Anda di halaman 1dari 36

TITIK NOL

WHY? WHY? WHY?

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 1


TITIK NOL PERTAMA
APA MOTIVASI KAMU?
Education is a better safeguard of liberty than a standing army.
Edward Everett

Motivasi, motivasi, dan motivasi.


Sebagian dari kita pasti mengerti donk apa yang dimaksud dengan
motivasi? Apa ada dari kamu yang belum mengerti motivasi?
Yang aku maksud adalah motivasi apa yang menyebabkan kamu ingin
kuliah di luar negeri?
Sebelum kamu berniat kuliah di luar negeri dan mencari beasiswa,
renungkan dahulu niat kamu. Apa motivasi kamu? Mengapa kamu ingin
mencapainya? Alasan besar apa yang mendasari kamu? Apakah kamu sudah
mantap dengan pilihan itu?
Motivasi menjadi kunci penting bagi kamu. Percaya atau tidak, motivasi
adalah energi terbesar yang mendorong manusia untuk berusaha. Motivasi
membuat manusia lebih hidup. Tanpa motivasi kuat, jangan heran jika kamu
akan mudah menyerah ditengah jalan.
Hmm... lantas apa motivasi umum orang-orang?

Kualitas Pendidikan
Pendidikan di Indonesia? Sudah jadi rahasia umum bahwa kualitasnya
belumlah sesuai dengan harapan. Tak usah lama-lama dibahas disini. Kalau
kamu rajin baca koran, majalah, dan browsing internet, kamu pasti sering
menemukan berita-berita kurang sedap tentang pendidikan di negara kita.
Contohnya, kasus anak sekolah yang tidak mampu membayar biaya,
gedung sekolah yang mirip gubuk yang mau ambruk, biaya kuliah yang
makin melangit, layanan birokrasi yang ribet, dan lain-lain.
Dulu, aku sering iri dengan teman-teman yang kuliah di luar negeri.
Contoh sederhana, betapa susahnya saat aku butuh literatur jurnal terbitan
luar negeri. Memang kampusku berlangganan jurnal online. Aku tinggal
login ke intranet di kampus, lantas aku masuk ke bagian jurnal lalu mulai
mencari.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 2


Tapi... jangan harap aku bisa menemukan jurnal terbaru, apalagi ebook
terbaru. Pernah aku mendapat harapan. Aku begitu bersemangat
menemukan jurnal yang kubutuhkan. Namun begitu aku klik, ternyata yang
muncul hanya abstrak! Menyebalkan! Memangnya aku cuma butuh abstrak?
Tak kekurangan akal, aku kirim email teman yang kuliah di Amerika
Serikat dan minta tolong dicarikan jurnal tersebut. Eh, tidak sampai satu hari
akhirnya aku dikirimi email oleh temanku. Tak lupa, dia memberikan jurnal
yang aku maksud melalui attachment email. Begitu menyenangkan bukan?
Ditambah kecepatan internet yang super cepat!
Aku sendiri sering meminta tolong kepada dia untuk download beberapa
buku terbaru. Hm...bayangkan jika universitas di Indonesia memiliki akses
penuh terhadap literatur. Keuntungan bagi kita yang kuliah disini adalah
mendapatkan kesempatan untuk lebih maju.
Mau bukti tentang kualitas pendidikan? Kamu bisa browsing internet.
Ini dia beberapa versi peringkat universitas :
• Times Higher Education (THE), kamu bisa lihat lebih jauh di :
http://www.topuniversities.com.
• Academic Ranking of World Universities (ARWU) yang bisa kamu
lihat di http://www.arwu.org.
• Webonometrics yang membuat peringkat berdasarkan situs
universitas. Coba buka : http://www.webometrics.info. Sebenarnya
peringkat versi ini sangat tidak mencerminkan kualitas akademik
karena melihat dari sisi dunia maya saja.
Peringkat universitas versi THE dan ARWU paling diakui oleh berbagai
negara. Cakupan mereka juga luas, meliputi seluruh benua dan berbagai
bidang ilmu.

Keren dan Gengsi


Mau nggak mau alasan ini pasti masuk prioritas atas. Kuliah di luar
negeri pasti menaikkan gengsi kamu. Bayangin saat kamu sudah lulus dari
luar negeri dan sedang interview kerja. Si pewawancara bertanya, ”Anda
lulusan dari mana?”
”Saya master lulusan Harvard University. Saya mengambil bidang bisnis,
baru saja lulus dua bulan yang lalu.”
Bayangin, betapa bangga saat kamu bilang lulusan Harvard, the best
university in the world. Harga diri dan gengsi meningkat. Tentu ada
kebanggaan tersendiri ^-^.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 3


Tidak diragukan lagi, kuliah di luar negeri akan membuat bangga kamu
sendiri, saudara, orang tua, teman dekat, pacar (jika emang punya), kakek
nenek dan keluarga besar. Si Ibu pasti bangga cerita kepada teman-teman
arisan bahwa anaknya sedang kuliah di Amerika Serikat. Si Bapak pasti
bangga cerita pada teman-teman kantor.
Alasan ini membuat ribuan siswa-siswi memilih kuliah di luar negeri
terutama bagi keluarga ekonomi menengah keatas. Alasan mereka, ”Biaya
kuliah di dalam negeri dan di luar negeri sekarang hampir sama. Mendingan
kuliah di luar negeri, dengan biaya tak jauh berbeda tapi dapat bargaining
position lebih bagus ketika lulus,”

Cari Ilmu
Rasanya ini menjadi alasan serius :D. Tapi beneran, kamu mesti
memiliki alasan ini. Jangan sampai kamu menghilangkan alasan yang satu
ini. Bisa-bisa usaha kamu menjadi sia-sia setelah sekian tahun kuliah di luar
negeri. Bukan ilmu yang kamu dapat, tapi hanya buang-buang uang dan
tenaga.
Ilmu adalah alasan logis. Mari kita tengok, berapa jumlah universitas di
Indonesia? Dari ratusan universitas tersebut, berapa jumlah bidang studi?
Secara umum kamu akan menjumpai program studi yang hampir sama di
semua universitas. Misalnya, untuk fakultas ekonomi, kamu akan menjumpai
jurusan Ilmu Ekonomi, Akuntansi dan Manajemen. Untuk fakultas teknik,
kamu akan menemui jurusan Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, dan
sebagainya.
Update ilmu pengetahuan tentu lebih terasa di luar negeri. Universitas
papan atas dan universitas di luar negeri banyak menawarkan bidang studi
spesifik. Bisa jadi kamu tidak bisa dapat di Indonesia. Kamu bisa dapatkan di
luar negeri. Wajar jika mereka menawarkan banyak pilihan. Tiap negara
pasti punya keunikan masing-masing. Tiap universitas bisa membuka
program yang sesuai dengan kemampuan universitas.
Banyak mahasiswa mencari ilmu baru di luar negeri. Mereka berpikir
ingin mendalami ilmu dengan lebih serius. Misal, seorang lulusan IPB ingin
mendalami ilmu pertanian ke Prancis, maka dia mengambil master bidang
pertanian di Prancis. Seorang lulusan ITB ingin mendalami ilmu pesawat
terbang di Jerman. Dan masih banyak lagi contoh lain.
Keunggulan seperti itu bisa kamu dapatkan dengan kuliah di luar negeri.
Kita sudah maklum bahwa sekarang era pengetahuan dan teknologi. Ilmu
pengetahuan dan teknologi cepat sekali berubah dan mengalami
perkembangan luar biasa. Dan perkembangan luar biasa ini biasanya terjadi
di negara-negara maju.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 4


Karir
Untuk apa kamu belajar hingga tingkat tinggi? Salah satu jawabannya
adalah untuk membangun karir. Kuliah di luar negeri akan membuka
kesempatan. Begitu pulang dari luar negeri, kamu mendapatkan ilmu baru,
jaringan baru, dan teman baru.
Tidak diragukan lagi, beberapa jenis pekerjaan membutuhkan tingkatan
pendidikan tertentu. Ambil contoh, dosen di perguruan tinggi. Jangan harap
karir dosen akan lancar jika tidak menyandang gelar doktor. Contoh lain
adalah lembaga pemerintahan. Memiliki gelar pendidikan tinggi akan
memuluskan karir.
Lalu apa mesti dengan kuliah setinggi-tingginya, karir menjadi lancar?
Belum tentu. Prinsipnya, sesuaikan dengan karir yang ingin kamu bangun.
Misalnya aku ingin karir bidang bisnis di perusahaan, apakah sebaiknya aku
memilih MBA program?
Jadi, pilihlah yang sesuai dengan tujuan hidup kamu. Kamulah yang
lebih tahu mau kemana bukan? Tanyakan pada diri kamu sendiri.

Teaching & Research


Mana yang lebih kamu sukai? Kuliah dengan sistem teaching atau
research? Tentu semua tergantung kamu sendiri. Yang pasti, kuliah di luar
negeri (asalkan di universitas yang diakui) menawarkan kesempatan kualitas
lebih bagus dalam teaching dan research.
Teaching didukung dengan fasilitas yang lebih oke ketimbang di
Indonesia. Kelas yang lebih aktif, dosen yang open minded, mahasiswa yang
suka debat, perpustakaan yang lengkap dan jaringan internet yang lebih
kenceng. Research didukung oleh laboratorium yang oke, akses data yang
mudah, literature yang komplet dan akademisi yang suka riset.
Sebuah pertanyaan penting. Bagaimana kamu menentukan kualitas
pengajaran dan riset dari sebuah universitas? Gampang
kok. Lihat saja siapa staf pengajar, seberapa banyak
mereka publikasi jurnal, seberapa sering mereka
mendapat penghargaan, dan seberapa besar dana
penelitian di institusi mereka.
US memiliki puluhan pemenang nobel. Tak heran
jika universitas di US masih menjadi primadona. Kalau
kamu ingin menjadi cerdas, dekatilah para pemenang
nobel. Belajar dari mereka, kuliah di tempat mereka,
jadi teaching assistant atau research assistant.
Kamu yang ingin diajar oleh dosen berkualitas

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 5


mesti memendam keinginan kuliah di luar negeri. Kamu yang ingin
mendapatkan pengalaman riset bagus dan dana riset melimpah, sebaiknya
kuliah di luar negeri.
Nanti suatu saat kamu akan ’tertular’. Tidak usah diragukan lagi.
Penghargaan yang didapatkan ilmuwan karena mereka berada dalam
lingkungan yang mendukung. Belajar dari para nobelis memberikan
kesempatan untuk menimba ilmu. Tak mustahil suatu saat kamu sendiri
yang akan meraih nobel. Amin...

Jaringan
Kuliah di luar negeri berarti membangun jaringan. Minimal dengan
mahasiswa asing se-dunia, staf pengajar, lembaga riset dan universitas di
luar. Jaringan ini bukan hanya untuk kamu saja tapi untuk anak cucu dan
masyarakat.
Kuliah di luar negeri ibarat “menanam”. Dan memang tak hanya si
penanam akan memetik hasil, meski bukan saat ini.
Nah, sudah banyak orang Indonesia yang kuliah di luar negeri. Tentu
saja menjadi sebuah peluang bagi kamu yang masih di Indonesia. Kamu bisa
memanfaatkan untuk kemajuan dirimu. Jangan pernah malu membangun
jaringan.
Saat beneran kamu kuliah di luar negeri, jangan cuma diam di kelas.
Bangunlah jaringan seluas-luasnya. Nanti kamu akan mendapatkan
keuntungan besar. Nggak cuma kamu, anak cucu, anak didik dan masyarakat
Indonesia akan mendapatkan manfaat juga.

Biaya Kuliah Bisa Lebih Murah


Boleh percaya atau tidak (tapi nanti kamu pasti percaya ^_^) kalau biaya
kuliah di luar negeri bisa lebih murah daripada di dalam negeri. Tidak semua
biaya kuliah di luar negeri itu mahal selangit. Jika kamu pinter cari
universitas yang menawarkan kualitas bagus dengan harga terjangkau, kamu
pasti bisa dapat!
Contohnya, di US, biaya kuliah pasca sarjana memang selangit, apalagi
buat mahasiswa internasional. Sekedar contoh, biaya kuliah bisa mencapai
belasan ribu dollar US hingga lebih dari lima puluh ribu dollar US
per tahun.
Eropa? Kamu bisa dapat ’harga miring’ jika kuliah di beberapa
negara Eropa. Tentunya jika kamu pinter nyari-nyari informasi.
Prancis adalah negara yang memberikan tarif murah untuk ratusan
program studi french oral and writing. Prancis termasuk negara

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 6


fair, yang tidak mendiskriminasi mahasiswa domestik dan asing. Ada
program studi yang cuma butuh 200 Euro/tahun (sekitar Rp 3 juta/tahun).
Namun ada program studi yang berharga ribuan Euro/tahun.
Jerman? Masih murah meski banyak universitas sudah melakukan
pungutan uang kuliah. Namun tidak terlalu mahal dan tergantung program
studi. Bermacam-macam, mulai dari 200 Euro/tahun hingga ribuan
Euro/tahun. Rata-rata besarnya ratusan Euro. Sebuah harga yang masih
wajar untuk ukuran negara semaju Jerman.
Aku sendiri pernah apply universitas di Swiss dan mendapatkan
harga miring, yaitu 500 Euro/tahun. Tentu sebuah harga yang murah
dibandingkan dengan tingkat pendapatan perkapita Swiss. Tentunya
asal bisa mencari universitas mana yang memberi harga murah.
Negara-negara Skandinavia seperti Norwegia, Swedia dan
Finlandia kabarnya juga masih gratis. Namun isu yang terdengar
(kalau kamu rajin baca-baca internet) adalah akan muncul pungutan
uang kuliah. Untuk Swedia, mulai tahun 2010, mereka mulai
menarik tuition fee.
Inggris dan Belanda? Jangan ditanya. Kuliah disana termasuk mahal.
Kamu bisa butuh ribuan Euro/tahun hingga lebih dari belasan ribu
Euro/tahun. Sebuah angka fantastis jika ’di rupiahkan’.
Kuncinya adalah pinter-pinter cari informasi. Aku yakin kamu bisa dapat
banyak informasi cukup dari internet. Manfaatkan kemudahan hidup zaman
sekarang.

Kesempatan Beasiswa
Universitas yang nongol di papan atas ranking biasanya sangat
kompetitif. Persaingan masuk sangat ketat dengan berbagai requirement.
Susah masuk, tapi begitu masuk, kesempatan besar terbuka untuk kamu.
Kesempatan apa? Kesempatan dalam mencari beasiswa dan dana penelitian.
Sebuah fakta, dana riset lebih melimpah di negara maju daripada negara
berkembang. Maka jangan heran jika di Indonesia kamu mesti berjuang
mencari dana riset. Entah menyusun proposal, presentasi proposal, follow up
hingga bikin laporan. Udah gitu, persaingan sungguh ketat karena dana riset
memang terbatas.
Di negara maju, umumnya dana riset lebih melimpah. Katakanlah di AS,
universitas disana memiliki kesempatan melakukan riset dengan leluasa.
Hasil riset bisa menjadi masukan positif bagi universitas dan mendatangkan
dana yang tidak sedikit.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 7


Itulah yang menjadi salah satu sumber dana. Tak hanya dari riset,
banyak negara di Eropa yang masih memberikan subsidi untuk universitas.
Dana melimpah, tentunya memberi peluang bagi mahasiswa untuk ’lebih
makmur’. ’Ransum tambahan’ akan memberikan ’energi’ untuk mahasiswa.
Wajar jika opportunity cost kuliah di luar negeri patut dibayar dengan
opportunity untuk mendapatkan beasiswa.

Cultural Experience
Hidup itu cuma sekali. Sayang sekali jika kamu tidak memanfaatkan
dengan baik. Kuliah di luar negeri menawarkan sensasi baru, yaitu cultural
experience. Kamu tak hanya mendapatkan pendidikan dengan kualitas lebih
baik. Namun kamu punya peluang untuk kenalan dengan teman baru, hidup
dalam lingkungan baru, pengalaman ngomong bahasa asing, belajar budaya
asing, belajar bertoleransi, dan saling menghargai.
Tak usah heran jika di perantauan kamu ketemu dengan beragam rupa
makhluk manusia. Mulai dari beragam bangsa, etnik, bahasa, agama, atheis
dan lain-lain. Kamu mesti belajar menyesuaikan diri. Kamu mesti merasakan
bagaimana susahnya hidup di negeri orang.
Hidup di negeri orang memberikan kesempatan buat kamu untuk belajar
budaya. Kamu bisa belajar budaya Amerika, Eropa, Timur Tengah dan
sebagainya, tergantung dimana kamu kuliah.
Saat di Indonesia, budaya jam ngaret menjadi biasa. Namun begitu
kamu hidup di Eropa Barat, pelan-pelan kamu mesti mengubah budaya itu.
Atau bisa-bisa kamu di omelin gara-gara terlambat.
Banyak mahasiswa menjadi ’pendengar pasif’ saat kelas berangsung. Tak
heran karena memang sejak TK dan SD sudah dibiasakan kayak gitu. Kita
sering diwajibkan duduk tenang dengan tangan diatas meja. Tak boleh ada
protes untuk guru. Jarang muncul pertanyaan sulit atau murid berani
berdebat dengan guru.
Tapi semuanya harus berubah saat kamu kuliah di luar negeri. Jangan
berharap mendapatkan nilai bagus jika kamu tidak menjadi ’mahasiswa
aktif’. Mahasiswa Asia terkenal sebagai ’silent student’ saat kelas
berlangsung. Duduk, diam, tak mendebat, dan jarang ada pertanyaan. Kamu
mesti berubah jika kuliah di luar negeri. Semakin pintar kamu
mempertahankan argumen, kamu makin dihargai dikelas.
Jika kamu hidup di Spanyol, kamu bisa belajar bagaimana budaya
orang-orang Spanyol. Ketika memilih kuliah di China, sebuah kesempatan
besar untuk belajar Chinesse culture. Kalau kamu pilih tinggal di Kairo,

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 8


Mesir, kamu berkesempatan hidup di negeri Seribu Menara, salah satu pusat
budaya di Timur Tengah.
Yuks, kita jadikan ini sebagai tantangan. Belajar budaya adalah hal
menarik. Setelah pulang dari luar negeri, kamu tak hanya mendapatkan ilmu
baru, namun mendapatkan pengalaman budaya baru.

===========================================

Kisah Sukses:
Pertama Daftar Beasiswa, Alhamdulillah Langsung
Dapat Eiffel Scholarship

Saya pertamakali tahu info Eiffel Scholarship pertama kali pada bulan
Agustus 2008. Saat itu seorang profesor dari University of Rennes 1,
Perancis, sedang berkunjung ke FEUI untuk menjalin kerjasama
pertukaran pelajar dan program double degree. Profesor tersebut
menawarkan kepada dosen saya untuk mengajukan aplikasi kepada
beberapa mahasiwa yang berminat melanjutkan pendidikan di Perancis
untuk program studi Ekonomi Publik dan Keuangan Negara.

Karena berminat, saya bertanya dokumen-dokumen dan syarat apa saja


yang perlu dikirimkan serta bagaimana skema beasiswa tersebut. Dan
disaat itulah untuk pertama kalinya saya tahu tentang bourse d'excellence
Eiffel, atau Eiffel grant.

Mengapa tertarik program Eiffel scholarship? Saya perhatikan skema


beasiswa ini sangat menarik dan pembiayaannya komprehensif
(mencakup tiket PP, biaya hidup, sewa tempat tinggal, allowance untuk
buku, asuransi jiwa dan mutuelle, serta tuition fee). Jadi jika diterima,
insyaAllah tidak perlu repot lagi mengurusi hal terkait pembiayaan. Jadi
saya bisa konsentrasi penuh pada kegiatan akademis. Beasiswa ini juga
memungkinkan mahasiswa mengambil program studi berbahasa Inggris,
dan tidak lupa juga memberikan kursus bahasa perancis di kota tujuan.

Awalnya saya bingung dengan alur beasiswa ini. Mengapa? Pertama, saya
hanya mengirimkan data dan dokumen kepada pihak universitas, lalu
tidak tahu langkah selanjutnya. Kedua, penerima beasiswa Eiffel dari
Indonesia ternyata sangat sedikit dan sulit ditemui . Bahkan sulit
mencarinya di mailing-list dan sulit untuk ditelusuri.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 9


Seiring dengan waktu saya mengetahui bahwa pihak universitas yang
mengajukan aplikasi pendaftar kepada beasiswa Eiffel. Jadi setelah data
dan dokumen saya kirimkan (dengan permohonan untuk diajukan ke
beasiswa Eiffel), pihak universitas memberikan acceptance letter dan mereka
juga mengajukan kandidat ke beaiswa Eiffel.

Pendaftaran saya lakukan pada Oktober 2008, dan hasilnya diumumkan


pada Maret 2009. Di bulan Maret 2009, beasiswa Eiffel mengirimkan
konfirmasi kepada pihak universitas. Selanjutnya, sampai dengan
keberangkatan, saya mengurus tiket berangkat, tempat tinggal, dan
lainnya melalui e-mail, dengan pihak universitas dan Eiffel. Dalam hal ini,
tiap universitas pasti memiliki prosedur sendiri. Contohnya, saya
diharuskan mengirimkan fotokopi dokumen asli melalui pos, untuk
melengkapi pendaftaran online.

Alhamdulillah, saya bahagia dan senang sekali, karena selain dapat


kesempatan melanjutkan pendidikan, juga untuk belajar bahasa. Di
universitas tempat saya belajar, program Eiffel diurus oleh sekretariat
Erasmus, sehingga program-program dan tempat tinggal juga disamakan
dengan mahasiswa Erasmus dari seluruh Eropa. Selain menambah ilmu,
alhamdulillah saya juga dapat menambah wawasan dalam berbagai bidang
mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Eropa.

Banyak sekali teman-teman yang bingung dan langsung putus asa


sebelum mendaftar program beasiswa Eiffel. Alasannya karena beasiswa
ini bersifat internasional (sehingga lebih sulit) dan kendala bahasa Prancis.
Pesan saya untuk teman-teman yang berminat melanjutkan studi di
Perancis, jangan mudah menyerah, cari informasi sebanyak-banyaknya
melalui universitas (termasuk informasi apakah universitas tersebut dapat
mengajukan kepada beasiswa Eiffel). Jangan takut mendaftar! Jangan
sungkan-sungkan bertanya kepada dosen dan senior.

Selamat berburu beasiswa yaa!!! Sukses!!! :)

-Talitha Chairunissa, Rennes, Prancis-

===========================================

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 10


Jalan-Jalan
Bagi yang suka travelling, kuliah ke luar negeri tentu menjadi
kesempatan bagus. Bagi yang suka tantangan, kamu bisa mencoba
berkeliling.
Gambar Panorama Alam Eropa

(Sumber : http://www.travelswise.com/Travel-Europe.jpg. Diakses 22


Februari 2010, 13:35 CET)
Apalagi jika kamu memilih benua Eropa. Kuliah di Eropa menawarkan
kesempatan bagus untuk jalan-jalan. Kamu bisa jadi backpacker dan
menjelah belasan negara, mulai dari Portugal di belahan barat hingga Rusia
di belahan timur. Hal ini dimudahkan dengan sistem visa Schengen. Visa
Schengen memungkinkan kamu bepergian dalam 25 negara di Eropa.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 11


Bayangkan, kamu bisa menikmati keindahan Eropa abad pertengahan.
Keindahan yang terungkap lewat bangunan abad pertengahan, gereja dan
kastil. Hm...rasanya seperti kembali ke abad pertengahan.
Di negara manapun kamu juga bisa jalan-jalan. Misal di US, kamu bisa
berkelana antara kota. Di Jepang kamu bisa menjelajahi sudut-sudut Jepang
yang membawamu kembali ke alam klasik. Di China kamu bisa menikmati
Istana Terlarang dan The Great Wall. Di Mesir kamu bisa kembali ke masa
Fir’aun dengan mengunjungi Piramida. Bahkan di Amerika Latin, kamu bisa
melihat peninggalan bangsa Inca dan Maya.
Yang jelas, suasana yang ditawarkan pasti beda dengan Indonesia. Mungkin
kamu sudah bosan dengan travelling di Indonesia. Nah, kenapa kamu tidak
mencoba kuliah ke luar negeri sambil sesekali travelling? Tapi... bagian ini
jangan dibalik ya! Bukan travelling sambil kuliah. Kuliah tetaplah nomer
satu. Jalan-jalan adalah refreshing dari kuliah.
Itulah beberapa motivasi umum kuliah ke luar negeri. Mestinya masih
banyak alasan lain. Sekarang aku tanya pada kamu, apakah kamu ingin
kuliah di luar negeri? Apa motivasi kamu? Pilih jawaban dibawah ini (boleh
lebih dari satu jawaban)!

A. Kualitas pendidikan
B. Keren dan gengsi
C. Cari ilmu
D. Karir
E. Teaching & Research
F. Jaringan
G. Biaya kuliah tak beda jauh
H. Cultural experience
I. Jalan-jalan
J. .................................. (sebutkan)
K. .................................. (sebutkan)
L. .................................. (sebutkan)

Jika kamu menjawab lebih dari lima poin, saya ucapkan selamat. Berarti
kamu memiliki motivasi makin kuat untuk belajar ke luar negeri.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 12


Ucapkan motivasimu. Tanamkan kuat-kuat dalam diri. Jika perlu, kamu
bisa tulis besar-besar diatas kertas, lalu tempelkan pada dinding kamar.
Tuliskan dalam buku agenda agar selalu ingat kapanpun dan dimanapun.
Ingat! Motivasi adalah bahan bakar utama untuk hidup. Tanpa motivasi,
hidup seperti tak ada arti. Motivasi yang membuat kamu akan mampu
memecahkan segala tantangan. Karena itu jangan pernah meragukan
motivasi.
Ayo, kamu pasti bisa!

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 13


TITIK NOL KEDUA
MITOS-MITOS BEASISWA
THE FIXED-MINDSET says “Are you sure you can do it? Maybe you don’t have the
talent.”
THE GROWTH-MINDSET answers, “I’m not sure I can do it now, but I think I can
learn to with time and effort.”
FIXED MINDSET: “What if you fail—you’ll be a failure”
GROWTH MINDSET: “Most successful people had failures along the way.”
Carol S. Dweck, Stanford University

Setelah kamu punya motivasi, apa yang kamu butuhkan sekarang?


Bagaimana membuat niat menjadi benar-benar realisasi?
Kuliah ke luar negeri emang lebih mahal dari Indonesia. Walaupun kamu
mendapatkan universitas yang murah, biaya hidup lebih mahal. Itu karena
biasanya orang-orang Indonesia memilih kuliah di negara maju (developed
countries). Kecuali kamu sama-sama kuliah di negara berkembang
(developing countries) atau negara kurang berkembang (least developing
countries). Kuliah di negara berkembang dan negara kurang berkembang
memungkinkan kamu memperoleh biaya hidup yang relatif setara.
Tapi berapa banyak orang yang mau? Aku asumsikan kamu lebih
memilih kuliah di negara maju.
Kuliah dimanapun tak masalah, asal kamu punya banyak uang. Kamu
tinggal daftar, bayar uang kuliah dan biaya hidup. Selesai sudah.
Bagaimana jika kamu tidak memiliki cukup uang?
Itulah masalah baru, hehehe....
Kalau kamu tidak punya uang untuk kuliah ke luar negeri, saatnya kamu
berpikir untuk apply beasiswa.
Yup. Beasiswa. Beasiswa mampu mewujudkan mimpi kamu. Beasiswa
yang akan mendukung tiket pesawat, biaya kuliah, biaya hidup, dan biaya
jalan-jalan.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 14


Sebagai permulaan, coba kamu ketik keyword ’beasiswa’ dalam
Google.co.id. Google memang search enginee terbaik saat ini. Apa hasilnya?
Muncul 5.370.000 hasil pencarian selama 0,32 detik. Sebuah hasil yang
menakjubkan. Penulis mengetikkan ’beasiswa’ di Google pada 22 Februari
2010 pukul 2 siang.
Luar biasa!
Nah, ngomong-ngomong tentang beasiswa, sebenarnya beasiswa itu apa?
Jangan-jangan diantara kamu yang sedang baca buku ini, ada yang belum
paham tentang beasiswa.
Secara singkat, beasiswa adalah uang yang diberikan kepada pelajar atau
mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar (Kamus Bahasa Indonesia, Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional).
Intinya adalah bantuan yang diberikan untuk menyelesaikan studi. Tak
hanya berbentuk uang. Bisa berupa tiket pesawat, pemotongan uang kuliah,
penginapan, dan asuransi.
Hm...menarik juga nih, kuliah ke luar negeri dibayarin dengan beasiswa.
Lalu, gimana cara mendapatkan beasiswa? Sulit atau mudah? Seberapa besar
peluang untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri?

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 15


Sekarang kamu ketika ’beasiswa luar negeri’ dalam mesin pencari
Google.co.id. Dalam 0,31 detik muncul 1.000.000 hasil. Tentu lebih
sedikit daripada ’beasiswa’. Maklum, beasiswa mencakup beasiswa luar
negeri dan beasiswa dalam negeri.
Bukankah begitu banyak informasi mengalir via internet? Lantas
mengapa mesti takut melangkah? Kuatkan motivasi kamu untuk mulai
mencari beasiswa. Jika kamu yakin, pasti bisa!
Satu hal yang mengganggu motivasi pencarian beasiswa adalah beberapa
mitos. Mitos beasiswa bisa disebut sebagai kepercayaan diantara
scholarships hunter. Apa saja mitos beasiswa? Yuks, kita ikuti satu per satu.

Mitos # 1 : IPK Rendah, Apa Mungkin Dapat Beasiswa?


Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sering menjadi syarat mutlak untuk
aplikasi beasiswa. Banyak teman bertanya dengan mengirim email ke aku.
Beberapa dari pengirim bertanya, ”Apakah mungkin dengan IPK rendah bisa
mendapatkan beasiswa? Saya kurang percaya diri karena IPK rendah, yaitu
2,85”.
Aku jawab simple saja kepada dia, ”Kalau kamu tidak apply beasiswa,
maka kamu pasti tak akan mendapat beasiswa. Namun jika kamu berani
apply beasiswa, pasti ada peluang untuk mendapatkan beasiswa. Walau
kamu tidak tahu seberapa besar peluang, namun cobalah.”
IPK memang berpengaruh terhadap aplikasi beasiswa. Biasanya lembaga
donatur beasiswa memberi patokan IPK minimal. Misal, beasiswa Kedutaan
Besar Perancis mematok batas minimal sebesar 3,00 (skala 4,00) bagi
pelamar. Khusus untuk fundamental sciences (semacam jurusan
matematika, fisika, kimia dan biologi) Kedubes Perancis menyaratkan
cumlaude alias 3,50.
Australia Development Scholarship (ADS) Program memberikan batas
minimal IPK 2,90. World Bank melalui salah satu bentuk beasiswa memiliki
syarat IPK minimal 3,00. Total E&P (perusahaan minyak dari Perancis)
menawarkan beasiswa dengan syarat IPK minimal 3,00.
Tapi…. Fakta membuktikan bahwa IPK rendah masih memiliki
peluang!
Mau bukti?
Aku sendiri pernah apply beberapa beasiswa yang tidak mensyaratkan
IPK minimal. Tak ada syarat IPK minimal untuk beasiswa Kedubes Swiss.
Aku pernah apply beasiswa Kedubes Italia. Sama juga, tidak ada syarat IPK
minimal! Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menawarkan

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 16


beasiswa kepada dosen yang ingin kuliah S2 dan S3 ke luar negeri. Dan
setelah dibaca, tidak ada syarat IPK minimal selama S1.
Apa cuma itu?
Tidak juga kok. Masih ada beasiswa yang tidak mensyaratkan IPK
minimal. Contohnya? Eiffel Scholarship, sebuah beasiswa bergengsi dari
pemerintah Perancis, tidak mensyaratkan IPK minimal. Aku pernah apply
salah satu konsorsium Erasmus Mundus. Nggak ada IPK minimal kok!
Masih banyak yang lain kok, asalkan kamu pinter nyari.
Satu hal patut kamu catat baik-baik. Selama lembaga donatur beasiswa
tidak menuliskan syarat minimal IPK, maka tidak ada syarat IPK minimal.
Apa yang menjadi kriteria ’prestasi yang sangat baik’?
Mereka pasti memiliki banyak kriteria dan pertimbangan masing-
masing. Bukan urusan kita berpikir terlalu jauh. Kunci penting adalah rajin
cari informasi. Kamu mesti tahu detail apa syarat yang ditetapkan. Asalkan
kamu tidak melanggar ketentuan tertulis, coba saja. Mengapa takut?
Kalau kamu memang memiliki IPK kurang, optimalkan potensi yang
lain. Misal, jago bahasa Inggris, aktif di masyarakat, punya publikasi jurnal
se-abreg, punya koneksi luar biasa, aktif nulis di media massa, dan
sebagainya. Yakinlah mereka nggak mempertimbangkan hitam-putih. Pasti
keunggulan lain patut dipertimbangkan.

Mitos # 2 : Pengalaman Kerja Masih Kurang Nih


Sekali lagi ini cuma kekurangan informasi saja. Sekedar informasi saja,
lebih banyak lembaga beasiswa yang tidak mensyaratkan minimal kerja.
Namun kok masih ada orang yang sering kirim email kepadaku, ”Arip,
aku mau tanya nih. Aku baru kerja satu tahun nih. Apa bisa ya dapat
beasiswa? Bukankan syarat beasiswa adalah pengalaman kerja?”
Aku jawab saja singkat, ”Memang kamu apply beasiswa apa? Tidak
semua butuh pengalaman kerja. Kalau kamu masih menganggap bahwa
sebagian besar beasiswa butuh pengalaman kerja, berarti kamu kurang jago
cari informasi”.
Beberapa lembaga beasiswa memang mensyaratkan pengalaman kerja.
Contohnya apa? Beasiswa Selandia Baru membutuhkan minimal dua tahun
kerja. Salah satu program beasiswa ke Jerman mensyaratkan pengalaman
kerja. Stuned, salah satu beasiswa yang ditawarkan ke Belanda
membutuhkan pengalaman minimal dua tahun.
Beasiswa ADS ke Aussie tak ada syarat minimal kerja. Beasiswa Erasmus
Mundus memiliki puluhan jurusan, dan sebagian besar tidak ada syarat

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 17


pekerjaan. Kamu bisa juga daftar beasiswa Kedubes Perancis tanpa
pengalaman kerja. Sekedar pengalaman, dulu aku juga daftar beasiswa
Kedubes Perancis dan dipanggil interview meski baru enam bulan kerja.
Eiffel Scholarship yang dikelola Pemerintah Perancis tidak ada syarat
pekerjaan. Total Scholarship juga nggak ada tuh ^-^.
World Bank,...kalau yang ini dia juga menawarkan beasiswa. Kalau
kamu rajin kamu bisa dapat program yang tak ada syarat work experience.
Dulu aku apply beasiswa Italia. Nah, disitu juga nggak ada minimal
pengalaman kerja. Beasiswa ke Jepang gimana? Teman-temanku toh banyak
yang mendapatkan beasiswa sebelum mereka lulus kuliah sarjana.
Belanda juga buka kesempatan beasiswa lewat Huygens Scholarship
Program (HSP). Ini nggak butuh pengalaman kerja loh ^-^. Norwegia?
Temanku juga ada yang dapat padahal baru kerja beberapa bulan. Kamu juga
bisa daftar beasiswa Swiss tanpa pengalaman kerja. Aku sudah membuktikan
hingga lolos ke tahap interview.
Kunci keberhasilan adalah informasi yang kuat dan berani mencoba!
Kalau nggak berani coba, mana mungkin kamu bisa berhasil???

Mitos # 3 : Nilai TOEFL Rendah, Gimana Nih?


Kamu kurang pede karena bahasa Inggris kurang jago? Masih ragu-ragu
karena nilai TOEFL kurang dari 500? Atau nilai IELTS kamu kurang dari
batas minimal. Saran utamaku adalah tingkat kemampuan bahasa
Inggrismu!
Sebenarnya kunci utama agar nilai TOEFL/IELTS tinggi adalah practice,
practice, and practice. Jangan harap kemampuan bahasa Inggris akan
meningkat semalam. Jangan pernah berpikir belajar model sistem kebut
semalam (SKS) akan membuahkan hasil bagus. Mimpi kali ye...^_^.
Lagi pula, bahasa Inggris adalah kunci utama belajar ke luar negeri.
Sebagian besar program studi menggunakan bahasa pengantar Inggris.
Walaupun bahasa Inggris bukan bahasa terbesar jika merujuk pada jumlah
native speaker, bahasa Inggris memiliki pengaruh luar biasa. Persebaran
bahasa Inggris terluas didunia, digunakan sebagai bahasa internasional,
bahasa diplomasi antar negara, bahasa penulisan buku, dunia internet, dan
pendidikan tinggi.
Kamu tidak usah ragu. Sejak pendidikan dasar kita sudah belajar bahasa
Inggris. Ditambah tingkat SMP hingga SMA. Aku pikir bukan sebuah hal sulit
jika sudah belajar bertahun-tahun. Untuk kamu yang sudah duduk di bangku
sarjana, pasti pernah ketemu text book in english version.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 18


Kalau kamu memang merasa kemampuan English tidak juga meningkat,
berarti ada dua pilihan. Pertama, belajar dan belajar. Kamu mesti
meningkatkan nilai TOEFL/IELTS. Dan ini membutuhkan waktu. Entah
kamu ingin kursus, latihan dengan teman, ikut grup diskusi dan sebagainya.
Kedua, jika kamu tidak sabar untuk apply, mengapa tidak memilih
negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama?
Misalnya, Perancis, Swiss, Spanyol, Italia, Jerman, Rusia, Jepang, Korea
Selatan, dan sebagainya. Tentu saja kamu mesti mau repot belajar bahasa
lokal. Biasanya syarat kemampuan bahasa Inggris di negara seperti ini tidak
setinggi seperti di US dan UK.
Sekali lagi, kunci berhasil adalah informasi yang cukup dan berani
mencoba!

Mitos # 4 : Harus Dosen, PNS, LSM? Swasta Susah Nyari


Beasiswa?
Statement diatas tidak sepenuhnya benar, namun juga tidak sepenuhnya
salah. Jadi apa donk? Ini berbicara tentang opportunity.
Memang benar, sebagian besar jatah beasiswa diberikan untuk pegawai
sektor publik. LSM biasanya mendapat prioritas. Tapi itu terjadi jika
memang si pendonor beasiswa punya misi seperti itu.
ADS memberikan ’jatah khusus’ sebesar dua pertiga dari total beasiswa
kepada sektor publik. Artinya kesempatan bersaing terbuka antara sesama
sektor publik. Sepertiga dari jatah ADS diberikan untuk targetted sector
(LSM serta lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan Australia) dan open
sector (yang tidak termasuk public sector dan targetted sector).
Stuned lebih diprioritaskan untuk PNS. Mungkin mereka berpikir bahwa
selesai studi, ilmu yang sudah didapatkan bisa diterapkan ’dirumah’ mereka
masing-masing.
Namun statement diatas tak sepenuhnya benar. Selama tidak ada aturan
rigid ketentuan jatah beasiswa, berarti masih terbuka kesempatan. Jangan
menyerah, kesempatan pasti ada!
Sebagai contoh, untuk beasiswa Erasmus Mundus, kamu bisa baca
persyaratan dimasing-masing Konsorsium. Tidak sedikit karyawan swasta
dan bahkan belum bekerja yang bisa mendapatkan beasiswa Erasmus
Mundus. Tak sedikit mahasiswa tahun terakhir bisa lolos.
Setiap lembaga beasiswa pasti punya kebijakan masing-masing. Bukan
urusan kita mempertanyakan. Misalnya, kamu dalam posisi mereka. Tentu
kamu memiliki hak untuk membuat requirement khusus. No free lunch.
Kamu pasti memiliki kepentingan.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 19


Entah kamu dosen, PNS atau LSM, sebenarnya jalan kamu sudah
terbuka lebar. Namun bukan berarti kamu sebagai dosen, PNS atau LSM
sudah pasti akan mendapatkan beasiswa.
Jika kamu bukan termasuk kelompok diatas, bukan berarti kamu ’mati
langkah’. Tidak ada kata ’skak mati’ bagi pemburu beasiswa, kecuali dia
menyatakan berhenti.
Yang harus kamu lakukan adalah mencari tahu informasi sebanyak-
banyaknya tentang si pemberi beasiswa. Kamu selidiki kepada siapa biasanya
beasiswa disalurkan. Kamu lihat negara apa itu dan apa kepentingan dia
kepada Indonesia. Lantas, kamu menyesuaikan diri dengan mereka. Kamu
persiapkan semua syarat dan kamu apply!

Mitos # 5 : Merasa Tidak Berprestasi, Banyak Pesaing dan Kurang


Pede
Aku termasuk orang yang rajin browsing. Dan aku sering menemukan
informasi yang membuat orang apatis mencari beasiswa. Sering aku
membaca beberapa komentar seperti :

”Aku masih kurang pede apply beasiswa. Dulu aku mahasiswa


biasa-biasa saja lalu kerja seperti kebanyakan orang.”

”IPK-ku sedang-sedang saja, 3,05. Mana mungkin aku bisa


meraih beasiswa? Sedangkan aku tidak punya prestasi apapun.”

”IPK aku sih emang lumayan. Tapi aku masih merasa bahasa
Inggris biasa saja. Aku belum pede.”

”Pengen daftar beasiswa tapi prestasinya kurang banyak,


ngaruh kaga si???”

”milis beasiswa...
saya seorang pns pd pemprov.nad.
saat ini saya baru saja menyelesaikan studi S1 lokal, basic saya
mulai dari sekolah menengah atas hingga S1 adalah kehutanan.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 20


dan saya sangat berkeinginan melanjutkan ke jenjang S2.
apakah saat ini ada program beasiswa yg sesuai dengan bidang
saya di indonesia?
Saya kurang pede untuk coba program beasiswa di luar negeri.
mohon infonya...
thanks....”

Hm...tanggapan dari aku sih sederhana saja.


Kalau kamu termasuk orang yang tidak pede apply beasiswa, bagaimana
mungkin pemberi beasiswa yakin bahwa kamu kandidat tepat?
Jika kamu tidak pede lantas tidak apply beasiswa, bagaimana mungkin
kamu bisa mendapatkan beasiswa? Buang jauh-jauh rasa tidak pede kamu.
Tidak usah terlalu mendengarkan pendapat orang lain yang membuat
inferior dan tidak yakin. Dengarkan pendapat yang memberikan semangat.
Kalau perlu kamu pasang besar-besar di dinding kamar kata-kata motivasi.
Tidak pede adalah sebuah kesalahan terbesar. Sudahlah, coba saja.
Seandainya kamu gagal, toh ini akan menjadi pengalaman berharga.
Seandainya kamu berhasil, ini menjadi rezeki kamu.
Banyak orang yang mencoba berkali-kali sebelum mendapat beasiswa.
Ada yang mencoba lima kali baru berhasil. Ada yang mencoba sepuluh kali
baru berhasil. Namun ada yang baru pertama mencoba, dia langsung dapat.
Itulah nasib baik ^_^.
Aku sendiri sudah mencoba lebih dari sepuluh kali dalam waktu setahun!
Mungkin orang-orang menganggap aku gila. Tapi aku tidak peduli. Aku
habiskan banyak segala sumber daya untuk mendapatkan beasiswa. Motto
hanya satu, sekali maju pantang menyerah.
Yang jelas, gagal atau berhasil itu urusan terakhir. Tugas kamu adalah
terus mencoba dan berdoa. Urusan berhasil anggap saja sebagai ’hadiah’.

STOP BERPIKIR SEPERTI ITU!

Jika kamu masih berpikir seperti itu, selamanya kamu tidak akan maju.
Jika kamu masih berpikir ’halangan’ adalah segalanya, selamanya kamu tidak
akan berhasil. Jika kamu masih ’mengeluh’ maka selamanya kamu diam
ditempat.
Informasi bisa ditemukan lewat internet. Bersyukurlah dengan kemajuan
jaman. Dimanapun kamu tinggal, kamu bisa menggunakan internet.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 21


Berpikirkan itu bukan sebagai penghalang, namun sebagai ’tantangan’.
Orang kreatif tidak menyerah pada halangan, namun akan berpikir bahwa itu
addalah tantangan. Orang kreatif akan berusaha berpikir bagaimana solusi.
Hancurkan mitos itu! Kamu tidak boleh terjebak dalam paradigma
berpikir sempit dan mudah menyerah. Yakinlah, tak ada kesulitan yang tidak
ada jalan keluar.

Ubah Mind Set : Just Do It!


Kalau kamu masih belum yakin dengan kondisi diatas, silakan browsing
segala informasi. Kamu googling segala informasi tentang beasiswa.
Kumpulkan semua cerita sukses agar kamu lebih termotivasi. Jangan buang-
buang waktu lagi!
Satu penghalang besar adalah mind set atau pola pikir. Selama pola pikir
’terbelakang’ masih membelenggu, jangan harap kamu bisa mendapatkan
beasiswa.
Apa pola pikir terbelenggu? Maksudnya adalah pola pikir yang masih
percaya dengan mitos-mitos diatas. Mitos-mitos yang membelenggu dan
mengakibatkan tidak pede untuk apply beasiswa.
Buanglah pola pikir itu ke dalam ’tong sampah’!
Kamu harus membangun mind set baru!
Namun kamu jangan salah kaprah tentang maksud mitos-mitos diatas.
Mitos IPK rendah bisa mendapat beasiswa bukan berarti menyuruh kamu
bermalas-malasan. Mitos bahasa Inggris pas-pasan bisa mendapat beasiswa
bukan berarti menyuruh kamu tidak berlatih bahasa Inggris dari sekarang.
Mitos-mitos diatas aku tulis untuk menunjukkan bahwa ’jalan selalu
terbuka’ untuk orang yang selalu berusaha dan berdoa. Percayalah, selalu ada
jalan.
Untuk kamu yang memang memiliki niat kuliah ke luar negeri,
persiapkan dari sekarang. Jangan menunda besok, besoknya lagi dan entah
kapan lagi. Ingat, prestasi yang kamu buat dimasa depan adalah akumulasi
dari aktivitas hari ini. Tidak ada yang serba instan.
Dan kuatkan motivasi kamu. Jangan pernah menyerah. Pernah
mendengar kalimat penting :
”Keberhasilan datang saat peluang datang dan kamu siap”
Tanamkan kata-kata ini dihati kamu!
Sekarang kamu buat list semua kelebihan dan kekurangan kamu.
Tentunya yang berhubungan dengan perjuangan mencari beasiswa.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 22


KELEBIHAN KEKURANGAN
................................................. ................................................
................................................. ................................................
................................................. ................................................
................................................. ................................................
................................................. ................................................
................................................. ................................................
................................................. ................................................
................................................. ................................................
................................................. ................................................
................................................. ................................................

Tulislah sebanyak-banyaknya. Untuk kelebihan yang kamu miliki, itu


menjadi modal bagus. Untuk kekurangan, segeralah perbaiki diri. Ingat,
tidak ada manusia sempurna. Jangan pernah berpikir tentang superman.
Tidak akan ada superman. Manusia yang sukses adalah manusia yang
mengetahui kelebihan dan kekurangan, serta mampu melihat bagaimana
memanfaatkannya.
Selamat berjuang!
Just do it!

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 23


===========================================

Kisah Tentang Katak Kecil

Pada suatu hari ada segerombol katak-katak kecil,

.... yang menggelar lomba lari


Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi .

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 24


Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk menyaksikan
perlombaan dan memberi semangat kepada para peserta...

Perlombaan dimulai...

Secara jujur:
Tak satupun penonton benar2 percaya bahwa katak2 kecil akan bisa
mencapai puncak menara.
Terdengar suara:

'Oh, jalannya terlalu sulitttt!!

Mereka TIDAK AKAN PERNAH sampai ke puncak.'


atau:

'Tidak ada kesempatan untuk berhasil...Menaranya terlalu tinggi...!!

Katak2 kecil mulai berjatuhan. Satu persatu...

... Kecuali mereka yang tetap semangat menaiki menara perlahan- lahan
semakin tinggi...dan semakin tinggi..

Penonton terus bersorak

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 25


'Terlalu sulit!!! Tak seorangpun akan berhasil!'

Lebih banyak lagi katak kecil lelah dan menyerah...

...Tapi ada SATU yang melanjutkan hingga semakin tinggi dan tinggi...

Dia tak akan menyerah!

Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali satu
katak kecil yang telah berusaha keras menjadi satu-satunya yang berhasil
mencapai puncak!

SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa
melakukannya?

Seorang peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil


menemukan kekuatan untuk mencapai tujuan?

Ternyata...
Katak yang menjadi pemenang itu TULI!!!!

Kata bijak dari cerita ini adalah:

Jangan pernah mendengar orang lain yang mempunyai kecenderungan


negatif ataupun pesimis...
.....karena mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan
menjauhkannya darimu..

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 26


Selalu pikirkan kata2 bertuah yang ada.
Karena segala sesuatu yang kau dengar dan kau baca bisa mempengaruhi
perilakumu!
Karena itu:

Tetaplah selalu......
POSITIVE!
Dan yang terpenting:
Berlakulah TULI jika orang berkata kepadamu bahwa KAMU tidak bisa
menggapai cita-citamu!
Selalu berpikirlah:
I can do this!

Sumber : http://sheraloveyou.blogspot.com/2008/08/aku-ingin-menjadi-
kodok.html dan dari berbagai sumber
Diakses 31 Mei 2009, 19:02

===========================================

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 27


TITIK NOL KETIGA
APA YANG HARUS KULAKUKAN?
Success has a simple formula: do your best, and people may like it.
Sam Ewing

Hallo….
Motivasi dan mitos sudah kamu baca. Lantas, apa sekarang yang harus
kamu lakukan?
Sebenarnya kamu cukup melakukan tiga action sederhana. Keberhasilan
tergantung bagaimana kamu berusaha dalam ketiga action ini. Aku tidak
menyebutkan sebagai ’tiga langkah’ karena jika ngomong tentang langkah
berarti sebuah proses yang urut.
Tidak sama sekali. Ini bukan proses yang urut namun membutuhkan
continuous improvement. Orang Jepang menyebut sebagai kaizen. Beberapa
diantara kamu mungkin pernah mendengar (atau bahkan paham) dengan
istilah Plan-Do-Check-Action (PDCA). Sebuah proses perencanaan (plan),
pelaksanaan (do), introspeksi (check) dan perbaikan dari evaluasi (action).
Jadi intinya kamu mesti melakukan perbaikan terus menerus. Jika kamu
gagal dalam proses aplikasi, lakukan perbaikan lagi. Gagal lagi, lakukan
perbaikan lagi. Begitu seterusnya.
Tiga action itu apa saja? Yuks, kita simak satu per satu.

ACTION # 1 : Information
Siapa yang menguasai informasi maka dia akan menang.
Alvin Tofler mengatakan bahwa saat ini terjadi gelombang ketiga, yaitu
era informasi.
Nah, berkat perubahan dunia yang makin maju, saat ini kamu makin
diuntungkan. Satu hal yang membuat hidup kamu berubah adalah
INTERNET!
Penemuan internet telah membuat connection lintas negara, benua,
etnis, agama, bahasa, dan segala macam perbedaan. Internet membuat
pergerakan informasi menjadi lebih cepat. Internet membuat biaya ekonomi
lebih murah. Kamu bisa transfer uang melalui internet banking. Kamu bisa

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 28


ngecek jadwal Cineplex 21 via internet. Kamu bisa download lagu kesukaan
kamu dari internet. Kamu bisa ber-facebook-an ria berkat perkembangan
internet.
Kamu bisa ber-say hallo dan chatting dengan teman yang tinggal di
Amerika bahkan hingga Kutub Selatan. Kamu bisa mengirim email yang bisa
dibuka dalam hitungan detik. Pidato pelantikan Barack Obama bisa kamu
lihat di YouTube. Kamu bisa menjadi blogger untuk mengungkapkan isi hati.
Kamu bisa jadi narsistic lewat facebook.
Wah... hidup sekarang terasa lebih mudah.
Lalu kenapa kamu tidak memanfaatkan kesempatan ini? Tentu kamu
harus memanfaatkan untuk mencari informasi tentang beasiswa dan kuliah
di luar negeri. Ingat! Sekarang kamu lebih dimanjakan dengan berbagai
fasilitas. Masak kamu tidak bisa lebih maju dari generasi sebelumnya?
Bayangkan jika kamu hidup lima puluh tahun lalu. Kamu pasti kesulitan
mencari informasi beasiswa. Kamu mesti rajin-rajin datang ke kantor
Kedubes negara asing. Udah gitu, informasi sedikit.
Beda dengan zaman sekarang. Kamu tinggal browsing dan kamu akan
mendapat informasi lengkap. Mulai dari universitas, staf pengajar, sejarah
universitas, program studi, beasiswa yang ditawarkan hingga biaya kuliah.
Jangan ada istilah ’belum apa-apa sudah menyerah’. Memalukan!
Apa yang bisa kamu lakukan untuk mencari informasi? Manfaatkan
Mbah Google yang baik hati. Gratis kok. Kamu tinggal duduk manis didalam
kamar, browsing after office hour (jangan saat office hour ya…nanti di
marahin bos, hehe…) atau numpang di warnet. Tentunya yang terakhir kamu
perlu keluar uang.
Google adalah search enginee terbaik. Google adalah tempat bertanya
saat kamu bingung. Misalkan, kamu ingin mengetahui universitas apa saja di
AS yang menawarkan program master, kamu tinggal ketik ’graduate school
USA’. Pencarian Google selama kurang dari satu detik memberikan jutaan
hasil. Nah, kamu tinggal pilih. Biasanya hasil yang relevan berada di urutan
atas. Namun nggak selalu kok. Bisa juga kamu mesti melihat page 1, page 2
hingga page 3. Semakin atas page, biasanya hasil kurang relevan.
Kurang apa lagi?
Itulah sekilas bagaimana kamu mesti mencari informasi. Kamu akan
belajar lebih detail di bagian selanjutnya.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 29


ACTION # 2 : Prepare Yourself
Selain mengumpulkan informasi, apa yang mesti kamu lakukan? Kamu
mesti mempersiapkan diri. Persiapan dalam bidang apa? Banyak donk, mulai
dari bahasa Inggris, menulis yang baik, membuat CV, menulis proposal riset
dan sebagainya.
Jangan sampai kamu ’cuma mengumpulkan’ informasi. Beberapa orang
merasa senang sekali ngumpulin informasi beasiswa. Mereka menyimpan
banyak informasi dari pameran pendidikan dan internet. Akhirnya, informasi
cuma ditumpuk begitu saja. Jadi, sayang sekali bukan?
Ketika kamu punya tujuan untuk kuliah ke luar negeri, persiapkan diri
kamu sebaik-baiknya. Jangan tunda nanti, besok, bulan depan hingga tahun
depan. Ingat, kemampuan manusia tidak meningkat secara instant. Nggak
ada rumus belajar semalam suntuk, sim salabim… langsung jago.
Apa kamu cuma mau menumpuk informasi di meja kamarmu? Buat apa
kamu rajin-rajin datang ke pameran pendidikan? Percuma saja donk. Ayo,
kamu mesti persiapkan diri kamu.
Kalau memang requirement minta nilai TOEFL internasional, ya penuhi
syarat itu. Jika mereka minta IELTS minimal 6,5, ya kamu harus penuhi
syarat itu. Kalau mereka minta nilai General Record Examination (GRE)
yang tinggi, berlatihlah kamu agar bisa mencapai nilai GRE tinggi. Kalau
mereka minta work experience, kamu harus penuhi itu. Kalau mereka minta
rekomendasi dari rektor, ayo donk, kamu mesti ketemu rektor dan minta
tanda tangan.
Untuk TOEFL, jika perlu kamu mesti belajar tiap hari. Luangkan waktu
tiap hari secara rutin. Untuk GRE, sama saja. Kamu mesti meluangkan waktu
rutin agar hasilnya maksimal. Mari kita bandingkan diantara dua kegiatan.
Pertama, belajar satu jam tiap hari selama empat bulan atau 120 hari. Kedua,
belajar 12 jam tiap hari selama 10 hari. Setiap kegiatan sama-sama memiliki

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 30


durasi total selama 120 jam. Tapi....kegiatan pertama lebih efektif! Otak
manusia memiliki keterbasan. Jangan pernah memaksa otak bekerja
terlampau berat. Lebih baik kamu melakukan kegiatan sedikit yang rutin
dalam jangka panjang daripada kegiatan banyak yang rutin dalam jangka
pendek.
Jangan pernah mengeluh setelah melihat syarat yang berat. Tidak akan
ada jalan untuk orang yang mengeluh. Terus berusaha dan berjuang. Konsep
sederhana ini adalah sebuah action yang mesti kamu lakukan biar sukses.

ACTION # 3 : Apply! Just Do It!


Dan inilah kunci yang paling penting. Apply! Percuma saja donk, kamu
ngumpulin informasi dan persiapan diri kalau kamu tidak apply.
Semua informasi dan kemampuan yang sudah terasah harus digunakan
secara positif. Maksudnya apa? Kamu mesti berani dan pede apply. Entah itu
ke universitas dan beasiswa.
Alasan terbesar karena ’kurang pede’. Buanglah keragu-raguan konyol
seperti itu. Pokoknya kamu harus berani apply. Lantas buat apa kamu rajin-
rajin ngumpulin informasi dan persiapan jika tidak apply?
Apply juga ada trik-trik khusus. Kamu mesti belajar bagaimana agar bisa
diterima universitas di luar negeri. Kamu mesti belajar bagaimana agar bisa
diterima beasiswa ke luar negeri. Kembali lagi, ini juga butuh informasi dan
persiapan yang matang. Pokoknya, semua proses saling terpadu jadi satu.
Apa saja yang mencakup apply? Yang termasuk apply antara lain daftar
universitas dan daftar beasiswa. Proses bisa termasuk nulis aplikasi (offline
atau online), kirim dokumen hingga interview. Nah, proses tiap universitas
dan beasiswa bisa berlainan. Ada yang saingan berat dan saingan agak
ringan. Tingkat kompetisi bisa berbeda-beda.
Lantas, bagaimana kamu menentukan, apakah mau apply atau tidak?
Satu hal yang patut kamu renungkan adalah jangan terlalu melihat komentar
buruk yang membuat semangat turun. Misal, ”Beasiswa AMINEF persaingan
sangat ketat! Kamu tidak mungkin lolos kalau nekat apply”.
Jangan terlalu mikir kata-kata itu. Sekali lagi, aku bilang bahwa peluang
akan muncul jika kamu berani dan pede apply. Sebaliknya, peluang akan
hilang jika kamu tidak berani dan tidak pede apply.
Aku akan menjelaskan banyak hal terkait tentang gimana proses apply
universitas dan beasiswa. Tentu lebih detail di bagian selanjutnya.
Sekali lagi, apply, apply, dan apply!

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 31


Continuous Improvement
Bagian ini tidak membahas bahan kuliah ^_^. Tapi ringan saja. Aku
ingin mengatakan bahwa ketiga action diatas tidak merupakan proses yang
kaku dan urut.
Information!
Preparing yourself!
Apply!
Memang umumnya semua proses berawal dari mengumpulkan
informasi. Setelah mengumpulkan informasi lalu persiapan diri. Namun
untuk persiapan diri, bukankah kamu tetap butuh informasi juga?
Misalkan kamu sedang persiapan diri untuk tes TOEFL. Kamu belajar
rajin tiap hari. Tiba-tiba kamu merasa butuh soal latihan lebih banyak. Nah,
kamu bisa beli buku baru lagi atau download soal-soal TOEFL dari internet.
Jadi, kamu persiapan sambil mencari informasi. Bukankah kedua proses itu
bisa berlangsung bersamaan?
Biasanya, setelah persiapan diri, kamu apply beasiswa. Nah, untuk
menulis motivation letter yang bagus, kamu mesti lakukan banyak hal.
Pertama kamu mesti nulis yang menurut kamu bagus. Kedua, kamu bisa
minta koreksi dari teman yang bisa dipercaya. Atau kamu bisa mencari
informasi dari internet bagaimana membuat motivation letter yang bagus.
Contoh lain lagi, besok kamu harus datang interview dengan komite
beasiswa. Kamu mesti mencari informasi bagaimana interview tahun-tahun
sebelumnya. Kamu bisa persiapan diri dengan mencoba interview dengan
teman. Bukankah kedua contoh ini membuktikan bahwa proses diatas bukan
proses berurutan?
What is summary? Kamu mesti melakukan ketiga action tersebut
sebaik-baiknya. Kamu mesti terus menerus melakukan continous
improvement. Jika sekarang hasilnya jelek, kamu mesti improve lagi.
Gagal beasiswa tahun ini justru memberikan pelajaran buat kamu. Kamu
bisa introspeksi mengapa kamu gagal. Nah, hasil evaluasi bisa kamu
terapkan untuk selanjutnya.
Keep it simple!
Kamu mesti terus, terus dan terus berusaha. Tak ada kata ’berhenti’
kecuali kamu sendiri bilang ”berhenti!” Orang yang sukses adalah mereka
yang bisa bangkit dari kegagalan.
Aku tekankan lagi. Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Jangan pernah berpikir bahwa kamu adalah ’orang sial’.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 32


Coba renungkan. Masih banyak orang yang ’lebih dibawah’ kamu. Kamu
masih termasuk orang yang beruntung!
Jika kamu pernah apply beasiswa, bayangkan berapa juta rakyat
Indonesia yang tidak bisa apply beasiswa.
Jika kamu tidak dipanggil untuk interview, bayangkan bahwa yang
dipanggil interview selalu lebih sedikit daripada yang tidak dipanggil
interview.
Jika kamu dipanggil interview lalu kamu dinyatakan gagal. Sebenarnya
kamu termasuk orang beruntung hingga masuk interview.
Bahkan jika kamu bisa membaca buku ini lalu membaca buku ini, kamu
termasuk orang yang beruntung. Masih banyak jutaan pemuda Indonesia
yang bahkan tidak memiliki niat untuk sekolah tinggi ke luar negeri. Banyak
faktor menjadi penghalang, mulai dari kondisi ekonomi hingga minim
informasi.
Aku sendiri sudah lebih dari sepuluh kali apply beasiswa. Jangan dipikir
aku termasuk orang yang selalu lolos. Wow...hebat sekali. Kalau lolos terus,
tak mungkin pula aku apply hingga lebih dari sepuluh kali, hehe..^_^.
Orang hebat tak akan jatuh jika gagal. Namun banyak orang salah
melihat orang hebat. Mereka berpikir bahwa orang hebat tak pernah gagal.
Padahal salah besar.
Banyak orang-orang hanya melihat cerita keberhasilan. Padahal tidak
selalu demikian. Orang hebat pasti pernah gagal. Coba kamu baca sejarah
Thomas Edisson si penemu lampu. Edisson sudah berapa ratus kali gagal
percobaan? Dia sudah dicap sebagai orang bodoh saat kecil. Tak disangka
ternyata penemuan Edisson mampu mengubah dunia.
Maka, jangan lupa selalu bersyukur. Menjadi orang bersyukur sungguh
nikmat. Jika kamu gagal, rasanya tidak berat. Kamu bisa ikhlas menerima
apapun hasilnya. Sebaliknya, jika kamu tidak bersyukur, kamu bisa ngomel
mengapa mendapat hasil buruk.
Jiwa yang penuh syukur akan membuat kamu bisa introspeksi.
Selanjutnya kamu bisa lebih terarah untuk evaluasi diri. Kamu bisa tahu
dimana penyebab kegagalan. Lalu, coba lagi dan coba lagi.
Ayo, jangan menyerah!

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 33


===========================================

Kisah Sukses:
Alhamdulillah & Terimakasih for Keeping My Spirit

Bismillaahirrohmanirrohiim
Alhamdulillaahirrobbil alamin

Terima kasih atas berbagai informasi yang dihadirkan di Milist ini yang
selama ini banyak menjaga semangat ikhtiar menggapai Beasiswa
Luarnegeri.

Setelah hampir 5 tahun bergabung dengan milist ini akhirnya beasiswa


PhD luar negeri Alloh ridloi untuk saya. Setelah hampir 5 tahun saya
banyak membaca testimoni dan tips2 temen2 pemenang beasiswa yang
mampu menyalakan kembali semangat ikhtiar saya. Banyak informasi
peluang2 beasiswa yang moderator/teman2 sampaikan yang bagi saya
seringkali "untouchable" but at least mampu membuka wawasan saya
bahwa masih buanyak rizqi beasiswa Alloh yang menanti untuk
dijemput.

Alhamdulillaahirrobbi'alamiin...ternyata akhirnya Alloh berkenan


menganugerahkan Beasiswa "Australian Leadership Awards" untuk PhD
saya di Australia tahun 2008 ini.

Alhamdulillaahirrobbil'alamiin...saya yakinkan buat teman-teman yang


masih dalam proses menjalani takdir menjemput rizqi beasiswa: "Keep
Praying and Keep Trying!!! ... Huznudzonlah (berprasangka baiklah)
selalu terhadap takdir Alloh, Alloh Maha Pandai dalam merancang
tahapan takdir Beasiswa kita". Jika saja Alloh tidak menjaga semangat
mimpi beasiswa PhD luar negeri ini, mungkin saya sudah putus asa dan
beralih berorientasi bekerja mencari uang saja di Indonesia.

Hanya 2 Hal yang dibutuhkan untuk terus percaya ada peluang beasiswa
bagi kita: KESEHATAN & UMUR, jika kita masih sehat dan jika Umur
kita masih memenuhi syarat beasiswa maka tidak ada kata "Gagal "
dalam ikhtiar kita yang ada hanyalah "Belum Saatnya".

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 34


Jalan takdir beasiswa PhD luar negeri saya ternyata tidak sederhana
karena Alloh Maha Tahu saya bukanlah orang pinter seperti kebanyakan
teman-teman penerima beasiswa:
- Saya hanyalah seorang sarjana Jurusan yang "kurang laku" dengan IPK
2,85 dengan TOEFL saat lulus S1 sekitar 450-an. Saya membutuhkan
lebih 3x bergabung dengan Lembaga Bahasa English hanya untuk
meningkatkan score TOEFL saya dari 450 menjadi 480..dari 480
menjadi 500..dari 500 menjadi 525..dari 525 menjadi 540...dan akhirnya
menjadi 560.
- Saya membutuhkan waktu lebih dari 2 tahun untuk membungkus S1
saya dengan "kemasan" S2 dalam negeri yang lebih menarik dalam topik
dan IPK hanya untuk bisa meningkatkan nilai jual saya.
- Dan jalan takdir yang lebih Tak Terduga adalah ternyata saya
membutuhkan Takdir. Isteri saya memperoleh Beasiswa S2 ke luar
negeri agar saya siap dan layak memperoleh beasiswa S3 luar negeri.
Dibutuhkan 5 tahun ikhtiar mencari beasiswa S3 luar negeri bagi saya,
dibutuhkan status dan takdir "Visiting Researcher" untuk mendidik saya
agar layak memperoleh beasiswa S3, dibutuhkan takdir "Visiting
Lecturer" untuk memaksa mental dan skill English saya agar berani
berhadapan langsung dengan English environment, dan akhirnya
dibutuhkan takdir "Research Assistant" di Arab Saudi agar saya bisa
lebih tahu diri dan mensyukuri semua nikmat Alloh serta kesempatan
memohon langsung di tempat2 yang Alloh janjikan lebih ma'bul untuk
berdoa.

Sekedar memotivasi saya dan teman-teman...percayalah bisa jadi diluar


sana (di Amerika, di Australia, di Jepang, di Eropa, di Arab Saudi,..)
ADA jatah-jatah/takdir Beasiswa Kita yang menunggu untuk kita
"jemput". Mereka hanya membutuhkan kita untuk menjemputnya,
dengan terus dan terus berikhtiar fisik dan non-fisik. Ikhtiar fisik adalah
memenuhi seluruh persyaratan Beasiswa (yang pasti membutuhkan
banyak waktu, biaya dan kerja keras). Ikhtiar non-fisik adalah doa, sholat,
shodaqoh, dan semua usaha kebaikan yang kita yakini akan semakin
mempermudah mekanisme takdir fisik kita. Jika kita menyerah sekarang
maka sampai matipun nanti kita tidak tahu apakah memang ada takdir
beasiswa kita atau tidak...namun jika setidaknya anda telah mencoba
ikhtiar maksimal..sekali lagi maksimal (5 tahun...10...atau mungkin 15
tahun..hingga umur sudah melewati syarat beasiswa) namun ternyata
anda tidak memperoleh beasiswa juga, maka setidaknya kita seperti
seseorang "penjemput" yang telah berikhtiar berangkat ke Terminal Bus

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 35


dan mencari-cari teman kita yang bernama "Rizqi Beasiswa" disana, jika
ternyata dia memang tidak ada setidaknya kita telah puas karena kita
telah maksimal berusaha dan usaha kita itulah yang akan menjadi amal
kita di dihadapan Alloh jika kita niati sebagai ibadah. Bukankah Alloh
hanya menyuruh kita untuk BERUSAHA sedangkan hasilnya adalah
100% urusan Alloh.

Maka Luruskan Niat, Jaga Semangat, Penuhi semua mekanisme sebab


akibat takdir beasiswa kita.

Sekedar berbagi pendapat saya tentang mekanisme takdir beberapa


beasiswa silahkan membacanya di www.tonydwisusanto.wordpress.com.

Sekali lagi terima kasih kepada semua teman-teman dan


moderator..insyaALLOH semua informasi yang teman2/moderator
sampaikan adalah amal jariyah anda dihadapan Alloh. Mohon maaf jika
ada kesalahan. InsyaAlloh saya akan tetap setia bergabung dengan
mailing list beasiswa ini karena Alhamdulillaah saya masih punya mimpi
untuk menggapai beasiswa Post Doctoral selesai PhD nanti :) ...amiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Tony Dwi Susanto

(Sumber :
http://beasiswaindonesia.blogspot.com/2008/06/bismillaahirrohmanirr
ohiim.html dan
http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/message/24649. Diakses 6
Juni 2009, 10:00)

===========================================

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 36

Anda mungkin juga menyukai