Anda di halaman 1dari 44

A.

MEMPELAJARI & MENGANALISA TEKNIK LAWAN


1. ATTACK/SERANGAN
Kebiasaan dari Spiker Lawan, siapa yang harus diperhatikan (Safe attackernya)

 Pola dari serangan lawan.


 Perhatikan ‘faint ball’, apakah attacker lawan mempergunakan faint ball atau tidak.
 Apakah regu lawan mempergunakan ‘Strong Spike, Weak Spike atau Rebound Spike’.

2. SERVICE
Jenis dari Service lawan

 Apakah lawan bisa mengendalikan service


 Kemampuan untuk mengetahui corak service dari pemain cadangan lawan.

3. RECEIVE
Bagaimana formasi dari receive attack regu lawan

 Perhatikan daerah yang kosong


 Menentukan pemain mana yang lemah dari lawan
 Bagaimana formasi dari service regu lawan (small)
 Service mana yang paling effektif terhadap lawan (lancip)
 Tempat yang lemah dari formasi service receive (tumpul)
 Bagaimana pergerakan dari tosser lawan
 Kemampuan pergerakan dari pada pemain lawan

4. BENDUNGAN/BLOCKING
Berapa Block yang bisa dilakukan oleh lawan

 Perhatikan formasi yang terlemah/terkuat/tinggi/rendah dari blocking yang dilakukan oleh lawan
 Catatan terperinci untuk melihat kekuatan pemain lawan dalam melakukan blocking
 Jenis blocking lawan, apakah menekan atau mendorong. Bila blocking lawan menekan, cover
regu kita harus dekat, tetapi bila mendorong, cover regu kita harus jauh

5. C O V E R
Formasi cover dari regu lawan, dekat, jauh atau sama sekali tidak ada cover

 Pergerakkan tosser, jauh atau dekat dari block dan amati kelemahan gerak dari tosser tersebut,
karena biasanya tosser merupakan cover utama karena kemudahan geraknya

6. KEMAMPUAN TOSSER
Perhatikan kestabilan dari tosser lawan

 Amati kemampuan dari tosser, apakah bisa memberikan variasi toss atau tidak
 Perhatikan pula tinggi atau rendah bola yang di toss
B. MEMPELAJARI & MENGANALISA KONDISI LAWAN
1. KEMAMPUAN & KONDISI FISIK LAWAN
Perhatikan tinggi badan dari tosser lawan

 Daya lompat dan kecepatan lompat dari setiap pemain lawan


 Stamina pihak lawan
 Kondisi perorangan maupun beregu
 Apakah kondisi fisik mereka melebihi pemain regu kita

2. KEMAMPUAN MENTAL LAWAN


Bagaimana Start suatu pertandingan : baik atau tidak

 Amati sebab² regu lawan mendapat point


 Apakah Safe Attacker lawan mempunyai mental yang kuat
 Dalam keadaan bagaimana coach lawan minta time out
 Taktik apa yang dipergunakan itu, kebiasaan² dari taktik pihak lawan, bagaimana cara
pergantiannya

TAKTIK & KONDISI REGU KITA


1. ASPEK TEKNIK
Pematangan dari pada Formasi Menyerang maupun Bertahan

 Pematangan Teknik² tertentu


 Melenyapkan kelemahan² regu dan mempersiapkan pemain untuk menjalankan fungsi
sebenarnya

2. ASPEK FISIK

 Menyembuhkan/melenyapkan keadaan lelah dari pemain, sehingga selalu berada dalam kondisi
top performance
 Membuat regu dalam kondisi yang baik ketika menghadapi pertandingan
 Menghindarkan pemain dari cedera
 Memberikan variasi latihan yang tidak membosankan
 Berikan istirahat aktif saat 3 hari sebelum bertanding

3. ASPEK MENTAL
Memupuk kepercayaan pada diri sendiri, untuk setiap pemain

 Memberikan dorongan sehingga akan menyadarkan pada kemampuan dari masing² pemain
 Mengurangi ketegangan sebelum pertandingan dan membangkitkan semangat regu
 Memberi nasehat bagi pemain yang gugup
 Relaksasi , rekreasi

4. MELAKUKAN TIME OUT


Bila kehilangan 3 angka berturut²
 Bila regu kita dalam keadaan kacau/bingung
 Serangan kombinasi regu kita, dimana safe attacker tidak pada tempatnya
 Apabila terjadi perubahan pada taktik lawan
 Bila ingin menggunakan salah satu taktik guna memenangkan game yang sedang berlangsung
 Bila ingin melakukan pukulan secara psychologis terhadap kubu lawan
 Bila ingin menginstruksikan cara untuk menghadapi lawan
 Bila pemain kita dalam kondisi lemah dan tidak mempunyai rasa percaya diri serta dalam kondisi
tertekan

5. MEMPERGUNAKAN TIME OUT YANG BAIK


Perlihatkan wajah yang tenang pada saat time out, boleh melakukan tindakan yang keras, humor atau
nasehat² yang bermanfaat untuk semua pemain

 Menenangkan pemain yang terlihat panik


 Menginstruksikan Counter Attack
 Menginstruksikan segi² teknik dalam permainan
 Usahakan untuk meningkatkan konsentrasi permainan beregu

6. PERGANTIAN PEMAIN
Mengistirahatkan pemain inti yang bermain dibawah kemampuannya, serta memberikan teguran pada
pemain inti tersebut

 Penggantian pemain dengan pemain yang mempunyai teknik khusus, mis. Pemain dengan
pukulan Strong Spike ditukar dengan pemain yang mempunyai keahlian Faint Ball, atau
sebaliknya tergantung dari tipe regu lawan
 Memberikan pengalaman kepada pemain cadangan
 Untuk mendapatkan angka dari service, lakukan penggantian server dengan pemain cadangan
yang mempunyai kemampuan service yang baik

7. MEMPERGUNAKAN WAKTU ANTAR SET


Berikan petunjuk tentang kelemahan pada game yang lalu serta diskusikan dengan pemain, selama
istirahat antar set

 Merubah formasi atau pola permainan apabila diperlukan


 Membangun semangat apabila :
o Game sebelumnya kalah : lebih hati², jangan pesimis
o Game sebelumnya menang : lebih konsentrasi, jangan anggap remeh

8. PERTEMUAN SESUDAH PERTANDINGAN


Memberikan petunjuk baik individu maupun tim

 Walaupun menang atau kalah diskusi harus tetap dilakukan


 Tanyakan berapa banyak kemampuan yang telah dikeluarkannya dalam pertandingan yang telah
berlalu, bila dalam latihan kemampuan atlit harus dikeluarkan 100%, maka dalam pertandingan
seorang pemain mengeluarkan kemampuan 70% – 80% sudah baik, tetapi bila dibawah 70%
pemain tersebut harus diberi teguran

MEMPERGUNAKAN WAKTU 3 – 5 MENIT SEBELUM PERTANDINGAN


Telitilah keadaan lapangan dan pantulan net

 Perhatikan batas² dari lapangan serta ketinggian net


 Bangkitkan rasa percaya diri kepada pemain terutama safe attackernya
 Pemain² inti harus lebih diutamakan dalam penguasaan spike
 Berikan kesempatan untuk service kepada pemain, agar pemain lebih tenang
 Membangun semangat regu dengan melakukan latihan receive dan toss exercise
 Mengulangi tiap item dari teknik yang akan dipergunakan dengan jalan menanyakannya kepada
para pemain inti

Service
Service ada beberapa macam:

1 Service atas. Adalah service dengan awalan melemparkan bola ke atas seperlunya. Kemudian
Server melompat untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari atas.

2 Service bawah. Adalah service dengan awalan bola berada di tangan yang tidak memukul bola.
tangan yang memukulbola beriap dari belakang badan untuk memukul bola dengan ayunan
tangan dari bawah.

3 Service mengapung. Adalah service atas dengan awalan dan cara memukulyang hampir sama.
awalan service mengapung adalah melemparkan bola ke atas namun tidak terlalu tinggi ( tidak
terlalu tinggi dari kepala ). Tangan yang akan memukul bola bersiap di dekat bola dengan
ayunan yang sangat pendek.
yang perlu diperhatikan dalam service
• Sikap badan dan pandangan
• Lambung keatas harus sesuai dengan kebutuhan.
• Saat kapan harus memukul Bola.
Service dilakukan untuk mengawali suatu pertandingan voli

Passing
• Passing Bawah ( Pukulan/penganmbilan tangan kebawah )
Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.
Gerakan tangan disesuaikan dengan keras/lemahnya kecepatan bola.

• Passing Keatas ( Pukulan/penganmbilan tangan keatas )


Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka membentuk lengkungan setengah
bola.
Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.
Penyentuhan pada semua jari2 dan gerakannya meluruskan kedua tangan
Smash (spike)
Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada diatas jaring, untuk
dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu memperhatikan faktor-faktor
berikut: awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan.

Membendung (Bloking)
Dengan daya upaya di dekat jaring untuk mencoba menahan/menghalangi bola yang datang dari
daerah lawan. Sikap memblok yang benar adalah:

a.Jongkok, bersiap untuk melompat.


b.Lompat dengan kedua tangan rapat dan lurus ke atas.
c.Saat mendarat hendaknya langsung menyingkir dan memberi kesempatan pada kawan satu
regu untuk bergantian memblok.

Sejarah Olahraga Bola Voli


berita.balihita.com
::

Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga
Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of
Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895,
di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).

William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada
tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang
didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti
yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London,
Inggris oleh George William.

Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada
tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan
menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama halnya dengan James
Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur
pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of
YMCA, menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga
permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya
merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis
permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam
karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir
adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota
YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif
permainan bola basket.

Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada
demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun
1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education
Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of
the International Committe of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk
mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada
sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh
seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim
yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang.

Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan
yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut
penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada
batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari
permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari
satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).

Dari waktu kewaktu permainan bola voli senantiasa mengalami perubahan aturan main. Seperti
pada saat sekarang kita mengenal adanya pemain libero dalam bola voli.

SEJARAH BOLA VOLI

Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama
kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William
G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).

William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942. YMCA
(Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-
ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan
pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William.

Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6
November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang
bernama Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya
sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield
College of YMCA, menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan
basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang
diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan
dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan
yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA
yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.

Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi
pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther
Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive
Director of Department of Physical Education of the International Committe of YMCA) mengundang dan meminta
Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah
konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan
jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima
orang.

Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat
dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu,
permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar
dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak
melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).

 TEKNIK DASAR BOLA VOLI

Teknik dalam permainan bola voli ada 2 macam, yaitu :

1.      Teknik Tanpa Bola.

a.      Sikap Siap.

Berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lain, kedua kaki terbuka selebar bahu,
kedua lutut ditekuk sampai membentuk sudut 135º, kedua tangan ditekuk sedikit
diletakkan rileks didepan tubuh,  badan dicondongkan kedepan sampai tumit terangkat.

b.      Pengambilan posisi yang tepat & benar.

c.       Langkah kaki gerak kedepan, kebelakang, kesamping kiri & kesamping kanan.

d.      Langkah kaki untuk awalan Smash dan awalan Block.

e.       Bergulir kesamping & bergulir kebelakang.


f.        Gerak meluncur.

g.      Gerak tipuan

2.      Teknik Dengan Bola

a.      Service untuk menyajikan bola pertama.

1.      Underhand Service

Pemain berdiri menghadap net , kaki kiri didepan kaki kanan, lengan kiri dijulurkan
kedepan dan memegang bola (ini untuk pemain tangan kanan, bagi pemain tangan
kiri sebaliknya).

Bola dilempar rendah keatas , berat badan bertumpu pada kaki sebelah belakang,
lengan yang bebas digerakkan kebelakang dan diayunkan kedepan dan memukul
bola. Sementara berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan.

Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan kaku dan kuat.
Gerakan terakhir adalah memindahkan kaki yang dibelakang kedepan.

Jenis² Underhand Service

a.       Back Spin Underhand Serve : Bola berputar kebelakang.

b.      Top Spin (Cutting) Underhand Serve: Bola berputar keatas.

c.       Inside Spin Underhand Serve : Bola berputar kedalam.

d.      Outside Spin Underhand Serve : Bola berputar keluar.

2.       Overhead Service


 

Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih kedepan dan kedua lutut agak ditekuk
Tangan kiri dan kanan bersama² memegang bola, tangan kiri menyangga bola
sedangkan yang kanan memegang bagian atas bola.

Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas sampai ketinggian ± 1m diatas kepala
didepan bahu, dan telapak tangan kanan segera ditarik kebelakang atas kepala dengan
telapak menghadap kedepan, berat badan dipindahkan kekaki sebelah belakang.

Setelah tangan berada dibelakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangan
pemukul, maka bola segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus tetap lurus
dan seluruh tubuh ikut bergerak.

Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat badan
dipindahkan kekaki sebelah depan. Gerakan lengan terus dilanjutkan sampai melewati
paha yang lainnya.

Jenis² Overhead Service

a.       Top Spin Overhead Serve : Bola berputar keatas.

b.      Inside Spin Overhead Serve : Bola berputar kedalam.

c.       Outside Spin Overhead Serve : Bola berputar keluar.

d.      Drive Overhead Serve : Bola berputar keatas.

3.      Floating  Service

a.       Frontal Floating Service : Bola mengapung kekiri & kekanan.

Bola dipegang setinggi kepala, lengan hampir lurus. Lengan yang memukul ada
dalam posisi lurus atau tertekuk sedikit, ditarik kebelakang sebelum melempar
bola.

Bola dilempar rendah, bagian atas tubuh tidak bergerak, pergelangan tangan harus
tetap kaku. Bagian tengah bola dipukul dengan bagian bawah telapak tangan atau
dengan tangan digenggam. Bola dipukul disebelah depan tubuh pemain dan tidak
ada gerakan lanjutan

 
b.      Side Floating Service : Bola mengapung kearah vertical.

Pemain berdiri dengan kedua kaki menghadap sisi lapangan. Bola dipegang
dengan lengan menjulur kira² setinggi kepala. Lengan pemukul diayun
kebelakang agak kesisi. Berat badan ditempatkan dikaki belakang, dengan kedua
lutut ditekuk sedikit.

Lengan diangkat dengan gerakan melingkar, bola dilempar rendah. Lengan 


dijulurkan dan bagian tengah badan bola dipukul dengan tangan tergenggam,
sewaktu bola itu melambung tinggi didepan tubuh pemain. Bagian tubuh berputar
sedemikian rupa sampai menghadap net, berat badan dipindahkan kekaki sebelah
depan.

Kontak dengan bola singkat sekali, lengan dan tangan yang digunakan memukul
berhenti sebentar sesudah mengadakan kontak dengan bola, kemudian gerakan
diteruskan sedemikian rupa sehingga lengan terayun kebawah melewati kaki yang
satunya.

4.      Jump Service

Jump Serve merupakan salah satu senjata ampuh untuk mengacaukan serangan
kombinasi lawan, sebuah team memerlukan minimal 2 s/d 3 orang jump server yang
dapat mengacaukan irama permainan lawan.

Keuntungan menggunakan jump serve adalah :

o       Dapat menjatuhkan mental lawan

o       Mempersulit lawan untuk membangun serangan

o       Memudahkan blocker untuk melakukan bendungan

o       Memudahkan kerja defender

                  Teknik Jump Serve :

o       Awalan ±4 langkah, hal ini untuk mendapatkan power yang cukup.

o       Lompat pada langkah ke 4 diluar garis belakang dan jatuh didalam lapangan.
o       Lemparan tidak dari belakang tetapi dari samping badan agar dapat terlihat dan
mudah mengontrol putaran bola kedepan.

o       Ayunan tangan sama seperti melakukan Spike Bola Tinggi (Open Spike).

o       Step ketiga baru bola dilempar keatas, setelah melakukan step sekali lagi, server
meloncat dan memukul bola.

o       Gerakan harus harmonis dan berkesinambungan dan konsisten seperti gerakan
spike, tidak terpatah².

Cara Melatih

o       Untuk control spike, latihan diberikan mulai 3m atau di garis serang, bola
dilempar sendiri dan spike. Setelah menguasai pada jarak 3 m, kemudian mundur
dan lakukan pada jarak 4m, lalu 5 m dan seterusnya. Hal ini dapat melatih akurasi
pukulan.

o       Latihan dapat digabung dengan receive, agar terbiasa dengan penerimaan jump
serve.

o       Pemain harus tahu bahwa jarak pukulan lurus dengan pukulan menyilang berbeda
jaraknya ± 2m, sehingga gerakan lengan dan pergelangan tangan pada saat
memukulpun harus berbeda.

o       Kontak pukulan pada bola dari jarak 3m berbeda dengan kontak pada bola pada
garis belakang, semakin kebelakang kontak makin dibawah bola.

o       Pemukul tangan kanan sebaiknya melempar bola dengan tangan kanan.

o       Latih pemain secara berpasangan untuk melempar bola tanpa awalan dan tanpa
lompatan dari garis belakang dan jatuhnya bola harus pada posisi yang sama
didalam lapangan.

o       Konsentrasi dalam jump serve sangat diperlukan, berikan latihan dengan target 10
bola untuk setiap posisi dan lakukan 3 kali dalam 1 minggu.

 
b.      Pass Bawah berguna untuk passing dan umpan.

o       Pemain melakukan sikap siap.

o       Kedua tangan rapat dan dijulurkan lurus kedepan, kedua lengan membuat sudut 45º
dengan badan.

o       Sikap tubuh semakin merendah dengan menurunkan sudut lutut  dari 135º menjadi
45º.

o       Tungkai mulai dijulurkan keatas agak kedepan, bola mengenai lengan bawah yang
terjulur lurus. Tungkai dijulurkan sampai berjingkat dan tangan tidak boleh melewati
bahu.

o       Kembali kepada sikap siap.

Jenis² Pass Bawah

1.      Pass Bawah dua Tangan

2.      Pass Bawah Satu Tangan

3.      Pass Bawah Bergulir Kesamping

4.      Pass Bawah Setengah Bergulir Kebelakang

5.      Pass Bawah Meluncur Kedepan

      

c.       Pass atas berguna untuk passing dan umpan


 

Pada dasarnya pass atas adalah bola tangkap diatas, sentuhkan kekening dan lontarkan
kembali keatas, tetapi karena proses gerakan tersebut dilakukan dengan sangat cepat,
maka bola terlihat seperti dipantulkan.

o       Pemain melakukan sikap siap.

o       Badan dijulurkan keatas dengan meluruskan tungkai, bersamaan dengan menjulurkan
kedua tangan keatas, sikap jari seperti hendak merangkum bola.

o       Tungkai ditekuk kembali sampai lutut membuat sudut 135º, posisi lengan ditekuk
didepan muka diatas kening dan bola disentuh oleh ujung jari² tangan.

o       Tungkai dijulurkan kembali sampai berjingkat dan  bola dilambungkan kedepan atas
dengan jari dan bantuan lengan yang digerakkan sampai lurus keatas.

o       Kembali kepada sikap siap.

            Jenis² Pass Atas

1.      Pass Atas Normal

2.      Pass Atas Setengah Bergulir Kebelakang

3.      Pass Atas Bergulir Kesamping

4.      Pass Atas Meloncat

 
d.      Umpan untuk menyajikan bola pada Smasher.

1.      Umpan Kedepan

Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah dan agak dibelakang arah gerak
bola, kedua telapak tangan dan jari² membentuk bulatan ½ lingkaran telah siap
didepan atas muka dahi.

Jenis² Umpan.

a.      Umpan Normal/Open.

Bola segera diumpan keatas dengan kekuatan dorongan lengan, jari dan
pergelangan tangan serta ayunan kaki. Usahakan bola parabol keatas net dengan
ketinggian lebih dari 2m dari tepi atas net. Bola berada diantara smasher dan
pengumpan sejajar net dengan jarak dari net ± 20cm – 50cm.

b.      Umpan Semi.

Perkenaan bola tepat diatas dahi segaris dengan sumbu badan, dimana umpan
dilakukan dengan gerak keatas depan, ketinggian bola diatas tepi net antara diatas
1m s/d 2m. Penentuan kualitas parabol dan jalannya bola tergantung kekuatan
jari, pergelangan tangan dan lengan. Timing pemberian umpan semi dilakukan
bila smasher  telah kelihatan bergerak maju awalan dengan jarak ± 1m dari
pengumpan.

c.       Umpan Straight/Kamboja.

Parabol bola antara 0.5m s/d 1.5m dari tepi atas net. Dorongan bola lebih dominan
dibandingkan dengan gerak keatas untuk parabol bola, Bola diatas net meluncur
agak cepat dengan jarak 20cm – 50cm dari net, dimana akhir parabol bola terletak
diatas garis samping lapangan. Begitu bola datang segera dipantulkan kedepan
atas dengan cepat, setelah pengumpan melihat smasher telah berawalan merapat
dengan net diluar garis samping lapngan. Timing pemberian umpan harus tepat,
yaitu saat bola telah didepan atas dahi dan smasher telah siap mengambil awalan.

d.      Umpan Quick.

Teknik umpan ini memerlukan ketinggian  bola 50cm s/d 1m dari tepi atas net.
Timing pemberian bola saat smasher telah melayang keatas didepan pengumpan
siap untuk memukul bola, biasanya pasing bola datang, tunggu sebentar sampai
smasher meloncat untuk menunggu bola diatas net. Gerakan utama dalam umpan
pendek ini adalah kekuatan jari dan pergelangan pengumpan, perkenaan tangan
terhadap bola sama dengan pelaksanaan umpan semi. Arah umpan parabol
vertical disebut quick A, sedangkan parabol straight disebut quick B.

2.      Umpan Kebelakang

Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah bola, badan agak dicondongkan


kebelakang sedikit. Gerak jari & pergelangan tangan lebih aktif, terutama ibu jari, jari
telunjuk dan jari tengah, lengan segaris dengan kecondongan badan bagian atas saat
pelaksanaan umpan. Pandangan kebelakang sedikit untuk melihat jalannya bola
kearah belakang. Jenis umpan kebelakang sama dengan umpan kedepan.        

e.       Smash untuk serangan guna mematikan lawan.

Proses melakukan smash dapat dibagi menjadi : Awalan, Tolakan, Meloncat, Memukul
Bola dan Mendarat

o       Awalan

Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu
(tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah
kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang² sebanyak 2 sampai 4 langkah),
kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan berangsur² merendah untuk
membantu tolakan.

o       Tolakan

Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu
kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai persiapan
meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan kebelakang atas sebatas
kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan siap untuk
meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang didepan.

o       Meloncat

Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan mengayunkan
kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik keatas. Telapak kaki,
pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi merupakan
rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.

o       Memukul Bola

Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan
kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan terpanjang
dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola
dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian atas. Pergelangan tangan aktif
menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola. Setelah perkenaan
bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis tengah badan dengan
diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan,
tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga
keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras
& cepat turun kelantai.

o       Mendarat

Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam
perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki (telapak kaki bagian depan)
dan sikap badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir
sama dengan tempat saat meloncat.
 

Jenis² Smash.

1.      Open

Pemukul melakukan gerak awalan setelah bola lepas dari tangan pengumpan, bola
dipukul dipuncak loncatan dan jangkauan lengan yang tertinggi.

2.      Semi

Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai bergerak
perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan. Begitu
pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m  ditepi atas net maka secepatnya
pemukul meloncat keatas dan memukul bola. Disini kecepatan gerak harus lebih
cepat dari pada smash dengan bola Open

3.      Quick

Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan awalan secepat
mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing meloncat sebelum bola diumpan
dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan bola yang akan diumpan.
Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan menyajikan bola tepat
didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan secepat²nya, gerakan pergelangan
tangan yang cepat sangat baik hasilnya. Loncatan smasher vertikal, jagalah
keseimbangan badan pada saat melayang.

4.      Straight

Smasher sebelum melakukan gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak kearah luar
lapangan mendekati tiang net, smasher melakukan awalan bergerak arah paralel 
dengan jaring. Begitu bola sampai dibatas tepi jaring dengan ketinggian optimal bola,
segeralah melompat dan langsung memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik
ini lebih cepat dibandingkan smash dengan bola semi.

5.      Drive
Smash ini biasanya digunakan oleh pemain untuk bola jauh dari net, saat meloncat
smasher agak dekat dibawah bola, berbeda dengan saat meloncat pada smash normal.
Bola yang akan di smash terletak diatas kanan bahu lengan pemukul. Gerak lecutan
tangan dari depan atas badan diputarkan kearah yang berlawanan dengan arah jarum
jam, telapak tangan membentuk cekungan seperti sendok. Cambukan keras,
perkenaan bola dibagian belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan,
aktifkan gerakan pergelangan tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot²
perut, samping dan bahu. Akibat cambukan kurve jalan bola akan panjang dan
putaran bola menjauhi net, bola bergerak dengan cepat dan tajam.

6.      Dummy

Pemain melakukan gerakan sama dengan pada waktu hendak melakukan smash,
tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola tidak dipukul melainkan disentuh saja
dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap bergerak dan dengan gerakan jari pemukul
mengarahkan bola ketempat yang tidak terjaga ditempat lawan. Bola dapat
dilambungkan pendek atau panjang tergantung pada situasi.

7.      Bola 3 meter

Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis serang, pemukul yang
berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan tidak boleh menginjak atau
melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat boleh saja jatuh didalam garis
serang.

8.      Kijang

Biasanya umpan bola back, pemukul melakukan langkah panjang dan naik dengan
tolakan loncatan menggunakan satu kaki, pemukul tangan kanan menolak dengan
kaki kiri.

9.      Double Step

Smash dengan menggunakan gerak tipu, disini pemukul melakukan dua kali gerakan
untuk melakukan tolakan meloncat. Tolakan pertama hanya berupa tipuan untuk
mengecoh block, baru pada tolakan kedua pemukul meloncat dan melakukan
serangan.
 

10.  Step L

Smash ini hampir sama dengan smash normal, tetapi gerakan awalan berbeda.
Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan langkah kesamping sebelum
tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan serangan.

f.        Block bermanfaat untuk pertahanan di net.

Untuk melakukan block yang baik, pemain harus dapat memperkirakan jatuhnya bola,
atau dapat meramalkan kemana kira² lawan akan memukul bola.

Proses melakukan bendungan dapat dibagi menjadi : Awalan, Melompat, Kontak dengan
Bola & Mendarat.

Pemain berdiri dengan kedua kaki sejajar dan kaki ditekuk sedikit, kedua tangan didepan
dada, telapak kedua tangan menghadap net dan jari² dikembangkan lebar². Sebagai
awalan lutut ditekuk lebih dalam, posisi badan sedikit condong kedepan kemudian
diteruskan dengan tolakan keatas dengan kedua kaki secara eksplosif serta mengayunkan
kedua lengan lurus keatas secara bersamaan dan jari membuka agar kedua tangan
merupakan suatu bidang yang luas.

Pada saat melayang diudara dan ketika bola dipukul oleh lawan, segeralah tangan
dihadapkan kearah datangnya bola dan berusaha menguasai bola itu. Pada saat perkenaan
tangan dengan bola, pergelangan tangan digerakkan secara aktif agar tangan dapat
menekan bola dari arah atas depan kebawah secara tepat. Jari² kedua tangan pada saat
perkenaan ditegangkan agar tangan dan jari cukup kuat untuk menerima tekanan bola
yang keras. Saat perkenaan yang baik adalah saat sebelum bola dipukul, tangan blocker
sudah benar² dapat mengurung bola tersebut.

Setelah kontak dengan bola pemain mendarat kembali dengan tumpuan kedua kaki  dan
lentur.
 

Jenis² Block

1.      Block Bola Open

Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike,  posisi tangan berada
didepan dada. Blocker melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan, sebelum
melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut sehingga membentuk
sudut ± 100º, kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan
vertical.

2.      Block Bola Semi

Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike,  posisi kedua tangan
dinaikkan berada diatas depan kepala. Blocker tetap melompat setelah spiker lawan
melakukan lompatan, sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk
lutut sehingga membentuk sudut ± 110º, kemudian blocker melompat setinggi
mungkin dengan arah lompatan vertical.

3.      Block Bola Quick

Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike,  posisi kedua tangan
diluruskan. Blocker melompat bersamaan dengan spiker lawan, sebelum melompat
posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut tidak terlalu dalam (sudut lutut ±
135º), kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.

Yang perlu mendapat perhatian dari seorang blocker adalah :

o       Perhatikan gaya pasing receiver lawan, kemana bola itu diarahkan

o       Perhatikan terus jalannya bola dan perhatikan pula gaya pengumpan lawan terutama
mata dan gerakaannya, jangan bergerak sebelum bola lepas dari tangan pengumpan..

o       Lihat body language spiker lawan, kearah mana spiker itu bergerak.

o       Posisi tangan atau jari waktu bergerak tidak boleh berada dibawah pinggang, agar
gerak tangan cepat mencapai titik block.
o       Side step (Block 2 step)  dilakukan untuk block jarak dekat, sedangkan Cross step
(Block 3 step) digunakan untuk block jarak yang cukup jauh.

o       Blocker harus dilatih dengan melompat beberapa kali disatu tempat, agar mempunyai
reaksi yang baik, bergerak secara cepat dan pandai membaca gerak.

Salah satu, keterampilan yang paling dasar, namun penting untuk belajar dalam bola voli adalah
bagaimana spike voli. Sebuah spike, kadang-kadang disebut serangan, adalah seni memukul bola
melewati net, sering dengan sudut ke bawah, sedemikian rupa sehingga hampir tidak mungkin
untuk kembali. Hal ini dapat menjadi gerak yang menghancurkan bila dilakukan dengan benar,
karena biasanya berakhir dengan bola yang menyentuh lapangan di antara pemain dari tim
lawan. Hal ini juga memiliki kecepatan yang tinggi dan kekuatan di balik itu, yang berarti bahwa
bahkan jika terkena atau di blok oleh tim lawan, bola terbang tak tentu arah.

Spiking biasanya dilakukan oleh para pemain barisan depan, orang-orang yang terdekat dengan
net. Bahkan, jika bola berada dalam garis 10 kaki, yaitu garis set 10 kaki di belakang net, para
pemain barisan depan adalah satu-satunya pemain yang diizinkan untuk spike bola itu.
Sementara bola bisa di spike di belakang garis 10 kaki dengan barisan belakang, ini adalah
langkah yang sulit untuk dilakukan, dan kurang menghasilkan kecepatan yang tajam dan
ketepatan dibandingkan dengan mereka yang lebih dekat dengan net. Mengetahui bagaimana
spike voli melibatkan 2 langkah yaitu, pendekatan dan serang.

Ide dari pendekatan ini adalah untuk mencari posisi tubuh yang terbaik untuk mendapatkan
kecepatan dan momentum untuk memukul. spiker biasanya memukul bola dengan melompat dari
kedua kakinya setelah beberapa langkah menuju bola. Bagian utama dari pendekatan ini adalah
dua langkah terakhir menuju kelompatan. Kedua langkah ini adalah langkah yang paling penting
untuk difokuskan pada saat berlatih spike, meskipun spiker bisa mengambil sebanyak empat.
Langkah pertama dari pendekatan dilakukan dengan mengetahui tangan mana yg akan digunakan
si spiker. Misalnya, langkah pertama dari dua langkah dimulai dengan kaki kanan jika pemukul
akan menggunakan tangan kanan. Bila menggunakan teknik 3 atau 4 langkah, langkah sebelum
langkah terakhir harus sama dengan kaki yang digunakan saat langkah pertama. Menggunakan
tangan kanan pemain, pendekatan 3 langkah bisa dilakukan dimulai pada kaki kiri, langkah
berikutnya di kaki kanan, dan langkah terakhir di kiri lagi. Tentu saja, bagian akhir dari
pendekatan adalah lompat. Ini adalah tempat energi di siapkan saat pendekatan ditransfer dari
gerak maju menjadi gerakan ke atas.
Bagian utama dari serangan adalah titik kontak dengan bola. pukulan harus dilakukan dengan
lengan lurus, dengan tetap menjaga siku terbuka penuh. Caranya adalah dengan memukul bola di
bagian atas dan mungkin sedikit di depan tubuh, sementara melompat tinggi. Memukul bola
dengan gerakan menampar dari pergelangan tangan akan memaksa bola ke arah bawah. Jika
memukul dengan cara yang tepat, energi ke atas dari hasil pendekatan tersebut dipindahkan
dengan bertenaga ke bawah pada bola. Ini harus memaksa bola melewati net pada sudut ke
bawah dengan kecepatan tinggi. Memukul bola kembali dengan cara ini bisa sangat sulit
dilakukan.

Bagaimana melakukan spike voli adalah salah satu keterampilan dasar yang diperlukan untuk
bermain voli. Pemahaman tentang kekuatan yang terlibat, dan bagaimana menerapkannya dapat
membuat perbedaan antara spike pembunuh dan memantul melewati net. Melakukan spike bola
dengan cara ini akan memastikan kemenangan bagi tim spiking.

PENGARUH PELOMPAT DI VOLLEYBALL - KELEBIHAN KERUSAKAN LUTUT ATAS


RINGKASAN

Memblokir dan spiking merupakan bagian integral dan penting dari pelatihan bola voli

dan permainan. Untuk melakukan keterampilan ini secara efektif, jumping diperlukan. Ada tinggi

kejadian luka di bola voli, proporsi wajar terjadi pada lutut. Atas

durasi pelatihan atau suatu jumping permainan berulang kali dilakukan. Hal ini ini

berulang-ulang gerakan yang perhatian bagi pelatih, pemain dan administrator.

Untuk mengurangi frekuensi cedera lutut, penelitian telah melihat baik internal
dan faktor eksternal. Dari hasil penelitian, dampak kekuatan dan momen bersama memainkan

signifikan peran dalam menyebabkan cedera. Tambahan, faktor-faktor seperti bermain permukaan

dan periodisasi pelatihan juga mempengaruhi tingkat cedera. Variabel ini therfore memiliki

implikasi dalam cara melatih atlet dan dilatih.

THE GAME

Voli permainan unik karena rebound adalah olahraga tim. Hal ini cepat

dan bahan peledak di alam dan menghibur baik dalam bentuk, indoor dan pantai. Tingginya

net bola dimainkan di atas, telah menyebabkan peserta melompat untuk mendapatkan keuntungan
dalam

pelanggaran dan pertahanan. Sebuah analisis statistik dari Federasi Internasional Ketiga

Korea voli Piala untuk laki-laki mengidentifikasi kinerja spike dan blok

penaksir yang kuat menang dan berdiri tim (Eom dan Schutz 1992). Hal ini ini

keterampilan di mana ada interaksi antara tim dan diinginkan eksekusi mereka tentang

keterampilan mengakhiri rally, oleh karena itu memberikan titik atau yang melayani. Ini

menyoroti nilai spike dan blok dalam permainan dan semakin besar melompat,

semakin besar kemungkinan pembunuhan (sudut menyerang lebih besar) atau menutup keluar bola

(Cakupan defensif lebih besar). 

PELOMPAT

Memiliki vertikal lompat tinggi maksimal dianggap penting dalam permainan

dari voli. Akibatnya, yang tinggi dan / atau memiliki atau bahkan meningkatkan melompat vertikal

dianggap sangat tinggi di antara persaudaraan voli. Beberapa faktor mempengaruhi

ketinggian maksimum melompat vertikal, baik secara fisik dan teknis.

Vint (1994) membahas prinsip-prinsip ilmiah melompat dan mengidentifikasi cara

untuk mempengaruhi tinggi melompat. Komponen Take-off tinggi, tinggi Penerbangan dan Jangkauan
Page 2
tinggi semua berperan. Dengan penuh memperpanjang tubuh pada saat yang lepas landas,

Oleh karena itu mengangkat pusat gravitasi (CG) di Take-off dapat mengakibatkan peningkatan

beberapa inci. Demikian pula, tinggi Penerbangan dan tinggi Reach lebih lanjut dapat berkontribusi

melompat tinggi, melalui sarana peningkatan kecepatan penerbangan di lepas landas dan dengan

orientasi tubuh, masing-masing. Vint (1994) juga mengakui peran lengan

ayunan dan tungkai bawah dalam penggerak tubuh dalam lompat. Hal ini

mengidentifikasi bahwa ada yang optimal, kombinasi individu kecepatan dan kekuatan

Sehubungan dengan melompat ketinggian maksimum vertikal (Adrian dan Laughlin 1983; Vint 1994).

Evaluasi karakteristik kinerja pada atlet adalah umum

praktek. Dalam hal voli pengukuran penting biasa dilakukan adalah vertikal

melompat tinggi. metodologi terbaru dalam mengukur kinerja melompat melibatkan

penggunaan piring gaya / tikar kontak dan timer listrik (Viitasalo 1991; Lian et al

1996), data tambahan untuk saat-saat bersama adalah dicapai melalui analisis video (Dufek dan

Zhang 1996; Richards et al 1996; Allyn 1995).

CEDERA

Melompat berulang-ulang terlibat dalam voli telah melihat kejadian besar

cedera. Gerberich et al. (1987) melaporkan bahwa untuk cedera voli dilaporkan kepada

olahraga metropolitan klinik, 90% dari yang ada di tungkai bawah. The

luka-luka di lutut yang dicatat 59% dari cedera. Biaya untuk

rehabilitasi dan prosedur pembedahan untuk semua luka yang dilaporkan diperkirakan

di 272 $ 690, cedera lutut menyumbang 73% dari biaya (rata-rata sebesar $ 6

832). Hasil ini menyoroti pentingnya pencegahan untuk cedera lutut

terutama karena biaya yang terlibat, apalagi saat resultan dari

olahraga.
cedera lutut yang berkelanjutan di voli umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

kategori: kronis dan akut. cedera lutut akut dalam bola voli adalah mereka melibatkan

yang meniskus dan ligamen. Gerberich et al (1987) melaporkan bahwa cedera ligamen

lebih menonjol pada laki-laki, sedangkan kerusakan patellofemoral lebih tinggi bagi perempuan.

Berbeda dengan temuan ini, Ferretti dan rekan kerja (1990) menemukan bahwa ligamen

cedera lebih menonjol pada wanita dibandingkan dengan laki-laki (80: 20 masing-masing).

The Gerberich et al (1987) penelitian menyimpulkan bahwa 63% dari semua cedera voli

terjadi melompat, mendarat dan memutar pada dampak, 61% dari mereka yang terkait

untuk lutut. Demikian pula, Ferritti dan lain-lain (1990) menemukan mayoritas cedera akut

dihasilkan dari pendaratan. Namun, cedera akut adalah bukan fokus utama dari Page 3

artikel. Kategori lain yang menyebabkan morbiditas di antara pemain bola voli dan

atlet lainnya dalam melompat kegiatan adalah bahwa tendonitis patella. Patella dan

quadriceps tendon tendonitis sering disebut sebagai's lutut jumper.

Karakteristik's jumper adalah rasa sakit lutut anterior pada tendon penyisipan

sendi lutut - tendon quadriceps (kutub superior dari patella), patella

tendon (kutub inferior patella) dan tuberositas tibialis (titik penyisipan untuk

Mekanisme ekstensor) [Ferritti dkk 1990; Richards et al 1996; Lian et al 1996; dan

Kujala et al 1989]. Pengaruh lutut berkisar's jumper dari rasa sakit selama dan setelah

kegiatan untuk rasa sakit saat berjalan dan bahkan dapat menyebabkan penghentian olahraga (Ferritti

et al 1990).

Para overloading berulang dari mekanisme ekstensor karena jumlah

melompat terlibat, efek lebih dari 40% dari pemain bola voli (Ferritti et al 1990). Hal ini

bimbang, apakah cedera terutama disebabkan oleh lepas landas atau mendarat (Lian et

al 1996). Namun, Dufek dan Bates (1991); Dufek dan (1996) dan Allyn Zhang (1995)
percaya bahwa mayoritas luka terjadi sewaktu mendarat. Jumper's lutut sulit

mengobati terutama jika tidak ditangani dengan pada tahap awal. Perlakuan

jumper's lutut berkisar dari metode konservatif untuk operasi. Namun,

pencegahan 'lutut jumper adalah strategi direkomendasikan untuk atlet (Ferritti et al

1990; Lian et al 1996).

The-tendon junction tulang menjadi titik lemah rentan terhadap tekanan

disebabkan oleh aparat ekstensor - menyebabkan degenerasi (microruptures) dan

kalsifikasi (Ferritti et al 1990; Kujala et al 1989). Berkenaan dengan bentuk dan

struktur tubuh, Ferritti (1986) menunjukkan bahwa itu bukan biomekanik

keberpihakan dari individu yang mempengaruhi apakah overload fungsional akan menghasilkan.

Sebaliknya,

bahwa sifat mekanik dari tendon-tulang (mis. resistensi,

elastisitas) adalah faktor intrinsik utama yang perlu dinilai dalam hal

jumper's lutut.

Meskipun) Kesimpulan Ferritti's (1986, banyak penelitian telah mengarahkan mereka

memperhatikan dinamika biomekanik dari sendi lutut. Seperti sebuah penelitian yang dilakukan oleh

Richards dan lain-lain (1996) berfokus pada sendi saat lutut, sudut lutut dan mereka

prediksi tendinitis patella. Mereka menemukan bahwa semua momen lutut (fleksi-

ekstensi, varus-valgus dan internal-eksternal rotasi) lebih besar untuk spike

melompat dibandingkan dengan blok melompat. Menariknya, secara signifikan lebih besar ekstensor
lutut

saat ditemukan di pendaratan paku di lutut kanan dan selama

blok di lutut kiri. Analisis sudut lutut menunjukkan lebih tinggi lutut significanltly Page 4

fleksi di landng dari lompatan spike dibandingkan dengan take-off, dan selama blok,

lengkungan lutut lebih besar di lepas landas. Studi ini penting dalam hal itu kuantitatif
mengidentifikasi variabel ke tendinitis patella. Deep lutut fleksi dan tingkat tinggi dan

saat torsi extrenal adalah prediktor yang kuat untuk tendinitis patella.

Variabel lainnya yang dianggap berperan dalam cedera adalah bahwa

gaya reaksi tanah (GRF) dan teknik pendaratan. Pendaratan atlet yaitu gaya.

kaki-tumit, kaki datar dan kaki atau tumit pendarat hanya mempengaruhi GRF (Allyn 1995). GRF juga

yang lebih besar untuk pendaratan lebih dari take-off dan juga lebih besar dibandingkan dengan
lonjakan melompat

blok melompat (Adrian dan Laughlin 1983; Richards et al 1996). Pendaratan digambarkan sebagai

keras atau yang memiliki GRF vertikal tinggi diyakini berkaitan dengan cedera (Allyn

1995; Richards et al 1996). Dalam) studi Allyn's (1995, ditemukan bahwa

spike pendekatan tradisional yang diproduksi GRFs lebih besar dari slide "teknik" (3,37

kali berat badan dan berat badan 2,45 Rimes masing-masing). Selain itu, Adrian

dan Laughlin (1983) melaporkan bahwa untuk mata pelajaran perempuan GRFs mereka 3,0 dan 3,7

kali berat badan dan bergerak untuk blok stasioner, masing-masing.

Hasil studi di atas, mengarah pada pertanyaan tentang apa variabel

terkait atau menyebabkan dampak yang tinggi saat mendarat. Meskipun Dufek's dan Zhang (1996)

studi hanya berkonsentrasi pada blok melompat, faktor-faktor yang mendasari adalah sama tetapi

mungkin lebih besar ketika melihat melompat spike. Ditemukan bahwa melompat kinetika

(Pengereman impuls gaya) dan kinematik (kecepatan rata-rata gabungan sudut pergelangan kaki),
ditambah

penerbangan kinematika (hip joint sudut kecepatan rata-rata) adalah prediktor utama

dampak pendaratan (GRF). Juga diperhatikan dalam penelitian ini adalah perubahan kinematik

Teknik pendaratan selama siklus berbagai periodised tahun.

Sementara studi-studi ini telah melihat efek voli di lutut tersebut,

studi oleh Lian dan Co (1996) ditujukan pendekatan yang berbeda. Mereka menilai

pengaruh's lutut jumper pada kinerja voli. Pemain diidentifikasi sebagai memiliki
jumper's lutut dan diuji dengan kelompok kontrol yang anggota tim dari mereka

terpengaruh. Ini berarti bahwa subjek sedang melakukan pelatihan serupa. Subjek

dimasukkan melalui melompat standar dan uji daya (Viitasalo 1990), dengan

penambahan melompat dimuat dan melompat rebound. Yang menarik adalah bahwa kelompok pasien

keluar yang dilakukan kelompok kontrol, terutama bagi mereka melompat melibatkan eksentrik

komponen. Hal ini menyebabkan para penulis untuk menyimpulkan jumper's lutut yang merupakan hasil
dari

jumlah beban diletakkan di atasnya. Secara sederhana, orang-orang yang melompat suatu tempat yang
lebih tinggi

beban yang lebih besar pada ekstensor kaki mereka dan ini beban tambahan melihat mereka pada risiko
yang lebih besar

microruptures dan cedera inturn. Page 5

Faktor ekstrinsik yang dianggap sebagai faktor penyebab lebih besar dari

intrinsik (Ferritti 1986). Beberapa studi telah mengidentifikasi jumlah pelatihan per

seminggu sebagai variabel yang signifikan terhadap munculnya's lutut jumper. Ferritti (1986) ditemukan

bahwa dari pemain elit yang melatih lebih dari empat kali seminggu, 40% dari mereka

telah's jumper lutut berpengalaman. Selanjutnya Lian dan rekan kerja (1996) juga mencatat

bahwa ada perbedaan trraining volume antara mereka atlet dengan dan

dengan jumper's lutut keluar. Disarankan bahwa jumlah bukan jenis pelatihan

(Ptiometrik versus bobot) yang menginduksi's lutut jumper. Ferritti (1986) berpendapat bahwa

timbulnya's lutut jumper tidak menjadi hasil dari bermain tahun, melainkan hasilnya

dari program yaitu trainng. kelebihan beban progresif dan jumlah besar kasus

yang terjadi setelah istirahat.

Jenis permukaan bermain juga telah diisolasi sebagai faktor signifikan dalam

jumper's lutut. Hard lantai, seperti beton naik kejadian jumper's

lutut. 37,5% dari atlet yang melatih secara teratur pada beton telah menderita penyakitnya
dibandingkan dengan 4,7% dari atlet yang melatih pada parket (Ferritti 1986). Lantai parket

telah diusulkan untuk menjadi yang terbaik dalam pengurangan cedera (Ferritti et al 1990),

ini mungkin karena memberikan di permukaan mengurangi GRFs.

IMPLIKASI

Seperti peviously disebutkan, lompat vertikal maksimum tinggi diperlukan dalam

voli. Namun, seperti yang disarankan oleh Lian et al (1996) itu adalah mereka yang lebih besar

melompat yang lebih rentan terhadap cedera seperti itu lutut jumper. Hal ini menandakan

penting yang perlu ditempatkan pada dan fisik melompat teknis dan arahan

variabel (Allyn 1995; Dufek dan Bates 1991). Para atlit dan pelatih harus

teknik analisis dan mengadopsi satu yang efektif dan aman seperti "slide" atas

melompat tradisional (Allyn 1995) Pada dasarnya, tidak hanya generasi kekuatan

diperlukan untuk melompat, tetapi juga koordinasi dan kontrol ekstremitas di

penerbangan, yang akan bertujuan untuk mengurangi GRF pada pendaratan (Dufek dan Zhang 1996).

Jumlah besar GRFs diproduksi menyoroti pentingnya menilai

pelatihan dan permukaan bermain dan kondisi sepatu. Ditambah dengan periodisasi melompat

pelatihan dan menganalisis jumlah lompatan yang terjadi selama pelatihan dan permainan

akan bermanfaat dalam menentukan apakah eoverload th terlalu banyak. Tapi mungkin paling

importanly, ia membawa kepada cahaya relevanece pendaratan mengajar sebagai keterampilan pada
itu

sendiri, harus diajarkan dilatih dan dipraktekkan (Allyn1995). Page 6

Dalam menentukan berarti untuk mengurangi frekuensi cedera voli, dua

pendekatan yang dapat diambil. Pendekatan-pendekatan ini diuraikan oleh Nigg dan Bobbert

(1990) sebagai "efek-pendekatan menyebabkan" dan "pendekatan empiris". pertama

melihat pendekatan analisis struktur anatomis yang terluka. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi

struktur terluka, itu batas kritis, tekanan internal dan faktor-faktor yang mempengaruhi
menekankan ini. Di sisi lain, pendekatan empiris alamat faktor-faktor yang

mungkin memiliki efek pada daerah yang menjadi perhatian, seperti kinetika / Kinematika, tuntutan

dll Kedua pendekatan ini memiliki kekurangan mereka dalam masalah idenfiying th dan juga bahwa

rekaman keberhasilan. Beberapa studi menyebutkan dalam artikel ini mencerminkan

masalah. 

KESIMPULAN

Penelitian di bidang bola voli meyakinkan dalam cedera lutut yang

menonjol dan karena itu merupakan bidang perhatian. Namun, data dapat mencapai

bervariasi tergantung pada metodologi yang digunakan. Mayoritas penulis percaya ada

adalah hubungan antara jumlah angkatan dampak dan cara di mana ini

gaya adalah dilemahkan, dan cedera (terutama's lutut jumper). Penelitian lebih lanjut

ke dalam kinematika, dan dinamika GRFs bersama adalah diperlukan dalam kuantitatif lebih besar

cahaya, sehingga model yang sesuai dan tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi cedera

tarif.

Teknik dalam permainan bola voli ada 2 macam, yaitu :

1.Teknik Tanpa Bola.


a. Sikap Siap.
Berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lain, kedua kaki terbuka selebar bahu,
kedua lutut ditekuk sampai membentuk sudut 135º, kedua tangan ditekuk sedikit diletakkan
rileks didepan tubuh, badan dicondongkan kedepan sampai tumit terangkat.

b. Pengambilan posisi yang tepat & benar.


c. Langkah kaki gerak kedepan, kebelakang, kesamping kiri & kesamping kanan.
d. Langkah kaki untuk awalan Smash dan awalan Block.
e. Bergulir kesamping & bergulir kebelakang.
f. Gerak meluncur.
g. Gerak tipuan
2. Teknik Dengan Bola

a. Service untuk menyajikan bola pertama.

1. Underhand Service

Pemain berdiri menghadap net , kaki kiri didepan kaki kanan, lengan kiri dijulurkan kedepan dan
memegang bola (ini untuk pemain tangan kanan, bagi pemain tangan kiri sebaliknya).

Bola dilempar rendah keatas , berat badan bertumpu pada kaki sebelah belakang, lengan yang bebas
digerakkan kebelakang dan diayunkan kedepan dan memukul bola. Sementara berat badan dipindahkan
kekaki sebelah depan.

Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan kaku dan kuat. Gerakan terakhir
adalah memindahkan kaki yang dibelakang kedepan.

Jenis² Underhand Service

a. Back Spin Underhand Serve : Bola berputar kebelakang.

b. Top Spin (Cutting) Underhand Serve: Bola berputar keatas.

c. Inside Spin Underhand Serve : Bola berputar kedalam.

d. Outside Spin Underhand Serve : Bola berputar keluar.

2. Overhead Service

Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih kedepan dan kedua lutut agak ditekuk Tangan kiri dan
kanan bersama² memegang bola, tangan kiri menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bagian
atas bola.

Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas sampai ketinggian ± 1m diatas kepala didepan bahu, dan
telapak tangan kanan segera ditarik kebelakang atas kepala dengan telapak menghadap kedepan, berat
badan dipindahkan kekaki sebelah belakang.
Setelah tangan berada dibelakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangan pemukul, maka bola
segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak.

Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat badan dipindahkan kekaki
sebelah depan. Gerakan lengan terus dilanjutkan sampai melewati paha yang lainnya.

Jenis² Overhead Service

a. Top Spin Overhead Serve : Bola berputar keatas.

b. Inside Spin Overhead Serve : Bola berputar kedalam.

c. Outside Spin Overhead Serve : Bola berputar keluar.

d. Drive Overhead Serve : Bola berputar keatas.

3. Floating Service

a. Frontal Floating Service : Bola mengapung kekiri & kekanan.

Bola dipegang setinggi kepala, lengan hampir lurus. Lengan yang memukul ada dalam posisi lurus atau
tertekuk sedikit, ditarik kebelakang sebelum melempar bola.

Bola dilempar rendah, bagian atas tubuh tidak bergerak, pergelangan tangan harus tetap kaku. Bagian
tengah bola dipukul dengan bagian bawah telapak tangan atau dengan tangan digenggam. Bola dipukul
disebelah depan tubuh pemain dan tidak ada gerakan lanjutan

b. Side Floating Service : Bola mengapung kearah vertical.

Pemain berdiri dengan kedua kaki menghadap sisi lapangan. Bola dipegang dengan lengan menjulur
kira² setinggi kepala. Lengan pemukul diayun kebelakang agak kesisi. Berat badan ditempatkan dikaki
belakang, dengan kedua lutut ditekuk sedikit.

Lengan diangkat dengan gerakan melingkar, bola dilempar rendah. Lengan dijulurkan dan bagian tengah
badan bola dipukul dengan tangan tergenggam, sewaktu bola itu melambung tinggi didepan tubuh
pemain. Bagian tubuh berputar sedemikian rupa sampai menghadap net, berat badan dipindahkan
kekaki sebelah depan.

Kontak dengan bola singkat sekali, lengan dan tangan yang digunakan memukul berhenti sebentar
sesudah mengadakan kontak dengan bola, kemudian gerakan diteruskan sedemikian rupa sehingga
lengan terayun kebawah melewati kaki yang satunya.

4. Jump Service

Jump Serve merupakan salah satu senjata ampuh untuk mengacaukan serangan kombinasi lawan,
sebuah team memerlukan minimal 2 s/d 3 orang jump server yang dapat mengacaukan irama
permainan lawan.

Keuntungan menggunakan jump serve adalah :

o Dapat menjatuhkan mental lawan

o Mempersulit lawan untuk membangun serangan

o Memudahkan blocker untuk melakukan bendungan

o Memudahkan kerja defender

Teknik Jump Serve :

o Awalan ±4 langkah, hal ini untuk mendapatkan power yang cukup.

o Lompat pada langkah ke 4 diluar garis belakang dan jatuh didalam lapangan.

o Lemparan tidak dari belakang tetapi dari samping badan agar dapat terlihat dan mudah
mengontrol putaran bola kedepan.

o Ayunan tangan sama seperti melakukan Spike Bola Tinggi (Open Spike).

o Step ketiga baru bola dilempar keatas, setelah melakukan step sekali lagi, server meloncat dan
memukul bola.

o Gerakan harus harmonis dan berkesinambungan dan konsisten seperti gerakan spike, tidak terpatah².
Cara Melatih

o Untuk control spike, latihan diberikan mulai 3m atau di garis serang, bola dilempar sendiri dan
spike. Setelah menguasai pada jarak 3 m, kemudian mundur dan lakukan pada jarak 4m,
lalu 5 m dan seterusnya. Hal ini dapat melatih akurasi pukulan.

o Latihan dapat digabung dengan receive, agar terbiasa dengan penerimaan jump serve.

o Pemain harus tahu bahwa jarak pukulan lurus dengan pukulan menyilang berbeda jaraknya
± 2m, sehingga gerakan lengan dan pergelangan tangan pada saat memukulpun harus berbeda.

o Kontak pukulan pada bola dari jarak 3m berbeda dengan kontak pada bola pada garis
belakang, semakin kebelakang kontak makin dibawah bola.

o Pemukul tangan kanan sebaiknya melempar bola dengan tangan kanan.

o Latih pemain secara berpasangan untuk melempar bola tanpa awalan dan tanpa lompatan dari
garis belakang dan jatuhnya bola harus pada posisi yang sama didalam lapangan.

o Konsentrasi dalam jump serve sangat diperlukan, berikan latihan dengan target 10 bola untuk
setiap posisi dan lakukan 3 kali dalam 1 minggu.

b. Pass Bawah berguna untuk passing dan umpan.

o Pemain melakukan sikap siap.

o Kedua tangan rapat dan dijulurkan lurus kedepan, kedua lengan membuat sudut 45º dengan
badan.

o Sikap tubuh semakin merendah dengan menurunkan sudut lutut dari 135º menjadi 45º.

o Tungkai mulai dijulurkan keatas agak kedepan, bola mengenai lengan bawah yang terjulur
lurus. Tungkai dijulurkan sampai berjingkat dan tangan tidak boleh melewati bahu.

o Kembali kepada sikap siap.


Jenis² Pass Bawah

1. Pass Bawah dua Tangan

2. Pass Bawah Satu Tangan

3. Pass Bawah Bergulir Kesamping

4. Pass Bawah Setengah Bergulir Kebelakang

5. Pass Bawah Meluncur Kedepan

c. Pass atas berguna untuk passing dan umpan

Pada dasarnya pass atas adalah bola tangkap diatas, sentuhkan kekening dan lontarkan kembali keatas,
tetapi karena proses gerakan tersebut dilakukan dengan sangat cepat, maka bola terlihat seperti
dipantulkan.

o Pemain melakukan sikap siap.

o Badan dijulurkan keatas dengan meluruskan tungkai, bersamaan dengan menjulurkan kedua tangan
keatas, sikap jari seperti hendak merangkum bola.

o Tungkai ditekuk kembali sampai lutut membuat sudut 135º, posisi lengan ditekuk didepan muka diatas
kening dan bola disentuh oleh ujung jari² tangan.

o Tungkai dijulurkan kembali sampai berjingkat dan bola dilambungkan kedepan atas dengan jari dan
bantuan lengan yang digerakkan sampai lurus keatas.

o Kembali kepada sikap siap.

Jenis² Pass Atas

1. Pass Atas Normal

2. Pass Atas Setengah Bergulir Kebelakang


3. Pass Atas Bergulir Kesamping

4. Pass Atas Meloncat

d. Umpan untuk menyajikan bola pada Smasher.

1. Umpan Kedepan

Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah dan agak dibelakang arah gerak bola, kedua telapak
tangan dan jari² membentuk bulatan ½ lingkaran telah siap didepan atas muka dahi.

Jenis² Umpan.

a. Umpan Normal/Open.

Bola segera diumpan keatas dengan kekuatan dorongan lengan, jari dan pergelangan tangan serta
ayunan kaki. Usahakan bola parabol keatas net dengan ketinggian lebih dari 2m dari tepi atas net. Bola
berada diantara smasher dan pengumpan sejajar net dengan jarak dari net ± 20cm – 50cm.

b. Umpan Semi.

Perkenaan bola tepat diatas dahi segaris dengan sumbu badan, dimana umpan dilakukan dengan gerak
keatas depan, ketinggian bola diatas tepi net antara diatas 1m s/d 2m. Penentuan kualitas parabol dan
jalannya bola tergantung kekuatan jari, pergelangan tangan dan lengan. Timing pemberian umpan semi
dilakukan bila smasher telah kelihatan bergerak maju awalan dengan jarak ± 1m dari pengumpan.

c. Umpan Straight/Kamboja.

Parabol bola antara 0.5m s/d 1.5m dari tepi atas net. Dorongan bola lebih dominan dibandingkan
dengan gerak keatas untuk parabol bola, Bola diatas net meluncur agak cepat dengan jarak 20cm –
50cm dari net, dimana akhir parabol bola terletak diatas garis samping lapangan. Begitu bola datang
segera dipantulkan kedepan atas dengan cepat, setelah pengumpan melihat smasher telah berawalan
merapat dengan net diluar garis samping lapngan. Timing pemberian umpan harus tepat, yaitu saat bola
telah didepan atas dahi dan smasher telah siap mengambil awalan.

d. Umpan Quick.
Teknik umpan ini memerlukan ketinggian bola 50cm s/d 1m dari tepi atas net. Timing pemberian bola
saat smasher telah melayang keatas didepan pengumpan siap untuk memukul bola, biasanya pasing
bola datang, tunggu sebentar sampai smasher meloncat untuk menunggu bola diatas net. Gerakan
utama dalam umpan pendek ini adalah kekuatan jari dan pergelangan pengumpan, perkenaan tangan
terhadap bola sama dengan pelaksanaan umpan semi. Arah umpan parabol vertical disebut quick A,
sedangkan parabol straight disebut quick B.

2. Umpan Kebelakang

Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah bola, badan agak dicondongkan kebelakang sedikit.
Gerak jari & pergelangan tangan lebih aktif, terutama ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah, lengan
segaris dengan kecondongan badan bagian atas saat pelaksanaan umpan. Pandangan kebelakang sedikit
untuk melihat jalannya bola kearah belakang. Jenis umpan kebelakang sama dengan umpan kedepan.

e. Smash untuk serangan guna mematikan lawan.

Proses melakukan smash dapat dibagi menjadi : Awalan, Tolakan, Meloncat, Memukul Bola dan
Mendarat

o Awalan

Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu (tergantung smasher normal
atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil
ancang² sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan
berangsur² merendah untuk membantu tolakan.

o Tolakan

Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu kaki agak kedepan
sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua
lengan kebelakang atas sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan
siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang didepan.

o Meloncat

Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan mengayunkan kedua lengan kedepan
atas saat kedua kaki mendorong naik keatas. Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang
tubuh digerakkan serasi merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan
vertikal.
o Memukul Bola

Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang kepala dan
dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola
secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian
atas. Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola.
Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis tengah badan dengan
diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan, tangan yang tidak
memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara.
Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras & cepat turun kelantai.

o Mendarat

Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan kaki
dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong
kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.

Jenis² Smash.

1. Open

Pemukul melakukan gerak awalan setelah bola lepas dari tangan pengumpan, bola dipukul dipuncak
loncatan dan jangkauan lengan yang tertinggi.

2. Semi

Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai bergerak perlahan kedepan
dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola dengan
ketinggian 1m ditepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat keatas dan memukul bola. Disini
kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada smash dengan bola Open

3. Quick

Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan awalan secepat mungkin, dengan
langkah yang panjang. Timing meloncat sebelum bola diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan
pemukul dengan bola yang akan diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul,
pengumpan menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan secepat²nya,
gerakan pergelangan tangan yang cepat sangat baik hasilnya. Loncatan smasher vertikal, jagalah
keseimbangan badan pada saat melayang.
4. Straight

Smasher sebelum melakukan gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak kearah luar lapangan mendekati
tiang net, smasher melakukan awalan bergerak arah paralel dengan jaring. Begitu bola sampai dibatas
tepi jaring dengan ketinggian optimal bola, segeralah melompat dan langsung memukul secepatnya.
Proses menjalankan teknik ini lebih cepat dibandingkan smash dengan bola semi.

5. Drive

Smash ini biasanya digunakan oleh pemain untuk bola jauh dari net, saat meloncat smasher agak dekat
dibawah bola, berbeda dengan saat meloncat pada smash normal. Bola yang akan di smash terletak
diatas kanan bahu lengan pemukul. Gerak lecutan tangan dari depan atas badan diputarkan kearah yang
berlawanan dengan arah jarum jam, telapak tangan membentuk cekungan seperti sendok. Cambukan
keras, perkenaan bola dibagian belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan, aktifkan gerakan
pergelangan tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot² perut, samping dan bahu. Akibat
cambukan kurve jalan bola akan panjang dan putaran bola menjauhi net, bola bergerak dengan cepat
dan tajam.

6. Dummy

Pemain melakukan gerakan sama dengan pada waktu hendak melakukan smash, tetapi pada waktu
kontak dengan bola, bola tidak dipukul melainkan disentuh saja dengan jari tangan. Lengan pemukul
tetap bergerak dan dengan gerakan jari pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak terjaga
ditempat lawan. Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang tergantung pada situasi.

7. Bola 3 meter

Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis serang, pemukul yang berfungsi sebagai
pemain belakang pada saat tolakan tidak boleh menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat
mendarat boleh saja jatuh didalam garis serang.

8. Kijang

Biasanya umpan bola back, pemukul melakukan langkah panjang dan naik dengan tolakan loncatan
menggunakan satu kaki, pemukul tangan kanan menolak dengan kaki kiri.

9. Double Step

Smash dengan menggunakan gerak tipu, disini pemukul melakukan dua kali gerakan untuk melakukan
tolakan meloncat. Tolakan pertama hanya berupa tipuan untuk mengecoh block, baru pada tolakan
kedua pemukul meloncat dan melakukan serangan.
10. Step L

Smash ini hampir sama dengan smash normal, tetapi gerakan awalan berbeda. Pemukul melangkah
kedepan, kemudian melakukan langkah kesamping sebelum tolakan, baru kemudian melompat naik
untuk melakukan serangan.

f. Block bermanfaat untuk pertahanan di net.

Untuk melakukan block yang baik, pemain harus dapat memperkirakan jatuhnya bola, atau dapat
meramalkan kemana kira² lawan akan memukul bola.

Proses melakukan bendungan dapat dibagi menjadi : Awalan, Melompat, Kontak dengan Bola &
Mendarat.

Pemain berdiri dengan kedua kaki sejajar dan kaki ditekuk sedikit, kedua tangan didepan dada, telapak
kedua tangan menghadap net dan jari² dikembangkan lebar². Sebagai awalan lutut ditekuk lebih dalam,
posisi badan sedikit condong kedepan kemudian diteruskan dengan tolakan keatas dengan kedua kaki
secara eksplosif serta mengayunkan kedua lengan lurus keatas secara bersamaan dan jari membuka
agar kedua tangan merupakan suatu bidang yang luas.

Pada saat melayang diudara dan ketika bola dipukul oleh lawan, segeralah tangan dihadapkan kearah
datangnya bola dan berusaha menguasai bola itu. Pada saat perkenaan tangan dengan bola,
pergelangan tangan digerakkan secara aktif agar tangan dapat menekan bola dari arah atas depan
kebawah secara tepat. Jari² kedua tangan pada saat perkenaan ditegangkan agar tangan dan jari cukup
kuat untuk menerima tekanan bola yang keras. Saat perkenaan yang baik adalah saat sebelum bola
dipukul, tangan blocker sudah benar² dapat mengurung bola tersebut.

Setelah kontak dengan bola pemain mendarat kembali dengan tumpuan kedua kaki dan lentur.

Jenis² Block

1. Block Bola Open

Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi tangan berada didepan dada.
Blocker melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan, sebelum melompat posisi badan
direndahkan dengan menekuk lutut sehingga membentuk sudut ± 100º, kemudian blocker melompat
setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.

2. Block Bola Semi


Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi kedua tangan dinaikkan berada
diatas depan kepala. Blocker tetap melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan, sebelum
melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut sehingga membentuk sudut ± 110º,
kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.

3. Block Bola Quick

Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi kedua tangan diluruskan. Blocker
melompat bersamaan dengan spiker lawan, sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan
menekuk lutut tidak terlalu dalam (sudut lutut ± 135º), kemudian blocker melompat setinggi mungkin
dengan arah lompatan vertical.

Yang perlu mendapat perhatian dari seorang blocker adalah :

o Perhatikan gaya pasing receiver lawan, kemana bola itu diarahkan

o Perhatikan terus jalannya bola dan perhatikan pula gaya pengumpan lawan terutama mata dan
gerakaannya, jangan bergerak sebelum bola lepas dari tangan pengumpan..

o Lihat body language spiker lawan, kearah mana spiker itu bergerak.

o Posisi tangan atau jari waktu bergerak tidak boleh berada dibawah pinggang, agar gerak tangan cepat
mencapai titik block.

o Side step (Block 2 step) dilakukan untuk block jarak dekat, sedangkan Cross step (Block 3 step)
digunakan untuk block jarak yang cukup jauh.

o Blocker harus dilatih dengan melompat beberapa kali disatu tempat, agar mempunyai reaksi yang
baik, bergerak secara cepat dan pandai membaca gerak.

Sebuah spike voli atau menyerang adalah strategi yang digunakan untuk mengirim bola melewati net
untuk lawan sedemikian rupa bahwa bola tidak dikembalikan.

The spike is performed by moving the arm in a way such that you angle the ball to land on the
ground of your opponent's side of the court. spike ini dilakukan dengan menggerakkan lengan
dengan cara seperti yang Anda memiringkan bola ke tanah di lapangan sisi lawan dari
pengadilan.
Usually a volleyball spike is hit with great force at a downward angle. Biasanya lonjakan voli
terkena dengan kekuatan besar di sudut bawah.

However, more skilled spikers use other volleyball strategies for attacking to trick the opponent
while positioned to receive the ball. Namun, lebih spikers terampil penggunaan lainnya strategi
voli untuk menyerang untuk mengelabui lawan sementara diposisikan untuk menerima bola. One
way to catch the opponents off guard is to tip or dink the ball. Salah satu cara untuk menangkap
lawan lengah adalah ujung atau Dink bola.

A tip or dink is performed by contacting the ball in a controlled manner with the fingers. Sebuah
tip atau Dink dilakukan dengan menghubungi bola dengan cara yang dikendalikan dengan jari.
With this open hand playing action , the ball is then quickly directed to the opponents court.
Dengan tindakan ini bermain tangan terbuka, bola kemudian cepat diarahkan ke pengadilan
lawan.

Tipping the ball with the fingers can often be deceptive if the volleyball spiker has a reputation
of hitting the ball hard. Tipping bola dengan jari sering bisa menipu jika spiker voli memiliki
reputasi memukul bola keras.

Which players on the team perform the volleyball attack? Yang pemain di tim melakukan
serangan voli?

To legally spike the ball when positioned at the net, you must be a front row player. Untuk
hukum spike bola bila berada di internet, anda harus menjadi pemain barisan depan. So usually
it's just the front row players on the team that spike the ball. Jadi biasanya itu hanya para pemain
di barisan depan tim yang spike bola.

Back row players can legally spike the ball from behind the 10 foot (3 meter) line. Kembali
pemain baris secara hukum dapat spike bola dari balik kaki 10 (3 meter) line. This is a much
more difficult type of volleyball attack and is used only by more experienced volleyball players.
Ini adalah jenis yang jauh lebih sulit dari serangan bola voli dan hanya digunakan oleh lebih
pemain voli berpengalaman.

The Volleyball Spike Approach Pendekatan ini Spike Volleyball


The basic classical spike is made by jumping off of both feet. The spike klasik dasar dibuat dengan
melompat dari kedua kaki.

A volleyball spiker usually takes a series of steps to attack the ball. Sebuah spiker voli biasanya
mengambil serangkaian langkah untuk menyerang bola.

These steps are called a volleyball approach. Langkah-langkah ini disebut pendekatan voli.

The goal of the volleyball approach is to get in the best position possible to attack the ball.
Tujuan dari pendekatan voli adalah untuk mendapatkan dalam posisi terbaik untuk menyerang
bola.
When teaching a player to approach and hit a volleyball, you might start with learning the last 2
steps. Ketika mengajar pemain untuk mendekati dan memukul bola voli, Anda mungkin mulai
dengan belajar 2 langkah terakhir. Once the last 2 steps are learned, you can move on to
perfecting a 3 step or a 4 step volleyball approach. Setelah 2 langkah terakhir dipelajari, Anda
dapat melanjutkan untuk menyempurnakan langkah 3 atau pendekatan voli 4 langkah.

Last 2 Steps Terakhir 2 Langkah-langkah


When first learning to volleyball spike, concentrate on just these last two steps and work on timing the
hit. Ketika pertama kali belajar voli spike, berkonsentrasi hanya pada dua langkah terakhir ini dan
bekerja pada waktu memukul.

 For a right handed hitter , the last 2 steps are right foot then left foot. Untuk pemukul tangan
kanan, 2 terakhir langkah kaki kanan kemudian kaki kiri.

 For a left handed hitter , the last 2 steps are left foot then right foot. Untuk pemukul tangan
kiri, 2 terakhir langkah kaki kiri lalu kaki kanan.

3 Step Approach 3 Langkah Pendekatan

 For a right handed hitter , the 3 step approach is left foot, right foot, then left foot. Untuk
pemukul tangan kanan, langkah pendekatan 3 adalah kaki kiri, kaki kanan, kemudian kaki kiri.

 For a left handed hitter , the 3 step approach is right foot, left foot, then right foot. Untuk
pemukul tangan kiri, pendekatan langkah 3 adalah kaki kanan, kaki kiri, kemudian kaki kanan.

4 Step Approach 4 Langkah Pendekatan

 For a right handed hitter , the 4 step approach is right foot, left foot, right foot, then left foot.
Untuk pemukul tangan kanan, pendekatan langkah 4 adalah kaki kanan, kaki kiri, kaki kanan,
kemudian kaki kiri.

 For a left handed hitter , the 4 step approach is left foot, right foot, left foot, then right foot.
Untuk pemukul tangan kiri, langkah pendekatan 4 adalah kaki kiri, kaki kanan, kaki kiri,
kemudian kaki kanan.

Point of Contact Titik dari Kontak


The ball should be contacted reaching up high with the arm straight , elbow extended . Bola harus
dihubungi mencapai Facebook tinggi dengan lengan lurus, siku diperpanjang. The contact should be
made reaching directly above or slightly in front of the body. Kontak harus dibuat mencapai langsung di
atas atau sedikit di depan tubuh. The ball is contacted by the hand using a wrist snapping type motion
to direct the ball downward into the opponents court. Bola dihubungi oleh tangan menggunakan jenis
gerak pergelangan gertakan untuk mengarahkan bola ke bawah ke pengadilan lawan.

Trajectory of the Set Lintasan Mengatur


The approach for the volleyball spike can also be different depending on the trajectory of the set.
Pendekatan untuk spike voli juga bisa berbeda tergantung pada lintasan set. When attacking a ball that's
set to the outside, the volleyball attacker can approach to hit at an angle coming from outside the court.
Ketika menyerang bola yang diatur ke luar, voli penyerang bisa mendekati untuk memukul pada sudut
yang datang dari luar pengadilan. This volleyball approach at an angle prepares the attacker to
effectively hit the ball hard angle or turn and hit the ball down the line . Pendekatan voli di sudut
mempersiapkan penyerang untuk secara efektif memukul bola keras sudut atau berbalik dan memukul
bola ke depan.

Anda mungkin juga menyukai