Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010
223
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengantar
Kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia saat ini masih sangat
rendah jika dibandingkan dengan negara lain bahkan dengan sesama anggota
ASEAN. Pendidikan adalah kata kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dan
martabat bangsa. Tak salah jika kita sebut pendidikan sebagai pilar pokok dalam
pembangunan bangsa. Tinggi-rendah derajat suatu bangsa bisa dilihat dari mutu
pendidikan yang diterapkannya.
Pendidikan yang tepat dan efektif akan melahirkan anak-anak bangsa yang
cerdas, bermoral, memiliki etos kerja dan inovasi yang tinggi. Negara-negara yang
telah berhasil mencapai kemajuan dan menguasai teknologi-peradaban mengawali
kesuksesannya dengan memberi perhatian yang besar terhadap sektor pendidikan
nasionalnya. Sektor pendidikan mendapat dukungan penuh dan secara terus menerus
sistemnya diperbaiki agar sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan daya akses seluruh
lapis masyarakat mereka.
Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sebagaimana diketahui, Undang-Undang adalah wujud dari harapan rakyat yang
dimanifestasikan oleh DPR. Dalam hal ini harapan dan tantangan di masa depan,
pendidikan merupakan sesuatu yang sangat berharga dan dibutuhkan. Pendidikan di
masa depan diharapkan memainkan peranan yang sangat fundamental dimana cita-
cita suatu bangsa dan negara dapat diraih. Bagi masyarakat suatu bangsa, pendidikan
merupakan suatu kebutuhan yang akan menentukan masa depannya.
Menghadapi masa depan yang sudah pasti diisi dengan arus globalisasi dan
keterbukaan serta kemajuan dunia informasi dan komunikasi, pendidikan akan
semakin dihadapkan terhadap berbagai tantangan dan permasalahan yang lebih rumit
dari pada masa sekarang atau sebelumnya. Untuk itu, pembangunan di sektor
224
pendidikan di masa depan perlu dirancang sedini mungkin agar berbagai tantangan
dan permasalahan tersebut dapat diatasi. Dunia pendidikan nasional perlu dirancang
agar mampu melahirkan generasi atau sumber daya manusia yang memiliki
keunggulan pada era globalisasi dan keterbukaan arus informasi dan kemajuan alat
komunikasi yang luar biasa.
Harus kita diakui, pelaksanaan pendidikan di Indoensia masih jauh dari
yang diharapankan. Begitu juga dengan mutu yang dihasilkannya. Padahal, amanat
Undang-Undang Dasar 1945 mematok tujuan pendidikan nasional begitu tinggi: bisa
mencerdaskan bangsa Indonesia. Cerdas dalam artian mayoritas rakyat Indonesia
memiliki budaya belajar dan mengajar dalam aktivitas kesehariannya Program
pendidikan nasional yang dirancang diyakini belum berhasil menjawab harapan dan
tantangan masa kini maupun di masa depan. Globalisasi seharusnya menghadirkan
peluang ‘positif’ untuk hidup nyaman, murah, indah dan maju, bukan menghadirkan
peluang ‘negatif’ yang menimbulkan keresahan, penderitaan dan penyesatan. Dalam
situasi ini, tugas sivitas akademika mengembangkan dan menciptakan sistem
pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang ‘mampu memilih’ tanpa kehilangan
peluang serta jati diri.
Dalam membangun pendidikan di masa depan perlu dirancang sistem
pendidikan yang dapat menjawab harapan dan tantangan terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi. Sistem pendidikan yang dibangun tersebut perlu
berkesinambungan dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
2). Menjadi IPTEK sebagai alat untuk mencapai puncak kebenaran agama, 3).
Memberantas “kebodohan bangsa”. 4). Kebodohan : Sumber Segala Malapetaka,
meskipun Kebodohan bukan Dosa, 5). Mengembangkan Pendidikan Multikultural.
Serta tujuan; Mengembangkan Potensi kemampuan peserta didik dalam menguasai
IPTEK untuk kemaslahatan kehidupan bersama dan memelihara lingkungan
kehidupan dan Mengembangkan budaya belajar: “Sekolah boleh selesai, belajar tidak
kenal berhenti”
Adapun Orientasi Pendidikan sebagai berikut :
1. Pendidikan untuk semua, secara merata dan adil
2. Kebutuhan, kenyataan dan “life skill” dalam tata kehidupan bersama.
3. Kebutuhan “duniawiyah” tanpa melepaskan diri dari bayang-bayang
kehidupan surgawi-ukrowiyah.
Strategi penyelenggaraan pendidikan nasional (sekolah) berfokus pada mutu, untuk
itu diperlukan : otonomi, akreditasi, evaluasi dan akuntabilitas. Bersaing mutu,
kemandirian, keterbukaan, disiplin dan profesional, serta dalam meningkatkan
pelayanan terhadap peserta didik melalui peningkatan SDM dan Manajemen atau
Pengelolaan Sekolah Pendidikan adalah kerja akademik Dosen, Guru, Pustakawan,
Laboran, Peneliti, adalah Tenaga Akademik, & bukan Tenaga Administrasi Birokrasi.
Para pakar akademisi berdiri paling depan dalam pemberdayaan mutu akademik unit
pendidikan (sekolah); Tenaga Non Akademik “mem-Back Up” & menfasilitasi kerja
akademik. Diperlukan “Academic Bill of Right” dalam dunia pendidikan. Materi Ajar
atau Kurikulum bertolak dari kebutuhan, IPTEK, pasar, nilai luhut
budaya/tradisi/agama.
Metodologi Pembelajaran yang diharapkan diantaranya :
1. Learning to Know
2. Learning to Do
3. Learning to Be
4. Learning to Live Together
5. Learning throughout Life
6. Learn How to Learn
228
10. Memberi perhatian serius pada pendidikan khusus bagi anak bangsa yang
disebabkan oleh cacat atau kecerdasan luar biasa peserta didik.
11. Menjadikan sekolah sebagai tempat kaderisasi kepemimpinan nasional dan
memasukkan program wajib militer untuk menumbuhkan rasa nasionalisme.
12. Menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan. Kesadaran
masyarakat untuk ambil bagian dalam pendidikan adalah bentuk dari
ketahanan sosial atas perubahan tantangan lingkungan yang terjadi.
Pendidikan tidak lagi menjadi tanggung jawab orang tua secara individu per
individu, tetapi itu tanggung jawab komunitas secara bersama.
13. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Itulah tiga belas agenda reformasi Pendidikan yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan kesejahteraan dan ketinggian martabat bangsa yang kita harapkan.
Pelaksanaan proses pendidikan harus efektif untuk menanamkan jiwa kebebasan,
kemandirian, dan kewirausahaan. Dengan begitu anak-anak bangsa yang menjadi
peserta didik bisa eksis dalam persaingan dimasa datang berbekal keterampilan hidup
(life skill) dan daya
2213
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA