Anda di halaman 1dari 7

Wednesday, March 24, 2010

Manusia Sebagai makhluk budaya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia
sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia
dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan
Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan seimbang. Selain itu manusia
juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal
dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu
pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan
kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan
seimbang. Agar norma-norma tersebut berjalan haruslah manusia di didik dengan
berkesinambungan dari “dalam ayunan hingga ia wafat”, agar hasil dari pendidikan –
yakni kebudayaan– dapat diimplementasikan dimasyaakat.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator”
terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan
kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat
bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan
menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang
tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari
pendidikan suatu bangsa.

1.2 Identifikasi Masalah


Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan
yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya
yaitu :
1. Kebutuhan apa saja yang menjadi dasar manusia sebagai makhluk budaya?
2. Apa yang menjadi kaitan antara manusia sebagai makhluk budaya dengan
kemanusiaan itu sendiri?
3. Apa yang dimaksud dengan etika dan estetika?
4. Apa yang dimaksud dengan memanusiakan manusia?
5. Apa saja masalah dalam kebudayaan?

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah
satu tugas dari mata kuliah ilmu budaya dasar, juga bertujuan antara lain :
1. Mengetahui kebutuhan dasar manusia
2. Mengetahui kaitan antara manusia sebagai makhluk budaya dengan kemanusiaan
3. Mengetahui etika dan estetika
4. Mengetahui maksud dari memanusiakan manusia
5. Mengetahui masalah-masalah kebudayaan dan solusinya

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan manusia
Empat macam makhluk :
1. Alam
2. Tumbuhan
3. Binatang
4. Manusia

Perbedaan Manusia dengan makhluk lainnya adalah manusia mempunyai akal budi yang
merupakan kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami. Budi sendiri berasal dari
bahasa sanskerta Budh artinya akal,tabiat, perangai, dan akhlak. Menurut Sutan Takdir
Alisyahbana Budi yang mnyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan
bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberikan penilaian objektif terhadap
objek dan kejadian. Manusia dengan akal budinya mampu memperbaruhi dan
mengembangkan sesuatu untuk kepentingan hidup dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup.

Menurut A.Maslow, Kebutuhan hidup manusia dibagi menjadi 5 tingkatan :


1. Kebutuhan fisiologis ( physiological needs)
Kebutuhan primer,dasar dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari manusia
seperti makanan,pakaian, tempat tinggal, kesembuhan ,seks dll.
2. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan ( safety dan security needs)
Bebas dari rasa takut, perlakuan tidak adil, terlindung dari ancaman penyakit, dll.
3. Kebutuhan Sosial ( Social needs)
Kebutuhan kan dicintai, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan,kerjasama,
interaksi, dll.

4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)


Kebutuhan dihargai kemampuan, kedudukan, jabatan, status, pangkat,dll.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri ( self actualization)
Kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan potensi-potensi, kemampuan, bakat,
kreativitas,ekspresi diri, prestasi,dll

2.2 Manusia dan Kemanusiaan


Hakikat dan sifat-sifat khas manusia sebagai makhluk yang tinggi harkat martabatnya
Hakikat manusia berdasarkan pancasila disebut hakikat kodrat monopluralis, yang terdiri
atas :
a. Monodualis susunan kodrat manusia :
- aspek keragaan, meliputi wujud materi anorganis benda mati, vegetatif, dan animalis
- aspek kejiwaan ,meliputi : cipta, rasa dan karsa.
b. Monodualis sifat kodrat manusia yg terdiri
- segi individu
- segi social

c. Monodualis kedudukan kodrat


Manusia sebagai makhluk yang berkepribadian merdeka (berdiri sendiri) sekaligus
menunjukkan keterbatasan sebagai makhluk Tuhan.

2.3 Manusia Dan Kebudayaan


Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak
dari Buddhi diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Secara umum
Budaya merupakan hasil budi dan daya dari manusia.

JJ. Hoeningman membagi kebudyaan dlm 3 wujud :


a. Gagasan
Kebudayaan yang berbentuk kumpulan, ide, gagasan,nilai,norma, peraturan yang sifatnya
abstrak.
b. Aktivitas (tindakan)
Wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
Sering disebut sebagai system sosial, yaitu aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, mengadakan kontak, bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu.sifatnya konkret dapat diamati.
c. Artefak ( karya)
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda yang dapat diraba dan dilihat.

7 unsur kebudayaan bersifat universal :


a. Sistem perlatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
b. sistem mata pencaharian
c. sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
d. bahasa
e. kesenian
f. sistem pengetahuan
g. sistem religi

2.4 Etika dan estetika berbudaya


Etika berasal dari bahasa Yuniani, ethos. Ada 3 jenis makna etika menurut Bertens :
a. Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
b. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral ( kode etik)
c. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat moral)

Kebudyaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia beretika, akan
menghasilkan budaya yang beretika.
Etika berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung
niali-nilai etik yang bersifat universal. Meskipun demikian suatu bidaya yang dihasilkan
memenuhi nilai-nilai etik atau tidak bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini
oleh masyarakat.

Estetika dapat dikatakan sebagi teori tentang keindahan atau seni, Estetika berkaitan
dengan nilai indah-jelek.

Makna keindahan :
a. secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan
b. secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan ( bentuk dan warna)
c. secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui indera.

Estetika berifat subyektif, sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah
menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.

2.5 Memanusiakan manusia


Manusia tidak hanya sekedar homo, tetapi harus ditingkatkan menjadi Human dengan
cara memiliki prinsip, nilai dan rasa kemanusiaan yang melekat pada dirinya.

Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk menghargai dan menghormati


harkat dan derajat manusia dengan cara tidak menindas sesama, todak, tidak bersifat
kasar, tidak menyakiti, dan perilaku buruk lainnya.

2.6 Problematika kebudayaan


Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia
sebagai pemilik kebudayaan, Dinamika Kebudayaan berupa :
a. Pewarisan kebudayaan
Proses pemindahan, penerusan, pemilikan dan pemakaian kebudyaan dari generasi ke
generasi secara berkesinambungan

Pewarisan dapt melalui :


- enkulturasi (Pembudayaan) : Proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap
individu dengan system norma
- adaptasi dan peraturan hidup dalam kebudayaan
- Sosialisasi (Proses pemasyarakatan)

Individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam masyarakat.


Masalah dalam Pewarisan Kebudayaan :
- Sesuai/tidaknya budaya warisan dengan dinamika masyarakat saat sekarang.
- Penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya
- Munculnya budaya baru yang tidak sesuai dengan budaya warisan.

b. Perubahan kebudayaan
Perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsure-unsur
budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan dimana fungsinya tidak sesuai
dengan bagi kehidupan.
Contoh : pembangunan , modernisasi

Masalah yang muncul :


- Perubahan bersifat regress (keminduran)
- Perubahan melalui revolusi

c. Penyebaran Kebudayaan (difusi)


Proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain.

Arnold J. Toynbee, dalam Penyebaran budaya dalil tentang radiasi Budaya sebagai
berikut :
- Aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual.
- Kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya, makin tinggi
aspek budaya, makin sulit diterima.
- Jika satu unsure budaya masuk, maka akan menarik unsure budaya lain.
- Unsur budaya yg masuk bisa berbahaya bagi masyarakat yang menerima budaya
tersebut.

Masalah dalam difusi :


Hilangnya nilai-nilai budaya local sebagai akibat masukknya budaya asing. Selain difusi
kontak antar kebudayaan bisa berupa :
- Asimilasi : Peleburan antar kebudayaan yang bertemu, berlangsung lama dan intensif.
- Akulturasi: kontak antar kebudayaannamumasing-masing masih menunjukkan unsur-
unsur budayanya.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan manusia antara lain kebutuhan fisiologis ( physiological needs), Kebutuhan
akan rasa aman dan perlindungan ( safety dan security needs), Kebutuhan Sosial ( Social
needs), Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), Kebutuhan akan aktualisasi diri
( self actualization).
Hakikat manusia berdasarkan pancasila disebut hakikat kodrat monopluralis, yang terdiri
atas :
a. Monodualis susunan kodrat manusia
b. Monodualis sifat kodrat manusia
c. Monodualis kedudukan kodrat

Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak
dari Buddhi diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Secara umum
Budaya merupakan hasil budi dan daya dari manusia.

Etika berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung
niali-nilai etik yang bersifat universal. Meskipun demikian suatu bidaya yang dihasilkan
memenuhi nilai-nilai etik atau tidak bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini
oleh masyarakat.

Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk menghargai dan menghormati


harkat dan derajat manusia dengan cara tidak menindas sesama, todak, tidak bersifat
kasar, tidak menyakiti, dan perilaku buruk lainnya.

Anda mungkin juga menyukai