Anda di halaman 1dari 2

KENALI REUMATOID ARTRITIS: SI SISTEM IMUN YANG TAK LAGI

MENJALANKAN FUNGSINYA

Reumatoid artritis vs Asam Urat


Rheumatoid arthritis (RA) atau sering juga disebut artritis reumatoid (AR) merupakan salah
satu jenis penyakit rematik yang merupakan penyakit autoimun. Jenis penyakit rematik
bermacam-macam. Lebih kurang terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik. Penyakit
rematik memiliki gejala yang mirip satu dengan yang lain. Masyarakat umumnya
menganggap semua penyakit rematik disebabkan oleh asam urat, padahal penyakit rematik
karena asam urat (reumatoid gout) hanya terjadi sekitar 7% dari keseluruhan penyakit
rematik. Penyakit reumatoid artritis merupakan salah satu penyakit rematik yang termasuk
jarang dijumpai, namun bila tidak diobati, penyakit ini dapat mengakibatkan kecacatan
sendi secara permanen.

Reumatoid Artritis si Penyakit Autoimun


Reumatoid artritis termasuk penyakit autoimun yang menyerang
persendian tulang. Sendi yang terjangkit biasanya sendi kecil
seperti tangan dan kaki secara simetris (kiri dan kanan)
mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri
dan kemudian sendi mengalami kerusakan. Kerusakan sendi sudah
mulai terjadi pada 6 bulan pertama terserang penyakit ini, dan
cacat bisa terjadi setelah 2-3 tahun bila penyakit tidak diobati.

Penyakit autoimun terjadi karena adanya gangguan pada fungsi


normal dari sistem imun yang menyebabkan sistem imun
menyerang jaringan tubuh sendiri atau dikarenakan adanya
kegagalan antibodi dan sel T
untuk mengenali sel tubuhnya
sendiri sehingga merusak sel tubuh sendiri karena
menganggap sel tubuh merupakan benda asing.

Reumatoid artritis menyerang lapisan dalam bungkus sendi


(sinovium) yang mengakibatkan radang pada pembungkus
sendi. Akibat sinovitis (radang pada sinovium) yang
menahun, akan terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi,
tulang, tendon dan ligamen dalam sendi.

Peradangan sinovium menyebabkan keluarnya beberapa


zat yang menggerogoti tulang rawan sel sehingga
menimbulkan kerusakan tulang dan dapat berakibat
menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu
gerak sendi. Dalam seminar yang diadakan Wyeth
Indonesia 20 Mei 2009 lalu juga mengungkap bahwa artritis reumatoid dapat menyerang
semua usia, dari anak sampai usia lanjut dan perbandingan wanita : pria adalah 3 : 1.

Gejala Reumatoid Artritis:


Terjadi peradangan pada sendi, terasa hangat di bagian sendi, bengkak, kemerahan dan
sangat sakit. Biasanya pada banyak sendi, simetris, sendi terasa kaku di pagi hari. Selain
itu, gejala lainnya adalah demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah,
dan anemia.
Pengobatan Rheumatoid Artritis
Bertindak sebagai nara sumber, Prof. Dr. dr. Harry Issbagio, SpPD-KR, K Ger menyatakan
bahwa belum ada obat yang menyembuhkan reumatoid artritis, dalam artian bila obat
sihentikan, maka penyakit tidak kambuh lagi. Pengobatan reumatoid artritis ditujukan
untuk:

1. Mengurangi nyeri
2. Mengurangi inflamasi
3. Menghentikan kerusakan sendi
4. Mencegah cacat
5. Memperbaiki fungsi sendi
6. Memperbaiki kualitas hidup
7. Mencegah kematian dini

Dahulu, pengobatan reumatoid artritis hanya untuk menghilangkan gejalanya saja, seperti
mengurangi bengkak,nyeri (pengobatan simptomatik). Dengan pengobatan untuk mengurangi
gejala saja, cacat tetap terjadi.
Sekarang, pengobatan reumatoid artritis dimaksudkan untuk menghentikan penyakit agar tidak
berlanjut, mencegah hilangnya fungsi sendi, dan mencegah cacat, sehingga dapat mencegah
kematian prematur.
Di masa depan, pengobatan diarahkan untuk mengurangi penyakit meskipun pengobatan
dihentikan.
Pengobatan RA dibagi dua, yaitu terapi menggunakan obat, dan terapi non obat seperti
fisioterapi, psikologik, dan pembedahan.
Pengobatan dengan menggunakan obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying anti
rheumatic drug/DMARD) seperti metroteksat, sulfasalasin, kloroquin dapat digunakan. Namun
kekurangan dari penggunaan obat tersebut adalah efek samping yang ditimbulkan cukup besar,
prosedur penggunaan cukup rumit, efek lambat, dan angka kegagalan yang cukup besar.

Penggunaan agen biologi yang mekanisme kerjanya menginaktivasi sel T memiliki


keuntungan bekerja lebih cepat, efek samping yang sedikit, dan angka keberhasilan yang
cukup tinggi. Namun kekurangan penggunaan agen biologi dalam pengobatan RA adalah
harganya yang cukup mahal bagi kebanyakan masyarakat. Yang perlu diingat adalah bahwa
kunci keberhasilan pengobatan RA yaitu diagnosa dini dan pengobatan awal yang prograsif,
yaitu sesegera mungkin menggunakan obat pengubah perjalanan penyakit (DMARD) bila
diagnosa telah ditegakkan. reumatoid artritis belum dapat disembuhkan, namun dapat
dikontrol sampai tercapainya tingkat remisi (sembuh sementara), di mana gejala penyakit
terutama kerusakan sendi dapat dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai