Universitas Baiturrahmah
T.P 2010/2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tiada kata yang cukup bagi penulis untuk mengungkapkan rasa syukur,
selain puja dan puji bagi Allah SWT.Sang penguasa hati dan kehidupan hamba-hamba-
Nya.Dengan perkenan-Nya jualah penulis sanggup menyelesaikan Makalah ISBD ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan penulis menyusun Makalah ISBD ini sebagai salah satu tugas untuk
dapat mengikuti pelajaran selanjutnya serta agar penulis dapat lebih mudah mengikuti proses
belajar mengajar.
Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, arahan dan bimbingan dari
berbagai pihak untuk itu ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Orang tua penulis
2. Bapak Ismail Nst,SS.MA, selaku pembimbing pelajaran ISBD
3. Bapak dan Ibu, dosen Universitas Baiturrahmah dan
4. Teman-teman yang turut berpartisipasi demi kesempurnaan Makalah ini.
Penulis sangat menyadari keterbatasan penulis sebagai menusia yang tentunya
berpengaruh pada hasil Makalah ini.Dengan kesadaran itulah penulis mengajak semua pihak
untuk beramar makruf nahi mungkar dengan memberikan kontribusi, baik berupa saran ,
kritik, maupun masukan demi penyempurnaan Makalah ISBD ini untuk masa yang akan
datang agar bermanfaat bagi kita semua.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk
dan meridhoi hasil makalah penulis ini.Amin ya rabbal ‘alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang… …...................................................…....................…..…….1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Moral................................................................................................2
B. Kasus-Kasus Moral............................................................................................2
1. Demo Mahasiswa Tuntut S B Y - Boediono Turun Tahta
2. Kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)
3. Kasus Hamil di Luar Nikah Dalam Sebulan di Bali
4. Pakaian Remaja Masa Kini
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………......13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang di muat dalam pancasila khususnya sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil
dan beradap”. Dari pernyataan ini mengandung maksud bahwa rakyat Indonesia diharapkan
untuk hidup adil dan beradap. Untuk mencapai masyarakat yang beradap di perlukan moral
dan gaya hidup yang baik. Moral dan gaya hidup bangsa Indonesia tercermin pada perbuatan-
perbuatan rakyat Indonesia itu sendiri khususnya para remaja sebagai generasi penerus
sekaligus ujung tombak bangsa Indonesia.
Menurut Moetojib (2008:01) langkah yang perlu diambil bangsa Indonesia
menghadapi persoalan bangsa pada era globalisasi dan memasuki usia ke-63 adalah
melakukan rekonstruksi moral secara total dengan membangun kembali karakter dan jati diri
bangsa (Nation and character building). Selain melakukan rekonstruksi moral juga
melakukan konsolidasi kebangsaan dengan melaksanakan langkah strategi memperkuat
komitmen kebangsaan dan bersama membangun ke Indonesia menuju masa depan yang lebih
baik.
Dari pengamatan penulis terhadap gaya hidup dan kelakuan remaja di lingkungan
sekitar bahwa banyak remaja khususnya remaja putri yang berpakaian seksi dan menggugah
gairah seks lawan jenisnya. Serta banyak juga pemuda yang membentuk gank dan sering
kumpul di perempatan jalan sambil minum-minuman keras sehingga meresahkan masyarakat
sekitar.
Dari uraian diatas, penulis berpendapat bahwa keadaan moral dan gaya hidup remaja
Indonesia saat ini telah telah mengalami kerusakan dan perlu di perbaiki lagi. Sebab gaya
hidup dan moral mereka sudah tidak sesuai lagi dengan kepribadian bangsa Indonesia yang
berlandaskan Pancasila. Sehingga dari semua pihak yang terkait perlu membantu demi
kesadaran dan kebaikan generasi penerus kita.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Moral
Moral Menurut Wikipedia bahasa Indonesia (2010) Moral adalah perbuatan/tingkah
laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang
itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang
baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
B. Kasus-Kasus Moral
1. Demo Mahasiswa Tuntut S B Y - Boediono Turun Tahta
Jakarta, 28 Januari 2010 ribuan massa terus memadati halaman luar istana merdeka
mereka terus merengsek menuju gedung megah tersebut dari tiga penjuru, Jl. Medan Merdeka
utara, Jl. Medan merdeka Barat dan Jl. Majapahit. Massa dari arah Jl. Medan Merdeka Utara
di tutup oleh massa dengan berdiri membentuk Blokade menutup jalan tesebut. Demikian
juga massa menutup jalan dari arah harmoni menuju Medan merdeka barat dengan
membentuk blokade juga.
Ribuan orang dari Gerakan Indonesia Bersih (G I B) terlibat aksi dorong - dorongan
dengan aparat kepolisian di depan kantor memko kesra, massa yang mengusung “ SBY
GAGAL “ ini terus berusaha menerobos istana Negara.Selain itu, demonstran komite aksi
pemuda anti korupsi (KAPAK) akhirnya bergerak menuju depan istana untuk bergabung
bersama massa GIB. Kemudian dua buah peti mati imitasi yang bertuliskan “Alm Boediono”
dan Alm. Sri mulyani “mereka lempar besama enam ekor tikus putih yang terdapat dalam
sangkar melewati brikade brimob di depan istana.
Dalam aksi ini seorang polisi yang sedang menghalau massa terkena pukulan kayu
dari demonstran di bagian pelipis sebelah kanan. Kemudian dia langsung di larikan ke RS.
Terdekat.
Dari kasus di atas, penulis berpendapat bahwa tindakan yang di lakukan oleh
mahasiswa itu merupakan contoh moral dan perilaku yang kuang baik, karena sebagai seoang
pelajar seharusnya kita menyampaikan kritik atau pendapat dengan cara yamg baik seperti
demo dengan cara yang tertib dan aman, tidak menganggu ketertiban umum, tidak merusak
fasilitas umum, dan tidak perlu menggunakan kekeasan. Bukan malah menganggu ketertiban
umum seperti menutup jalan yang membuat lalulintas menjadi macet dan merugikan orang
lain. Karena pada hakikatnya kita marah pada pemerintah namun kenapa yang kita rugikan
dan yang menanggung akibatnya adalah para penguna jalan yang tidak bersalah? selain itu,
fasilitas umum yang kita rusak itu sebenarnya tidak telalu menyengsarakan pemerintah,
karena untuk mengganti fasilitas yang kita rusak tadi pemerintah menggunakan anggaran
Negara yang pemasukannya sebagian besar dari pajak yang orang tua kita bayar. Dan
anggaran Negara tadi seharusnya di gunakan untuk mensejahterakan rakyat namun malah di
gunakan untuk mengganti fasilitas yang telah kita rusak.
Kemudian tindak kekerasan, sebagai manusia yang bermoral seharusnya dalam
menyampaikan suatu kritik atau pendapat kita tidak perlu terlalu emosi sampai melakukan
tindakan kekerasan. Karena perilaku kekerasan seperti kasus di atas salah satu cermin remaja
yang tidak mempunyai moral yang baik.Perlu kita ingat, bahwa sebagai remaja tujuan hidup
kita masih panjang. Bagaimana kalau dengan melakukan demo yang tidak sehat tubuh kita
menjadi cidera, cacat, bahkan meninggal dunia? Apakah kita tidak kasihan terhadap kedua
orang tua kita yang telah membanting tulang membiayai kita dari sejak kecil sampai
sekarang? padahal mereka berharap dengan menyekolahkan kita, kelak kita bisa menjadi
orang yang sukses dan bahagia.
Kemudian apabila kita cacat bahkan sampai meneninggal dunia, bagaimana kita bisa
mewujudkan impian orang tua kita yang selalu berdo’a dan berharap untuk kesuksesan dan
kebahagiaan kita? Maka dari itu, sebagai seorang remaja jangan sampai kita berbuat nekat
dalam melakukan sesuatu. Kita harus befikir dua kali yaitu apakah perbuatan yang kita
lakukan itu banyak baiknya atau banyak malah buruknya? Karena kita tinggal di Negara yang
demokratis, aspirasi/pendapat memang sangat perlu kita sampaikan kepada
pemimpin/pemeintah untuk kemajuaan dan kebaikan Negara. Namun cara yang kita lakukan
harus benar dan sesuai aturan. Sebab segala sesuatu kalau di lakukan dengan prosedur dan
langkah yang baik dan benar, pasti hasilnya akan lebih memuaskan karena tidak akan
menimbulkan dampak yang membahayakan bagi diri kita maupun orang lain.
Menurut pendapat penulis, untuk mengurangi kasus demo yang tidak sehat seperti
kasus di atas, di perguruan-perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah, seharusnya di berikan
pelajaran yang berkaitan dengan moral dan perilaku yang mencerminkan bangsa Indonesia
yang baik, seperti cara menyampikan aspirasi yang baik dan benar serta akibat-akibat buruk
yang ditimbulkan apabila penyampain aspirasi kita tidak sesuai dengan prosedur yang benar,
baik akibat untuk diri sendiri, pemerintah, terlebih masyarakat yang tidak bersalah. Selain itu
dari pihak pemerintah sendiri seharusnya tidak melakukan perbuatan/tindakan yang memicu
kemarahan masyarakat agar Negara kita ini menjadi Negara damai, aman, dan sejahtera.
2. Kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)
Tanggal 08 Februari 2010, tiga Mahasiswa junior sekolah tinggi ilmu pelayaran
(STIP) Jakarta menjadi bulan-bulanan pemukulan seniornya. Dua diantaranya mengalami
luka di wajah dan bibir hingga berdarah.Dalam sebuah video di perlihatkan sejumlah taruna
junior di bariskan di sebuah lorong. Mereka kemudian ditempeleng dan dipukul. Tampak
seorang senior memegang kepala juniorn sementara senior lainnya menampar wajah sang
junior. Tak lama bibir junior berdarah dan menetes ditelapak tangannya.
Menurut pendapat penulis, kasus di atas merupakan salah satu bentuk kerusakan
moral remaja Indonesia, karena remaja Indonesia yang seluruhnya mendapatkan ajaran dan
didikan yang baik di kampusnya namun malah mendapat perlakuan yang tidak senonoh dari
seniornya. Tindak kekerasan yang dilakukan seperti kasus diatas dapat mencetak moral dan
tingkah laku generasi penerus bangsa menjadi pribadi yang keras, semena-mena, pendendam,
dan tidak manusiawi.
Kepribadian tersebut bisa terjadi karena:
a. Kepribadian keras
Seseorang yang di didik keras serta berada di lingkungan yang keras cenderung menjadi
seorang yang berkpribadian keras. Dan seorang yang berkepribadian keras itu dapat
membahayakan lingkungan sebab dia akan berfikir bahwa semua keinginanya harus
terpenuhi dengan cara apapun tanpa mempedulikan orang lain di sekitarnya.
b. Semena-mena
Dengan perbuatan penyiksaan tanpa belas kasihan seperti kasus diatas dapat mencetak
kepribadian seseorang menjadi semena-mena. Dan kepribadian yang semena-mena tersebut
dapat menyengsarakan orang lain sebab dia tidak akan mempunyai rasa iba terhadap apa
yang dilakukan terhadap orang lain.
c. Pendendam
Karena rasa marah dan jengkel dihati sang junior terhadap perlakuan senior tidak dapat
tersalurkan, maka timbul rasa dendam dihati sang junior. Lalu dia akan berusaha untuk
menyalurkan kemarahannya itu kepada juniornya di kemudian hari. Begitulah seterusnya
kedendamana akan terrus berlamjut, padahal sifat dendam merupakan salah satu sifat yang
dapat memancing tidakan kriminal, namun kenapa sifat semacam ini malah dipupuk di
perguruan tinggi ini ?
d. Tidak Manusiawi
Tindakan pemukulan dan penyiksaan seperti kasus diatas merupakan salah satu tindakan
yang tidak manusiawi. Karena sang senior terus menyiksa dan memukuli junior tanpa
mempedulikan perasaan dan rasa sakit sang junior. Serta seolah menganggap sang njunior
sebagai binatang bulan-bulanan mereka. Tindakan semacam ini sangat bertolak belakang
dengan azas dan kepribadian bangsa Indonesia. Lalu bagaimanakah nasib bangsa Indonesia
ke depan apabila sikap seperti ini menjadi kepribadian generasi penerus Bangsa?
Didalam sebuah perguruan tinggi atau yang sederajat mahasiswa seharusnya di didik
menjadi sesosok pemimpin yang luhur, baik, cerdas, pandai, dan bermoral bukan di didik
menjadi seorang yang suka berbuat kekerasan. Karena tujuan kita melanjutkan ke perguruan
tinggi atau yang sederajat adalah untuk mencari ilmu dan mengasah keterampilan kita yang
kelak akan kita gunakan untuk bekal hidup dimasa depan. Jadi intinya penulis sangat tidak
setuju terhadap prilaku kekerasan yang dilakukan senior terhadap junior di suatu perguruan
tinggi atau sederajat seperti kasus diatas dengan alasan apapun. Karena perbuatan tersebut
tidak mendidik generasi penerus bangsa menjadi lebih baik, namun sebaliknya malah
merusak moral dan tingakah laku kita.
Menurut pendapat penulis agar kasus kekerasan semacam ini tidak terulang kembali
maka pihak perguruan tinggi harus melarang dan menghapus program semacam ini
dikampusnya. Serta lebih mengawasi secara ketat kegiatan yang dilakuakan oleh para
mahasiswanya. Kemudian dari pihak pemerintah harus membuat dan menegakkan sanksi
hukum yang tegas terhadap prilaku kekerasan di perguruan tinggi. Agar para mahasiswa takut
dan tidak melakukan perbuatan semacam ini lagi.
A. Kesimpulan
Dari kasus diatas, moral dan gaya hidup remaja Indonesia di era globalisasi ini dapat
di simpulkan bahwa telah mengalami kerusakan dan sangat perlu diperbaiki. Sebab kalau
tidak segera di perbaiki, nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan semakin
memprihatinkan.
Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masing-masing remaja untuk
dapat mengubah dan memperbaiki prilaku dan moralnya. Karena dengan kesadaran dari diri
kita sendiri, maka prilaku kita dapat diperbaiki tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Sehingga hasilnya pasti akan lebih memuaskan dan IngsyaAllah nasib bangsa Indonesia ke
depan pasti akan lebih makmur dan sejahtera karena dipimpin oleh orang-orang yang
memiliki kepribadian dan moral yang baik.
B. Saran
a) Kepada Remaja Indonesia
Penulis menyarankan kepada generasi penerus bangsa Indonesia agar memperdalam
ilmu agamanya karena dengan berpedoman dengan ilmu agama seseorang akan memiliki
kepribadian yang luhur dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif.
b) Kepada Pemerintah Indonesia
Penulis menyarankan kepada pemerintah agar memprogramkan pendidikan di sekolah
dengan pendidikan moral dan kepribadian yang baik. Jangan cuma menuntut skil dan
penguasaan materi pelajaran duniawi saja. Sebab pendidikan moral dan tingkah laku juga
sangat dibutuhkan para generasi penerus untuk membangun bangsa yang lebih baik.
c) Kepada Orang Tua Remaja Indonesia
Penulis menyarankan kepada orang tua agar lebih memperhatikan tingkah laku dan
pergaulan anaknya. Sebab dengan perhatian yang diberikan dari ke-2 orang tua, anak akan
lebih terkaendali dan tidak mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Kemudian orang
tua juga harus mendidik kepribadian yang bagus kepada anaknya sedari kecil. Karena
pendidikan yang dimulai sejak kecil akan lebih tertanam dalam kepribadian seorang anak.
DAFTAR PUSTAKA
(Sumber:http//hariansib.com/pp=108919)
(sumber:http://www.yuotube.com/watch?v=YFllckD7aJ4)
(sumber:http://rastadiary.wordpress.com//2009/04/12/hamil-diluar-nikah-di-bali/)
(Sumber:http://bikin.web.id/tag/pakian-masa-kini/)