Anda di halaman 1dari 24

Oleh:

Kelompok IV

CICI NARTIKA 2007 121 159


RELA SEPTIANI 2007 121 433
RIKA OCTALISA 2007 121 447
ULPA ARISANDI 2007 121 450
RIRIN BRILLIANTI 2007 121 467

KELAS : 6.L
MATA KULIAH : MATEMATIKA LANJUTAN
DOSEN PENGASUH : FADLI, S.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2010
Transformasi Laplace merupakan klas dari transformasi integral yang dimanfaatkan :
• Untuk merubah bentuk persamaan diferensial biasa menjadi bentuk persamaan
aljabar.
• Untuk merubah persamaan diferensial parsial menjadi persamaan diferensial biasa.

1. Definisi
Misal fungsi f(t) terdefinisi untuk t ≥ 0. Maka transformasi Laplace (satu sisi atau
unilateral) dari f(t) didefinisikan sebagai:

L(f(t)) = ∫
0
e-st f(t) dt ............................................................................(1.1)

Integral (1.1) merupakan fungsi dalam parameter s, maka notasi lain yang biasa
digunakan adalah F(s) = L (f(t)). Sedangkan fungsi asal f(t) dapat diperoleh dari
Transformasi invers
−1
f(t) = L (F(s)).

Agar transformasi Laplace F(s) ada maka integral tak wajar (1.1) haruslah konvergen dan
ini dapat dicetak dengan mencari limit :
∞ b


0
e-st f(t) dt = lim ∫
b →∞ 0
e-st f(t) dt ...........................................................(1.2)

Bila kita coba untuk beberapa nilai bilangan bulat n, secara induktif didapatkan
transformasi Laplace untuk f(t) = t n yaitu :
n!
F(s) = n +1 (s >0) ...................................................................................(1.3)
s
n −1
 1 
−1
 = t
Maka didapatkan transformasi invers, L  n  (n − 1)!
s 
Contoh :
Tentukan transformasi Laplace dari f(t) = eat .
Jawab :
Dengan menggunakan definisi (1.1) didapatkan,
b
1
b 1
F(S) = lim ∫ e(-s + a) t dt = lim e(-s + a) t 0
=
s − a (s > a) ....(1.4)
b →∞ 0 − s + a b→∞
Dari bentuk (1.4) didapatkan transformasi invers,
−1  1  at
L  s − a  = e
Beberapa sifat :
Sifat keberadaan transformasi, sifat ketunggalan dan sifat linear dari transfomasi
Laplace namun sebelumnya, perhatikan beberapa definisi berikut.
Fungsi f(t) disebut kontinu bagian demi bagian pada interval [a,b] bila :
i. Interval [a,b] dapat dibagi menjadi sub-sub interval yang berhingga banyaknya yang
menyebabkan f(t) kontinu pada sub-sub interval tersebut.
ii. Limit dari f(t) pada setiap ujung sub interval bernilai hingga.

Fungsi f(t) disebut terbatas eksponensial pada interval [a,b] bila terdapat bilangan real
M dan r sehingga berlaku f (t ) ≤ M ert untuk setiap t ∈ [a,b].

Sifat Keberadaan Transformasi Laplace :


Transformasi Laplace dari f(t) dengan t ≥ 0 ada bila f(t) kontinu bagian demi bagian dan
terbatas eksponensial untuk t ≥ 0.

Sifat Ketunggalan Transformasi Laplace :


Transformasi lalace dari suatu fungsi adalah tunggal yaitu bila F1(s) dan F2(s) merupakan
transformasi Laplace dari f(t) maka F1(s) = F2(s) .

Sifat Linear Transformasi Laplace :


Dengan menggumakan definisi (1.1), didapat bahwa Transformasi Laplace mempunyai
sifat linear,

L (af (t ) + bg (t ) ) = ∫ e (af (t ) + bg (t ) )dt
− st

0
∞ ∞
− st − st
= a ∫ e f (t )dt + b ∫ e g (t )dt ...........................................(1.5)
0 0

= aF ( s ) + bG ( s )

Invers dari transformasi Laplace juga mempunyai sifat linear, karena :


−1 −1
L (c F(s) + d G(s)) = L (L(cf(t) + dg(t) ))
= cf(t) + dg(t) ...............................(1.6)
−1 −1
= c L (F(s)) + d L (G(s))

Contoh :
Tentukan transfomasi Laplace dari f(t) = (t + 2)2
Jawab :
Dengan menggunakan sifat (1.5) dan rumus umum untuk transformasi Laplace dari
fungsi polinom (1.3) didapatkan transformasi Laplace dari fungsi
f(t) = (t + 2)2 = t2 + 4 t + 4 , yaitu :
4 4 2 + 4s + 4 s
2
2
F(s) = 3 + 2 + = 3
s s s s
2. Transformasi Laplace dari Turunan Fungsi Tingkat – n
Misal f(t) dan turunannya f ‘ (t) kontinu dan terbatas eksponensial, maka f(t) dan
f ‘ (t) mempunyai transformasi Laplace. Dengan menggunakan integral parsial dan sifat
terbatas eksponensial dari f(t) maka diperoleh :
∞ ∞ ∞
− st − st
∫e f ‘ (t) dt = e f(t) + s ∫ e f (t ) dt .............................................(1.7)
-st
L(f ‘ (t)) =
0 0 0
Dengan menggunakn notasi (1.7) didapatkan transformasi Laplace dari turunan orde 2
dan orde 3 dari fungsi f(t) yaitu:

L(f ‘ “(t)) = s2F(s) – sf (0) – f ‘ (0)


Dan
L(f ‘ “(t)) = s3F(s) – s2f (0) – sf ‘ (0) – f (0)

Secara induktif dapat diperoleh transformasi Laplace dari turunan orde n fungsi f (t),

L(f (n) (t)) = sn F(s) – sn -1 f(0) – sn – 2 f ‘ (0) - ... – f (n – 1) (0) .................................(1.8)

Metode penurunan fungsi (1.8) akan lebih mudah diterapkan untuk menentukan
transformasi Laplace dari fungsi yang apabila diturunkan sampai tingkat-n akan kembali
ke bentuk semula. Untuk jelasnya diberikan contoh berikut.

Tentukan transformasi Laplace dari f (t) = sin at


Jawab :
Dilakukan penurunan sampai tingkat ke-2 didapatkan,
f(t) = sin at f (0) = 0
f ‘ (t) = a cos at f ‘ (0) = a
f “ (t) = -a2sin at f “ (0) = 0

Pada penurunan tingkat-2 sudah dihasilkan bentuk asal, sehingga digunakan :

L(f “(t)) = s2F(s) – sf (0) – f ‘ (0)

L(-a2sin at) = s2L(sin at) – sf (0) – f ‘ (0)


a
L(sin at) = 2
s +a
2

Dari hasil yang didapatkan pada contoh (1.5) didapatkan transformasi invers,
 1  sin at
L  2 + 2  = a
−1

s a 
3. Transformasi Laplace dari Integral Fungsi
Pada metode penurunan fungsi (1.8) diperlihatkan bahwa transformasi Laplace
dari turunan fungsi didapatkan dengan mengalikan hasil transformasi fungsi dengan s.
Karena integral merupakan anti turunan maka dapat diturunkan transformasi Laplace dari
integral fungsi yang merupakan pembagian dari hasil transformasi fungsi oleh s. Misal
F(s) = L (f(t)) ada. Maka :
t 
L ∫ f ( x)dx  = 1 F ( s ) .................................................................................(1.15)
s
0 
Dengan s > 0. Sedang dengan menggunakan transformasi invers didapatkan :
t
−1  F ( s ) 
L  s  = ∫ f ( x)dx ...................................................................................(1.16)
0
Contoh :
4
Tentukan invers dari : G(s) = 2
s + 2s
Jawab :
F ( s)
Menggunakan sifat (1.11), G(s) dapat dituliskan sebagai : G(s) = dengan
s
4
F(s) = . Invers dari F(s) adalah f(t) = 4e2t.
s−2

Oleh karena itu, invers dari G(s) adalah


t
g(t) = ∫ 4e2xdx = 2(e2t - 1)
0
Berikut diberikan tabel pasangan transformasi Laplace untuk beberapa fungsi
yang bisa diselesaikan menggunakan metode yang diberikan sebelumnya.

Tabel 1.1 Transformasi Laplace

f(t) F(s) = L(f(t)) Domain dari F(s)


+
n!
Tn (n ∈ B ) n +1 S>0
s
1
eat S>a
s−a
b
Sin bt S>0
s +b
2 2

s
Cos bt S>0
s +b
2 2

b
Sinh bt S> b
s −b
2 2
s
Cosh bt S> b
s −b
2 2

4. Pergeseran Terhadap Sumbu S


Misal fungsi f(t) mempunyai transformasi Laplace, F(s) = L (f(t)). Maka grafik
hasil transformasi Laplace dari g(t) = eat f(t), dengan menggeser grafik hasil transformasi
dari f(t) atau grafik F(s) sepanjang a satuan kea rah kanan (bila a>0) atau kea rah kiri
(bila a<0).Maka didapatkan transformasi Laplace :

( at
L e f (t ) ) (
= ∫ e − st e at f (t ) dt)
0

= ∫ e −( s − a ) t f (t )dt ………………1.17
0
=F(s – a)

Sehingga transformasi invers

L-1 (F(s- a)) = eat f(t) …….1.18

Contoh 1.
Tentukan transformasi Laplace dari : g(t) = e2tsin 3t

Penyelesaiaian :
Misal f(t) = sin 3t. Maka g(t) = e2t f(t)
3
Transformasi laplace dari f(t) yaitu F(s) = .Oleh karena itu,
s +9
2

3
G(s) = F(s – 2) =
( s − 2) 2 + 9
Contoh 2.
s
Tentukan invers Dari G(s) =
s + 2s + 2
2

Penyelesaian :
s s +1 1
G(S) = 2 + = −
s + 2s + 2 (s + 1) + 1 (s + 1)2 + 1
2

s −1
Misal F1 (s) = dan F2(s) = 2 , maka keduanya mempunyai invers berturut –
s +1
2
s +1
turut f1(t) = cost t dan f2 (t) = -sint, sehingga G(s) = F1 (s+1) + F2(s+1). Oleh karena itu
invers dari G(s) adalah g(t) = e-t (cost – sint)
5. Pergeseran terhadap sumbu t
Misal F(s) = L(f(t)) ada dan didefinisikan fungsi tangga g (t) = {
0 ;t < a
f ( t − a ) ;t > a dengan
a ≥ 0. Untuk mencari transformasi laplace dari fungsi tangga g(t) yang terdefinisi
untuk t>0 dapat diselesaikan dengan memperkenalakan fungsi tangga satuan

Fungsi tangga satuan atau fungsi Heaviside didefinisikan sebagai berikut

0, t < a
U (t-a) =  .................... .......................................(1,19)
1, t > a

Dengan a > 0
Garafik fungsi tangga satuan (1,19) ditunjukan pada gambar 1.2 berikut

a
Gambar 12

L(g(T)) = L (f(t-a)u(t-a)
ω
= ∫ e − st f (t − a)u (t − a )dt
0
ω
= ∫ e − st f ( y − a )u ( y − a )dy
0
a ω
− st − st
= ∫e f ( y − a )0dy + ∫e f ( y − a )dy
0 a
ω
− st
= ∫e
a
f ( y − a )dy

ω
− s ( A+T )
= ∫e
a
f (t )dt

− st
=e -as
∫e
0
f (t )

= e-as F (s)

Sehingga diperoleh transformasi laplace untuk g(t) = f(t – a) u ( t – a)


L(g(t)) = L(f(t – a)u(t – a)) = e-as F(s) …………………1.20

Sedangkan transformasi invers

(
− as
)
L-1 e F (s ) = f(t – a)u(t – a) = g(t) …………………..1.21

1
Misal f(t – a) = 1 maka f(t) = 1 dan F(s) = , maka didapatkan transformasi Laplace dari
S
fungsi tangga satuan

e − as
L [u (t − a )] = ……………………………1.22
s
Dan Transformasi Invers :

 e − as 
L  s
-1  = u(t – a) ……………………………1.23
 

Contoh :
Tentukan transformasi Laplace dari fungsi g(t) = t u(t – 2)
Penyelesaian :
Bila kita padankan dengan pasangan transformasi Laplace, g(t) = f(t – a)u(t – a) ↔ G(s)
= e-as F(s), maka dimisalkan f ( t- 2) = t. Oleh karena itu, f(t) = t + 2 dan F(s) =
1 2 1 2
2
+ .Jadi Transformasi Laplace dari fungsi g(t) adalah G(s) = e-2as F(s) = e-2as 2 +
s s s s

Contoh :
e −πs
Tentukan Invers dari transformasi, G(s) =
s2 + 4
Penyelesaian :
1
Misal : F(s) =
s +4
2

1
Maka invers dari F(s) adalah f(t) =
sin 2t
2
Dengan menggunakan bentuk 1.21 maka didapatkan invers dari G(s), g(t) =
sin 2(t − π )u (t − π )
1
2
6. Transformasi Laplace dari Fungsi Tangga
Misal diberikan fungsi f(t) = 2 u(t) + (3t – 2) u (t – 1) – 5t u (t – 2). Maka nilai
fungsi f(t) untuk beberapa interval :
• Interval t< 0,
Pada interval ini, nilai u (t) = u (t – 1) = u (t – 2) = 0, sehingga f(t) = 0
• Interval 0< t <1
Pada interval ini, nilai u (t) =1 dan u (t – 1) = u (t – 2) = 0, sehingga f(t) =2
• Interval 1 < t < 2
Pada interval ini, nilai u (t) = u (t – 1) =1 dan u (t – 2) = 0, sehingga
f(t) =2 + (3t – 2) = 3t
• Interval t > 2
Pada interval ini, nilai u (t) = u (t – 2) = 1, sehingga f(t) =2 + (3t – 2)- 5t = 2t

Grafik fungsi f(t) ditunjukan pada gambar 1.3. Sehingga bila fungsi f(t) dinyatakan dalam
fungsi tangga maka f(t) :

0 ;t < 0
2 ;0<t<1

F(t) =  ;1 < t < 2
3t ;t>2
− 2t

Bila dikaitkan dengan transformasi laplace, maka hanya akan di perhatikan nilai fungsi
f(t) untuk t ≥ 0, sehingga fungsi f(t) :

2 ;0<t<1
 ;1 < t < 2
F(t)= 3t ;t>2
 − 2t

Misal dihadapkan permasalahan untuk mendapatkan trnsformasi Laplace terhadap dua
fungsi yang sama yaitu fungsi :

F(t) = 2 u(t) + (3t – 2) u ( t – 1 ) – 5t


2
 ;0<t<1
U (t – 2) dan fungsi f(t) = 3 t ;1<t<2
 − 2t ;t>2

Langkah – langkah untuk menentukan transformasi laplace dari fungsi tangga g(t) :
(i) Ubahlah g(t) ke dalam bentuk suku – suku dengan factor fungsi tangga satuan
u (t – a) dengan cara berikut :
a) Nilai a pada u(t – a) diambil dari batas masing – masing sub interval fungsi
g(t).
b) Nilai suatu suku dari g(t) akan merupakan perkalian antara u(t – a) dan nilai
fungsi bersesuaian dengan a yang diambil tanda positif dan tanda negative
ditentukan dari perbandingan antara t dan a. Untuk a < t diambil tanda positif (
+ ) dan untuk t < a diambil tanda negative (-)
(ii) Transformasikan masing –masing suku yang didapatkan dari (i) menggunakan
metode 1.20.

Contoh :
0 ;t<0

Dik : g(t) = 1 ;0<t<2
t ;t>2

1. Nyatakan g(t) ke dalam susku – suku dari u(t – a)
2. Tentukan transformasi Laplace dari g(t)

Penyelesaian :
1. Batas sub interval dari g(t) adalah 0 dan 2, sehingga g(t) dapat dinyatakan dalam
suku- suku dengan factor u(t) dan (t – 2) jadi :
G(t) = u(t) – u(t – 2) + t.u (t – 2) = 1 + u ( t – 2) + (t -2) u (t – 2)
2. Dengan menerapakan bentuk 1.15 didapatkan transformasi Laplace dari g(t) yaitu
:
1 e −2 s e −2 s
G(t) = + + 2
s s s
Contoh masalah nilai awal yang berkaitan dengan pemakaian fungsi tangga satuan
diberikan contoh berikut :

0 ;t<0
y + 4y’ + 4y = r(t) ; r(t) = 2t
’’
0 ≤ t ≤ 1 ; y(0) = y’ (0) = 0
0 ;t>1

1. Tentukan transformasi laplace r(t)
2. Tentukan solusi masalah nilai awal tersebut.

Penyelesaian :
1. Batas sub interval dari fungsi r(t) adalah 0 dan 1, maka bentuk fungsi tangga
satuan yang akan menjadi factor di dalam tiap suku dari fungsi r(t) adalah u(t) dan
u(t -!), jadi
r (t) = 2t – 2 t.u (t – 1) = 2t – 2 (t-1)u (t – 1) – 2u (t – 1)

diperoleh hasil transformasinya :


2  2 + 2s 
L [r (t )] = 2 −  2  e − s
s  s 
2. Dengan memisahkan L ( y(t)) = Y (s) dan dengan mengambil transformasi pada
kedua ruas didapatkan :
2  2 + 2s  − s
Y(s) = 2 − 2 2 
e
s + ( s + 2) 2
 s ( s + 2) 
Misal
−s + 1 s +3
2 2 2+ 2 3
F(s) = 2 =
s + ( s + 2) 2
s 2
(s + 2 ) 2

Dan
 2 + 2s  − s  12 1 
2 e − s
G(s) =  2 e =  −
2 
 s ( s + 2)   s 2 ( s + 2) 2 
 
Maka berturut – turut invers dari F(s) dan G(s) adalah
− 1 t e −2t
F(t) = + + (1 + t )
2 2 2

Dan
1 t 1 1 
G(t) = u (t – 1)  − + te − 2 ( t −1) − e − 2(t −1) ) 
2 2 2 2 

Oleh karena itu solusi masalah nilai awal adalah :


Y(t) = f(t) – g(t)
− 1 t e −2t 1 t 1 1 
= + + (1 + t ) - u (t – 1)  − + te − 2( t −1) − e − 2(t −1) ) 
2 2 2 2 2 2 2 
7. Fungsi Delta Diract
Diperkenalkan fungsi impuls satuan atau fungsi delta direct. Fungsi delta direct atau
fungsi impuls satuan didefinisikan :
,t =1a
δ (t − a ) = t ≠ a
0
Transformasi laplace dari fungsi delta direct diperoleh dari perhitungan langsung atau
menggunakan fakta bahwa fungsi delta direct merupakan turunan dari fungsi tangga :

L [δ (t − a )]= L [u ' (t − a )]
= sL [u ' (t − a )]- u(0)
= e-as
Sedangakan transformasi invers

( )
L-1 e − as = δ (t − a )

Contoh :
Tentukan nilai masalah awal : y; + 2y’ + 2y = δ (t − π ) ; y(0) = y’ (0) = 0

Penyelesaian :
Dengan melakukan transformasi pada kedua ruas dan menggunakn (1.119) didapatkan,
e −πs
Y(s) = .Solusi masalah nilai awal merupakan invers dari y(s) yaitu y(t) =
( s + 1) 2 + 1
e − (t −π ) sin(t − π )u (t − π )
Diberikan table Dario pasangan transformasi laplace yang berkaitan dengan pergeseran
sumbu dan fungsi tangga satuan.

Tabel 1.2
Pasangan Transformasi Laplace Berkaitan Dengan Pergeseran Sumbu

f(t) f (s) = L (f(t)) Domain dari F(s)


t e n∈ B+
n at
( ) n! S>a
(s − a )n+1
eat sin bt b S>a
(s − a )+b
2 2

s−a
at
e cos bt S >a
(s − a ) 2
+b 2

at
e sinh bt b S>a+ b
(s − a )−b
2 2

s−a
at
e cosh bt S>a+ b
(s − a ) 2
−b 2
Tabel 1.3
Pasangan Transformasi Laplace Berkaitan dengan Fungsi Tangga Satuan

No F(t) F(s)
1 Au(t – a) A − as
e
s
2 Atu (t – a)  A Aa  − as
 2 + e
s s 
3 A t2 u(t – a)  2 A 2 A Aa 2  − as
 3 + 2 + e
s s s 
4 Aebt u (t – a) Ae −ba − as
e
s+b
5 A cos bt u(t – a)  A(cos ba )s Ab(sin ba)  − as
 s2 + b2 − s 2 + b 2 
e

6 A sin bt u(t – a)  A(cos ba )b Ab(sin ba )  − as
 s2 + b2 + s 2 + b 2 
e

7 Ae-ct cos bt u (t – a)  A(cos ba )(s + c ) Ab(sin ba )  − a ( s + c )
 − e
 ( s + c) + b ( s + c) 2 + b 2 
2 2

8 Ae-ct sin bt u (t – a)  A(cos ba )b A(sin ba)( s + c)  − a ( s + c )


 + e
 ( s + c) + b ( s + c) 2 + b 2 
2 2

8. Metode Penurunan dan Integrasi Transformasi


a. Penurunan Transformasi

Misal L[ f (t )] = ∫ e − st f (t )dt . Bila F(s) diturunkan terhadap s maka ruas kanan juga
0
diturunkan terhadap s yaitu integran diturunkan terhadap s dengan memandang peubah
lain (t) sebagai konstanta.

Turunan Pertama : F ' (s ) = ∫ e −st (− tf (t ))dt = −L(tf (t ))
0

Turunan Kedua : ( ) (
F ' ' (s ) = ∫ e −st t 2 f (t ) dt = L t 2 f (t ) )
0

Turunan Ketiga : ( ) (
F ( 3) (s ) = ∫ e −st - t 3 f (t ) dt = −L t 3 f (t ) )
0
Maka secara induktif dapat diperoleh transformasi dari turunan fungsi tingkat-n yaitu:
( )
L t n f (t ) = (− 1) F (n ) (s )
n
.......................................................... (1)
Sedang transformasi invers,
L−1 (F n (s )) = (− 1) t n f (t )
n
.......................................................... (2)
Contoh:
 1 
Tentukan transformasi Laplace dari fungsi g (t )t sin  t − π  !
 4 
Jawab:
Misal:
 π 1
f (t ) = sin  t −  =
1
sin t − cos t
 4 2 2
Maka didapatkan hasil transformasi dari f(t),
F (s ) =
1 s

(
2 s +1
2
)
2 s2 +1 ( )
Sehingga transformasi laplace dari g(t) yaitu:
− s 2 + 2s + 1
G (s ) = − F ' (s ) =
(
2 s2 +1 )
b. Pengintegralan Transformasi
f (t )
Misal L(f(t)) = F(s) dan lim+ ada, maka:
t →0 t
∞ ∞ ∞ ∞
 − xt   ∞ − xt 
∫s F ( x )dx = 
∫s  ∫0 e f (t )dt 
dx = ∫ f (t ) ∫ e dx dt
 
 0 s 

f (t )
∞ ∞
 −1 
=∫ f (t ) e − xt  dt = ∫ e st dt ................................. (3)
0  t s 0
t
 f (t ) 
= L 
 t 
Transformasi Laplace invers.
∞  f (t )
L−1  ∫ F ( x )dx = .......................................................... (4)
s  t
Metode pengintegralan transformasi akan lebih mudah diterapkan untuk menentukan
invers transformasi bila bentuk transformasi berupa fungsi logaritma atau fungsi invers
trigonometri. Misal diberikan transformasi G(s).
Maka dapat dituliskan:

G (s ) = ∫ F ( x )dx.
s

f (t )
Sehingga G’(s) dan invers dari G(s) . g(t) =
t
Contoh:
s+a
Tentukan invers dari G (s ) = ln !
a +b
Jawab:
Fungsi G(s) dapat dinyatakan, G(s) = ln (s + a) – ln (s + b). hasil turunan pertama dari
1 1
G(s), G’(s) = +
s+a s+b
1 1
Misal F(x) = - G’ (s) = - + , maka invers dari F(s) adalah:
s+a s+b
f (t ) = −e− at + e−bt .
e − bt − e − at
Didapatkan invers: g (t ) =
t

9. Konvolusi
Definisi:
Konvolusi dari dua fungsi f(x) dan g(t) didefinisikan sebagai berikut:

f (t ) * g (t ) = ( f * g )(t ) = ∫ f ( x )g (t − x )dx ......................................... (1)

Sifat-sifat dasar (aljabar) dari konvolusi fungsi antara lain: komutatif, distributif, dan
asosiatif.
1. f * g = g * f (komutatif)
2. f * (g + h) = f * g + f * h (distributif)
3. (f * g) * h = f * (g * h) (asosiatif)
4. f * 0 = 0 * f = 0

Contoh:
Tentukan f(t) * g (t) bila :
1. f (t) = t ; g (t) = sin t
2. f (t) = 1 ; g (t) = sin t

Jawab:
t t t
1. ( f * g )(t ) = ∫ f ( x )g (t − x )dx = ∫ x sin (t − x )dx = ∫ xd (cos(t − x ))
0 0 0

= x cos(t − x ) + sin (t − x ) + sin (t − x ) 0 = t − sin t


t

t
2. ( f * g )(t ) = ∫ sin xdx = −cos x 0 = − cos t + 1
t

Metode Konvolusi
Kadang-kadang hasil transformasi Laplace H(s) dapat dinyatakans ebagai hasil kali dua
buah transformasi F(s) dan G(s) yang bersesuaian dengan transformasi invers f(t) dan
g(t). invers dari H(s), h(t) dapat diperoleh dari konvolusi f(t) dan g(t), sebagaimana
dijelaskan berikut.
Misal : L (f(t)) = F(s)
L (h(t)) = H(s) dan
H (s) = F(s). G(s),
Maka :
∞ ∞
F (s )G (s ) = ∫ f ( x )dx.∫ e − xy g ( y )dy
0 0
∞ ∞
 
= ∫ f ( x ) ∫ e − s ( x + y ) g ( y )dy dx
0 0 

∞ 
= ∫ f ( x ) ∫ e − st g (t − x )dt dx
0 s 

 t

= ∫ f ( x ) ∫ f ( x )g (t − x )dx dt
0 s 
 t

= L ∫ f ( x )g (t − x )dx  = L( f (t ) * g (t ))
0 

Jadi diperoleh pasangan transformasi Laplace,


h(t ) = f (t ) * g (t ) ↔ H (s ) = F (s ) G (s ) .............................................. 1.30

Contoh:
Tentukan invers dari transformasi: H (s ) =
1
s + s2
4

Jawab:
1 1
Misal H(s) = F (s) G(s) dengan F(s) = dan G(s) = 2
s 2
s +1
Maka didapatkan berturut-turut invers dari F(s) dan G(s) yaitu f(t) = t dan G(t) = sin t.
Kemudian didapatkan h(t) = f(t) * g(t) = t – sin t.

10. Gerak Harmonik


Trayektori x(t) dari gerak harmonik suatu benda dengan massa m yang tergantung pada
talu dengan konstanta tli k dan b sebgai damping term serta gaya yang bekerja pada
benda adalah f(t) dinyatakan dengan persaamaan diferensial tidak homogen.

mx' ' (t ) + bx' (t ) + kx(t ) = f (t ) .......................................................... 1.31

Transformasi Laplace

[ ]
m s 2 x(s ) − sx(0 ) − x' (0 ) + b[sx(s ) − x(0 )] + kx(s ) = f (s ) ..................... 1.32

Bila benda mulai dari diam maka x(0) = 0 dam x’(0) = 0.


Sehingga persamaan 1.32 dituliskan menjadi
f ( s)
x(s) = .......................................................... 1.33
ms + bs + k
2

b k
Misal α = ; ω0 = dan ω1 = ω 02 − α 2 maka persamaan 1.33 menjadi:
2m m
f ( s) 1
x(s) = ×
m b k
s2 + s +
m m
f (s) 1
= × 2
m s + 2αs + ω 02

f ( s) 1
= ×
m (s − α ) + ω02 − α 2
2

f ( s) 1
= ×
mω1 (s − α )2 + ω12
Dengan metode konvolusi didapatkan solusi persamaan diferensial (1.34) , yaitu:
x(t ) =
1
mω1
[
f (t )* e −αt sin ω1t ]

11. Persamaan Integral

Bentuk persamaan integral diberikan sebagai berikut:


t
y (t ) = f (t ) + ∫ g ( x )y (t − x )dx
0
Dengan fungsi f(t) dan g(t) diberkan. Bentuk integral di ruas kanan dapat diubah menjadi
bentuk konvolusi antara fungsi g(t) dan y(t), sehingga persamaa integral dapat dituliska:

y (t) = f (t) + g (t) * y (t)

solusi persamaan integral dapat dicari dengan mengambil transformasi Laplace untuk
kedua ruas sehingga didapatkan fungsi y(t) merupakan transformasi invers dari Y(s).

contoh:
t
carilah solusi persamaan integral y (t ) = e 2t + t − y (t ) − ∫ y ( x )e x −t dx
0
jawab:
dengan menggunakan notasi konvolusi fungsi y(t) dapat dituliskan menjadi
y (t ) = e 2t + t − y(t ) * e −1
Transformasikan kedua ruas, didapatkan:
1 1 Y (s)
Y ( s) = + 2−
s−2 s s +1
Dinyatakan secara eksplisit fungsi Y(s)
s +1 3
s 3 + 2s 2 − s − 2 4 2
Y (s) = = + 4
s 2 ( s 2 − 4) s2 s−2
Solusi persamaan integral merupakan invers dari Y(s) yaitu:

1 1 3 2t
y (t ) = + + e
4 2 4

Tabel 1.4
Sifat Transformasi Laplace

No Sifat Transformasi
1 Linear • L(af (t ) + bg (t )) = aF (s ) + bG (s )
• L−1 (cF (t ) + dG(t )) = cf (t ) + dg (t )
2 Pergeseran sumbu t L( f (t − a )) = e − as f (s )
3 Pergeseran sumbu s ( )
L e at f (t ) = F (s − a )
4 Skala 1 s
L( f (at )) = F 
a a
5 Turunan  df 
• L  = sF (s ) − f (0 )
 dt 
d2 f 
• L 2  = s 2 F (s ) − sf (0) − f ' (0 )
 dt 
dn f  n
• L n  = s F (s ) − s n−1 f (0) − ... − f (n − 1)(0)
 dt 
6 Integral t  F (s ) 0
L ∫ f ( x )dx  = + ∫ f ( x )dx
 −∞  s −∞

7 Perkalian dengan t dF (s )
• L(tf (t )) = −
ds
d 2 F (s )
(
• L t 2 f (t ) = −) ds 2
n d F (s )
• L(t n f (t )) = (− )
n

ds n
 f (t ) 
8 Pembagian oleh t ∞
L  = ∫ F ( y )dy
 t  s
L( f (t ) * g (t )) = F (s )G (s )
LATIHAN KERJA MAHASISWA
Tentukan transformasi Laplace dari :
1. f(t) = t2 + 1

2. f(t) = e2t + 1

Carilah invers dari :


s
3. F(s) = 2
s −1
Gunakan metode Transformasi turunan atau integral untuk mencari transformasi
Laplace dari:
4. f(t) = Sin2 t
5. f(t) = t sin 2t

Tentukan f(t) bila diketahui F(s):


1
6.
s + as
2

7. 1 s−4
 
s  s+4
2

Gambarkan grafik fungsi berikut dan tentukan transformasinya:


8. f(t) = t u (t-1)
 1 
9. f(t) = u  t − π  sin t
 2 

fungsi berikut didefinisikan bernilai 0 untuk nilai di luar interval yang diberikan. Gambar
grafik dan tentukan transformasi Laplacenya:
10. t ( 0 < t < 2)
11. Sin t (2π < t < 4π)

Tentukan gambar dan invers transformasi Laplace berikut:


e −2 s − e −4 s
12.
s−2

Gunakan metode Penurunan Transformasi untuk menentukan transformasi Laplace


dari fungsi berikut:
13. 4 t e2t
14. f(t) = t2 e-2t sin 2t

carilah invers dari transformasi Laplace berikut:


s+a
15. F(s) = ln 2
s +b ( )
Selesaikan konvolusi berikut:
16. t * e at
17. cos t * cos t

tentukan h(t) bila H(s) =


s2
18.
(
s2 + 4
2
)
s +12
19.
(s 2
−1 )
2

Gunakan transformasi Laplace untuk menyelesaikan persamaan integral berikut:


t
20. y (t ) = 1 + ∫ y (x )dx
0
t
21. y (t ) = sin 2t + ∫ y (x )sin 2(t − x )dx
0

s −3
Gunakan metode yang tepat untuk menentukan f(t) bila F(s) =
( )
s 2 −1
s +2
2
22.
(s 2
+ 2s + 2 )
2

s +1
23.
s + 4s + 13
2

6 s 2 − 26s + 26
24.
s 3 − 6 s 2 + 11s − 6
s 3 − 7 s 2 + 14s − 9
25.
(s − 1)2 (s − 2)3
PEMBAHASAN
2 1 2+s
1. f(t) = t2 + 1 = 3
+ 2
= 3
s s s
1
2. f(t) = e2t + 1 =
s − 2t + 1
1 1
s 2 = 2
3. F(s) = 2
s −1 +1 s −1
s
4. f (t ) = sin 2 t
f ' (t ) = sin 2 tdt
cos t
= u2
du
= cos t.2u.du
f ' (t ) = cos t.2(sin t )
5. f (t ) = t.sin 2t
= u ' v + v' u
= (1)(sin 2t ) + 2 cos 2t (t )
= sin 2t + 2t cos 2t
6. f (t ) = 4te 2t
u = 4t → 4 = u '
v = e 2t → 2t.e 2t = v'
f ' (t ) = u ' v + v' u
f ' (t ) = 4(e 2t ) + (2t.e 2t )4t
f ' (t ) = 4.e 2t + 8t 2 .e 2t
7. f (t ) = t 2 .e −2t sin 2t
u = t 2 → u ' = 2t
v = e −2t → v' = −2t.e −2t
w = sin 2t = 2 cos 2t
f ' (t ) = u ' vwt + v' uw + w' uv
f ' (t ) = (2t )(e −2t )(sin 2t ) + (− 2te −2t )(t 2 )(e −2t )
f ' (t ) = 2t.e −2t .sin 2t − 2t 3 .e −2t .sin 2t + 2t 2 .e −2t . cos 2t

Anda mungkin juga menyukai