Kualitas Pendidikan
Pendidikan di Indonesia? Sudah jadi rahasia umum bahwa kualitasnya
belumlah sesuai dengan harapan. Tak usah lama-lama dibahas disini. Kalau
kamu rajin baca koran, majalah, dan browsing internet, kamu pasti sering
menemukan berita-berita kurang sedap tentang pendidikan di negara kita.
Contohnya, kasus anak sekolah yang tidak mampu membayar biaya,
gedung sekolah yang mirip gubuk yang mau ambruk, biaya kuliah yang
makin melangit, layanan birokrasi yang ribet, dan lain-lain.
Dulu, aku sering iri dengan teman-teman yang kuliah di luar negeri.
Contoh sederhana, betapa susahnya saat aku butuh literatur jurnal terbitan
luar negeri. Memang kampusku berlangganan jurnal online. Aku tinggal
login ke intranet di kampus, lantas aku masuk ke bagian jurnal lalu mulai
mencari.
Cari Ilmu
Rasanya ini menjadi alasan serius :D. Tapi beneran, kamu mesti
memiliki alasan ini. Jangan sampai kamu menghilangkan alasan yang satu
ini. Bisa-bisa usaha kamu menjadi sia-sia setelah sekian tahun kuliah di luar
negeri. Bukan ilmu yang kamu dapat, tapi hanya buang-buang uang dan
tenaga.
Ilmu adalah alasan logis. Mari kita tengok, berapa jumlah universitas di
Indonesia? Dari ratusan universitas tersebut, berapa jumlah bidang studi?
Secara umum kamu akan menjumpai program studi yang hampir sama di
semua universitas. Misalnya, untuk fakultas ekonomi, kamu akan menjumpai
jurusan Ilmu Ekonomi, Akuntansi dan Manajemen. Untuk fakultas teknik,
kamu akan menemui jurusan Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, dan
sebagainya.
Update ilmu pengetahuan tentu lebih terasa di luar negeri. Universitas
papan atas dan universitas di luar negeri banyak menawarkan bidang studi
spesifik. Bisa jadi kamu tidak bisa dapat di Indonesia. Kamu bisa dapatkan di
luar negeri. Wajar jika mereka menawarkan banyak pilihan. Tiap negara
pasti punya keunikan masing-masing. Tiap universitas bisa membuka
program yang sesuai dengan kemampuan universitas.
Banyak mahasiswa mencari ilmu baru di luar negeri. Mereka berpikir
ingin mendalami ilmu dengan lebih serius. Misal, seorang lulusan IPB ingin
mendalami ilmu pertanian ke Prancis, maka dia mengambil master bidang
pertanian di Prancis. Seorang lulusan ITB ingin mendalami ilmu pesawat
terbang di Jerman. Dan masih banyak lagi contoh lain.
Keunggulan seperti itu bisa kamu dapatkan dengan kuliah di luar negeri.
Kita sudah maklum bahwa sekarang era pengetahuan dan teknologi. Ilmu
pengetahuan dan teknologi cepat sekali berubah dan mengalami
perkembangan luar biasa. Dan perkembangan luar biasa ini biasanya terjadi
di negara-negara maju.
Jaringan
Kuliah di luar negeri berarti membangun jaringan. Minimal dengan
mahasiswa asing se-dunia, staf pengajar, lembaga riset dan universitas di
luar. Jaringan ini bukan hanya untuk kamu saja tapi untuk anak cucu dan
masyarakat.
Kuliah di luar negeri ibarat “menanam”. Dan memang tak hanya si
penanam akan memetik hasil, meski bukan saat ini.
Nah, sudah banyak orang Indonesia yang kuliah di luar negeri. Tentu
saja menjadi sebuah peluang bagi kamu yang masih di Indonesia. Kamu bisa
memanfaatkan untuk kemajuan dirimu. Jangan pernah malu membangun
jaringan.
Saat beneran kamu kuliah di luar negeri, jangan cuma diam di kelas.
Bangunlah jaringan seluas-luasnya. Nanti kamu akan mendapatkan
keuntungan besar. Nggak cuma kamu, anak cucu, anak didik dan masyarakat
Indonesia akan mendapatkan manfaat juga.
Kesempatan Beasiswa
Universitas yang nongol di papan atas ranking biasanya sangat
kompetitif. Persaingan masuk sangat ketat dengan berbagai requirement.
Susah masuk, tapi begitu masuk, kesempatan besar terbuka untuk kamu.
Kesempatan apa? Kesempatan dalam mencari beasiswa dan dana penelitian.
Sebuah fakta, dana riset lebih melimpah di negara maju daripada negara
berkembang. Maka jangan heran jika di Indonesia kamu mesti berjuang
mencari dana riset. Entah menyusun proposal, presentasi proposal, follow up
hingga bikin laporan. Udah gitu, persaingan sungguh ketat karena dana riset
memang terbatas.
Di negara maju, umumnya dana riset lebih melimpah. Katakanlah di AS,
universitas disana memiliki kesempatan melakukan riset dengan leluasa.
Hasil riset bisa menjadi masukan positif bagi universitas dan mendatangkan
dana yang tidak sedikit.
Cultural Experience
Hidup itu cuma sekali. Sayang sekali jika kamu tidak memanfaatkan
dengan baik. Kuliah di luar negeri menawarkan sensasi baru, yaitu cultural
experience. Kamu tak hanya mendapatkan pendidikan dengan kualitas lebih
baik. Namun kamu punya peluang untuk kenalan dengan teman baru, hidup
dalam lingkungan baru, pengalaman ngomong bahasa asing, belajar budaya
asing, belajar bertoleransi, dan saling menghargai.
Tak usah heran jika di perantauan kamu ketemu dengan beragam rupa
makhluk manusia. Mulai dari beragam bangsa, etnik, bahasa, agama, atheis
dan lain-lain. Kamu mesti belajar menyesuaikan diri. Kamu mesti merasakan
bagaimana susahnya hidup di negeri orang.
Hidup di negeri orang memberikan kesempatan buat kamu untuk belajar
budaya. Kamu bisa belajar budaya Amerika, Eropa, Timur Tengah dan
sebagainya, tergantung dimana kamu kuliah.
Saat di Indonesia, budaya jam ngaret menjadi biasa. Namun begitu
kamu hidup di Eropa Barat, pelan-pelan kamu mesti mengubah budaya itu.
Atau bisa-bisa kamu di omelin gara-gara terlambat.
Banyak mahasiswa menjadi ’pendengar pasif’ saat kelas berangsung. Tak
heran karena memang sejak TK dan SD sudah dibiasakan kayak gitu. Kita
sering diwajibkan duduk tenang dengan tangan diatas meja. Tak boleh ada
protes untuk guru. Jarang muncul pertanyaan sulit atau murid berani
berdebat dengan guru.
Tapi semuanya harus berubah saat kamu kuliah di luar negeri. Jangan
berharap mendapatkan nilai bagus jika kamu tidak menjadi ’mahasiswa
aktif’. Mahasiswa Asia terkenal sebagai ’silent student’ saat kelas
berlangsung. Duduk, diam, tak mendebat, dan jarang ada pertanyaan. Kamu
mesti berubah jika kuliah di luar negeri. Semakin pintar kamu
mempertahankan argumen, kamu makin dihargai dikelas.
Jika kamu hidup di Spanyol, kamu bisa belajar bagaimana budaya
orang-orang Spanyol. Ketika memilih kuliah di China, sebuah kesempatan
besar untuk belajar Chinesse culture. Kalau kamu pilih tinggal di Kairo,
===========================================
Kisah Sukses:
Pertama Daftar Beasiswa, Alhamdulillah Langsung
Dapat Eiffel Scholarship
Saya pertamakali tahu info Eiffel Scholarship pertama kali pada bulan
Agustus 2008. Saat itu seorang profesor dari University of Rennes 1,
Perancis, sedang berkunjung ke FEUI untuk menjalin kerjasama
pertukaran pelajar dan program double degree. Profesor tersebut
menawarkan kepada dosen saya untuk mengajukan aplikasi kepada
beberapa mahasiwa yang berminat melanjutkan pendidikan di Perancis
untuk program studi Ekonomi Publik dan Keuangan Negara.
Awalnya saya bingung dengan alur beasiswa ini. Mengapa? Pertama, saya
hanya mengirimkan data dan dokumen kepada pihak universitas, lalu
tidak tahu langkah selanjutnya. Kedua, penerima beasiswa Eiffel dari
Indonesia ternyata sangat sedikit dan sulit ditemui . Bahkan sulit
mencarinya di mailing-list dan sulit untuk ditelusuri.
===========================================
A. Kualitas pendidikan
B. Keren dan gengsi
C. Cari ilmu
D. Karir
E. Teaching & Research
F. Jaringan
G. Biaya kuliah tak beda jauh
H. Cultural experience
I. Jalan-jalan
J. .................................. (sebutkan)
K. .................................. (sebutkan)
L. .................................. (sebutkan)
Jika kamu menjawab lebih dari lima poin, saya ucapkan selamat. Berarti
kamu memiliki motivasi makin kuat untuk belajar ke luar negeri.
”IPK aku sih emang lumayan. Tapi aku masih merasa bahasa
Inggris biasa saja. Aku belum pede.”
”milis beasiswa...
saya seorang pns pd pemprov.nad.
saat ini saya baru saja menyelesaikan studi S1 lokal, basic saya
mulai dari sekolah menengah atas hingga S1 adalah kehutanan.
Jika kamu masih berpikir seperti itu, selamanya kamu tidak akan maju.
Jika kamu masih berpikir ’halangan’ adalah segalanya, selamanya kamu tidak
akan berhasil. Jika kamu masih ’mengeluh’ maka selamanya kamu diam
ditempat.
Informasi bisa ditemukan lewat internet. Bersyukurlah dengan kemajuan
jaman. Dimanapun kamu tinggal, kamu bisa menggunakan internet.
Perlombaan dimulai...
Secara jujur:
Tak satupun penonton benar2 percaya bahwa katak2 kecil akan bisa
mencapai puncak menara.
Terdengar suara:
... Kecuali mereka yang tetap semangat menaiki menara perlahan- lahan
semakin tinggi...dan semakin tinggi..
...Tapi ada SATU yang melanjutkan hingga semakin tinggi dan tinggi...
Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali satu
katak kecil yang telah berusaha keras menjadi satu-satunya yang berhasil
mencapai puncak!
SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa
melakukannya?
Ternyata...
Katak yang menjadi pemenang itu TULI!!!!
Tetaplah selalu......
POSITIVE!
Dan yang terpenting:
Berlakulah TULI jika orang berkata kepadamu bahwa KAMU tidak bisa
menggapai cita-citamu!
Selalu berpikirlah:
I can do this!
Sumber : http://sheraloveyou.blogspot.com/2008/08/aku-ingin-menjadi-
kodok.html dan dari berbagai sumber
Diakses 31 Mei 2009, 19:02
===========================================
Hallo….
Motivasi dan mitos sudah kamu baca. Lantas, apa sekarang yang harus
kamu lakukan?
Sebenarnya kamu cukup melakukan tiga action sederhana. Keberhasilan
tergantung bagaimana kamu berusaha dalam ketiga action ini. Aku tidak
menyebutkan sebagai ’tiga langkah’ karena jika ngomong tentang langkah
berarti sebuah proses yang urut.
Tidak sama sekali. Ini bukan proses yang urut namun membutuhkan
continuous improvement. Orang Jepang menyebut sebagai kaizen. Beberapa
diantara kamu mungkin pernah mendengar (atau bahkan paham) dengan
istilah Plan-Do-Check-Action (PDCA). Sebuah proses perencanaan (plan),
pelaksanaan (do), introspeksi (check) dan perbaikan dari evaluasi (action).
Jadi intinya kamu mesti melakukan perbaikan terus menerus. Jika kamu
gagal dalam proses aplikasi, lakukan perbaikan lagi. Gagal lagi, lakukan
perbaikan lagi. Begitu seterusnya.
Tiga action itu apa saja? Yuks, kita simak satu per satu.
ACTION # 1 : Information
Siapa yang menguasai informasi maka dia akan menang.
Alvin Tofler mengatakan bahwa saat ini terjadi gelombang ketiga, yaitu
era informasi.
Nah, berkat perubahan dunia yang makin maju, saat ini kamu makin
diuntungkan. Satu hal yang membuat hidup kamu berubah adalah
INTERNET!
Penemuan internet telah membuat connection lintas negara, benua,
etnis, agama, bahasa, dan segala macam perbedaan. Internet membuat
pergerakan informasi menjadi lebih cepat. Internet membuat biaya ekonomi
lebih murah. Kamu bisa transfer uang melalui internet banking. Kamu bisa
Kisah Sukses:
Alhamdulillah & Terimakasih for Keeping My Spirit
Bismillaahirrohmanirrohiim
Alhamdulillaahirrobbil alamin
Terima kasih atas berbagai informasi yang dihadirkan di Milist ini yang
selama ini banyak menjaga semangat ikhtiar menggapai Beasiswa
Luarnegeri.
Hanya 2 Hal yang dibutuhkan untuk terus percaya ada peluang beasiswa
bagi kita: KESEHATAN & UMUR, jika kita masih sehat dan jika Umur
kita masih memenuhi syarat beasiswa maka tidak ada kata "Gagal "
dalam ikhtiar kita yang ada hanyalah "Belum Saatnya".
(Sumber :
http://beasiswaindonesia.blogspot.com/2008/06/bismillaahirrohmanirr
ohiim.html dan
http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/message/24649. Diakses 6
Juni 2009, 10:00)
===========================================