penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk mencegah kondisi korban semakin
parah. Luka Bakar sering terjadi di rumah tangga, di antaranya terkena api, tersiram air panas,
minyak panas, sampai kuah masakan yang panas. Tanda-tanda luka bakar sesuai tingkat
keparahannya, untuk luka bakar ringan terjadi rasa panas dan nyeri, kemerah-merahan pada
bagian yang terkena panas, kadang terjadi pembengkakan. Luka bakar ringan bila yang
terkena hanya lapisan tanduk kulit ( stratum corneum) dan tidak mengenai jaringan kulit,
yang ditandai dengan warna kemerah-merahan, biasanya luka bakar ringan akan sembuh
dalam 3 hingga 5 hari. Kulit yang terkena luka bakar biasanya terasa panas dan melepuh
sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman pada badan. Masyarakat awam seringkali
mengobati luka bakar dengan mengoleskan odol, padahal tidak dianjurkan mengoleskan luka
bakar dengan odol, keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka bakar dan akan
menambah penderitaan, sebab saat membersihkan akan terasa sakit. Saat tubuh terkena luka
bakar, maka dengan sendirinya tubuh akan mengeluarkan cairan, jika dioleskan dengan odol
maka bisa menutupi kulit dan menghambat cairan yang akan keluar dari dalam tubuh dan
juga bisa menghambat petugas medis untuk mengobati. Penanganan awal pada satu jam
pertama sangat menentukan keparahan luka bakar selanjutnya. Luka bakar dikulit sebaiknya
segera dibasahi dengan air bersih yang mengalir yang bertujuan mendinginkan bagian yang
terbakar dan bila kulit memerlukan cairan kulit dapat menyerap cairan dari air bersih yang
diberikan ketempat luka. Setelah itu untuk luka bakar ringan dapat diberikan salep pendingin
luka dan berobat jalan. Salep pendingin (unguentum lenies) digunakan untuk maksud
memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit ( Harun, 2007).
2.3.2 Kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang penting yang merupakan permukaan luar
organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan lingkungan luar. Kulit berfungsi :
Melindungi jaringan terhadap kerusakan kimia fisika, terutama kerusakan
mekanik dan terhadap masuk nya mikroorganisme.
Mencegah terjadinya pengeringan berlebihan, akan tetapi penguapan ar
secukupnya.
Bertindak sebagai pengatur panas dengan melakukan konstriksi dan dilatasi
pembuluh darah kulit serta pengeluaran keringat.
Bertindak sebagai alat pengindera dengan reseptor yang dimilikinya yaitu
reseptor tekan, suhu, dan nyeri.
Susunan Kulit
Luka Bakar
luka bakar adalah kerusakan jaringan yang timbul akibat kerja suhu yang tinggi.
Derajat dan besarnya kerusakan akibat panas ini tergantung kepada besarnya suhu dan lama
kontak. Akibat terbakar ini dapat dibagi menjadi 4 stadium :
a. Luka bakar tahap I, pada daerah kerja terjadi pemerahan, pembekakan ringan pada
kulit yang disertai rasa tegang dan rasa nyeri. Pada luka bakar tahap I yang terkena
hanya lapisan tanduk kulit dan tidak mengenai jaringan.
b. Luka bakar tahap II, terjadi bila luka bakar mengenai jaringan bawah lapisan tanduk
yang ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung berisi cairan berwarna jernih
tetapi kental,rasa nyeri /sakit yang mengganggu, dan bila gelembung tersebut pecah
akan terlihat kulit yang berwarna kemerah-merahan.
c. Luka bakar tahap III, terjadi kerusakan permanen pada epitel dan kelengkapan kulit
(kelenjar lemak, keringat, bau, rambut dan kuku). Akibat suhu yang amat tinggi
tersebut, terjadi denaturasi protein dan nekrosis sampai ke lapisan korium, sunkutis,
atau bahkan lebih dalam lagi.
d. Luka bakar tahap IV, jika telah terjadi pengarangan, disini jaringan tidak hanya
berkoagulasi tetapi akibat kerja panas yang hebat jaringan akan hitam mengarang.
(Ernst, 1999 ; hal 586)
Obat-obat tersebut diatas dapat dipakai pada kulit sebagai obat kompres, pasta, salep, lotio
maupun liniment (Nuraini, 1988 ; hal 95).
Kriteria panelis :
i. Memiliki kepekaan dan konsistensi yang tinggi.
ii. Panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih yang diambil secara acak. Jumlah
anggota penelis semakin besar semakin baik.