hijau muda, panjang buah diameter 20 cm. Kulit batang merah,

3. Jenis Syzygium sexangulata


muda 0,5-1 cm x 0,5-0,8 cm., mengelupas bila kulit luar mengering,


panjang tangkai buah 2-2,5 cm. (Miq.) Amsh. (Myristicaceae)


kulit dalam hijau muda bau harum.


Daun, besar berbentuk lanset,


Tumbuh ditempat yang tidak begitu


panjang 30-63 cm x 17-24,5 cm,


kering dengan pH 6, dan ketinggian


permukaan atas daun berwarna hijau

40 dpl, dimana kawasan tersebut di


mengkilat, bagian bawah hijau pucat,


kelilingi air pembatas antara kawasan


pangkal daun melekuk kedalam,


satu dan yang lainnya, yang juga

ujung daun meruncing, tangkai daun


sebagai pengamanan kawasan agar


sangat pendek, tulang daun sekunder


hutan tersebut tetap terjaga


kelestariannya. Buahnya banyak dan primer bagian bawah menonjol,


helaian daun tebal.


dimakan burung. Foto Kawasan tumbuhnya S. asexangulata







Edisi April, 2009 z z z 25






Flora & Fauna Lahan Basah
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○


4. Jenis Campnosperma 5. Jenis Pandanus helicopus buah nangka), buah bagian dalam

macrophylla Hook.F. (Moraceae) Kurz. (Pandanaceae) seperti buah sukun, berwarna putih

dan lunak. Panjang tangkai buah 32



cm x 1,5 cm.



6. Jenis Pandanus gladiator B.C.



Stone (Pandanaceae)





Foto Kawasan tempat tumbuhnya Jenis



Campnosperma macrophylla Foto Kawasan tempat tumbuhnya Jenis


Pandanus helicopus








Foto Kawasan tempat tumbuh Jenis


Pandanus gladiator





Foto Buah Campnosperma macrophylla


Foto Batang Jenis P. Helicopus




Pohon ini dijumpai dimana-mana



terutama di kawasan gambut yang


subur, dan merupakan tumbuhan



yang dominan di kawasan tersebut.


Buahnya lebat dan menjadi makanan


Foto Pohon muda Foto Pohon tua


bagi burung atau hewan lainnya.


Foto Buah Jenis P. Helicopus



Tinggi pohon bisa mencapai 10 m


Jenis ini tumbuh mendominasi


dengan diameter kurang lebih 20


kawasan gambut. Tumbuhan


cm. Daun berbentuk bulat telur

pandan yang kami jumpai di


menyempit ke pangkal, kedudukan


kawasan SM. Danau Pulau Besar


daun memutar, bagian atas daun


dan Danau Bawah sudah tumbuh


hijau, bagian bawah hijau kemerahan

bertahun-tahun, dengan ketinggian


dan berbulu seperti beludru, pangkal


melebihi pandan yang biasa tumbuh


daun rata, ujung daun melekuk


ditempat kering. Tingginya bisa

kedalam, panjang daun 48-55 cm x


mencapai 4 m, diameter 4-7 cm,


19,5-23 cm., panjang tangkai daun Foto Buah P. gladiator di pohon


batang tua hitam, bulat, bekas daun


8-9,5 cm, jumlah tulang daun primer


terlihat jelas, batang ditumbuhi duri

27-31 buah. Buah malai tumbuh di


bersisik seperti sisik salak. Daun;


ketiak daun, dalam satu malai 1-4


pertumbuhan daun membentuk


buah, berbentuk bulat-lanset,


segitiga, daun rata-rata bagian

berdaging dan berair, panjang buah


pucuknya mematah atau


1,1-1,3 cm x 1-1,1 cm., panjang


melengkung kebawah, beralur


tangkai buah 0,5-1,7 cm., buah

dangkal, tepi daun berduri hitam.


muda putih pucat, tua hitam.


Buah; tunggal menjuntai, panjang 13-



15 cm x 7,5-13 cm, permukaan


buah berduri kuning, panjang duri



0,3-0,6 cm, bila buah tua duri


Foto Buah P. gladiator


terlepas, bentuk buah oblong(seperti






26 z z z Warta Konservasi Lahan Basah






Flora & Fauna Lahan Basah
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○



Jenis Pandanus gladiator tinggi Jenis H. Sabdarifa merupakan Jenis Arcangelisia flava



dapat mencapai tinggi sampai 25 m, tumbuhan perdu, tinggi 1-2 m., merupakan tumbuhan merambat


diameter 10 – 20 cm, batang bulat, diameter 1,5 cm. Batang bulat, berkayu, tinggi mencapai 20 m,



berduri jarang, batang bercabang. beralur sejajar dengan tangkai daun, memulir kekiri. Batang tebal dan



Daun, tumbuh spiral, bagian atas bila sudah tua merah bercorak hijau. kuat, bagian luar batang berwarna


berwarna hijau, bagian bawah hijau Daun majemuk 3-5 helai, tepi daun coklat dan bagian dalam kuning.



pucat, mempunyai alur dangkal, tepi bergerigi, warna daun hijau tua, Perbungaan malai, berumah dua,



daun bergerigi atau berduri, bentuk bagian bawah hijau pucat, panjang 6- bunga muncul dibagian batang,


duri menyerupai paruh, panjang duri 15,1 cm x 1,5-3,1 cm., bentuk warna putih sampai kuning. Buah,



0,2 - 0,5 cm, tulang daun begian lanset, tangkai daun panjang 1,5-7,2 tandan terdapat 1-3 buah dalam


tengah berduri sampai ujung daun, cm., berbulu haus, berwarna hijau satu malai, jumlah buah mencapai



ujung daun runcing, panjang daun 6 bercak merah. Buah terbungkus kulit 26-30 buah, buah muda berwarna



- 22,9 cm x 5-5,5 cm. Buah, keras, warna merah strobery, hijau, tua berwarna orange


panjang 9-13 cm x 6,5-7,5 cm, panjang buah 1,5-1,2 cm x 1,6-1,7 mengkilat, bentuk buah bulat,



bentuk bulat telur, berduri keras, cm., beralur lima bentuk kubah. Biji panjang 2-2,5 cm x 1,8-2,1 cm.,


warna pangkal buah coklat tua, tua berwarna coklat hitam. berdaging tebal warna putih



dalam satu tandan terdapat antara 3- berlendir. Biji putih keras dan



8 buah, panjang malai kurang lebih kecil. Jenis Arcangelisia flava


50 x 4 cm 8. Jenis Arcangelisia flava (L.) tumbuh dikawasan SM Danau



Merr (Menispermaceae) bawah-Jamrut 18 ditempat yang


Daunnya sering digunakan


kering pada ketinggian 20 m dpl.


masyarakat untuk membuat tikar dan Jenis tersebut diketemukan di



untuk atap pondok. hutan yang cukup lebat. Tanaman


yang berasosiasi adalah jenis



Sorea sp, Pandanus sp, Knema


7. Jenis Hibiscus sabdarifa L.


sp dan Syzygium sp.


Pemanfaatan tanaman tersebut



oleh masyarakat setempat



biasanya untuk obat sakit liver


atau badan pegal-pegal.




Dari semua jenis yang telah kami



koleksi selama melakukan



eksplorasi telah kami tumbuh

Foto Batang Arcangelisia flava kembangkan di Kebun Raya ○

Bogor. Kami menghimbau untuk


masyarakat ikut melestarikan dan



menjaga alam kita untuk nantinya



bisa dinikmati anak cucu dan


generasi penerus bangsa. zz











* Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun


Raya Bogor


E-mail:

estimunawaroh@bogor.net atau

munawaroh.esti@yahoo.com
Foto Jenis Hibiscus sabdarifa

Foto Buah Arcangelisia flava













Edisi April, 2009 z z z 27






Dokumentasi Perpustakaan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○



Berkes, F., R. Rinaldi, Y., Tim P3MN, D. Rusila Noor, Y., A. Kaat, M. Silvius,

mahon, P. Suhendra, Cut Desyana, and R. S. Tol, dan W. Widyastuti. 2008.



McConney, R. Setiyaningrum. 2008. The Document Tanya & Jawab Seputar Gambut di

Pollnac, dan R. of Analysis on Policies for the Asia Tenggara, Khususnya di



Pomeroy. 2008. Management of Fishery and Marine Indonesia. Konsorsium Central


Mengelola Perikanan Resources of Nias District of North Kalimantan



Skala Kecil: Arah dan Sumatera Province. Green Coast Peatlands Project

Metode Alternatif.. IDRC, Project Consortium, 78. (CKPP), viii + 84.


xxiv + 426.

Rinaldi, Y., D.

Eijk, P.V. and R. Kumar. 2009. Bio- Suhendra, Cut



Rights in Theory and Practice : A Desyana, and R.



Financing Mechanism for Linking Setiyaningrum.


Poverty Alleviation and Environmen- 2008. The



tal Conservation. Wetlands Interna- Document of



tional, 132. Analysis on


Policies for the



Kaat, A., M. Silvius, S. Tol, and Y. Management of


R. Noor. 2008. Questions and Fishery and


Note: daftar buku yang tercantum di


Answers: Facts about peatland Marine Resources of Nanggroe atas semata-mata menunjukkan

perbendaharaan perpustakaan WIIP.


degradation in Southeast Asia in a Aceh Darussalam Province. Green


Tidak selalu merupakan terbitan WIIP,


global perspective. The Central Coast Project Consortium, 78.

dan juga tidak selalu menunjukkan


Kalimantan Peatlands Project ketersediaan buku (copy only)


(CKPP) Consortium, vi + 74.




○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan dan usulan kepada kami tentang ketersediaan souvenir/bahan-

bahan promosi WIIP, kami mencoba mewujudkan harapan-harapan tsb. Sebagai langkah awal, kami telah

memproduksi: tas ukuran sedang berlogo organisasi, dan 2 jenis MUG berpesan moral.

Mengingat langkah-langkah pelestarian lingkungan dan penguatan/pemberdayaan masyarakat masih



terbentang panjang, dengan hormat kami kenakan biaya pengganti (donasi) untuk setiap produk-produk

tersebut. Sebagian dana yang terkumpul, akan dimanfaatkan untuk mendukung program Pendidikan

Lingkungan & Informasi, seperti pengadaan leaflet, poster, komik dll.





MUG ‘Kekayaan Alam


Ransel Berlogo WI

Ukuran sedang adalah Amanah - Bijak


dan Berhematlah’

Biaya donasi: Rp. 75.000,-


Biaya donasi: Rp. 25.000,-


















MUG ‘We are the young


generation-Give us the

healthy wetlands’
!!

i
an nant

w Biaya donasi: Rp. 25.000,-


k a me

ri , da
M a n g a n i An

u pa s
gk i a

L i n artis e m u Contact person: Dody


p s Wetlands International - IP

Jl. A. Yani No. 53 Bogor - Tel. 0251 8312189


28 z z z Warta Konservasi Lahan Basah





Anda mungkin juga menyukai