Anda di halaman 1dari 6

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia….

Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di


http://kti-skripsi.com/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid normal yang

terjadi secara siklik. Ia akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan,

terutama bila haid menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau

tidak haid sama sekali. Penyebab gangguan haid dapat karena kelainan biologik

(organik atau disfungsional) atau dapat pula karena psikologik seperti keadaan-

keadaan stres dan gangguan emosi atau gabungan biologik dan psikologik (Biran

Affandi, 1992).

Peristiwa haid yang ditentukan oleh proses somato psikis sifanyat kompleks

meliputi unsur-unsur hormonal, biokimiawi dan piskososial sering disertai gangguan

fisik dan mental. Menurut Jeffcoate hanya kira-kira 20% diantara para wanita sama

sekali tidak mengalami gangguan apapun. Banyak dan sifat gangguan haid sangat

individual, tergantung pada pandangan wanita terhadap proses fisiologik dan pada

keyakinan wanita untuk tidak membiarkan haidnya menganggu pekerjaan sehari-hari

(Biran Affandi, 1992).

Salah satu penyebab infertilitas wanita antara lain dilihat dari riwayat

menstruasinya, apakah siklus menstruasinya teratur. Kelainan fase luteal siklus

menstruasi merupakan penyebab infertilitas yang penting (Sylvia Verralis, 2003).

Disfungsi ovulasi berjumlah 10-25% dari kasus infertilitas wanita. Gangguan nutrisi

yang berat (misalnya kelaparan, anoreksia nervosa), penurunan BB (misalnya :

1
2

penyakit medis atau psikologis) dan aktivitas yang berat (misalnya : pelari maraton,

penari balet) adalah berhubungan dengan gangguan ovulasi. Obesitas juga disertai

dengan siklus anovulatorik karena peningkatan tonik kadar estrogen. Stress berat

menyebabkan anovulasi dan amenore (Decherney, dkk, 1998). Ovulasi yang jarang,

endometriosis dapat menyebabkan infertilitas. Nyeri haid seringkali dianggap sebagai

gejala khas dari endometriosis. Ternyata scott dan felinde hanya mendapatkan 19%

dengan dismenorea yang progresif (Sarwono, 2002).

Sebanyak dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat dirumah sakit untuk

perdarahan disfungsional berumur diatas 40 tahun dan 3% dibawah 20 tahun.

Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai perdarahan disfungsional dalam masa

pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang

diperlukan perawatan di Rumah Sakit. Perdarahan ovulator merupakan kurang lebih

10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek atau panjang (Sarwono,

2002).

Masalah ketegangan prahaid di Indonesia masih belum mendapatkan

perhatian khusus karena wanita pada umumnya menganggap gejala-gejala akibat

ketegangan prahaid adalah rutinitas tiap bulan dan dianggap akan sembuh dengan

sendirinya. Sebenarnya jika ditelusuri lebih jauh, masalah ketegangan prahaid

merupakan gangguan kesehatan yang paling umum dialami oleh wanita dan memiliki

implikasi pada aktivitas rutin sehari-hari baik dalam kehidupan sosial, lingkungan dan

wanita itu sendiri (www.Gangguan Menstruasi.co.id, 2004).


3

Gangguan haid pada remaja dan dewasa merupakan kenyataan yang banyak

dijumpai dalam praktek pada Dokter Spesialis Obsetri Ginekologi bahkan Dokter

Umum saat ini (Biran Affandi, 1992). Beberapa waktu yang lampau masalah remaja

dengan alat reproduksinya kurang mendapat perhatian karena umur relatif muda,

masih dalam status pendidikan sehingga seolah-olah bebas dari kemungkinan

menghadapi masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya

(Manuaba, 1998).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan April 2006

dengan mewawancarai 10 remaja putri kelas 2 MAN 1 Metro didapatkan 6 dari 10

remaja putri yang tidak mengetahui tentang kelainan dalam banyaknya darah,

lamanya perdarahan, siklus yang panjang, perdarahan diluar haid dan 8 dari 10

remaja putri yang tidak mengetahui tentang rasa nyeri pada waktu ovulasi serta

sebanyak 9 dari 10 remaja putri yang tidak mengetahui bagaimana penatalaksanaan

tentang gangguan menstruasi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan

penatalaksanaannya pada remaja putri kelas 2 di MAN 1 Metro. Apabila remaja putri

mengetahui tentang gangguan menstruasi diharapkan ia dapat segera menindaklanjuti

masalah menstruasi yang ia hadapi sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya

masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya serta dapat

mempersiapkan kesehatan reproduksi yang sehat bila kelak ia menikah.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis membuat

rumusan masalah penelitian sebagai berikut, “Bagaimanakah pengetahuan tentang

gangguan menstruasi dan penatalaksanaannya pada remaja putri kelas 2 di MAN 1

Metro ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan penatalaksanaannya pada remaja putri

kelas 2 di MAN 1 Metro.

2. Tujuan Khusus

a. Diperolehnya gambaran pengetahuan tentang kelainan dalam banyaknya darah,

lamanya perdarahan haid dan penatalaksanaannya pada remaja putri kelas 2 di

MAN 1 Metro.

b. Diperolehnya gambaran pengetahuan tentang kelainan siklus haid dan

penatalaksanaannya pada remaja putri kelas 2 di MAN 1 Metro.

c. Diperolehnya gambaran tentang perdarahan diluar haid dan penatalaksanaannya

pada remaja putri kelas 2 di MAN 1 Metro.

d. Diperolehnya gambaran pengetahuan tentang gangguan lain yang ada

hubungannya dengan haid meliputi: dismenorea, mittelschmerz, premenstrual

tension, mastalgia dan penatalaksanannya pada remaja putri kelas 2 MAN 1

Metro.
5

D. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti adalah

sebagai berikut :

1. Sifat Penelitian : Studi Deskriptif

2. Subyek penelitian : Remaja putri kelas 2 MAN 1 Metro .

3. Obyek Penelitian : Pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan

penatalaksanaannya yang meliputi :

a. Kelainan dalam banyaknya darah,

lamanya perdarahan pada haid dan

penatalaksanaannya

b. Kelainan siklus haid dan

penatalaksanaannya

c. Perdarahan diluar haid dan

penatalaksanaannya

d. Gangguan lain yang ada hubungannya

dengan haid dan penatalaksanaannya

4. Lokasi penelitian : MAN 1 Metro

5. Waktu Penelitian : 8 - 13 Mei 2006

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bagi pihak Puskesmas dapat memberikan masukan guna

memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengetahuan tentang gangguan


6

menstruasi dan penatalaksanaannya bagi wanita khususnya remaja putri,

diwilayah kerja Puskesmas Batang Hari Kabupaten Lampung Timur.

2. Bagi remaja putri kelas 2 di MAN 1 Metro khususnya dan

remaja putri pada umumnya dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan

pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan penatalaksanaannya.

3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan bahan perbandingan dan

pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian ditempat lain yang

berkaitan dengan penelitian mengenai pengetahuan tentang gangguan

menstruasi dan penatalaksanaannya.

4. Bagi MAN 1 Metro dapat menjadi bahan masukan khususnya

bagi kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) agar dapat membuat program

kesehatan mengenai pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan

penatalaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai