Anda di halaman 1dari 5

Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat di internet hanya di

http://kti-skripsi.com/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma pembangunan kesehatan baru merupakan paradigma sehat yang

berupaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif.

Paradigma tersebut merupakan model pembangunan kesehatan jangka panjang, yang

mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan

melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang

bersifat promotif dan preventif (Dep.Kes.RI, 1993).

Tujuan pembangunan dibidang kesehatan yaitu mewujudkan manusia yang

sehat, cerdas dan produktif, untuk mencapai tujuan tersebut titik berat perhatian

pemerintah dalam membangun manusia Indonesia terletak pada peningkatan kualitas

sumber daya manusia. Peranan pangan dan gizi dalam hal ini menjadi sangat penting,

karena merupakan faktor mendasar yang secara langsung sangat menentukan kualitas

sumber daya manusia dan tingkat kehidupan masyarakat pada umumnya

(Dep.Kes.RI, 1995).

Pembangunan sumber daya manusia belum menunjukkan hasil

menggembirakan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development

Index (HDI) Indonesia menempati urutan ke 111 dari 177 negara (UNDP, 2004).

Peringkat ini lebih rendah dibandingkan peringkat IPM negara-negara tetangga.

Rendahnya IPM ini tak luput dari faktor rendahnya status gizi dan kesehatan

penduduk Indonesia (www.republika.co.id, 2006).

1
2

Gizi merupakah salah satu penentu kualitas SDM, kekurangan gizi akan

menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,

menurunkan produktifitas kerja dan daya tahan tubuh, yang berakibat meningkatnya

kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak

janin yang masih didalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja dewasa sampai usia

lanjut. Ibu atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi

yang cukup sehingga harus dijaga status gizi dan kesehatannya, agar dapat

melahirkan bayi yang sehat (Dep.Kes RI, 2003).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB) di Indonesia

masih tinggi yaitu AKI sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, AKB sebesar 35/1.000

kelahiran hidup (UNDP, 2001) sedangkan Propinsi Lampung AKI sebesar

307/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 55/1.000 kelahiran hidup (Profil

Kesehatan Propinsi Lampung, 2004). Tingginya AKI di Indonesia menempatkan

upaya penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab langsung kematian ibu di

Indonesia seperti halnya negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklamsi, hanya

sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan,

misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Keadaan ibu sejak pra hamil juga

dapat berpengaruh terhadap kehamilannya. Penyebab tak langsung kematian ibu

antara lain anemia, Kurang Energi Kronis (KEK) dan “4 terlalu” (terlalu muda/tua,

sering dan banyak) (Saifuddin, 2002).

Di Indonesia masih ditemui masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil antara

lain ibu hamil yang menderita KEK (Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm) masih tinggi

yaitu 35% dari hasil survei yang dilakukan terhadap ibu hamil pasca sensus tahun

1994 dan 24% dari hasil survei kesehatan tahun 1995 (Dep.Kes.RI, 1995). Masalah
3

gizi ini tidak hanya menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan aspek-aspek terkait

yang lain seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, tingkat penghasilan keluarga dan

sebagainya. Oleh sebab itu, penanganan atau perbaikan gizi sebagai upaya terapi

tidak hanya diarahkan kepada gangguan gizi atau kesehatan saja, melainkan juga

kearah bidang-bidang yang lain misalnya pemberian makanan tambahan, perbaikan

ekonomi keluarga, peningkatan pengetahuan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan data pra survei yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Metro

mengenai laporan Ibu Hamil Gizi Buruk (KEK) pada bulan Januari – Maret tahun

2006 diseluruh Puskesmas Kota Metro adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Laporan Triwulan Ibu Hamil Gizi Buruk (KEK) di Seluruh


Puskesmas Kota Metro
Jumlah Bulan
Puskesmas Total %
Bumil Januari Februari Maret
Metro 501 3 3 3 9 20
Yosomulyo 586 1 1 1 3 6,67
Banjarsari 500 9 3 8 20 44,44
Iringmulyo 696 - - - - -
Bantul 289 - - 3 3 6,67
Ganjar Agung 473 - 6 4 10 22,22
Jumlah 3045 13 13 19 45 100
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Metro, 2006

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa angka kejadian ibu hamil

dengan KEK paling tinggi sebesar 44,44% di Puskesmas Banjarsari.

Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kesakitan lebih besar

terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal.

Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kematian saat persalinan, perdarahan, pasca

persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan

(Dep.Kes.RI, 1996).
4

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Gambaran Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis di

Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsari Kecamatan Metro Utara Tahun 2006”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka dapat dibuat

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Ibu Hamil

dengan Kekurangan Energi Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsari

Kecamatan Metro Utara Tahun 2006” .

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang

Gambaran Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas

Banjarsari Kecamatan Metro Utara Tahun 2006.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Diperolehnya gambaran ibu hamil dengan kekurangan

energi kronis berdasarkan tingkat pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas

Banjarsari Kecamatan Metro Utara Tahun 2006.

b. Diperolehnya gambaran ibu hamil dengan kekurangan

energi kronis berdasarkan pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsari

Kecamatan Metro Utara Tahun 2006.


5

c. Diperolehnya gambaran ibu hamil dengan kekurangan

energi kronis berdasarkan tingkat penghasilan keluarga di Wilayah Kerja

Puskesmas Banjarsari Kecamatan Metro Utara Tahun 2006.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti dalam penelitian ini sebagai

berikut :

3. Sifat Penelitian : Deskriptif.

4. Subyek Penelitian : Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis

5. Objek Penelitian : Gambaran ibu hamil : tingkat pendidikan, pengetahuan

dan tingkat penghasilan keluarga.

6. Lokasi Penelitian : Wilayah Kerja Puskesmas Banjar Sari Kecamatan

Metro Utara

7. Waktu Penelitian : Bulan April – Mei 2006

E. Manfaat Penelitian

8. Bagi Institusi Pendidikan Program Studi Kebidanan Metro

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya sebagai

bahan referensi dan dokumen di Perpustakaan Prodi Kebidanan Metro.

9. Bagi Puskesmas Banjar Sari

Diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan

bagi tenaga kesehatan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai