LOGIKA MATEMATIKA
Disusun Oleh :
Dra. D. L. CRISPINA PARDEDE, DEA.
UNIVERSITAS GUNADARMA
1
PONDOK CINA, MARET 2003
2
DAFTAR ISI
3
Pertemuan 1
Sebuah himpunan adalah kumpulan obyek atau simbol yang memiliki sifat
yang sama. Anggota himpunan disebut elemen.
Contoh 1.1.
D himpunan nama hari dalam satu minggu.
M himpunan mahasiswa jurusan teknik informatika di Universitas
Gunadarma.
N himpunan bilangan asli.
Contoh 1.2.
D = { Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu }
= { x | x nama hari dalam satu minggu }
Contoh 1.3.
Mahasiswa tingkat dua dari jurusan teknik informatika di Universitas
Gunadarma merupakan anggota dari himpunan M pada contoh 1.1 di atas.
Jika P merupakan himpunan mahasiswa tingkat dua tersebut, maka P
4
merupakan himpunan bagian dari himpunan M dan ditulis sebagai P ⊂ M.
Dapat pula ditulis sebagai M ⊃ P dan dibaca M superset dari P .
Dua himpunan dikatakan saling lepas (disjoint) jika mereka tidak memiliki
anggota bersama.
Contoh 1.4.
Himpunan mahasiswa S1 Universitas Gunadarma dan himpunan dosen S1
Universitas Gunadarma merupakan himpunan yang saling lepas.
Contoh 1.5.
A = { x | x bilangan asli dan x < 1 } = ∅.
Contoh 1.6.
Himpunan bilangan riil R merupakan semesta dari himpunan bilangan asli N
dan himpunan bilangan bulat Z .
Dua buah himpunan dikatakan sama jika keduanya memiliki anggota yang
benar-benar sama.
Contoh 1.7.
{ x | x + 2 = 4 } = { y | 3 y = 6 }.
5
Diagram Venn biasa digunakan untuk menggambarkan himpunan dan
hubungan antar himpunan. Anggota dari setiap himpunan ditempatkan dalam
sebuah bentuk tertutup, biasanya lingkaran. Himpunan semesta didefinisikan harus
mengandung semua himpunan lain dan biasa digambarkan dengan sebuah segi
empat.
Contoh 1.8.
S S = himpunan bilangan riil.
Z
N Z = himpunan bilangan bulat.
N = himpunan bilangan asli.
Contoh 1.9.
Diketahui
S = { k | k ∈ Z , 1 ≤ k ≤ 12 }
6
A = { x | x ∈ Z , 1 < x < 10 }.
B = { y | y ∈ Z , y kelipatan 3 dan 3 ≤ y ≤ 12 }.
Gambarkan diagram Venn yang memperlihatkan hubungan ketiga himpunan
tersebut dan hitung banyaknya anggota A ∪B, A ∩ B, A’, B’, A’ ∩B’ .
Jawab : ... diserahkan kepada pembaca ...
Kondisi
A∩B≠ ∅ A∩B=∅ B⊂A
Operasi
A∪B
daerah
berbayang
n(A ∪ B) = n(A ∪ B) = n(A) + n(B) n(A ∪ B) = n(A)
n(A) + n(B) – n(A ∩ B)
A∩B
daerah
berbayang
n(A ∩ B) = n(A ∩ B) = 0 n(A ∩ B) = n(B)
n(A) + n(B) – n(A ∪ B)
Selain ketiga operasi tersebut di atas, pada himpunan berlaku pula operasi selisih
dan operasi selisih simetri.
7
A∆ B = (A∪B)–(A∩B)
atau
A ∆ B = ( A – B ) ∪ ( B - A ).
1.2. PERHITUNGAN ANGGOTA HIMPUNAN
Banyaknya anggota himpunan D (kardinalitas D) dinyatakan sebagai n(D)
atau | D| .
Contoh 1.10.
Dari contoh sebelumnya, n(D ) = 7, n(N ) tak hingga.
Contoh 1.11.
Sebuah survei dilakukan terhadap 30 siswa SD dan diperoleh data berikut :
B himpunan siswa yang memiliki sepeda, D himpunan siswa yang memiliki
anjing. n(B)=23 , n(D)=10, n(B ∩ D) = 6.
Tentukan :
a). banyaknya anak yang memiliki sepeda dan anjing.
b). banyaknya anak yang tidak memiliki sepeda maupun anjing.
c). banyaknya anak yang memiliki salah satu sepeda atau anjing, tapi tidak
keduanya.
Jawab : ... diserahkan kepada pembaca ...
8
9
Pertemuan 2
Hukum Distributif A ∪ ( B ∩ C ) = ( A ∪ B ) ∩ (A ∪ C ) A ∩ ( B ∪ C ) = ( A ∩ B ) ∪ (A ∩ C )
Hukum Idempoten A ∪A = A A ∩A = A
Hukum Identitas A ∪∅ = A A ∩ S = A
Hukum Komplemen A ∪ A’ = S A ∩ A’ = ∅
Hukum de Morgan ( A ∪ B ) ‘ = A’ ∩ B’ ( A ∩ B )’ = A’ ∪ B’
Contoh 1.12.
Jika P, Q dan R adalah himpunan, tunjukkan bahwa
( P ∪ Q ) ∩ ( P’ ∩ R )’ = P ∪ ( Q’ ∪ R )’ .
Jawab :
Pernyataan Alasan
( P ∪ Q ) ∩ ( P’ ∩ R )’ = ( P ∪ Q ) ∩ ( (P’ )’ ∪ R’ ) hukum de Morgan
(P’ )’ = P hukum involusi
∴ ( P ∪ Q ) ∩ ( P’ ∩ R )’ = ( P ∪ Q ) ∩ ( P ∪ R’ ) substitusi
( P ∪ Q ) ∩ ( P ∪ R’ ) = P ∪ ( Q ∩ R’ ) hukum distribusi
hukum de Morgan
( Q ∩ R’ ) = ( Q’ ∪ R )’
substitusi
∴ ( P ∪ Q ) ∩ ( P’ ∩ R )’ = P ∪ ( Q’ ∪ R )’
10
Contoh 1.13.
Jika P, Q dan R adalah himpunan,
tunjukkan bahwa P’ ∪ (Q ∩ R)’ ∩ (P’ ∩ Q’ ) = P’ ∩ Q’
Jawab : ...diserahkan kepada pembaca....
11
Pertemuan 3
BAB II RELASI
Contoh 2.1.
Misalkan M = { Ami, Budi, Candra, Dita } dan N = { 1, 2, 3 }. Misalkan pula,
Ami berusia 1 tahun, Budi berusia 3 tahun, Candra berusia 2 tahun dan Dita
berusia 1 tahun, maka kita dapat menuliskan sebuah himpunan P = {(Ami, 1),
(Budi, 3), (Candra, 2), (Dita, 1)} dimana P merupakan himpunan pasangan
terurut yang menggambarkan hubungan antara himpunan M dengan
himpunan N. Himpunan P merupakan relasi antara himpunan M dengan
himpunan N dan dapat ditulis sebagai P = { (x,y) | x berusia y, dimana x∈M
dan y∈N }.
Contoh 2.2.
Misalkan C = { 2, 3, 4 } dan D = { x, y }.
C x D = { (2,x) , (2,y) , (3,x) , (3,y) , (4,x) , (4,y) }
D x C = { (x,2) , (y,2) , (x,3) , (y,3) , (x,4) , (y,4) }
12
Banyaknya anggota himpunan hasil perkalian cartesian A x B sama dengan
hasil kali antara banyaknya anggota A dengan banyaknya anggota B .
n(A x B ) = n (A ) x n(B ) .
Pada umumnya, A x B ≠ B x A . Akan tetapi n(A x B ) = n (B x A ).
Contoh 2.3.
1. Dari contoh 2.2. di atas, diketahui n(C ) = 3 dan n(D) = 2.
Dengan demikian n(C x D ) = 3 x 2 = 6.
2. Dari contoh 2.1. di atas, n(M x N ) = n(N x M ) = 12.
Contoh 2.4.
1. Misalkan C = { 2, 3, 4 } dan D = { x, y }.
Sebuah relasi R1: C → D didefinisikan sebagai R1 = {(2,y) , (3,x) , (4,x),
(4,y) }. Jelas bahwa R1 ⊆ C x D.
2. Relasi R2 : G → G didefinisikan pada himpunan G = {5, 7, 11} sebagai
R2 = { (x,y) |x < y, dimana x, y∈G }. Relasi tersebut dapat dinyatakan
sebagai R2 = {(5,7),(5,11), (7,11)} dan jelas bahwa R2 ⊆ G x G.
3. Diketahui Q = {w, k} . Tentukan Q x Q dan relasi R3 = { (x,y) | x ≠ y, x,
y∈Q }. Apakah R3 ⊆ Q x Q ?
13
2.2. PENYAJIAN RELASI
Sebuah relasi dapat disajikan dalam beberapa bentuk, yaitu : himpunan
pasangan terurut dalam bentuk pendaftaran (tabulasi), himpunan pasangan terurut
dalam bentuk pencirian, diagram panah, diagram koordinat atau grafik relasi, matriks
relasi, bentuk graf berarah (digraf)
Contoh 2.5.
Diketahui C = { 2, 3, 4 }, D = { x, y } dan sebuah relasi yang ditulis dalam
bentuk pendaftaran R1 = {(2,y) , (3,x) , (4,x), (4,y) }. Relasi tersebut dapat
disajikan dalam bentuk lain, misalnya :
Bentuk diagram panah Bentuk diagram koordinat Bentuk Matriks
C D
2• •x y
x 01M =1011
3•
•y
4• 2 3 4
Contoh 2.6.
Misalkan A = {1, 2, 3}, B = { a, b} dan relasi R = { (1,a) , (2,a) , (2,b) , (3,a) }
merupakan relasi dari A pada B. Invers dari relasi R adalah relasi
R-1 = { (a,1) , (a,2) , (b,2) , (a,3) }.
Contoh 2.7.
14
Misalkan W = {a, b, c}, relasi R = { (a,b) , (a,c) , (c,c) , (c,b) } merupakan
relasi pada W . Invers dari relasi R adalah relasi
R-1 = { (b,a) , (c,a) , (c,c) , (b,c) }
15
Pertemuan 4
Contoh 2.8.
Diketahui A = { 1, 2, 3 }. Pada A didefinisikan relasi R1 = { (1,1), (1,2), (2,2),
(2,3) , (3,3) , (3,2) }. Relasi R1 tersebut bersifat refleksif.
Contoh 2.9.
Diketahui B = {2,4,5}. Pada B didefinisikan relasi R2={(x,y)| x kelipatan y,
x,y∈B }. Maka R2 = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}. Relasi R2 tersebut bersifat
refleksif.
Contoh 2.10.
Diketahui B = {2,4,5}. Pada B didefinisikan relasi R3 = {(x,y)| x + y <10,
x,y∈A}. Maka R3={(2,2), (2,4), (2,5), (4,2), (4,4), (4,5), (5,2), (5,4)}. Relasi R3
tersebut tidak bersifat refleksif.
Contoh 2.11.
Diketahui A = { 1, 2, 3 }. Pada A didefinisikan relasi R4 = { (1,1) , (1,2) ,
(2,2) , (2,1) , (3,3) }. Relasi R4 tersebut bersifat simetris.
Contoh 2.12.
Diketahui B = { 2, 4, 5 }. Pada B didefinisikan relasi R2 = { (x,y) | x
kelipatan y , x,y ∈ B } = { (2,2) , (4,4) , (5,5) , (4,2) }. Relasi R2 tersebut tidak
bersifat simetris karena (4,2) ∈ R2 tetapi (2,4) ∉ R2.
16
Relasi R bersifat transitif, jika untuk setiap (a,b)∈R dan (b,c)∈R berlaku (a,c)∈R.
Contoh 2.13.
Diketahui A = { 1, 2, 3 }.
Pada A didefinisikan relasi R4 = { (1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3) }
Relasi R4 tersebut bersifat transitif.
Contoh 2.14.
Relasi R1 = { (1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,3) , (3,3) , (3,2) } yang didefinisikan pada
himpunan A = {1, 2, 3 } tidak bersifat transitif, karena terdapat (1,2) ∈ R1
dan (2,3) ∈ R1, tetapi (1,3) ∉ R1 .
Relasi R dikatakan bersifat antisimetris jika untuk setiap (a,b) ∈ R dan (b,a) ∈ R
berlaku a = b.
Contoh 2.15.
Pada himpunan B = { 2, 4, 5 } didefinisikan relasi R2 = { (x,y) | x kelipatan y ,
x,y ∈ B }. Dengan demikian R2 = {(2,2),(4,4),(5,5),(4,2)}. Relasi R2 tersebut
bersifat antisimetris.
Contoh 2.16.
Diketahui A = { 1, 2, 3 }.
Pada A didefinisikan relasi R5 = { (1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3) }
Relasi R5 tersebut tidak bersifat antisimetris karena terdapat (1,2)∈R5 dan
(2,1) ∈ R5, tetapi 1 ≠ 2.
17
Contoh 2.17.
Diketahui A = { 1, 2, 3 }.
Pada A didefinisikan relasi R5 = { (1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3) }
Relasi R5 tersebut bersifat refleksif, simetris dan transitif. Oleh karena itu
relasi R5 merupakan relasi ekivalen.
Contoh 2.18.
Diketahui B = { 2, 4, 5 }.
Pada B didefinisikan relasi R2 = { (x,y) | x kelipatan y , x,y ∈ B }.
R2 = { (2,2) , (4,4) , (5,5) , (4,2) }
Relasi R2 tersebut tidak bersifat simetris, oleh karena itu relasi tersebut
bukan relasi ekivalen.
Contoh 2.19.
Diketahui A = { 1, 2, 3 }.
Pada A didefinisikan relasi R5 = { (1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3) }
Relasi R5 tersebut bersifat refleksif dan transitif, tetapi tidak bersifat
antisimetris. Oleh karena itu relasi tersebut bukan merupakan relasi
pengurutan sebagian.
Contoh 2.20.
Diketahui B = { 2, 4, 5 }.
Pada B didefinisikan relasi R2 = { (x,y) | x kelipatan y , x,y ∈ B }.
R2 = { (2,2) , (4,4) , (5,5) , (4,2) }
Relasi R2 tersebut bersifat refleksif, antisimetris dan transitif. Oleh karena itu
relasi tersebut merupakan relasi pengurutan sebagian.
18
Soal Latihan 2.2.
1. Diketahui D = { x | x garis lurus }
Pada D didefinisikan relasi R = { (x,y) | x sejajar y, x ∈ D , y ∈ D }
Relasi R tersebut bersifat .....................................................
2. Diketahui P = { x | x subset dari himpunan A }
Pada P didefinisikan relasi R = { (x,y) | x ⊆ y , x∈P ,y∈P }
Relasi R tersebut bersifat .....................................................
3. Diketahui D = { x | x garis lurus }
Pada D didefinisikan relasi R = { (x,y) | x tegak lurus y, x ∈ D , y ∈ D }
Relasi R tersebut bersifat .....................................................
4. Relasi-relasi berikut didefinisikan pada himpunan B = { 2, 4, 5 }.
a. R = { (2,2) , (4,4) , (5,5) }
b. R = { (2,4) , (4,5) , (2,5) , (5,2) , (2,2) }
c. R = { (5,4) }
d. R = { (x,y) | x habis membagi y , x,y ∈ B }.
Tentukan sifat yang dimiliki oleh masing-masing relasi tersebut.
5. Relasi-relasi berikut didefinisikan pada himpunan Z (himpunan bilangan bulat).
a. R = { (2,2) , (4,4) , (5,5) }
b. R = { (2,4) , (4,5) , (2,5) , (2,2) }
c. R = { (5,4) }
d. R = { (x,y) | x habis membagi y }.
e. R = { (x,y) | x ≥ y }.
Tentukan sifat yang dimiliki oleh masing-masing relasi tersebut.
6. Diketahui D = { x | x garis lurus }. Pada D didefinisikan relasi
a. R = { (x,y) | x sejajar y, x ∈ D , y ∈ D }
b. R = { (x,y) | x tegak lurus y, x ∈ D , y ∈ D }
c. R = { (x,y) | x berpotongan dengan y, x ∈ D , y ∈ D }
Di antara ketiga relasi tersebut, sebutkan relasi yang merupakan relasi ekivalen
dan relasi yang merupakan relasi pengurutan sebagian.
19
Pertemuan 5
Contoh 3.1.
Relasi R1 didefinisikan pada himpunan A={3,4,5} sebagai R1 = {(3,4),(4,4),
(5,3)}. Relasi R1 tersebut merupakan sebuah fungsi.
Relasi R2 didefinisikan pada himpunan A={3,4,5} sebagai R2 = {(3,4),(3,5),
(4,4), (5,3)}. Relasi R2 tersebut bukan sebuah fungsi.
Relasi R3 didefinisikan pada himpunan A={3,4,5} sebagai R3 = {(3,4),(3,5),
(5,3)}. Relasi R3 tersebut bukan sebuah fungsi.
Contoh 3.2.
Dari contoh 1, fungsi R1 = {(3,4),(4,4), (5,3)}. Himpunan A = {3, 4, 5}
merupakan domain dan co-domain dari fungsi R1 .
Daerah hasil (range) dari f : A → B adalah himpunan image dari semua anggota A
di bawah fungsi f.
20
Contoh 3.3.
• f(a) = X.
f
• image dari d adalah X. P Q
• domain dari f adalah P = {a, b, c, d} •X
a•
• co-domain dari f adalah Q = { X, Y, Z } b•
•Y
• f(P) = { X, Y } c•
d• •Z
• preimage dari Y adalah c
• preimage dari X adalah a, b dan d
• f({c,d}) = {X,Y }
• range dari f adalah {X,Y }
Contoh 3.4.
1. Fungsi pada contoh 3.3 di atas bukan merupakan fungsi satu-satu dan
bukan merupakan fungsi pada. Dengan demikian, fungsi tersebut bukan
merupakan fungsi bijektif.
Nyatakan fungsi-fungsi berikut sebagai fungsi satu-satu, fungsi pada atau
fungsi bijektif.
21
Jika terdapat bijeksi antara himpunan A dan himpunan B, maka banyaknya
anggota kedua himpunan tersebut harus sama. Dengan kata lain, kedua himpunan
tersebut harus memiliki kardinalitas yang sama.
Contoh 3.5.
Diketahui fungsi f : P → Q f
P Q
a• •X
b•
•Y
c•
d• •Z
X• •a
•b
Y•
•c
Z• •d
Contoh 3.6.
Diketahui fungsi f : P→Q , dimana P = { 2,4,6 }, Q = { 1,2,4,9,16,25,36 } dan
f(x) = x2. Invers dari fungsi f adalah f -1(x) = √x dimana x ∈ Q dan f -1(x)∈P
Sebuah fungsi disebut sebagai fungsi invers jika invers dari fungsi tersebut
merupakan sebuah fungsi.
22
Contoh 3.7.
Fungsi f dari contoh soal 3.5. di atas bukan fungsi invers, karena f-1 bukan
fungsi.
Contoh 3.9. f g
P Q R
a• •X •p
b• •q
•Y
c•
d• •Z •r
24