BATASAN
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada
saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di
dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (Pa CO2 meningkat) dan asidosis.
PATOFISIOLOGI
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya
hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia
pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia.
GEJALA KLINIK
Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100
x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap
refleks rangsangan.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik :
Nilai Apgar
Klinis 0 1 2
Detak jantung Tidak ada < 100 x/menit >100x/menit
Pernafasan Tidak ada Tak teratur Tangis kuat
Refleks saat jalan nafas Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin
dibersihkan
Tonus otot Lunglai Fleksi ekstrimitas Fleksi kuat gerak
(lemah) aktif
Warna kulit Biru pucat Tubuh merah Merah seluruh
ekstrimitas biru tubuh
Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai
apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor
mencapai 7. Nilai Apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru
lahir dan menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena
resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit
seperti penilaian skor Apgar)
Pemeriksaan penunjang :
- USG kepala
Penyulit
- Hematologi : DIC
PENATALAKSANAAN
Resusitasi
• Terapi medikamentosa :
Epinefrin :
Indikasi :
- Denyut jantung bayi < 60 x/m setelah paling tidak 30 detik dilakukan
ventilasi adekuat dan pemijatan dada.
- Asistolik.
Dosis :
Volume ekspander :
Indikasi :
Jenis cairan :
Dosis :
- Dosis awal 10 ml/kg BB i.v pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang
sampai menunjukkan respon klinis.
Bikarbonat :
Indikasi :
Cara :
Efek samping :
Nalokson :
Indikasi :
- Jangan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya baru dicurigai sebagai
pemakai obat narkotika sebab akan menyebabkan tanda with drawltiba-
tiba pada sebagian bayi.
Suportif
• Jaga kehangatan.
Pertimbangkan kemungkinan :
− Hipovolemia
3. Ringer SA. Resuscitation in the delivery room. Dalam: Cloherty JP, Stark
AR, eds. Manual of neonatal care; edisi ke-5. Boston : Lippincott Williams &
Wilkins, 2004; 53-71.
4. Aurora S, Snyder EY. Perinatal asphyxia. Dalam : Cloherty JP, Stark AR,
eds. Manual of neonatal care; edisi ke-5. Boston : Lippincott Williams &
Wilkins, 2004; 536-54.
7. Rennie MJ, Roberton NRC. A manual of neonatal intensive care; edisi ke-4.
London : Arnold, 2002; 62-88.
(http://www.pediatrik.com/isi03.php?
page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-
skow264.htm)
Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas scr
spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam
uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan
bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna.
Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul.
(Wiknjosastro, 1999)
B. Etiologi
Asfiksia terjadi karena adanya gangguan pertukaran gas serta transpor O2 dari ibu
ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam
menghilangkan CO2. Gangguan ini dapat berlangsung secara menahun akibat
kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara mendadak karena
hal-hal yang diderita ibu dalam persalinan. Penggolongan penyebab kegagalan
pernafasan pada bayi terdiri dari :
1. Faktor Ibu
a. Hipoksia ibu, hal ini akan menimbulkan hipoksia janin. Hipoksia ibu dapat
terjadikarena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anestesi dalam.
b. Gangguan aliran darah uterus
Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya
pengairan O2 ke plasenta dan ke janin. Hal ini sering ditemukan pada kasus-kasus
:
1) Gangguan kontraksi uterus, misalnya : hipertensi, hipotoni / tetani uterus akibat
penyakit atau obat.
2) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.
3) Hipertensi pada penyakit eklamsia.
2. Faktor Janin
a. Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat.
b. Depresi pernafasan karena obat-obat anastesia / analgetika yang diberikan
kepada ibu.
c. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya : perdarahan intracranial.
d. Kelainan kongenital, misalnya : hernia diafragmatika, atresia saluran
pernafasan, hipoplasia paru, dan lain-lain.
(Wiknjosastro, 1999).
D. Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia /
hipoksia janin. Diagnosis anoksia / hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan
dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu mendapat
perhatian yaitu :
1. Denyut jantung janin
Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi
apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per menit di luar his, dan lebih-
lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya.
2. Mekonium dalam air ketuban
Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi
kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus diwaspadai.
Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan
indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah.
3. Pemeriksaan pH darah janin
Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan
kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa
pH-nya. Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai
di bawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya gawat janin mungkin disertai
asfiksia.
(Wiknjosastro, 1999)
SOAP
BAB II
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA BAYI BARU LAHIR NY. “P”
DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI RB xxx
B. Keluhan Utama
Bayi Ny. P lahir spontan pervaginam, letak sungsang dengan asfiksia ringan.
Dasar :
Bayi kesulitan dalam bernafas, suhu tubuh 36oC, APGAR sore 6/8, BB + 3000 gr,
PB = 50 cm, frekuensi jantung = 100 x / menit, ekstremitas biru
C. Riwayat Persalinan
a Persalinan ditolong oleh : bidan
b Jenis persalinan : Spontan pervaginam
c Tempat persalinan : RB Surya Asih
d Lama persalinan : Kala I : 8 jam
Kala II : 20 menit
Kala III : 15 menit
e Masalah yang terjadi selama persalinan : tidak ada
f Keadaan air ketuban : Jernih
g Keadaan umum BBL : Kelahiran tunggal
Usia kehamilan saat melahirkan +
40 minggu
D. Pemeriksaan Fisik
1. Nilai APGAR
2. Antropometro
a Berat badan : 3000 gr
b Panjang badan : 50 cm
c Lingkar kepala : 35 cm
d Lingkar dada : 30 cm
e Lila : 9,5 cm
3. Refleks
a Moro : ada
b Tonic neak : ada
c Palmargrap : ada
4. Menangis : bayi menangis saat dirangsang
5. Tanda Vital
a Suhu : 36oC
b Nadi : 110 x / menit
c Pernafasan : 34 x / menit
6. Kepala
a Simetris : tidak ada kelainan yang dialami
b Ubun-ubun besar : cembung
c Ubun-ubun kecil : tidak ada
d Caput succedenum : tidak ada
e Cephal hematoma : tidak ada
f Sutura : tidak ada moulage
g Luka di kepala : tidak ada
h Kelainan yang dijumpai : tidak ada kelainan
7. mata
a Posisi : simetris kanan dan kiri
b Kotoran : tidak terdapat kotoran
c Perdarahan : tidak terdapat perdarahan
d Bulu mata : ada
8. Hidung
a Lubang hidung : terdapat 2 lubang kanan dan kiri
b Cuping hidung : ada, kanan dan kiri simetris
c Keluaran : tidak ada
9. Mulut
a Simetris : atas dan bawah
b Palatum : tidak ada celah
c Saliva : tidak ada hipersaliva
d Bibir : tidak ada labia skizis
e Gusi : merah, tidak ada laserasi
f Lidah bintik putih : tidak ada
10. Telinga
a Simetris : kanan dan kiri
b Daun telinga : ada kanan dan kiri
c Lubang telinga : ada, kanan dan kiri berlubang
d Keluaran : tidak ada
11. Leher
a Kelainan : tidak ada kelainan
b Pergerakan : dapat bergerak ke kanan dan kiri
12. Dada
a Simetris : simetris kanan dan kiri
b Pergerakan : bergerak waktu bernafas
c Bunyi nafas : nafas lambat teratur
d Bunyi jantung : teratur
e Frekuensi jantung : 100 x / menit
13. Perut
a Bentuk : simetris, tidak ada kelainan
b Bising usus : teratur
c Kelainan : tidak ada kelainan
14. Tali pusat
a Pembuluh darah : 2 arteri dan 1 vena
b Perdarahan : tidak ada perdarahan
c Kelainan : tidak ada kelainan
15. Kulit
a Warna : kemerahan dan ekstremitas biru
b Turgor : (+) ada
c Lanugo : ada
d Vernik koseosa : ada
e Kelainan : tidak ada kelainan
16. Punggung
a Bentuk : lurus
b Kelainan : tidak ada kelainan
17. Ekstremitas
a Tangan : simetris kanan dan kiri
b Kaki : simetris kanan dan kiri
c Gerakan : ada
d Kuku : lengkap
e Bentuk kaki : lurus
f Bentuk tangan : lurus
g Kelainan : tidak ada kelainan
18. Genitalia : jenis kelamin perempuan
II. Interpretasi Data Dasar
A. Diagnosa
Bayi Ny. P lahir spontan cukup bulan, letak sungsang dengan asfiksia ringan.
Dasar :
1. Bayi lahir sungsang pervaginam tanggal 20 November 2007 pukul 10.00 WIB.
2. Suhu tubuh 36oC, APGAR 6/8, BB = 3000 gr, PB = 50 cm DJJ = 100x/menit,
ekstremitas biru.
B. Masalah
1. Gangguan pemenuhan O2
2. Hipotermi
Dasar :
1. Terdapat lendir pada jalan nafas
2. Nafas masih terdapat ronchi
3. Suhu tubuh bayi 36oC
4. Tubuh bayi terasa dingin
C. Kebutuhan
1. Pembersihan jalan nafas
2. Perbaikan suhu
3. Perawatan tali pusat
Dasar :
1. APGAR 6/8, pengaturan suhu8
2. Tali pusat masih basah
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah potensial
1. Asfiksia berat
2. Hipotermi berat / sedang
3. Infeksi tali pusat
Dasar :
1. Ekstremitas bayi telihat biru
2. Suhu tubuh 36oC
3. Tali pusat masih basah
VI. Pelaksanaan
Pada tanggal 20 November 2007 Pukul 10.00 WIB
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
a Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada di atas perut ibu
bila tali pusat panjang. Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk
menghilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh melalui
evaporasi.
b Menghidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi dengan
meletakkan bayi terlentang di bawah alat pemancar panas. Alat pemancar panas
perlu disiapkan sebelumnya agar kasur tempat diletakkan bayi juga hangat.
2. Melakukan pembebasan jalan nafas
a. Membersihkan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung, dan mulut
bayi secara zig zag dengan kasa steril segera setelah lahir.
b. Meletakkan bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau
tengadah dengan meletakkan selimut atau handuk yang digulung di bawah bahu
sehingga bahu terangkat 2 – 3 cm.
c. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap caman amnion dan lendir dari
mulut dan hidung menggunakan slim zuinger. Bila air ketuban bercampur
mekonium maka penghisapan dari trakea diperlukan untuk mencegah aspirasi
mekonium. Hisap dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung.
3. Melakukan rangsang taktil
a Usap-usap punggung bayi ke arah atas
b Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat
menimbulkan atau mempertahankan pernafasan.
4. Melakukan penilaian bayi
a Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi
b Menghitung frekuensi jantung bayi setiap 30 menit
c Menilai warna kulit bayi
A : Diagnosa
Bayi baru lahir umur 1 hari
Dasar : Bayi lahir spontan, tanggal 20 November 2007, pukul 10.00 WIB
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : 1. Perawatan tali pusat
2. Perawatan pada ibu dan keluarga tentang :
a. Personal hygiene bayi
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Pertahankan suhu tubuh bayi
3. Perawatan bayi sehari-hari
P : 1. Mandikan bayi 2 x sehari
2. Merawat tali pusat
3. Berikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :
a. Personal hygiene bayi
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Pertahankan suhu tubuh bayi
Hari ke 4
Tanggal 23 November 2007
S : 1. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, bayi tidur + 16 jam
2. Ibu mengatakan bayinya BAK + 6 – 8 kali sehari, BAB 2 x sehari
3. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja setiap jam
O : 1. Keadaan umum bayi baik
2. Tanda-tanda vital
RR : 50 x / menit
Suhu : 37oC
Nadi : 130 x / menit
BB : 3000 gr
3. Warna kulit kemerahan
4. Tali pusat masih lemah
A : Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 3 hari
Dasar : Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 20 2007
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : 1. Perawatan bayi sehari-hari
2. Pemberian ASI Ekslusif
P : 1. Lakukan perawatan bayi sehari-hari
2. Berikan ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi
Hari ke 6
Tanggal 25 November 2007
S : 1. Ibu mengatakan bayinya dapat minum ASI dengan baik dan tidak rewel
2. Ibu mengatakan bayinya BAK dan BAB lancar
3. Ibu mengatakan bayinya tidur selama + 16 jam
O : 1. Keadaan umum bayi baik
Tanda – tanda vital
RR : 45 x / menit
Suhu : 37oC
Nadi : 128x/menit
BB : 3000 gr
2. Warna kulit kemerahan
3. Tali pusat mulai kering
A : Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 5 hari
Dasar : Bayi lahir spontan pervaginam tanggal 20 november 2007
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : 1. Perawatan bayi sehari-hari
2. Pemberian ASI eksklusif
P : 1. Lakukan perawatan bayi sehari-hari
2. Melakukan immunisasi
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.thesisfull.com/asfiksia-neonatorum-2/)
ASFIKSIA NEONATORUM
bawah judul
Definisi
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada
saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di
dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (PaCO2 meningkat) dan asidosis.
Etiologi
1. Faktor neonatus
- Hipoksia ibu
2. Faktor plasenta
3. Faktor fetus
4. Faktor ibu
Patofisiologi
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya
hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia
pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia.
Gejala Klinik
Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100
x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap
refleks rangsangan.
Manifestasi Klinis
1. Serangan jantung
2. Ptekie hemorragis
Pemeriksaan fisik :
Nilai Apgar
klinis 0 1 2
tonus otot lunglai fleksi ekstrimitas (lemah) fleksi kuat gerak aktif
warna kulit biru pucat tubuh merah ekstrimitas biru merah seluruh tubuh
Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai
apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor
mencapai 7. Nilai apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru
lahir dan menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi
dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti
penilaian skorapgar)
Pemeriksaan Penunjang :
2. USG kepala
3. laboratorium : darah rutin, analisa gas darah, serum elektrolit
Pemeriksaan Diagnostik
2. Elektrolit darah
3. Gula darah
5. USG (kepala)
Komplikasi
5. hematologi : dic
Penatalaksanaan
• B= memulai pernafasan
Pengkajian
3. Sianosis
4. Nadi cepat
5. Reflek lemah
7. Penilaian apgar skor menunjukkan adanya asfiksia, seperti asfiksia ringan (7-
10), sedang (4-6), dan berat (0-3)
3. Intoleransi aktifitas
6. Kurangnya pengetahuan
Intervensi keperawatan
Monitoring gas darah, mengkaji denyut nadi, monitoring sistem jantung dan paru
(resusitasi), memberikan oksigen yang adekuat.
Monitoring jantung paru, mengkaji tanda vital, memonitor perfusi jaringan tiap 2-
4 jam, monitor denyut nadi, memonitor intake dan out put serta melakukan
kolaborasi dalam pemberian vasodilator.
3. Intoleransi aktifitas :
6. Kurangnya pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
(http://askep-askeb-kita.blogspot.com/)
Asfiksia Neonatorum
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2
dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam
kehidupan lebih lanjut.
Atas dasar pengalaman klinis, Asfikia Neonaiorum dapat dibagi dalam :
a. "Vigorous baby'' skor apgar 7-10, dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak
memerkikan istimewa.
b. "Mild-moderate asphyxia" (asfiksia sedang) skor apgar 4-6 pada pemeriksaan
fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari lOOx/menit, tonus otot kurang baik
atau baik, sianosis, refick iritabilitas tidak ada
c. Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisis ditemukan' frekuensi
jantung kurang dari l00x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-
kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada
Asfiksia berat dengan henti jantung yaitu keadaan :
1. Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir
lengkap.
2. Bunyi jantung bayi menghilang post partum.
II. ETIOLOGI
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan perlukaran gas
atau pengangkutang O2 dari ibu kejanin. Gangguan ini dapat timbul pada masa
kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Hampir sehagian hes;ir asfiksia
bayi baru lahir meriip;ik;in kcltiniutan asfiksia janin, karena itu penilaian janin
selama kehamilan dan persalinan. memegang peran penting untuk keselamatan
bayi atau kelangsungan hidup yang sempurna tanpa gejala sisa.
III. PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan
asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini
dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar
lerjadi “Primarg gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan.
Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan
persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi
fugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan
gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya
asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea)
disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan
memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan
teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi
selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada tingkat ini
ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme dan
pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan
pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila G3
berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobik yang berupa
glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan
hati akan berkuang.asam organik terjadi akibat metabolisme ini akan
menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan
terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan
diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi
jantung terjadinya asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel
jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan jantung dan
pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan akan tingginya
resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem
tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler
yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak
yang terjadi menimbuikan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi
selanjutnya.
IV. MAN1FESTASI KLINIS
Asfiksia biasanya merupakan akibat dari hipoksi janin yang menimbulkan tanda:
- DJJ lebih dari 1OOx/mnt/kurang dari lOOx/menit tidak teratur
- Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
- Apnea
- Pucat '
- sianosis
- penurunan terhadap stimulus.
V. PENATALAKSANAAN KLINIS
a. Tindakan Umum
- Bersihkan jalan nafas : kepala bayi diletakkan lebih rendah agar lendir mudah
mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop untuk membantu penghisapan lendir
dari saluran nafas ayang lebih dalam.
- Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak
memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak kaki menekan
tanda achiles.
- Mempertahankan suhu tubuh.
b. Tindakan khusus
- Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa endotrakeal. dapat
dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan O2. Tekanan O2
yang diberikan tidak 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan
message jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum 80 –100
x/menit.
- Asfiksia sedang/ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik. Bila
gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala bayi
ektensi maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui kateter dalam hidung, buka tutup
mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-bawah secara teratur 20x/menit
- Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi