Anda di halaman 1dari 33

SEJARAH KELAPA

SAWIT
Dosen Pengasuh
Ir. Hj. Marlina, M. Si.
Perkembangan Kelapa Sawit
Indonesia
Masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun
1848, sebagai tanaman hias di tanam di Kebun
Raya Bogor. Berasal dari Afrika.

Masuk ke Indonesia melalui Hortus Botanicus


Amsterdam, merupakan tanaman induk kelapa
sawit yg sekarang sudah menyebar luas ke
beberapa tempat (di Sumatera)
Masa jepang merupakan masa
suram, ekspor terhenti. Kelapa
sawit diganti dengan tanaman
pangan dan pabrik tidak berjalan.
Termasuk Taba Pingin & Oud
Wassenar di Sum-Sel hancur total.

Tahun 1947 kebun-kebun tersebut


dikembalikan ke pemilik semula.
Masa Ambil Alih
Ambil alih (nasionalisasi perusahaan Belanda oleh
pemerintah)
Ambil alih perusahaan milik Inggris, Perancis,
Belgia, Amerika, dll.
Reorganisasi PNP dan PTP pada th 1957-1960,
pembentukan PPN baru disamping yg lama, dan
terjadi juga penggabungan pada th 1961-1962
Pembentukan organisasi berdasarkan komoditi
seperti karet, aneka tanaman, tembakau, gula,
serat. Sejak 1963-1968 PNP dibentuk, lalu
disusul pembentukan PTP
Masa Pelita
Mulai 1968, terjadi pembukaan areal baru di luar
areal tradisional (Sumut, Aceh, Lampung)
Produksi ekspor meningkat,demikian juga
produktifitas th 1969 2.558 kg/ha meningkat
menjadi 4.458 kg/ha saat ini (di PTP)
Diversifikasi dibidang pengolahan (industri ilir),
selain CPO diproduksi juga RBD Olein, Crude
Stearin, RBD Stearin, Fatty Acid, minyak inti
sawit (PKO), PK Pellet, dll
Banyak pengusaha swasta yang berpartisipasi
sehingga luasnya melebihi areal yang telah
dibangun oleh PTP sendiri.
Perkembangan Kelapa Sawit
Luas areal perkebunan secara total bertambah dari 5 jt ha
th 1968, menjadi 14,2 jt ha th 1998. Pada periode 1968-
1998, luas areal perkebunan utk BUMN dari 0,4 jt ha
menjadi 1 jt ha. Perkebunan besar nasional dari 0,4 jt ha
menjadi 2,2 jt ha.
Perkebunan besar ini terkonsentrasi pada budidaya kelapa
sawit 1,89 jt ha
Produktivitas kelapa sawit di Malaysia 18-21 ton TBS/ha/th
(th 1997). Di Indonesia 14-16 ton TBS/ha/th.
Hasil persilangan klon DxP menghasilkan minyak 24%
lebih tinggi dibandingkan dengan persilangan DxP
konvensional
Pekembangan Perusahaan
 Pengembangan Usaha Kelapa Sawit
mencakup 22 provinsi di Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua
 Komposisi pengusahaan kebun kelapa
sawit; PR 35,0%, PBN 12,4%, PBS 52,6%
 Sentra produksi; Sumatera, Kalimantan,
Papua, Sulawesi, Jawa.
Revitalisasi Perkebunan Kelapa
Sawit
 Pengembangan Usaha Kelapa Sawit
Areal th 2006 seluas 6,1 jt ha (tumbuh
menjadi 12,9%)
Prod CPO th 2006 sebesar 15,9 jt ton,
konsumsi dlm negri 11,2 jt ton, ekspor
CPO th 2006 4,8 jt ton
Prod olahan CPO th 2006, ekspor sebesar
7,2 jt ton, pasar dlm negri 4 jt ton
Proporsi Tenaga Kerja
 Tenaga Kerja : 49%
 Pemupukan : 18%
 Transportasi FFB : 7%
 Materials : 11%
 Overhead : 8%
 Depresiasi : 7%
Luas Penanaman
 Pengembangan luas penanaman
(Indonesia), berdasarkan Draft Deptan &
PPKS

 2005 : 5,56 juta ha


 2010 :8 juta ha
 2020 :9 juta ha
Pengembangan Sawit
 Pengembangan akan sangat ditentukan
oleh benih unggul; tingkat produktivitas
 Penggunaan Minyak Sawit
Minyak yang berasal dari kelapa sawit 2
macam;
 Minyak sawit kasar CPO (Crude Palm Oil)
 Minyak yang berasal dari inti sawit dikenal
sebagai minyak inti sawit-PKO (Palm
Kernel Oil)
Kebutuhan air dipersemaian

Semaian muda di Afrika Barat 25 mm/


minggu (kondisi basah)

PEMBERIAAN AIR
Manual
Irigasi
Pemberian air secara manual
4,5 liter/ minggu (kondisi basah)
9 liter/minggu (kondisi kering)

Pemberian air secara irigasi


20 liter/minggu/ m2 (kondisi curah hujan 2 cm)
Jarak tanam 80 cm
Kepadatan tanaman dalam suatu siklus
tanam (penanaman s/d penanaman
ulang)

 Kepadatan tinggi (high density)

 Keuntungannya :

 Terjadi penggunaan penuh dari lahan sejak awal


Investasi awal pabrik Besar
Tidak hasil/ hasil sedikit periodanya turun
Penanaman ulang sering
Dapat digunakan bahan dengan produksi yang tinggi
Sistim Irigasi untuk Pemeliharaan
dalam polybag
 Bevan & Gray (Malaysia) dan Coomans
(Afrika Barat)

 8,4 mm/hari (0,33 inch) air hujan atau irigasi


setelah diperhitungkan evaporasi
 Jarak tanam 90 cm segitiga sama sisi dan
curahan air dari jalur penyemprotan 8,4 mm
selama 1,5 jam
 Evapotranspirasi 5 mm/hari
Perbanyakan Vegetatif Kelapa sawit
 Klon : bahan tanaman hasil kultur jaringan
 Dirintis sejak tahun 1970 oleh Robechault, Smith, Jones &
Stackey.

 Tujuan Perbanyakan dengan klon adalah :


 1. Perbanyakan terkawal & terpilih, seperti :
 berproduksi baik, toleran terhadap penyakit,
 berbatang pendek, dan memiliki sifat sekunder yang
 baik.
 2. Dapat memperbanyak Pisifera yang infertil
 3 Dapat memperbanyak Elaeis melanococca
 4. meningkatkan keseragaman tumbuh
 5. mempercepat pemanenan
 6. Satu alternatif meningkatkan produksi minyak
Pohon Tenera untuk Ortet

Yaitu : Pohon terbaik dari kebun Produksi Semaian Klon


Penguji Produksi 9 – 11
ton/ minyak/ Ha. Tandan/Ha 19.7 23,2
atau ortet dengan produksi (ton) (100%) (120 %)
320 kg per pohon/ tahun
Minyak/Ha 4,3 5.9
Hasil Penelitian (PT. Socfindo) (ton) (100%) (131 %)

Inti/ Ha 0,7 0,9


(ton) (100 %) (129 %)
Kepadatan Tanaman dalam
sebuah siklus tanam (Penanaman-
Penanaman ulang)

Kepadatan tinggi (high density)

Kepadatan rendah (low density)


Kepadatan tinggi, keuntungannya :
Terjadi penggunaan penuh dari lahan sejak awal
Investasi awal pabrik besar
Tidak hasil/ hasil sedikit - ->periodenya turun
Penanaman ulang sering
Dapat digunakan bahan tanam dengan produksi yang tinggi

Kepadatan rendah
 Biaya awal tinggi
 Tambahan biaya
 Kemungkinan menurunkan produksi tanaman dewasa,
karena pengaturan yang lama
Permasalahan pada kepadatan tanaman
( Density Problem)

 Terjadi terutama pada daerah yang subur dan


berbukit

 Gejalanya timbul pada umur 7 – 10 tahun atau


lebih awal, gejala tersebut adalah :
 - vegetasi gawangan sangat sedikit, bahkan gundul
 -pelepah daun bertetangga saling menutupi atau
 tumpang tindih
 -pertumbuhan pelepah menegak (tumbuh keatas)
 -pertumbuhan batang meninggi dan diameter mengecil
dilakukan:

1. Penjarangan
2. Perlakuan terhadap pohon normal

 1. Penjarangan
 Selektif ( dibuat peta blok)
 Sistimatis, caranya :

 Misalnya 1/7 , dimana : dari 143 pohon akan ditinggalkan
123 pohon setelah pohon ditumbangkan

 Pengertian 1/7 adalah dari setiap 7 tanaman akan


ditumbangkan 1 pohon yang merupakan titik pusatnya,
sehingga 6 pohon yang tinggal akan mendapat sinar matahari
2. Perlakuan terhadap pohon yang normal

Memangkas pelepah daun ( canopy


management), caranya :

 mulai dari pelepah daun ke-10 sampai yang tertua (ke


lingkaran yang terbawah) , pelepah daun dipotong
 ½ - ¾ bagian, dengan rotasi 4 bulan sekali.
Panen Kelapa Sawit

Sasaran panen adalah :


mendapatkan minyak dan inti sebanyak-
banyaknya dengan kualitas yang diharapkan

Kuantitas hasil : minyak dan inti yang


maksimum
Kualitas hasil : Kandungan asam lemak
bebasb(alb /ffa yang dapat
ditoleransi)
Penentuan kriteria panen
 Kandungan minyak maksimum
 Kandungan alb
 Tersedianya tenaga kerja dan biaya panen

 Prosentase fraksi buah dengan sebaran


normal adalah : Fraksi 0 : 3%

Fraksi I, maks. : 20 %
Fraksi II + III, min. : 62 %
Fraksi IV , Maks. : 15 %,
Dengan jumlah berondolan : 14 %
Kandungan minyak pada buah
 Buah yang belum matang mengandung
sedikit minyak, sedangkan buah yang
lebih dari matang memiliki kandungan alb
yang lebih tinggi dari buah yang matang.

 Tandan buah dikatakan matang adalah


pada sekitar 5,5 – 6 bulan setelah polinasi.
Rotasi Panen ,
5/7, artinya :
dalam luasan tertentu dibagi menjadi 5 hari panen
dengan rotasi ulang 7 hari

 Rotasi panen disesuaikan dengan kerapatan panen ,


 contoh : 4/7 luasan panen tertentu
 dibagi menjadi 4 hari panen
 dengan rotasi ulang 7 hari

 Taksasi Produksi :
 Adalah : perhitungan buah kelapa sawit,
dilaksanakan untuk membuat prakiraan produksi : 6
bulan, 3 bulan, 1 bulan, bahkan esok hari.
Perkembangan bunga betina dan tandan

Umur
setelah seludang terbuka Keadaan bunga/tandan dagingbuah

10 hari bunga anthesis belum ada

1 bulan buah kecil pada tandan


putihkehijauan
2 bulan tandan muda
putihkehijauan
3 bulan tandan muda
kuningkehijauan
4 bulan tandan mentah
kuningkemerahan
5 bulan hampir masak
kuningkemerahan
Salah satu faktor untuk menambah hasil
(produksi ) adalah produksi bahan
kering, diukur dari :

1. Crops Grow Rate (CGR)


yaitu : Tambahan Bahan kering dari
tanaman per unit luas permukaan
daun

2. Net Assimilation Rate (NAR)


yaitu : tambahan bahan kering per unit
luas permukaan daun
CGR = p.d x b.d x k.t
P.d = permukaan daun
B.d = banyak daun
K.t = kerapatan tanam

angka luas permukaan daun dipengaruhi oleh :


Banyak daun perpohon
Luas permukaan daun
Jarak tanam

Anda mungkin juga menyukai